B. Tujuan
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui faktor faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan pada krustasea
II. Tinjauan Pustaka
1. Suhu
2. Salinitas
Kadar garam optimum untuk krustasea dapat hidup normal dan tumbuh
baik adalah pada 15‰ - 30‰. Perubahan kadar garam yang mendadak dapat
menyebabkan angka kematian yang tinggi. Pada krustasea jenis udang, Telur
udang menetas pada kadar salinitas 20‰ sampai 30‰. Pada fase juvenil
salinitas yang baik untuk pertumbuhan udang adalah antara 25‰ - 30‰ namun
dapat juga bertahan sampai 34‰. Pada kadar garam lebih tinggi dari 40‰ udang
tidak akan tumbuh lagi (Rahman, Rusliadi dan Iskandar, 2016).
3. Oksigen terlarut
4. pH
pH merupakan indikator keasaman dan kebasaan air. pH perlu
dipertimbangkan karena mempengaruhi metabolisme dan proses fisiologis
krustasea. Kisaran optimum pH untuk pertumbuhan krustasea khususnya jenis
udang windu adalah 6,5-8,5 (Yuniarso,2006).
5. Nutrien
Nitrat merupakan salah satu komponen kimia yang berpengaruh baik bagi
pertumbuhan algae dan phytoplankton sehingga meningkatkan keberadaan
zooplankton yang merupakan sumber nutrisi bagi krustasea (Sembiring, 2008).
Fosfat merupakan zat hara yang penting bagi pertumbuhan fitoplankton
yang merupakan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan
perairan. Fosfat merupakan nutrisi yang paling penting dalam menentukan
produktivitas perairan, keberadaan fosfat di perairan dengan segera dapat
diserap oleh bakteri, pytoplankton dan makrofita (Sembiring, 2008).
Dalam budidaya, selalu ditemukan adanya amonia dalam jumlah besar,
karena amonia merupakan bentuk ekskresi bernitrogen pada Crustacea. Hal ini
berkaitan dengan nutrisi pada pakan yang mengandung protein, karena amonia
merupakan hasil metabolisme protein. Telah diketahui toksisitas amonia memberi
pengaruh pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan moulting. Toksisitas
amonia mempengaruhi pH perairan, jika toksisitas amonia meningkat pH
perairan meningkat. Amonia atau hasil oksidasinya (nitrit) pada lingkungan dapat
menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen (Hardianti, Rusliadi, dan Mulyadi,
2017).
6. Ketersediaan makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk
mensintesis berbagai komponen sel untuk tumbuh. Dalam budidaya, Pemberian
pakan yang berasal dari campuran makanan hidup dan buatan mampu
menghasilkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih baik. Hal ini
disebabkan kedua jenis makanan ini dapat saling melengkapi unsur-unsur
esensial yang dibutuhkan oleh krustasea. Kebutuhan zat pakan pada krustasea
terdiri dari lima kelompok, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral
(Hardianti, Rusliadi, dan Mulyadi, 2017).
III. Penutup
A. Kesimpulan
Laju pertumbuhan krustasea merupakan fungsi dan frekuensi ganti kulit
dan pertambahan berat badan setiap proses ganti kulit atau moulting. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan krustasea yaitu faktor internal
seperti umur, ukuran dan kemampuan spesies krustasea beradaptasi dengan
lingkungan serta faktor eksternal seperti kondisi fisika dan kimia lingkungan,
ketersediaan makanan, dan apabila dalam kegiatan budidaya media biologi dan
proses penanganan terhadap spesies krustasea juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan spesies krustasea.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianti, Q., Rusliadi, R., dan Mulyadi, M. 2017. Effect of Feeding Made with
Different Composition on Growth and Survival Seeds of Barramundi
(Lates calcarifer, Bloch). Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau,
3(2): 1-10.
Rahman, F., Rusliadi, dan Iskandar, P. 2016. Growth and Survival Rate of
Western White Prawns (Litopanaeus vannamei) on Different Salinity.
Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau, 3 (1).
Siregar GA, Yunasfi, Suryanti A. 2014. Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Udang
Kelong (Penaeus Merguiensis) di Perairan Kabupaten Langkat
Sumatera Utara. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara: Medan.