Anda di halaman 1dari 24

1.

POTENSI DAN PROSPEK IKAN LELE DI BANGKA Nilai Gizi Ikan Lele Lele atau ikan keli atau catfish, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti lincah, kuat, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-

tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Ikan lele memiliki kandungan Gizi sebagai berikut: Kalori Protein : 217 : 26.7g

Karbohidrat : 0.0g Lemak : 11.5g

Selenium (20.7mcg), dan Vitamin B12 (4mcg) Kalium (459mg), dan Niacin (3.6mg) Berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), ikan lele

merupakan "sumber yang sangat baik" dari nutrisi tertentu menyediakan 20% atau lebih dari nilai harian yang dianjurkan. Ketika dimasak (panas kering), lele alam memberikan 0,333 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100 gram ikan lele. Sedangkan ikan lele hasil budidaya memberikan 0,259 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.049g), DHA (0,128), dan ALA (0.082g), per 100 gram ikan lele. Manfaat Ikan Lele Selain sebagai bahan makanan konsumsi, ikan lele memiliki berbagai manfaat lainnya. Diantaranya adalah : Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.

Nilai gizi ikan lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan karena tergolong makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang relatif tinggi. Dalam setiap 100 gram, kandungan lemak ikan ini hanya dua gram, jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi (14 gram), apalagi daging ayam (25 gram). Selain kaya zat gizi, lele juga membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak.

Potensi ikan lele di Bangka Berdasarkan Lembaga Pengembangan Bisnis dan Investasi Daerah (12 November 2011), kebutuhan ikan lele jumbo di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung dilaporkan mengalami peningkatan dengan kebutuhan rata-rata 500 kilogram per hari, hampir dua kali lipat jika dibanding beberapa bulan lalu. Menurut dia, tingginya kebutuhan ikan lele karena semakin banyaknya masyarakat yang mulai beralih dari konsumsi ikan laut menjadi ikan air tawar dengan berbagai alasan. Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan ikan lele jumbo di para pelaku usaha tersebut harus mendatangkan dari luar daerah seperti Provinsi Sumatera Selatan dan daerah penghasil lainnya. Kebutuhan lele jumbo di Bangka diperkirakan pada Desember 2011 hingga Maret 2012 akan meningkat, karena cuaca buruk, sehingg banyak nelayan tidak bisa melaut. Selain itu, menurut dia, rusaknya ekosistem laut karena aktivitas penambangan bijih timah, sehingga wilayah tangkap ikan semakin jauh. Permintaan yang selalu tinggi menjadikan ikan lele di Bangka memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan daerah lain seperti di Jawa dan Sumatera. Harga ikan lele konsumsi rata-rata di pulau Bangka adalah Rp20.000,- setiap kg. Harga ini dua kali lipat harga ikan lele di pulau Jawa dan Sumatera. Harga yang

tinggi ini memungkinkan pembudidaya ikan lele dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Prospek Usaha Ikan Lele di Bangka Secara umum, analisa usaha budidaya ikan lele di kolam terpal di Bangka adalah sebagai berikut : A. Biaya Investasi 1. 3 terpal ukuran 2 x 3: @Rp. 250.000,- = Rp. 750.000,2. Selang 15 meter @Rp.2.500,3. Ember karet 2 buah @Rp.10.000,4. Gayung 1 buah @Rp. 5000,Jumlah B. Biaya Produksi 1. Bibit lele 5000 ekor @Rp.300,- = Rp.1.500.000,2. Pakan selama 3 bulan 3. Obat-obatan selama 3 bulan 4. Tenaga Kerja = Rp. 600.000,= Rp. 50.000,= Rp. 37.500,= Rp. 20.000,= Rp. 5.000,= Rp. 812.500,-

= Rp. 900.000,-

6. Biaya Penyusutan/ periode Rp.812.500 : 10 = Rp. 81.250,5. Biaya lain-lain Jumlah Perkiraan Hasil Panen : 70% x 5000 : 7 = 500 kg x Rp. 15000 = Rp. 7.500.000,= Rp. 100.000,= Rp.3.231.250,-

Pendapatan = Rp. 7.500.000 3.231.250 = Rp. 4.268.750,-

2. TEKNIK BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

Teknologi budidaya ikan dengan kolam terpal antara lain adalah untuk : Meningkatkan pemanfaatan lahan kering yang biasanya digarap sekali setahun dengan komoditas tertentu saja menjadi lahan produktif sepanjang tahun dengan komoditasnya beraneka ragam, Meningkatkan pendapatan petani/pengelolanya dengan melakukan beberapa difersikasi usaha antara lain budidaya ikan, peternakan dan budidaya tanaman dalam satu unit lahan, Meningkatkan pendapatan petani/pengelola karena kolam terpal sangat efektif dan efisiensi dan dapat disinergikan dengan kegiatan lainnya; Dapat menghemat air karena terpal adalah bahan yang kedap air; Menghemat biaya produksi dengan memanfaatkan pakan alami berupa sayur dan dedaunan yang ada disekitarnya; Menghemat pupuk untuk pertanian karena air buangan limbah dan kegiatan budidaya ikan mengandung pupuk organik

Sejarah diciptakannya kolam terpal Di daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan Pulau Sumbawa pada umumnya merupakan dacrali dengan curah hujan yang relative sedikit. Banyak lahan tidur dan lahan kering yang tidak tergarap akibat kurangnya air untuk kegiatan pertanian. Dengan melihat kenyataan yang demikian, maka dilakukan usaha menghidupkan kegiatan pertanian dengan membuat tendon air untuk mengatasi kekurangan air dengan menggunakan terpal sebagai penampungan air yang akan digunakan mengairi tanaman. Adapun sumber air digunakan sumur galian dan

sumur bor. Air yang ada di dalam terpal digunakan untuk memelihara ikan lele dumbo. Sisa buangan/limbah tendon sudah melalui proses penyuburan secara alami dari hasil metabolisme ikan, hancuran pakan ikan berupa dedaunan dan kotoran ayam yang ada di atas kolam dialirkan pada lahan pertanian merupakan air yang mengandung pupuk organic yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Teknologi budidaya ikan dengan menggunakan plastic atau terpal sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat perikanan, dibeberapa daerah sudah banyak diterapkan teknologi kolam plastik. Ada beberapa perbedaan kolam terpal yang lazim digunakan pada umumnya yaitu terletak pada lokasi dan kegunaannya. Tendon air yang kini diterapkan bisa digunakan pada lahan kering dengan pemanfaatan limbah buangan atau limpasan airnya dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Teknologi tendon air ini disinergikan dengan kegiatan pertanian hortikultura yang dapat menghasikan produk pertanian yang tinggi dan ramah lingkungan. Berawal dari penerapan konsep pertanian terpadu (integrated farming) di lahan marginal (kering), dimana dalam satu unit lahan pertanian dapat diaplikasikan beberapa kegiatan antara lain kegiatan pertanian tanaman pangan, kegiatan budidaya perikanan (pembesaran lele) dan kegiatan peternakan dengan memelihara ayam diatas kolam terpal atan dikenal LONGYAM (kolong ayam). Semua sub kegiatan merupakan mata rantai yang saling terkait dan saling membutuhkan (bersimbiosis) satu sama lainnya. Penerapan pertanian terpadu terutama pada lahan yang kekurangan air sangat bermanfaat bagi petani dan memberikan keuntungan ganda. Keunggulan teknologi kolam terpal/tendon air

Dapat diaplikasikan pada lahan kering Mudah dan murah dilakukan oleh petani

Kolam terpal dapat disinergikan dengan kegiatan pertanian tanaman dan peternakan sistem longyam

Kolam terpal ini sangat efisien dengan menerapkan konsep pertanian terpadu (intergrated farm) yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani pengelolanya

Budidaya ikan tandon air ini bersimbiosis, saling membutuhkan antara kegiatan satu dengan Iainnya

Hemat air dan hemat biaya dengan sistem pinjam air yang sesungghnya digunakan untuk kegiatan pertanian

Salah satu penerapan pertanian organik ramah lingkungan.

Metode Pembuatan Kolam Terpal A. Deskripsi alat dan bahan No. 1. Jenis alat/bahan Alat-alat o Palu o Gergaji o Parang o Sekop o Mesin pompa air 1 buah

Volume

Kegunaan

Memasang pancang Pemotong Pemotong/belah bambu Gali saluran dan pematang Gali saluran dan pematang Menaikkan air dari sumur bor

kekuatan 5,5 pk 2. Bahan o Terpal 4 x 6 m o Dinding bambu o Patok kayu o Bambu gunung o Potongan pipa PVC 1 buah 2 buah 24 btg 6 btg 1 buah

Sebagai wadah kedap air Pelindung terpal dari luar Penguat/penahan terpal Sebagai les dan penguat dinding bamboo

o Karet ban motor o Paku 7 cm o Tali nylon 4 mm 1 meter 1 buah

Katup pembuangan air Pengikat terpal dengan PVC Penguat dinding pancang dengan

Pengikat terpal bagian atas Sebagai saringan pipa buang

1 kg 25 m

B. Urutan dan tata cara pembuatan Ada dua model kolam terpal yang dapat dibuat menurut lokasi dan kemudahan dalam mendapatkan bahan bakunya yaitu: a) Model kolam terpal dinding pancang Cara pembuatanya adalah: 1. Sebelum membuat kolam terpal terlebih dahulu ditentukan terlebih dahulu lokasi yang tepat dalam membuatnya. Yang harus diperhatikan tingkat kemiringan lahan, sehingga dapat dengan mudah untuk mengalirkan air ke lahan pertanian. Kolam terpal sebaiknya dibangun di atas lahan yang agak tinggi dan tidak jauh dari sumber air (sumur yang dibuat) 2. Sebelum dibuat kolam terpal harus sudah ada sumur bor diameter 6 inchi atau sumur gali 3. Fasiitas yang lain adalah mesin pompa air bensin/solar dengan kekuatan 5,5 pk dengan pipa sedot berdiameter 2-3 inchi 4. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu: alat-alat berupa parang, gergaji, palu, cangkul, sekop dll

5.

Siapkan bahan berupa terpal, kayu patok, dinding bambu ukuran 1 m x 6 m sebanyak 2 buah, pipa paralon diameter 2-3 inchi. Dengan panjang 25 cm, paku dan tali nylon

6.

Ratakan tanah dasar yang akan dibuat kolam dengan cangkul dan sekop, buanglag kerikil atau bekas akar kayu yang dapat membuat terpal bocor

7.

Ukur lokasi berbentuk segi empat menurut ukuran terpal jika ukuran terpal berukuran 7 x 9 meter maka ukuran dasamya yang harus dibuat adalah 6 x 8 meter dikurang dengan ketinggian terpal 1 meter

8.

Pasang patok kayu tegak lurus/vertical dengan menggali atau dipukul dengan palu sampai betul-betul kuat untuk menahan tekanan air nantinya

9.

Potong dinding menurut ukuran tinggi kolam yaitu 1 meter dengan panjang 6 meter jika kurang bisa disambung

10. Pasang dinding pada tiang pancang dengan paku atau dinding tidak ada yang menonjol agar terpal yang akan dipasang tidak mudah robek 11. Pasang terpal menurut bentuk dan ukuran kolam kemudian pasang bambu di atas patok, terpal diikatkan sisinya ke bambu dengan tali nilon tidak terlalu kencang agar elastis jika diisi air 12. Lubang sudut terpal dan pasang pipa paralon untuk tidak bocor terpal diikat dengan ban motor sampai kencang 13. Buatlah saluran keliling 14. Pasang saringan pada pipa pembuangan, kolam terpal siap diisi dengan air dan beberapa hari kemudian kolam siap ditebar ikan lele

b) Model kolam terpal pematang tanah 1. Persiapan sama dan poin 1 s/d 4 2. Ukur lahan yang akan dibuat kolam, kemudian bersihkan dan ratakan dasamya 3. Buat profil dari bambu dan tali ukur lebar dan tinggi (lebar bawah pematang 1-1,5 meter lebar atas 50-75 cm dengan ketinggian 1 meter pematang yang akan dibuat jika ukuran terpal 7 x 9 meter maka lebar kolam yang dibuat adalah 6 x 8 meter dengan ketinggian pematang 75 cm 4. Setelah dibuat propilnya maka mulai pematang dibuat dengan mengambil tanah urukan dan luar kolam dan galian saluran keliling sampai ketinggian 75 cm 5. Pasang terpal dengan tinggi 75 cm sedangkan sisa terpal sepanjang 25 cm diletakkan mendatar di atas pematang 6. Tutup lagi atas terpal dengan tanah berumput sampai ketinggian satu meter 7. Lubangi sudut terpal bagian bawah dan pasangkan pipa paralon lalu diikat kuat dengan karet ban motor 8. Pasang saringan pada pipa pembuangan dan kolam siap diisi air dan ditebar ikan lele

C. Cara Membuat Lubang Saluran Outlet pada kolam terpal Dapat digunakan pipa paralon (PVC) berdiameter 1,5" (inch) sepanjang 1 meter dengan sok penyambung yang sesuai untuk pipa paralon tersebut. Tentu saja Anda dapat menggunakan diameter dan ukuran panjang pipa paralon (PVC) serta sok penyambung yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan.

10

1. Siapkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut. o 1 pipa paralon (PVC) type D berdiameter 1,5" sepanjang lk 1 m atau lebih (sesuaikan dengan kebutuhan) o 1 sok penyambung untuk pipa PVC 1,5". Pilihlah sok penyambung yang berkualitas baik o 1 sok penutup, sesuai ukuran pipa PVC 1,5" o 1/2 lembar kertas gosok (amplas/ amril), pilihlahtype yang sedikit kasar (No 1 atau 1 1/2) o 1 mata gergaji besi o 1 mata pisau/ cutter (ukuran sedang) dan juga lembaran terpal yang akan Anda gunakan sebagai media (kolam) pemeliharaan ikan 2. Dengan menggunakan gergaji besi, bagilah ujung pipa paralon menjadi dua bagian yang sama, searah panjang pipa sepanjang kira-kira 8-10 cm. 3. Sisipkan bagian ujung lembaran amplas pada lubang yang dibuat sebelumnya dan putarlah lembaran amplas tersebut mengelilingi ujung pipa paralon sehingga terbalut sempurna. 4. Ujung pipa paralon yang telah terbalut amplas kemudian dimasukkan ke lubang sok penyambung. Lakukan secara perlahan dan hati-hati sehingga tidak terjadi sobekan atau lipatan pada kertas amplas tersebut. 5. Putarlah ujung pipa berikut amplas pembalutnya di dalam lubang sok penyambung, pastikan putaran pipa adalah searah dengan proses pembalutan amplas. Lakukan beberapa putaran hingga diperoleh tingkat kekasaran yang merata pada sisi dalam lubang sok. Jika sudah, cabutlah pipa paralon berikut ampas dari lubang sok penyambung tersebut dengan sedikit tarikan sambil tetap mempertahankan arah putaran. 6. Lepaskan amplas dari ujung pipa paralon (PVC)kemudian letakkan lembaran terpal secara tegak lurus pada ujung pipa paralon (PVC) pada lokasi dimana

11

lubang pembilas pada terpal akan dibuat kemudian pada sisi terpal yang berlawanan dipasang sok penyambung (yang sisi/ bagian dalamnya telah dikasarkan) lalu tekanlah sok secara perlahan hingga pipa paralon dan lembaran terpal masuk ke dalam lubang sok. Agar diperoleh sambungan yang benar-benar rapat, proses penekanan dapat dibantu dengan

memukulkan sebatang kayu pada permukaan sok secara perlahan agar bagian terpal yang berada dalam jepitan sok dan pipa PVC tidak sampai cacat/ sobek. 7. Buatlah sayatan pada berbentuk 'cross' atau 'X' pada permukaan terpal dengan menggunakan ujung pisau tajam (cutter) secara hati-hati. Usahakan setiap ujung sayatan tidak sampai menyentuh bagian tepi sisi dalam sok penyambung. Potonglah bagian terpal di sekeliling sisi dalam sok penyambung dengan menggunakan pisau (cutter) hingga diperoleh lubang yang rapi. D. Cara memelihara ikan dengan kolam terpal Adapun cara menggunakan kolam terpal antara kolam dengan menggunakan pancang dinding dan yang menggunakan pematang tanah sama saja dan kegiatan yang diuraikan adalah kegiatan yang berhubungan dengan budidaya ikan saja: 1. Sediakan peralatan berupa mesin pompa air, kernudian naikkan air ke dalam terpal sampai setengahnya 2. Jika masih baru digunakan maka biarkanlah air sampai beberapa hari, kemudian air dibuang untuk menghilangkan bau terpal 3. Kolam diisi dengan air lagi sampai setengahnya, biarkan beberapa harilalu buanglah air sampai kering 4. 5. Pasanglah saringan pada saluran pembuangan Isi air kolam sampai setengahnya atau sekitar 40 cm, biarkan 3-4 hari

12

6.

Tebarlah benih ikan lele dumbo ukuran 3-5 cm atau 5-8 cm dengan padat tebar untuk kolam ukuran 6 x 8 m sebanyak 1000 ekor

7. 8.

Penebaran dilakukan pagi atau sore hari agar tidak stress Pemeliharaan dilakukan pemberian pakan buatan berupa pelet selama 1 bulan tanpa pakan tambahan dengan dosis 5 sampai 10% dan berat total ikan

9.

Pergantian air dilakukan sesering mungkin atau minimal 2 kali seminggu. Air yang diganti biasanya 50% dan air yang ada di dalam kolam

10.

Setelah ukuran ikan agak besar maka pakan dikurang menjadi 3% per hari dengan memberikan pakan tambahan berupa daun dan sayuran yang ditanam di sekitar kolam

11.

Untuk melihat pertumbuhan ikan dilakukan sampling seminggu sekali caranya dengan mengambil 10% dan populasi ikan dan ditimbang hasilnya dirata-rata kemudian dikalikan dengan jumlah ikan yang ada maka akan diketahui jumlah berat ikan di dalam kolam dan prosentase jumlah pakan yang akan diberikan

12.

Apabila terinfeksi penyakit cacar atau bercak, borok maka dilakukan pemanenan ikan yang sakit direndam dengan larutan PK 0,1 ppm atau secara alami diobati dengan daun pepaya dan sedikit garam dapur dan lakukan pergantian air sering mungkin. Untuk mencegah terjangkitnya penyakit jamur dapat diberikan pakan alami berupa daun pepaya pada ikan

13.

Lakukan seleksi untuk menghindari persaingan makanan dengan melakukan panen selektif, jika mempunyai kolam lebih dari satu maka ikan dipindahkan berdasarkan ukuran yang besarnya sama.

14.

Setelah umur 2,5 bulan atau 3 bulan maka ikan dapat dipanen dengan ukuran 200 gram/ekor

13

3. MERAMU PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN LELE Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari toko, nilainya bisa mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp 10.000,- per kg. Karenanya, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuan sendiri hingga marjin yang diperoleh bisa lebih besar dibanding penggunaan pakan buatan pabrik. Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari dedak halus (bekatul) 20%, ampas tahu 20%, menir atau jagung giling 20%, dan ayam broiller mati yang dibeli borongan di peternakan ayam atau ikan rucah yang dibeli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 35%, tepung tapioka 5% dan vitamin C serta B Complex. Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Berikut teknik pembuatan pakan ikan lele. IDENTIFIKASI & PEMILIHAN BAHAN BAKU BUATAN Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, hal pertama yang harus dipertimbangkan, adalah persyaratan bahan baku untuk pakan, yaitu : 1. Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila manusia banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan kepada ikan. 2. Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus kontinyu. Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus dihindari. Padi yang diproduksi secara massal dan nasional, tentu menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul untuk ternak juga melimpah ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara terbatas, juga akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.

14

3. Harga bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka penggunaan tepung ikan menjadi murah. 4. Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya. Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak dapat digunakan. Khusus untuk ikan, pakan buatan yang diberikan dapat dikatagorikan menjadi : 1. Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia, Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas. 2. Pakan lembek, merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini 2 3 hari dalam lemari pendingin. 3. Pakan kering lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, flake dan crumble dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam. Dalam bab ini, bahan baku akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada unggas, bahan baku nabati inilah, yang menyebabkan harga

15

pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau olahannya tidaklah mengecewakan.

Bahan Baku Nabati 1. Jagung kuning Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang popular digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), seperti yang terlihat pada tabel 1, bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan.

16

2. Dedak halus Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak.

Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.

17

3. Minyak Nabati Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 6 %. 4. Hijauan Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai batasan tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yakni pengeringan (oven atau panas matahari) tapi tidak boleh merusak warna, lalu penggilingan dan pengayakan.

Bahan Makanan Hewani 1. Tepung Ikan Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.

2. Tepung Darah Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas religius dan dampak kesehatan. Baik buruknya tepung darah yang digunakan sebagai

18

bahan baku dari segi kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan 3. Sisa Potongan Rumah Jagal/Tepung Tulang Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan ini dapat digunakan antara 2,5 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan, karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera makan. 4. Tepung Bulu Terolah Tepung bulu diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya maksimal 10%. 5. Limbah Unit Penetasan Ayam Dalam penetasan telur ayam ras, ada telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan ikan.

Gizi Pakan Ikan Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.

19

A. Protein Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal tumbuhtumbuhan), lebih sulit dicernakan daripada protein hewani (asal hewan), hal ini disebabkan karena protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar dicerna. Pada umumnya, ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewanhewan ternak di darat (unggas dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20 60%, dan optimum 30 36%. Protein nabati biasanya miskin metionin, dan itu dapat disuplau oleh tepung ikan yang kaya metionin.

B. Lemak Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esensial ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi dll. Kandungan lemak sangat

dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 18%.

C. Karbohidrat Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan karnivora biasanya

20

membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk omnivora kadar karbohidratnya dapat mencapai 50%.

D. Vitamin Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, hati berlemah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukan lendir terganggu dll. Agar ikan tetap sehat, suplai vitamin harus kontinyu, tapi kebutuhan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.

E. Mineral Mineral adalah bahan an-organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisma dan mempertahankan

keseimbangan osmotis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang, gigi dan sisik adalah kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron, alumunium, seng, arsen, dll. Makanan alami biasanya telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namun pada umumnya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan. Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan. Bahan-bahan ini cukup sedikit saja, diantaranya : antioksidan, perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan atau zat anti tengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dan lain-lain dengan penggunaan 150 200 ppm. Beberapa bahan dapat berfungsi sebagai perekat seperti agar-agar gelatin, tepung kanji, tepung terigu dan sagu, dengan pemakaian maksimal 10%. Bahan

21

perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan udang, sebab pakan udang harus mempunyai ketahanan yang tinggi, agar tidak cepat hancur dalam air. Sebagai pelezat, pada umumnya dipakai garam dapur sebanyak 2%.

FORMULASI PAKAN IKAN Metoda Menghitung Kebutuhan Bahan Baku Sebelum mulai menghitung, harap diingat bahwa suatu bahan baku disebut bahan sumber protein apabila kadar proteinnya > 20%. Karena harga protein paling mahal, maka yang pertama dihitung adalah protein, sedangkan yang lainnya menyesuaikan, misalnya dengan menambahkan sumber energi. Yang paling mudah adalah menggunakan metoda Bujung Sangkar.

Sebagai contoh, akan disiapkan pakan ikan mas dengan 27% protein, dari bahan dedak dan bungkil kedelai. Untuk membuat pakan ikan mas 27% protein sebanyak 100 kg, kita harus mencampur dedak : 17/35,8 = 47,5% x 100 = 47,5 kg : 18,8/35,8 = 52,5% x 100 = 52,5 kg

bungkil kedelai

22

Kebutuhan alat pembuatan pakan Kebutuhan ikan : 1. Baskom 2. Ayakan / saringan 3. Pengilingan 4. Kompor 5. Dandang 6. Pisau pakan ikan :

Bahan

pembuatan

1. Daging ikan giling 50% 2. Dedak / bekatul 45% 3. Minyak ikan 1% 4. Vitamin/mineral 2% 5. Tepung sagu 5%

Sehingga untuk membuat 1 kg pakan ikan dibutuhkan : Daging ikan giling 500 gram, dedak 450 gram, minyak ikan 10 gram, vitamin 20 gram dan tepung sagu 50 gram.

23

Sumber bahan baku :


DIAGRAM PROSES PEMBUATAN PAKAN IKAN

PEMILIHAN BAHAN BAKU

Bahan Baku Hewani (ikan, bekicot, darah, hati ikan, kepala udang, dll) Bahan baku nabati (dedak, kedelai, bungkil kelapa, dedaunan, dll) Ukuran partikel yang kecil memberikan tekstur lembut pada pakan

PENGGILINGAN / PENEPUNGAN PENCAMPURAN BAHAN BAKU

Dicampur dari bahan paling sedikit BB Utama :Tepung ikan, Dedak dll BB Alternatif :Ikan rucah, ampas tahu BB Pelengkap:Vitamin, minyak ikan, sagu Pemanasan selama 15-20 menit, hingga bahan baku matang Ukuran disesuaikan kebutuhan Penjemuran dengan sinar matahari atau pengovenan

PENGUKUSAN

PENCETAKAN

PENGERINGAN

PENYIMPANAN

24

Anda mungkin juga menyukai