Ekosistem Mangrove
Eksositem mangrove memberi kontribusi terhadap kesuburan perairan
sekitar melalui suplai hara hasil perombakan materi organik terutama dalam
bentuk nitrit dan nitrat. Selain sebagai habitat bermacam-macam organisme
bentik terutama moluska dan gastropoda, ekosistem mangrove dijadikan
sebagai bagian dari siklus hidup jenis ikan dan organisme laut tertentu.
Secara fisik, tegakan pohon mangrove yang padat menjadi perisai wilayah
pantai dari aksi gelombang, instrusi air laut, dan abrasi tidak hanya itu
memanfaatkan bagian tertentu tumbuhan mangrove untuk keperluan obat-
obatan, makanan, bahan bangunan, pengawet dan pewarna jaring ikan
yang biasa digunakan nelayan (Djamaluddin, 2018).
Ekosistem Lamun
Ekosistem lamun sebagai tumbuhan autotrofik dapat menjadi produsen
primer dapat menghasilkan oksigen, habitat biota dimana dapat
memberikan tempat perlindungan, sebagai penangkap sedimen serta
penahan arus dan gelombang, sebagai pendaur zat hara, sebagai
penyerap karbon. Lamun juga memiliki Metabolit sekunder yang dapat
dijadikan sebagai obat alami oleh masyarakat pesisir (Sjafrie et al, 2018).
Arti Istilah:
a) Rehabilitasi adalah pemulihan kembali produktivitas tetapi tidak
keseluruhan jenis tumbuhan dan satwa asli ada. Untuk kepentingan/
alasan ekologi dan ekonomi hutan yang baru dapat terdiri atas jenis
yang tidak asli (Gunawan, 2014).
b) Restorasi ekologi adalah pemulihan kembali struktur, produktivitas,
dan keanekaragaman jenis asli dari hutan yang ada. Pada saatnya
proses dan fungsi ekologi akan kembali sama seperti aslinya/kondisi
hutan pada awalnya(Gunawan, 2014).
c) Remediasi yang diartikan sebagai perbaikan lingkungan secara umum
diharapkan dapat menghindari resiko-resiko yang ditimbulkan oleh
kontaminasi logam yang berasal dari alam (geochemical) dan akibat
ulah manusia (anthropogenic) (Purwani, 2010).
d) Transplantasi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki atau
mengembalikan habitat yang telah mengalami kerusakan dengan
melakukan penanaman ( Azkab, 1999).
e) Restorasi aktif adalah strategi termasuk intervensi langsung yang
bertujuan untuk mempercepat pemulihan, dan dapat mencakup strategi
seperti berkebun dan transplantasi karang (Edward dan Edgardo,
2008).
f) Strategi restorasi pasif adalah tindakan pengelolaan yang melindungi
habitat dan memungkinkan pemulihan alami dan peningkatan fungsi
ekologis (Edward dan Edgardo, 2008).
g) Restorasi Biologis adalah strategi yang terfokuskan untuk
mengembalikan biota dengan proses ekologis ke keadaan semula
(Edward dan Edgardo, 2008).
h) Restorasi Fisik adalah strategi yang mengutamakan perbaikan dengan
focus pendekatan teknik untuk fisik suatu ekosistem (Edward dan
Edgardo, 2008).
f) Hadi, T.A., Giyanto, Bayu, P., Muhammad, H., Agus, B., dan
Suharsono. 2018. Status Terumbu Karang Indonesia 2018. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta Utara.
Edwards, A., dan Edgardo, G. 2008. Konsep dan Panduan Restorasi Membuat
Pilihan Bijak di antara Ketidakpastian. Yayasan Terumbu Karang
Indonesia: Jakarta.
Hadi, T.A., Giyanto, Bayu, P., Muhammad, H., Agus, B., dan Suharsono. 2018.
Status Terumbu Karang Indonesia 2018. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia: Jakarta Utara.
Sjafrie, N.D.M., Udhi, E.H., Bayu, P., Indarto, H.S., Marindah, Y.I., Rahmat.,
Kasih, A., Susi, R., dan Suyarso. 2018. Status Padanh Lamun
Indonesia 2018. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta Utara.