Anda di halaman 1dari 8

Tugas Biologi Laut

MORFOLOGI, REPRODUKSI, ASPEK DAN ADAPTASI MAKAN


FILUM ECHINODERMATA

FARAH NILAMSARI KADIR (L021171313)


KHAERUL YAQIN (L021171319)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
I. PENDAHULUAN

Echinodermata merupakan salah satu filum atau kelompok hewan avertebrata


yang merupakan salah satu keanekaragaman hayati laut yang biasa disebut organisme
kunci karena dapat berperan dalam menjaga ekosistem laut. Echinodermata juga
memainkan peran penting dalam fungsi ekosistem bawah laut khususnya pada jarring-
jaring makanan yaitu sebagai herbivora, karnivora, omnivore bahkan sebagai pemakan
dentritus. Pada umumnya kelompok hewan enchinodermata akan banyak kita jumpai
pada perairan yang jernih dan tenang dan keanekaragamannya terdapat di terumbu
karang maupun di pantai yang dangkal. Filum Echinodermata dibagi menjadi lima kelas
yaitu Asteroidea (Bintang Laut), Echinoidea (Bulu Babi), Crinoidea (Lili Laut), Ophiuroidea
(Bintang Mengular), dan Holothuroidea (Teripang).
Pada dasarnya filum Echinodermata merupakan salah satu indicator untuk melihat
atau mengetahui kesehatan dan status dari terumbu karang di laut. Dimana tingkat tinggi
atau rendahnya keanekaragaman Echinodermata merupakan indikasi tinggi rendahnya
biodiversitas terumbu karang pada suatu daerah. Diketahui bahwa Filum Echinodermata
sudah mencakup sekitar 6000 spesies. Keberadaan dari hewan yang termasuk filum
enchinodermata selain sebagai sumber makanan bagi hewan lain, juga berfungsi sebagai
pemakan bangkai atau partikel-partikel yang membusuk di dasar laut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Filum Echinodermata
memiliki banyak fungsi serta peranan di lingkungan tempat karang hidup, maka dari itu
diperlukan mengetahui morfologi, reproduksi, aspek dan adaptasi makan dari filum
Echinodermata agar kita dapat mengetahui tentang enchidermata yang memiliki banyak
peranan bagi perairan.
II. PEMBAHASAN

A. Definisi

Kata Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani yaitu Echinos yang berarti
“duri” dan derma yang berarti kulit. Secara umum Echinodermata meruapakan
kelompok hewan yang berkulit duri, dan merupakan hewan laut yang pergerakannya
termasuk lambat atau sesil. Sebagian besar hewan yang termasuk pada kelompok
hewan ini berkulit tajam karena tonjolan rangka dan duri pada kulitnya. Pada
penelitian 1987 di Indonesia terdapat teripang sebanykan 141 jenis, bintang laut 87
jenis dan lilia laut sebanyak 91 jenis.

B.

Morfologi dan Fisiologi

Secara morfologi Echinodermata memiliki ciri ciri, pada umumnya tubuhnya


simetrik radial dan ada yang berbentuk atau hamper pentametri (bersegi lima).
Tubuhnya triploblastis dimana terdapat oral dan aboral yang dengan mudah dapat
dibedakan, tidak memiliki kepala dan tidak bersegmen. Pada dinding tubuh kelompok
ini tersusun dari theka kapur yang dapat membentuk endoskeleton yang tersusun dari
lempeng-lempengan yang membentuk cangkang atau biasa disebut theca yang
disusun dari ossikula-ossikula kecil yang tepisah dan duri-duri eksternal, ukuran
tubuhnya sedang hingga yang berukuran besar dan tidak ada yang berukuran
mikroskopis. Bentuk tubuh pada kelompok hewan ini ialah bundar hingga silindris
atau bentuk bintang dengan tangan yang sederhana yang tersebar dari diskus
sentral.

Hewan yang temasuk dalam filum ini mempunyau pembuluh air atau biasa
disebut sistem ambulakral yang terbuat dari tabung-tabung yang berisi cairan. Filum
ini juga memiliki saluran pencernaan yang umumnya lengkap . Untuk sistem
reproduksi kelompok hewan yang termasuk dalam filum enchinodermata memiliki
sifat diesus dan kelenjar kelamin sederhana dengan atau tanpa saluran sederhana.
Beberapa hewan yang termasuk dalam filum ini juga ada yang berkembang biak
secara seksual dan beberapa jenis berkembang biak secara aseksual. Saluran
makanan biasanya berupa tabung melingkar yang membentang dari mulut di
permukaan oral sampai dengan anus yang terdapat di permukaan aboral atau
permukaan oral.

Respirasi dari hewan filum ini melalui struktur bervariasi, salah satunya
dengan papula pada bintang laut, insang peristomial pada landak laut, bursa genital
pada bintang ular laut, dan pohon respirasi kloaka pada mentimun laut. Hewan filum
ini tidak memiliki sistem ekskresi, dengan sistem saraf primitive yang terdiri dari
jaringan seperti merupai jala yang terkonsentrasi di dalam tali tali saraf ganglion
secara radial.

C. Sistem Reproduksi

Pada sistem reproduksi hewan yang termasuk pada filum ini organ
kelaminnya terpisah, lalu proses fertilisasi yang terjadi ialah secara eksternal dan
biasanya akan terjadi sebelum musim panas tiba. Larva yang merupakan hasil
fertilisasi disebut bipinaria.Terdapat sejumlah besar telur dan sperma di lepaskan ke
air laut dimana fertilisasi terjadi, dan perkembangan dari hasil reproduksinya berjalan
dengan cepat. Pada tahap gastrula, blastopore akan menjadi ujung anal, selom
membentuk tunas usus primitif, dan kemudian mulut terbentuk sebagai pembentuk
kantung dalam dari ektoderm. Larva bersilia yang berenang bebas memperoleh tiga
pasang lobus (tahap bipinaria) yang kemudian akan memanjang atau tahap ini biasa
disebut tahap brakiolaria, dimana ketika larva telah mencapai panjang 2 hingga
3 mm. 6-7 minggu pasca Reproduksi, larva akan menetap ke dasar dengan
transformasi yang cukup rumit menjadi salah satu jenis Echinodermata kecil atau
remaja.

D. Adaptasi Makan

Adaptasi makan pada hewan yang termasuk pada filum ini dimana mulut
akan dikontrol oleh otot, lalu dibeberapa spesies dapat membuka lebar, lebar
mulu diperkirakan cukup untuk menelan karang yang ada disekitarnya atau
setengah dari lempengan karang. Secara umum hewan yang termasuk pada
kelompok Echinodermata memiliki esophagus yang pendek, terkadang dengan
sejumlah kantong sisi yang kecil. Echinodermata juga memiliki perut yang besar
dan pada umumnya mengkerut secara horizontal menjadi dua bagian. Bagian
dekat mulut dinamakan kardiak, meskipun bintang laut tidak memiliki jantung.
Bagian permukaan aboral disebut pylorus.

Untuk Sistem pencernaan untuk hewan yang termasuk pada kelompok ini
yaitu dimulai dari mulut melanjut ke esophagus yang pendek, terus ke bagian
kardiak lambung. Dari bagian ini terus makanan akan masuk ke bagian pylorus
yang menerima saluran-saluran dari lima pasang kelenjar hepatis (yang juga
disebut sekum). Dari bagian pilorus kemudian akan dilanjutkan sebagai usus
halus yang mempunyai 2 buah sekum rectal, lalu terus ke anus yang terbuka
pada sisi aboral dekat pusat diskus atau cakram. Pada bagian kardiak lambung
dapat ditonjolkan melalui mulut untuk menangkap makanan disekitarnya dan
mencernakannya, baru kemudian lambung bagian kardiak itu ditarik kembali
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Echinodermata merupakan salah satu filum atau kelompok hewan avertebrata


yang merupakan salah satu keanekaragaman hayati laut yang biasa disebut
organisme kunci karena dapat berperan dalam menjaga ekosistem laut. Yang
memiliki Morfologi salah satunya adalah pada umumnya tubuhnya simetrik radial dan
ada yang berbentuk atau hamper pentametri (bersegi lima). Sistem reproduksinya
dimulai dari permulaan grastula, grastula, larva bersilia, bipinnaria, branchiolalaria,
metamorphosis kemudian menjadi enchinodermata muda. Adaptasi makan untuk
hewan kelompok ini dimana ini dimana mulut akan dikontrol oleh otot, lalu
dibeberapa spesies dapat membuka lebar.
Daftar Pustaka

Sese, M. R, Annawaty, dan Yusron, E. 2018. Keanekaragaman Echinodermata


(Echinoidea Dan Holothuroidea) Di Pulau Bakalan, Banggai Kepulauan, Sulawesi
Tengah, Indonesia. Jurnal Scripta Biologica

Hartati, R., Meirawati, E., Redjeki, S., Riniatsih, I., dan Mahendra R.T. 2018. Jenis Jenis
Bintang Laut Dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea: Echinodermata) Di Perairan
Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa

Hernisa. 2009. Studi Keanekaragaman Bintang Laut Dan Bintang Ular Di Desa Sungai
Bakau Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. [Skripsi]. Palangka
Raya: Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Hanifa, Q. 2016. Struktur Komunitas Echinodermata di Pantai Sindangkerta Kecamatan


Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. [Skripsi]. Bandung: Universitas Pasundan

Anda mungkin juga menyukai