PENDAHULUAN
lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu
membran sebagaimana pada sel, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan
lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium
somatik menembus kedalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi
bertanggung jawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari
medium. Miselium suatu kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat
merupakan struktur padat yang terorganisir seperti pada jamur.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Aspergilus sp
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Aspergilus sp
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari Aspergilus sp
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana morfologi dari Aspergilus sp
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana reproduksi dari Aspergilus sp
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana identifikasi dari Aspergilus sp
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana pathogenesis Aspergilus sp
1.3.7 Untuk mengetahui apa saja penyakit yang ditimbulkan dari Aspergilus sp
1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana gejala klinis dari Aspergilus sp
1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dari Aspergilus sp
b. Tujuan dari Penicilium sp
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Penicilium sp
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari Penicilium sp
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana morfologi dari Penicilium sp
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana reproduksi dari Penicilium sp
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana peran mikroba dari Penicilium sp
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana epidemiologi dari Penicilium sp
c. Tujuan dari Rhizopus sp
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Rhizopus sp
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari Rhizopus sp
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana morfologi dan stuktur tubuh dari Rhizopus sp
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana habitat dari Rhizopus sp
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja jenis Rhizopus dan bagaimana peranannya
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana epidemiologi dari Rhizopus sp
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana gejala klinis dari Rhizopus sp
1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana diagnosa dari Rhizopus sp
1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana pengobatan dari Rhizopus sp
1.3.10 Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dari Rhizopus sp
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspergilus sp
Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur,
dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp secara mikroskopis
dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidiofora muncul dari foot cell
(miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigmata dan akan tumbuh
konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam. Aspergillus sp
bersifat patogen karena aflatoxin yang dihasilkan menimbulkan karsinogen di dalam
makanan.
2.1.1
Klasifikasi Aspergilus sp
Divisio
: Eumycetes
Classis
: Deuteramycetes
Ordo
: Moniliales
Familia
: Moniliaceae
Genus
: Aspergillus
Spesies
: Aspergillus sp
secara mikroskopis .
2.1.3
Reproduksi
Aspergillus sp
Jamur Aspergillus sp
melakukan
reproduksi
secara
yang
2.1.4
Identifikasi Aspergillus sp
Aspergillus sp dapat kelompokkan dalam beberapa golongan untuk
memudahkan dalam identifikasi. Beberapa golongan tersebut antara lain:
a. Aspergillus flavus
Jamur dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan.
Konidia grup ini bewarna kuning sampai hijau dan mungkin membentuk
skerotia. Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker pada
manusia. Konidiofora tidak berwarna, kasar bagian atas agak bulat sampai
kolumner, vesikel agak bulat sampai berbentuk batang pada kepala yang
kecil, sedangkan pada kepala yang besar bentuk globusa. Konidia kasar
dengan bermacam macam warna.
b. Aspergillus fumigatus
Konidia atas berbentuk kolumner ( memanjang ) berwarna hijau
sampai hijau kotor. Vesikel berbentuk piala, konidiofora berdinding halus
umumnya berwarna hijau, Konidia glubusa, ekinulat berwarna hijau. A.
fumigatus merupakan fungi yang dapat menyebabkan penyakit kanker pada
paru-paru burung.
8
c. Aspergillus niger
Konidia atas berwarna hitam, hitam kecoklatan, atau coklat violet.
Bagian atas membesar dan membentuk globusa. Konidiofora halus, tidak
berwarna atas tegak berwarna coklat kuning. Vesikel berbentuk globusa
dengan bagian atas membesar, bagian ujung seperti batang kecil, Konidia
kasar menunjukkan lembaran atau pita bahkan berwarna hitam coklat. Jenis
ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, dan dapat
menjernihkannya. Fungi tersebut juga dapat menghasilkan enzim glukosa
oksidase dan pektinase.
d. Aspergilus terreus
Bagian atas kolumner, kelabu pucat atau berbayang bayang agak
terang. Konidiofora halus tidak berwarna, vesikel agak bulat dengan bagian
atas tertutup sterigmata. Konidia kecil halus, berbentuk globusa sampai agak
elips.
e.
Aspergillus oryzae
Fungi ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan fungi
tersebut dapat menghasilkan enzim protease.
2.1.5
Patogenitas Aspergillus sp
Spesies dari Aspergillus sp diketahui terdapat dimana-mana dan hampir
tumbuh pada semua subtrat . Beberapa jenis spesies ini termasuk jamur patogen,
misalnya yang disebabkan Aspergillus sp disebut Aspergillosis, beberapa
diantaranya bersifat saprofit sebagaimana banyak ditemukan pada bahan pangan.
Toxin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp berupa mikotoksin. Mikotoksin adalah
senyawa hasil sekunder metabolisme jamur. Mikotoksin yang dihasilkan oleh
Aspergillus sp lebih dikenal dengan aflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat,
beberapa diantaranya bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal
dan perut.
Kemampuan jamur untuk membentuk aflatoxin tergantung pada faktor dan
keadaan lingkungan secara makroskopis (subtrat, kelembaban, suhu, pH) dan
lamanya kontak antara jamur dengan subtat. Subtrat dengan kadar karbohidrat
tinggi akan menguntungkan pembentukan aflatoxin dengan kadar glukosa 30%.
2.1.6
yang
rusak,
(invasive),
peradangan,
granulomatosa,
penyakit
narcotizing pada paru, dan organ-organ lain; dan jarang sekali, sistemik dan
penyakit diseminata yang mematikan. Jenis penyakit dan beratnya bergantung
pada status fisiologi dari hospes dan spesies Aspergillus yang terlibat. Agen
penyebab bersifat kosmopolitan dan diantaranya Aspergillus fumigatus, A. flavus,
A. niger, A. nidulans dan A. terreus.
Aspergillosis merupakan infeksi opurtunistik, paling sering terjadi pada paruparu, dan disebabkan oleh spesies Aspergillus yaitu A. Fumigatus, jamur yang
terutama ditemukan pada pupuk kandang dan humus. Spora spesies ini dapat
diisap masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan infeksi kronik atau
aspergillosis diseminata, jika terjadi infeksi paru invasif oleh Aspergillus.
Bronkopulmonari aspergillus alergik dapt terjadi pada orang yang alergi terhadap
Aspergillus. Pasien yang mengalami bronkopulmonari aspergillosis alergik
mengalami asma dan diobati dengan prednisolon untuk mengobati bunyi nafas
mengi, dan antijamur (mis, itrakonazol dan amfoterizin) untuk mengobati infeksi.
Bentuk yang paling umum adalah alergi bronchopulmonary aspergillosis,
pulmonary aspergilloma dan invasif aspergillosis. Kebanyakan manusia
menghirup spora Aspergillus setiap hari, namun aspergillosis umumnya hanya
berkembang pada individu yang immunocompromised (imun rendah), kebanyakan
jenis jamur Aspergillus yang paling umum menyerang adalah Aspergillus
fumigatus.
2.1.7
Gambar: Aspergillosis
Manifestasi klinis dan keparahan dari aspergillosis mencerminkan status imunologi
pasien. Perlindungan terbaik adalah sistem kekebalan tubuh yang kuat. Penyebaran
Aspergillus dalam tubuh menunjukkan istirahat, atau kekurangan dalam, pertahanan tuan
rumah. Agen imunosupresif dan perkembangan medis lainnya telah menciptakan ceruk
ekologi baru untuk aspergilli tumbuh pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu, di
mana mereka dapat menyebabkan infeksi serius dan sering fatal. Aspergilosis invasif, dengan
tingkat kematian yang tinggi petugas, telah menjadi semakin umum sebagai jumlah host
rentan meningkat. Penerima sumsum tulang merupakan populasi rentan. Sayangnya,
resistensi obat terhadap obat antijamur dikenal menjadi lebih umum. Sebagai penyakit telah
menjadi lebih umum, ada kebutuhan besar untuk memperluas jumlah obat anti jamur yang
aman dan lebih dapat diandalkan.
2.1.8 Pencegahan Aspergilus sp
a. Pencegahan
Sulit untuk menghindari menghirup tingkat normal spora Aspergillus. Bagi
orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit paru-paru
parah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi
eksposur, termasuk:
1. Pakailah masker ketika dekat atau di lingkungan berdebu seperti lokasi konstruksi.
2. Hindari aktivitas yang melibatkan kontak dekat dengan tanah atau debu, seperti
pekerjaan halaman atau berkebun.
3. Gunakan langkah-langkah perbaikan kualitas udara seperti filter HEPA.
11
4. Minum obat antijamur profilaksis jika dianggap perlu oleh penyedia layanan
kesehatan Anda.
5. Bersihkan luka kulit dengan sabun dan air, terutama jika cedera telah terkena tanah
atau debu
.
12
2.2
Penicillium sp
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota.
Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang
disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki
selubung pelindung seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan
spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang
yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari
phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut
sterigma. Beberapa jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang
digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk
membuat keju biru.
2.2.1
Klasifikasi Penicillium sp
Kerajaan
: Fungi
Filum
:Ascomycota
Class
: Euascomycetes
Ordo
: Eurotiales
Famili
2.2.2
:Trichocomaceae
Genus
: Penicillium
Spesies
: Penicillium sp
Morfologi Penicillium sp
13
15
Mold biru pada tanaman jeruk (P. italicum), mold hijau pada tanaman jeruk (P.
digitatum), dan kebusukan pada apel (P. expansum) merupakan beberapa penyakit
yang disebabkan oleh Penicillium. Beberapa spesies Penicillium dapat mengakibatkan
produksi cacat pada makanan, produk kulit, dan pakaian.
d. Mycotoxicoses
Beberapa spesies Penicillium memproduksi racun pada makanan/pakan ternak
yang menyebabkan keracunan pada manusia dan binatang. Konidia Penicillium
menyerupai manik-manik kaca jika dilihat dengan mikroskop. Banyaknya konidia
yang berwarna hijau, biru, atau kuning sangat berpengaruh pada warna dari berbagai
spesies Penicillium.
2.2.5
Epidemiologi penicilium sp
Secara umum Penicillium dapat tumbuh di mana-mana di alam, beberapa
diantaranya dapat menyebabkan pembusukan atau kerusakan lain pada buahbuahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan rumput-rumputan. Jamur ini berbeda
dengan Aspergillus terutama pada pendukung konidianya.Pada Penicillium
terdapat pendukung konidia yang bercabang-cabang, tersusun sedemikian rupa
sehingga bentuknya seperti susunan sapu lidi.Cabang-cabang kecil dari
pendukung konidia disebut sterigma. Ditinjau dari segi ekonomi, Penicillium juga
penting artinya bagi kehidupan manusia karena banyak digunakan dalam praktek,
misalnya Penicillium regouforti dan Penicillium camemberti merupakan odonan
yang dapat meningkatkan mutu keju. Penicillium banyak terdapat pada bahan
bahan organic dan sebagai sapporofit , misalnya sebagai berikut:
a. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum penghasil zat antibiotic.
b. Penicillium camneberti dan Penicillium reguefort, dimafaatkan untuk
meningkatkan kualitas keju.
c. Penicillium itanicum dan Penicillium digitatum perusak buah jeruk.
d. Penicillium ekspansum menyebabkan buah apel membusuk ditempat
penyimpanan.
e. Penicillium islandicum merusak beras sehingga berubah warna sehingga
menjadi kuning
Selain dalam industri makanan, mikroba juga berperan dalam industri
farmasi atau obat-obatan, seperti pembuatan antibiotik. Antibiotik penisilin yang
berasal dari jamur Penicilium notatum yang ditemukan oleh Alexander Fleming
telah membuka mata dunia tentang manfaat mikroba.
16
17
2.3 Rhizopus sp
Rhizopus sp adalah genus jamur benang yang termasuk filum zygomycota
ordo mucorales. Rhizopus sp mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang
membentuk rhizoid untuk menempel ke subtract. Ciri lainnya adalah memiliki hifa
coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp yang
juga disebut stolon menyebar di atas subtratnya karena dari hifa vegetative. Rhizopus
sp berproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangifor yang
bertangkai. Sporangifor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainya oleh sebuah dinding
seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stolonifer yang
biasanya tumbuh pada roti basi.
2.3.1
Klasifikasi Rhizopus sp
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Species
: Rhizopus sp.
18
2.3.2
Terdiri dari benang-benang hifa yang bercabang dan berjalinan membentuk miselium
Hifa tak bersekat (bersifat senositik)
Septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk
Dinding selnya tersusun dari kitin
Rhizopus sp. mempunyai tiga tipe hifa
Stolon merupakan hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya
roti)
Rhizoid merupakan hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk
menyerap makanan.
Sporangiopor merupakan hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan
sporangiofora.
Sporangia berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak.
Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar.
Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.
19
2.3.3
Habitat Rhizopus sp
Habitat Rhizopus sp. yaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada
organisme mati misalnya pada bahan makanan seperti kedelai, roti, buah-buahan
(anggur, stroberi dan tomat)
1.
Rhizopus oryzae Spesies ini tersebar terutama di daerah tropis dan sub
tropis. Spesies ini dapat di isolasi dari tanah, biji-bijian, kacang tanah,
2.
3.
4.
2.3.4
Reproduksi Rhizopus sp
Jamur Rhizopus sp. melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan spora
aseksual. Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis,
yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora
seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual.
20
yang tegak.
Di dalam masing-masing sporangium, ratusan spora haploid berkembang dan tersebar
melalui udara.
Spora yang jatuh pada makanan yang lembab akan berkecambah, tumbuh menjadi
miselia baru. Jika kondisi lingkungan semakin memburuk, misalnya makanan sudah
habis dan terdapat kehadiran miselia dari tipe perjodohan yang berlawanan (dengan
(-) berdekatan.
Hifa (+) dan hifa (-) membentuk cabang hifa atau perluasan hifa yang disebut
gametangia. Kedua gametangia tersebut
21
Ketika kondisi menjadi lebih baik kariogami terjadi, nukleus yang berpasangan
tersebut menyatu dan secara cepat diikuti dengan pembelahan meiosis.
Zigospora ini kemudian mengakhiri dormansinya, bekecambah sebagai suatu
sporangium pendek yang menyebarkan spora haploid yang secara genetik beraneka
ragam. Spora tersebut berkecambah dan tumbuh menjadi miselia baru.
2.3.5
22
2.3.6
Epidemiologi Rhizopus sp
Habitat alamiah jamur penyebab zigomikosis ditemukan diberbagai bagian di
dunia. Penyebab utama zigomikosis Rhizopus sp yang dapat ditemukan didaerah
tropis.
Etiologi
Yang
biasanya
menjadi
penyebab
zigomikosis
adalah
sporangiospora yang terhirup kedalam saluran hidung dan invasi hifa kedalam
pembuluh darah, yang menyebabkan thrombosis.
2.3.7
2.3.8
Diagnosa Diagnosis
Rhizopus hampir selalu melibatkan biopsi jaringan. Jamur dalam jaringan
tampak seperti hifa lebar, senositik, bercabang, dan kadang-kadang terlihat invasi
jamur ke dalam pembuluh darah. Jamur banyak ditemukan dalam jaringan
nekrotis. Bila bahan dibiakan dalam media agar sabouraud, tumbuh koloni filamen
sesui dengan spesies jamur penyebabnya. Namun biakan darah sangat sering
negatif meskipun ada invasi jamur ke dalam darah.
2.3.9
24
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan data dari Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang
termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp
secara mikroskopis dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidiofora
muncul dari foot cell (miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa
stigmata dan akan tumbuh konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat
atau hitam.
2. Berdasarkan data dari Penicillium spdengan struktur yang terdiri konidiofor,
stigma dan konidia.konidiofor pada ujungnya bercabang dan membentuk
stigma.pada ujung stigma terdapat cabang-cabang lagi yang dipenuhi oleh
konidia.
3. Berdasarkan data dari Rhizopus sp dengan struktur yang terdiri dari rhizoid,
sporangium, sporangifor dimana dalam suatu rhizoid terdapat lebih dari satu.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk data tersebut adalah:
1. Di harapkan bagi masyarakat lebih mengetahui dan mempelajari secara
luas tentang bahaya infeksinya jamur.
2. Diharapkan agar lebih berhati-hati terhadap bahaya jamur yang rentan
membahayakan manusia.
25
DAFTAR PUSTAKA
26