Anda di halaman 1dari 6

HUKUM MILITER

( Proses Beracara Di Pengadilan Militer, Dari Pengajuan Permohonan Sampai


Pembacaan Putusan )

Rukmini Irawan
( 10100116005 )

Dosen Pengampu : Mayor Chk Hasta Sukidi SH

Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Alauddin


Makassar

2019
Alur Proses Berperkara Pada Tahap Pengajuan Permohonan Sampai Kepada Pembacaan
Putusan

1. Berkas Perkara dari Penyidik Polisi Militer setelah dilimpahkan kepada Oditurat Militer
kemudian dipelajari oleh Oditur lalu menerbitkan Berita Acara Pendapat (Papat Ormil) dan
atas dasar Bapat tersebut lalu Kepala Oditurat Milter (Kaotmil) menerbitkan Surat Pendapat
Hukum dan melampirkannya serta memohon kepada Perwira Penyerah Perkara (Papera)
untuk menerbitkan Surat Keputusan Penyerahan Perkara (Skeppera).

2. Setelah Skeppera terbit yang isinya memerintahkan Pengadilan Militer untuk memeriksa
dan mengadili perkara yang bersangkutan, lalu Oditur membuat Surat Dakwaan, selanjutnya
berkas perkara beserta Surat Dakwaan dilimpahkan kepada Pengadilan Militer
Atasan yang Berhak Menghukum, Polisi Militer dan Oditur adalah Penyidik.
Namun kewenangan penyidikan yang ada pada Atasan yang Berhak Menghukum tidak
dilaksanakan sendiri, tetapi dilaksanakan oleh penyidik Polisi Militer dan/atau Oditur.Dalam
Undang-undang ini tidak secara khusus diatur tentang penyelidikan sebagai salah satu
tahap penyidikan, karena penyelidikan merupakan fungsi yang melekat pada komandan yang
pelaksanaannya dlakukan oleh penyidik Polisi Militer.
Atasan yang Berhak Menghukum dan Perwira Penyerah Perkara mempunyai kewenangan
penahanan, yang pelaksanaan penahananya hanya dilaksanakan di rumah tahanan militer,
karena di lingkungan peradilan militer hanya dikenal satu jenis penahanan yaitu penahanan di
rumah tahanan militer.
Wewenang penyerahan perkara kepada Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer
atau Pengadilan dalam lingkungan umum ada pada Perwira Penyerah Perkara.
Dalam Hukum Acara Pidana Militer, tahap penuntutan termasuk dalam tahap penyerahan
perkara, dan pelaksanaan penuntutan dilakukan oleh Oditur yang secara teknis yuridis
bertanggung jawab kepada Oditur Jenderal, sedangkan secara operasional justisial
bertanggung jawab kepada Perwira Penyerah Perkara.

3. Setelah menerima berkas perkara dari Kaotmil, selanjutnya Kepala Pengadilan Militer
(Kadilmil) memerintahkan Kepala Panitera (Katera) meregister perkara yang bersangkutan,
selanjutnya Kadilmil mempelajari berkas perkara apakah perkaratersebut merupakan
kewenangan Dilmil atau tidak, dan apabila bukan kewenangan Dilmil maka Kadilmil

2
menerbitkan Penetapan untuk melimpahkan perkara tersebut kepada Pengadilan yang
berwenang melalui Otmil.
Dalam pemeriksaan perkara pidana dikenal adanya acara pemeriksaan biasa, acara
pemeriksaan cepat, acara pemeriksaan khusus, dan acara pemeriksaan koneksitas.
Acara pemeriksaan cepat adalah acara untuk memeriksa perkara lalu lintas dan angkutan
jalan.
Acara pemeriksaan khusus adalah acara pemeriksaan pada Pengadilan Militer
Pertempuran, yang merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir untuk perkara pidana
yang dilakukan oleh Prajurit di daerah pertempuran yang hanya dapat diajukan permintaan
kasasi.
Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan, hakim bebas menentukan siapa yang akan
diperiksa terlebih dahulu.
Pada asasnya sidang pengadilan terbuka untuk umum, kecuali untuk pemeriksaan perkara
kesusilaan, sidang dinyatakan tertutup. Pada prinsipnya pengadilan bersidang dengan hakim
majelis kecuali dalam acara pemeriksaan cepat.
Terhadap tindak pidana militer tertentu, Hukum Acara Pidana Militer mengenal peradilan
in absensia yaitu untu perkara desersi. Hal tersebut berkaitan dengan kepentingan komando
dalam hal kesiapan kesatuan, sehingga tidak hadirnya prajurit secara tidak sah, perlu segera
ditentukan status hukumnya.

4. Apabila perkara tersebut menjadi kewenangan Dilmil, maka Kadilmil segera menetapkan
Majelis Hakim yang memeriksa perkara tersebut.
Kekhususan lain dari Hukum Acara pada Peradilan Militer adalah tentang bantuan
hukum, yaitu bahwa setiap pemberian bantuan hukum oleh penasihat hukum bagi tersangka
atau terdakwa harus atas perintah atau seizin Perwira Penyerah Perkara atau pejabat lain yang
ditunjuknya.
Penasihat hukum yang mendampingi Terdakwa sipil dalam perkara koneksitas yang
disidangkan di lingkungan peradilan militer harus seizin Kepala Pengadilan dalam
lingkungan peradilan militer.

3
5. Setelah Majelis yang ditunjuk mempelajari berkas perkara lalu Hakim Ketua yang ditunjuk
menetapkan hari sidang maupun melakukan penahanan atau , membebaskan Terdakwa dari
tahanan (bila perlu) sebelum atau untuk kepentingan pemeriksaan.

6. Pada waktu dan tempat yang ditentukan Majelis Hakim mulai memeriksa perkara yang
diawali dengan pembacaan surat dakwaan, proses eksepsi, perlawanan dan putusan sela (bila
ada), dilanjutkan pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan Terdakwa dan barang bukti. Tuntutan
(requisitoir), Pembelaan/permohonan, Replik, Duplik, dan pembacaan putusan.

Penyerahan barang bukti tersebut dapat dilakukan meskipun putusan pengadilan belum
mempunyai kekuatan hokum yang tetap , tetapi harus disertai syarat tertentu anara lain
barang bukti tersebut setiap waktu dapat dihadapkan ke pengadilan dalam keadaan utuh

Penyidik yang melakukan penyitaan terlebih dahulu memperlihatkan benda yang akan disita
kepada orang atau keluarganya dari siapa benda tersebut disita dan dapat diminta keterangan
tentang beda tersebuut dengan disaksikan oleh kepala desa , lurah atau ketua lingkungan
termasuk komandan asrama/ kompleks angkatan berenjtata dengan dua orang saksi . atas
pelaksanaaan penyitaan, penyidik membuat berita acara yang belum di tanda tangani oleh
masing-masing terlebih dahulu dibavakan kepada orang atau keluaraganya dari siapa benda
tersebut disita, atau member kesempatan kepadanya untuk membaca berita acara. Benda
sitaan sebelum di bungkus , dicatat mengenai berat dan jumlah menurut jenis masing-
masing , cirri-ciri maupun sifat khas, tempat, hari, da tanggal penyitaan, identitas orang,
darimana benda tersebut disita, dan lan-lainya yang kemudian diberi lak dan cap jabatan dan
ditandatangani oleh penyidik. Dalam hal benda sitaan tidsk mungkin dibungkus, penidik
memberikan catatan tersebut pada tanda sitaan yang ditempelkan pada benda tersebut
Pengawalan adalah tindakan pengamanan terhadap diri Saksi sesuai dengan tata tertib
persidangan.
Dalam hal Saksi berstatus sebagai Tersangka, Terdakwa, atau nerapidana dalam perkaranya
sendiri, pengawalan dimaksudkan untuk mencegah Saksi melarikan diri
Untuk melancarkan jalannya pemeriksaan Saksi, dalam hal Hakim Ketua menganggap bahwa
Saksi yang sudah didengar keterangannya mungkin akan merugikan Saksi berikutnya yang
akan memberikan keterangan, sehingga perlu Saksi pertama tersebut untuk sementara
diperintahkan ke luar dari ruang sidang selama Saksi berikutnya masih didengar
keterangannya.

4
Apabila Terdakwa atau Oditur keberatan terhadap dikeluarkannya Saksi dari ruang sidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), misalnya diperlukan kehadiran Saksi tersebut supaya ia
dapat ikut mendengarkan keterangan yang diberikan oleh Saksi berikutnya demi
kesempurnaan hasil keterangan Saksi, keberatan tersebut tidak diterima.

Menjadi Saksi adalah salah satu kewajiban hukum setiap orang.


Seseorang yang dipanggil menghadap sidang pengadilan untuk menjadi Saksi tetapi menolak
kewajiban itu dapat dipaksa untuk dihadapkan di persidangan dengan bantuan Polisi
Militer/Polis

Ketentuan ini mengatur pendelegasian wewenang pemeriksaan Saksi. Kepala Pengadilan


Militer Tinggi yang mendelegasikan wewenang itu mencantumkan dalam penetapannya
dengan jelas hal atau persoalan yang harus ditanyakan kepada Saksi oleh Pengadilan Militer
Tinggi yang diserahi delegasi wewenang tersebut. Dari pemeriksaan Saksi tersebut dibuat
berita acara yang ditandatangni oleh Hakim dan Panitera Pengadilan Militer Tinggi yang
kemudian dikirimkan kepada Pengadilan Militer Tinggi yang memberikan delegasi
wewenang di atas.
Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi seorang menurut urutan yang dipandang
sebaik-baiknya oleh Hakim Ketua. Saksi yang sudah diperiksa harus tetap di dalam ruang
sidang kecuali Hakim Ketua menganggap perlu mendengar Saksi yang lain di luar kehadiran
Saksi yang sudah didengar itu, misalnya apabila Saksi lain yang akan diperiksa itu
berkeberatan memberikan keterangan dengan tetap hadirnya Saksi yang sudah didengar.

Surat keterangan yang dibuat atas sumpah oleh pejabat yang bersangkutan tersebut memuat
antara lain jenis barang, jumlah barang, tempat, serta waktu penyitaan dan/atau ditemukan.

7. Apabila ada upaya hukum segera diproses oleh kepaniteraan sedangkan putusan yang
berkekuatan hukum tetap dilaksanakan/dieksekusi oleh Oditur Militer.

Sesudah diucapkan, Putusan tersebut berlaku baik bagi Terdakwa yang hadir maupun yang
tidak hadir. Ketentuan bermaksud melindungi kepentingan Terdakwa yang hadir dan
menjamin kepastian hukum secara keseluruhan dalam perkara ini. Dengan pemberitahuan ini
dimaksudkan supaya Terdakwa mengetahui haknya.

5
6

Anda mungkin juga menyukai