HU UM
DATA
INDtINESIA
Kata Sambutan
Prof. Dr. Nur A. Facthil Lubis, MA
(Rektor IAIN Sumatera Utara)
Eg:
H U KU M PERDATA I NDON ESIA
Jilid 2
HUKTJM PERDATA
INDONESIA
Jilidz
Penulis:
Akmaluddin Syalrputra, M. I{um
Editor:
Khatid, S.Ag., SH., M. f{um
citapustaka
rrr*.rli:r*.rnrnr.r
HUKUM PERDATA INDONESIA
Jitid z
Penulis: Akmaluddin Syahputr4 M.Hum.
Editor: Khalid, S.Ag., SH., M.Hum.
Diterbitlcan oleh:
Citapustaka Media Perintis
Jl. Cijotang Indah II No. 18-A Bandung
Telp. (022) 82s239A3
E-mail: citapustaka @ gmail.com
Contact person: 08 12651 6306-085621 02089
Didistribusikan oleh:
Cv. Perdana Mulya Sarana
Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224
1blp. 06 1 -73 477 56, 5lO2O Faks. 061 -73 477 56
771
E-mail: asrulmedan @ gm ail. com
Contact person: 0812651 6306
KATA PENGANTAR
uji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penyusunan
buku ini dapat diselesaikan. shalawat beriring salam disampaikan
kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran bagi umat manusia.
Ide penyusunan buku ini bermula dari ditugaskannya saya untuk
mengajarkan Hukum Perdata kepada kumpulan mahasiswa Malaysia.
Ketika itu (2008) mereka menginginkan sebuah panduan bahan ajar
yang "lengkap". Maka saya mulai mengumpulkan bahan-bahan ajar
Hukum Perdata yang ketika itu masih sangat sederhana, dan dicetak
meski belum dipublikasikan.
Pada dasarnya buku ini tidaklah memuat hal yang baru, karena
buku tentang Hukum Perdata sudah sangat banyak beredar di Indone-
sia yang isinya kurang lebih sama. saya hanya mencoba meramaik m
dan memberikan alternatif pilihan, khususnya bagi mahasiswa IAIN
yang saya ajar, karena di dalamnya saya sisipkan aturan-aturan hukum
Islam yang tercantLrm dalam Kompilasi Hukum Islam dan undang-undang
perkawinan No 1 Tahun 1974 (l*ttasus ketika membicarakan Hukum
Perkawinan. Dalam penulisan saya berusaha menyusun buku Hukum
Perdata ini secara sederhana, sistematis, dan praktis, agar mudah dipelajari
dan dipahami. secara umum pembahasan buku ini ditihat dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Lrdonesia. Adapun ketika mernbahas
hukum keluarga dan hukum waris juga melihat kepada keberlakuan
hukum tersebut (hukum Islam dan hukum Adat) di masyarakat.
Awalnya penyusunan buku ini mengikuti sistematika Hukum perdata
menurut Ilmu hukum yang diawali dengan pengenalan kepada Hukum
Perdata itu sendiri, Pengertiarl sejarah, sistematika, sumber hukum dan
berlakunya Hukum Perdata. Kemudian membahas Hukum orang, Hukum
Keluarga; Hukum Benda, Hukum perikatan, dan Hukum Waris. Namun
dikarenakan di perguruan Tinggi IAIN sumatera utara Hukum perdata
diajarkan dalam 4 sla, 2 sks di semester III dan 2 sks lagi di ajarkan di
.i,i HUKUM PERDATA INDONESIA II
SetelahlndonesiaMerdekaberdasarkanatulanPasal2aturanper-
tetap dinyatakan berlaku
alihan UUD Lg45,KLIH Perdata Hindia Belanda
berdasarkan undang
sebelum digantikan dengan undang-undang baru
gw Hindia gelanda disebut juga Kitab undang- undang
- undang Dasar ini.
HukunPerdatalndonesiasebagaiindukhukumperdatalndonesia.
SebagaisaiahsatumatakuliahdiFakultasSyariahlAlNSumatera
para mahasiswa'
Utara, ffukum Perdata memang sangat perlu dipahami
yTq-sangat ber-
Hal ini dikarena hukum perdata merupakan hukum
baik hubungan
kaitan erat dengan p",,oulu"-persoalan "hubungan"'
atas fllatu kebendaan atau hubungan yang
lain. Di mana hubungan antara
mulus seperti yang
seseorang atau badan hukum itu tidak berjalan
diharapkan,sehi.nggaseringkalimenimbulkanperrrasalahanhukum.
meminjam
Sebagai contoh sebigai akibat terjadinya hubungan frnjam
saja Jeringkali menimbulkan permasalahan
hukum' begitu juga yang
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kebendaan'
Untukitulahsayamerasabersyukurataskeinginansdr,Akmaluddin
y-ang berkaitan dengan Hukum
Syahputra, M. Hurn untuk membuat buku
perdata ini. Bukuyang diterbitkan dengan dua jilid ini telah disesuaikan
Hukum Ferdata I dan
dengan silabus di rakitas Syariah pada mata kuliah
buku tersebut
HUkum perdata II. Tentunya dihaiapkan denganhadirnya
akanmenambahwawasanmahasiswauntuklebihmengetahuidanmen-
dalami mata kuliah yang diajarkannya ini'
Selainitujuga,lewatbukuinidiharapkanniiai-nilaipertangSung-
jawabanakademislewatbuku.bukuyangdihasilkanparadosendilAlN
rnuncul pemikiran-
sumatera utara ini semakin'subur' sehingga akan
yang ada'
pemikiran baru yang laitis dalam menyikapi persoalan-persoalan
Selamatatasterbitnyabukuini,mudah-rnudahanbukuinimerupakan
para mahasiswa
buku yang dapat memberikan pengetahuan kepada
khususnya dalam mata kuliah Hukum Perdata
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kata Pengantar _ v
Sambutan Rektor LAIN-SU vll
Daftar Isi ix
BAB I
HTJKUM BENDA _ 01
A. Pengertian Benda dan Hukum Benda 01
B. Pengaturan Hukum Benda _ 03
C. Sistem Hukum Benda _ 03
D. Asas-asas Umum Hukum Benda _ 04
E. Macam-maqtm Benda _ A7
E Hak Kebendaan _ 09
1. Pengertian Hak lGbendaan _ 09
2. Ciri-ciri Hak Kebendaan _ 10
3. Macam-Macam Hak Kebendaan 11
BAB II
HAK I(EBENDAAN YANG MEMBERII(AN
I(ENIKIIIA'rAN _ 13
A. Kedudukan Berkuasa (Bezit) _ 13
B. Hak Milik _ 15
C. Hak-hak Kebendaan dalam L|JPA _ 18
D. Penyerahan (Ltvering) _ 19
BAB III
HAK IGBENDAAN SEBAGAI JAMINAN 22
A. Hak Gadai _ 23
B. Hak Thnggungan _ 24
C. Jaminan Fidusia 31
i,(
HUKUM PERDATA INDONESIA II
BAB Iv
Hr.rKuM PERTKATAN 43
-
A. Pengertian Hukum Perikatan
B. Schuld dan Haftung 49 -
-
C. Sumber Hukum Perikatan 50
-
D. Sistematika Buku III KUHPerdata 52
E. Perihal Risiko 55 -
E Keadaan Memaksa - (Overmacht) 57
G. Wanprestasi 59 -
-
H. Hapusnya Perikatan 63
-
BAB V
BU PEMBAGIAN PERIKATAN 77
mI -
A. Perikatan Berdasarkan Sumbernya 77
fla B. Perikatan Berdasarkan Isinya -
79
ha:
hH
'C. Perikatan Menurut KUHPerdata - 80
mT
-
pk. BAB 1rI
PERIKATAN YANG TAHIR DARI UNDANG'UNDANG
A. Perbuatan Menurut Hukum (Rechmang) 100
m
mal
B. Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatige Daad) 103
Fta
I
-
B.AB VII
U 108
ltr PERIKATAhI YANG IJTHIR DARI PER.IANJIAN
A. Pengertian Hukum Perjanjian 108 -
B. Asas Hukum Perjanjian -
110
C. Sistem Hukum Ferjanjian- 177
D. Jenis-Jenis Perjanjian -L19
-
E. Syarat SahnYa Perjanjian 121
-
BAB VIII
PER IAI\IJIAN-PER.TANJIAN BERNAMA (NOIIIIINAAT)
A. Jual Beli 126
-
B. Tukar Menukar 130
C. Sewa MenYewa - 132
-
HUKUM PERDATA INDONESIA II
DAFTARPUSTAKA _ 156
TENTANG PENUTTS _ 159
t
t
BAB I
i
t
HUKUMBENDA
Hak kebendaan dapat dibagi menjadi dua macam; yakni hak menilc-m
dan hak jaminan. Hak menikmati adalah hak dari subjek hukum ur:ru
rnenikmati suatu benda secara penuh (hak milik, HGU, HGB, dan :-,rlr
pakai hasil) maupun terbatas seperti hak pengabdian perkarant,r
Sedangkan Hak jaminan adalah memberi kepada kreditur hak didahu-1r':m.
untuk rnengambil pelunasan dari hasil penjualan barang yang dibei.:n:
seperti, hak tanggungan dan gadai
Selain pengertian tersebut, benda (zaak) dapat berarti ber-mac,::,-
macam, yaitu:
a" Benda sebagai obyek hukum (Pasal 500 KUHPeri.
b. Benda sebagai kepentingan (Pasal 1354 KuHPer).
c. Benda sebagai kenyataan hukum (Pasal 1263 KLJHPeTJ.
d. Benda sebagai perbuatan hukum (Pasal 1792 KUHPeT).
HUKUM PERDATA II1IDONESIA II
Asas prioriteit iru tidak dikatakan dengan tegas, tetapi akibat dari
asasnemaplus, yaitu bahwa seseorurng itu hanya dapat memberikan
hak yang tidak melebihi apa yang dipunyai. Ada kalanya asas ini diterobos .
Akibatnya, urutan hak kebendaannya terganggu.
s) Asas spesialitas atau individualitas. Menurut asas ini, obyek dari hak
kebendaan selalu adalah banng yang zudah ditentukan. Dalam lembaga
hak kepemilikan hak atas tanah secara individuar harus ditunjukan
dengan jelas ujud, batas, letak, luas tanah. Asas ini terdapat pada hak
milik, hak gurra usaha, hak guna bangunan atas benda tetap.
6) Asas totalitas. Menurut asas ini, hak kebendaan selalu melekat atas
keseluruhan daripada obyeknya. Dengan kata 1ain, bahwa siapa yang
mempunyai hak kebendaan atas suatu barang, la mempunyai hak
kebendaan itu atas keselunrhan barang itu dan juga atas bagian-bagiannya
yang tidak tersendiri. Jadi, jika suatu benda sudah terrebur dalam
benda lain, maka hak kebendaan atas benda yang pertarna menjadi
lenyap. Tetapi, terhadap konsekuensi ini terdapat perlunakan, yaitu:
yaitu terleburnya benda itu dalam benda lain (lihat pasal 602,
606,608 KLIHPeT)"
22
HUKUM PERDATA INDONESIA II
)
A. Hak Gadai
ri I
_ Gadaiyangdiaturdaiambukulo(BukulllKUHPerdatauntukkebendaan
bergerak dengan cara melepaskan kebendaan yang dijaminkan
tersebut
dari penguasaan pihak yang memberikan jaminan
kebendaan berupa
gadai terebut.
Dalam KuHperdata disebutkan Gadai adalah
suatu hak kebendaan
yang diperoleh seorang berpiutang atas
suatu barang bergeralq yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang
atau o"reh seorang rain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan
kepada si berpiutang
itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan
daripada orang-orang berpiutang rainnya; dengan
pengecuarian biaya
untuk melelang barang tersebut dan biaya yang terah
dikeruarkan untuk
menyelarnatkannya seterah barang itu digadaikan,
biaya-biaya mana
harus didahulukan (pasal 1150 KUHper).
Hak gadai ini bersifat accessoit; yaitu merupakan
tambahan saja
dari perjanjian pokok yang berupa perjaniian pinjaman
uang. hii dimaksudkan
untuk menjaga jangan sampai si berutang itu lalai
membayar kembali
utangnya. Menurut pasal 1160 KLJHpe4 hak gadai
ini tidak dapat dibagi-
bagi. Arrinya, sebagian hak gadai itu tidakmenjadi
hupu, dengan dibayamya
sebagian dari utang. Gadai tetap meretak atas
seruruh b-endanya.
Hak gadai lahir dengan penyerahan kekuasaan
atas barang yang
drjadikan targgungan pada pemegang gadai.
Hak atas barang gadai ini
dapat pula ditaruh di bawah kekuaru* ,"or*g pihak
ketiga atas persetqiuan
kedua belah pihakyang berkepentingan (ksa1
t iS-Z a5"at I rcirerl. Selanjutrya
menurut Pasa] 1 152 ayat (2) KUHFea gadai tidak
sahjika bendanya dibiarkan
tetap berada dalam kekuasaan si pemberi gadai (si
berutang).
Yang dapat dijadikan obyek dari hak gadai
ialah semua benda yang
bergerak, yaitu:
1) Benda bergerak yang berwujud.
2) Benda bergerak yang tak berwujud, yaitu berupa perbagai hak untuk
mendapatkan pembayaran utang, yaitu yang u"*"i"*
surat-surat
piutang atas pembawa, surat-surat piutang
atas tunjuk, dan surat-
surat piutang atas nama.
B. Hak Thnggungan
Pembebanan hak atas tanahyang diatur dalam Buku II KtJHPerdata
tentang Hipotih teditverband dalam Staatblads l9O8-542 sebagaimana
telah diubah dengan Staatsblad 7937-L9O dan Pasal 57 UttPA Ketiga
HUKUM PERDATA INDONESIA II 25
ketentuan ini terah dicabut dengan diberlakukannya
undang-undang
No. 4 Thhun 1996 tentang "hak tanggungan atas
tanah beserta benda_
benda yang berkaitan denga, tunuh" dan disingkat
dengan undang-
uldang Hak Tanggungan GUFTD. yang dimaksud dlngan
hak tanggungan
adalah hak jaminan atas tanah yang dibebankan
pJda hak atas tanah,
berikut atau tidak berikut benda-benda lain y*g
*"*puku, satu kesatuan
dengan tanah itu, untuk pelunasan ftang
tertentu yur,g *";i;;k
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur
terrentui"rliadap kreditur_"
kreditur yang lain (pasal 1 angka 1 ULjHT).
Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankal
pada hak
atas tanah sebagaimana dimaksud daram undang-undang
Nomor 5
Tahun 1960 tentang peraturan Dasar pokok-pokok,israria
berikut atau
tidak berikut bendabenda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah
itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang
diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditor_kreditor lain;
unsur-unsur yang tercantum daram pengertian
hak tanggungan yaitu:
1) Hak jaminan yang dibebankan hak atas ranah
2) Hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang meru_
pakan satu kesatuan dengan tanah itu
3) Untuk pelunasan utang tertentu
4) Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
terhadap kreditor-kreditor lainnya
t
BAB IV
HUKUM PERII(ATAN
43
44 HUKUM PERDATA lNDoNEslA ll
,****berhak(laeditur)danpihaklainberkewajiban(debitur)
sesuatu Prestasi.T
bahwa yang dimaksud-
Dengan demikian dapat disimpulkan'
denganp""rikatanadahhGdah-kaidahhukumv,anqT:1i1Y::::
huk; antara dua pihak, di mana pihak yang saft berhak menuntut
dari pihak yang Iain, dan pihak vangl"i b*\"Y'Jtbi,Tily*'
pihakyang men
,"rr"bo,. Dalam hal ini, dapat disebutkan' bahwa
pihak yang berkewajiban
"
L. Hubungan Hukum
hubungan antara para
Hubungan hukum yang diatur adalah
L
HUKUM PERDATA INDONESIA II 45
t
HUKUM PERDATA INDONESIA II 47
4. Objek Perikatan
Objek dari perikatan adalah prestasi, yaitu debitur berkewajiban atas
suatu prestasi dan kreditur berhak atas suatu prestasi. ujud dari prestasi
adalah memberi sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu
(Pasal 1234 KIJHPerdata)
Perikatan untuk memberi ialah kewajiban seseorang untuk memberi
sesuatu atau menyerahkan sesuatlr. Apabila hutang itu terdiri dari memberi
barang tertentu maka pada debitur masih mempunyai kewajiban lain
yaitu memelihara barang itu sebaik-baiknya sampai pada saat penyerahannya.
BAB V
PEMBAGIAN PERII(ATAN
77
78 HUKUM PERDATA INDONESIA II
L
HUKUM PEHt]ATA INDONESIA II 79
pada apa yang menurut sifamya perjanjian iru dikehendaki oleh keadilan,
kebiasaan dan undang-undang.
Pasal 1347 menetapkan trahr,va hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian {gebruikelijkbeding)
meskipun pada suatu waktu tidak dimasukkan dalam surat perjanjian,
harus juga dianggap rercantum dalam perjanjian.
"prf tmff&SIpIT
HUKUM PERDATA IND(]NESIA II
ahuufuktidakberbuatsesuatg apabilaloeditortidakmemenuhiker,arajibannya,
mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian
biaya, rugi dan bunga"
1. Perikatan bersyarat
Perikatan Bersyarat yaitu suatu perikatan yang digantungkan kepada
suatu kejadian di kemudian hari yang masih belum tentu akan atau tidak
terjadi. Oleh undang-undang bahwa suatu perjanjian sejak semula batal
(nietig),jika ia mengandung suatu ikatan yang digantungkan pada suatu
syarat yang mengharuskan suatu pihak untuk melakukan suatu perbuatan
yang sama sekali tidak mungkin dilaksanakan atalr bertentangan dengan
undang-undang atau kesusilaan. Dalam hal waris tidak berlaku hal ini,
perjanjian tersebut tidak mengakiba&an batalnya testament, tetapi hanya
dianggap syarat yang demikian tidak ada.
HUKUKI PERDATA IiIDOITESIA II
100
HUKUM PERDATA INDONESIA II 101
108
HUKUM PERDATA INDONESIA II 109
pada hubungan hukum dalam lapalgan harta kekayaax antara dua orang
atau lebih orang atau pihak, dimana hubungan hukum tersebut meiahirkan
kewajiban kepada sa-lah satu pihak yang terlibat dalam hubungan hukum
tersebut. Isdiah ot'ereenkomst dipakai dua istilah, yaitu: Perjanjian dan
Perserujuan. Ferkataan perjanjian disebut dengan persetujuan, karena
dua pihak seru-ju r.inruk melakukan sesuatu hal. Kata yang sinonim dengan
hukum pe4aniian adalah hukum kontrak.
\'lenu--;r Pr',:f. Subeki, perkataan'lerikataa" (verbintenis) mempunyai
arti yang leb.i:. .iuas dari perkataan "perjanjian".s Perikatan lebih luas dari
perjanjiar. rierel:a perikatan itu dapat terjadi karena perjanjian dan karena
Undang-Urca:r_:. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa antara
perjanjia:r :.'.', .- z en konlst) dengan perikatan (verbintenis) mempunyai
hubungan o- ::.ara perjanjian menerbitkan perikatan. Perjanjian merupakan
bagian da*'i pe:-;a-.an Jadi, perjanjian melahirkan perikatan dan perjanjian
merupakar r-nDer terpenting yang melahirkan perikatan"
It,leshp-; : r-u:.r -,-ang paling dominan, namun pada umumnya perikatan
yang lahir dai :eia:riian merupakan hal yang paling sering terjadi dalam
kehidupar :i:.a:';-..a sehari hari. Pengertian perjanjian sebagai salah satu
sumber penka=:: ca:ai ditemui pada Pasal 13 13 KUHkrdata yang berbunl,i:
Suatu perseii_::jr aialah suatu perbuatan dengan nama satu orang atau
lebih meng:-.a---',:: o,nnl'a terhadap satu orang lain atau lebih.
Penge=- --r ::rengadung kelemahan-kelemahan yakni:
1) Hanl-a l:e::'. a::si:ur perjanjian sepihak saja. Rumusan "satu orang
atau le ot :: ::: dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya.
=-iadial
Kata rne::1-;:.an nrLerupakan kata kerja yang sifatnya hanya datang
dari sa:;. :----:-. -(a'a. idak dari keduabelahpihak. Sedangkan maksud
dari pe:-='--- -:- adalah mengikat kedua belah pihak, atau saling
mengrka*'.::: l:-. -ioan,va asas konsesu.s, kesepatakan, kebebasan
berkonra-. --:-a xedua belah pihak yang membuat perjanjian
2) Kaia pe:: -.-n ::ercarup juga tanpa konsesus/kesepakatan. Dalam
p en ge : : : D'ra :an i e rm a s uk ju ga tindakan mengurus kepentingan
ru a-:
orang ia,;l. c-= >=-: iaian melawan hukuro, padahal kedua hai tersebut
mei1-1par;-l :€::- rit,,-ang tidak mengandung koruensusr4resepakatan.
125
126 HUKUM pERDATA tNDoNEstA l
Jenis-Jenis Perjanjian Bernama
Perjanjian n ominaat diatur dalam Buku III KUH perdata, yang dirnulai
dari Bab 5 sampai dengan Bab 18. Jumlah pasal yang mengatur tentang
perjanjian nominaat ini sebanyak3g4 pasal. Di dalam KUH perdata ada
15 (lima belas jenis perjanjian nominoat, yaitu:
1) jual beli
2) tukar-menukar,
3) sewa-menyewa,
4) perjanjian melakukan pekerjaan,
5) persekutuan perdata,
6) badan hukum,
7) hibah,
8) penitipan barang,
9) pinjam pakai,
10) pinjam meminjam,
11) bunga tetap atau abadi,
12) perjanjian untung-untungan,
13) Pemberian Kuasa
14) penanggungan utang, dan
15) perdamaian"
Dari ke-15 (lima belas) jenis perjanjian nominaat di atas, yang akan
disajikan dalam sub-sub bab berikut ini.
A. Jua[ Beli
1. Pengertian Jual Beli
Perjanjianjual beli diatur dalam pasal 74s7 s/d.pasal 1450 KUH perdata.
Yang dimaksud dengan jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana
pihak satu rnengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan,
dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan (pasal 1457 KUH
Perdata)" Esensi dari definisi ini penyerahan benda dan membayar harga.
unsur-unsur yang tercantum dalam kedua definisi di atas adalah
a. adanya subjek hukum, yaitu penjual dan pembeli;
b. adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan
harga;
c. adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pihak penjual dan pembeli.
HUKUM PERDATA IND(]NESIA II 127
dan barang maka sejak saat itulah barang-barang itu menjadi tanggung
jawab si pembeli, walaupun barang itu belum ditimbang, dihitung atau
diukur.
7) Jual beli percobaan (Pasal 1463 KUH Perdata). Jual beli percobaan
merupakan jual beli dengan syarat tangguh"
8) Jual beli dengan sistem panjar (Pasal 1464 KUH Perdata)" Jual beli
dengan sistem panjar merupakan suatujualbe]i yalg diadakan antala
penjual dan pembeli. Di dalam jual beli itu pihak pembeli menyerahkan
uang perschot/panjar atas harga barang, sesuai kesepakatan antara
kedua belah pihak tersebut. Jual beli dengan sistem ini salah satu
pihak tidak dapat meniadakan pernbelian itt dengan rnenyuruh memiliki
atau mengembalikan uang panjarnya.
)/ang dapat menjadi objek dalam jual beli adalah semua benda bergerak
dan tidakbergera\ baikmenurut tumpukan, bera! ukuran, dantimbangannya.
Sedangkan yang tidak diperkenankan untuk diperjualbelikan adalah:
1) benda atau barang orang lain,
2) barang yang tidak diperkenankan oleh uadang-undang, seperti jual
beli narkotika,
HUKUM PERDATA INDONESIA II 129
Apabila hal itu tetap dilakukan maka jual beli itu batal demi hukum.
Kepada penjual dapat dituntut penggantian biaya, kerugian, dan bunga.
I
I
t
L