Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR HEWAN

PAPER Rana sp dan Bufo sp

OLEH :

EDWIN REJEKI NABABAN


(4193141037)
KELOMPOK 7

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kelas Amphibia
A. Rana sp

Kingdom                     : Animalia       

Pylum                          : Chordata

Class                            : Amphibi

Ordo                            : Diploceola

Famili                          : Ranidae

Genus                          : Rana

Spesies                        : Rana sp.

            Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang. Salah satunya
amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti dua dan “bios” yang
berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua habitat, termasuk hewan
poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubh terdiri atas kepala, badan dan ekor (Abed,
2012).
Amphibi (berasal dari kata Amphibious, yang berarti kedua cara hidup) mengacu pada
tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup di air dan kemudian di
daratan. Tahap larva katak, disebut kecebong. Kecebong pada awalnya tidak memiliki kaki, ia
berenang dengan mengibas-ingbaskan dengan ekornya. Selama metamorphosis berlangsung
tersebut yang menujukan kehidupan kedua, kecebong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang
gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan karnivor.
Dalam waktu yang sama, insang menghilang, Sistem gurat sisi juga menghilang pada sebagian
besar spesies. Anak katak merayap menuju pesisir dan menjadi pemburu terrestrial (Abed, 2012).
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya
sendiri. Amfibi bertelur di tembat lembab atau berair. Habitat amfibi diantaranya yaitu hutan,
kolam, sawah dan danau. Rata-rata amfibi mempunyai kulit basah dan lembut agar oksigen dapat
dengan mudah masuk menembus kulit. Sebagian besar amfibi dewasa bernafas menggunakan
kulit dan juga melalui paru-paru. Kelembaban kulit amfibi dijaga oleh kelenjar khusus dibawah
kulitnya. Banyak amfibi menjaga kelembaban kulitnya dengan selalu berada di dekat air.
Sebagian besar amfibi lahir dan tumbuh di air tawar kemudian setelah dewasa berpindah ke
daratan kering dan kembali ke air untuk berkembang biak. Sebagian besar amfibi menelurkan
telur yang lembut (Rinaldy, 2013).
Ciri-ciri amphibi yaitu memiliki tiga ruang jantung yang terdiri dari dua atrium dan satu
ventrikel. Sirkulasi amphibi disebut sebagai sirkulasi ganda tertutup, yaitu ganda yang berarti
dua kali melewati jantung dan tertutup yang artinya darah tidak keluar dari pembuluh darah.
Amphibia bersuhu poikilotermis (berdarah dingin) artinya mempunyai suhu yang berubah-ubah
sesuai dengan lingkungannya. Amphibi mempunyai selaput pada kaki “selaput natataria” yang
berfungsi untuk berenang, dan juga memiliki selaput pada matanya “selaput niktitans” berfungsi
untuk melindungi mata dari gesekan air (Prowel, 2010).
Sebagian besar Amphibia ditemukan di habitat yng lembab seperti rawa-rawa dan hutan
hujan. Bahkan Amphibia yang telah beradaptasi terhadap habitat yang lebih kering masih
menghabiskan banyak waktunya di dalam liang atau di bawah dedaunan lembab yang tingkat
kelembapanya tinggi. Amphibia umumnya sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk
pertukaran gas denga lingkungannya. Beberapa spesies terrestrial tidak memiliki paru-paru dan
hanya bernapas melalui kulit dan rongga mulutnya (Campbell, 2008).
Kelas amfibi kini hanya di wakili sekitar 6.150 spesies salamander (Ordo Urodela), katak
(ordo anura), dan sesilia (ordo apoda). Hanya terdapat sekitar 550 spesies urodela. Beberapa
spesies sepenuhnya akuatik, namun yang lain hidup di daratan sepanjang hidupnya atau ketika
dewasa. Sebagian besar salamander yang hidup di daratan berjalan dengan tubuh yang meliuk-
liuk ke kiri dan ke kanan, ciri yang diwarisi tetrapoda darat awal (Campbell, 2012).
Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk hewan
poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan atau kepala,
badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit
bermacam-macam karen aadanya pigmen didalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan
kuning) tepat dibawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan
rongga mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, dikanan kiri
tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut dengan rongga telinga disebut
Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna vertebralis. Terdapat sepasang rahang, gigi
,lidah, danlangit-langit (Abed, 2012).

Deskripsi Fisiologi :
Pada bagian diperlihatkan organ-organ dalam katak (Rana sp) yang masih dalam keadaan
hidup, maka Rana sp akan dapat dilihat jantung yang masih berdenyut. Menurut Izza (2014)
menyatakan bahwa sistem pernafasan pada katak sederhana untuk diamati, meliputi bagian
saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari rongga mulut dan gigi, maxilla,
pharynx, esophagus, gaster, intestinum, rectum, duodenum, dan kloaka.
Menurut Izza (2014) sistem pencernaan pada katak (Rana sp) terdiri dari mulut,
kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa
makanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Pada sistem pernapasan pada
katak tersusun atas celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru
(alveoli) dan paru-paru. Sistem pencernaan pada katak (Rana sp) meliputi bagian saluran
pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah
rongga mulut, faring, kerongkongan, Lambung yang berwarna keputih-putihan yang terletak di
sebelah kiri perut katak tersebut.

B. Bufo sp
Morfologi Buffo sp
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Buffo
Spesies : Buffo sp
Nama Umum : Kodok
Deskripsi : Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa kodok memiliki
bentuk badan yang bulat, punggung hampir rata, dan terbagi atas tiga bagian utama diantaranya
caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), Pada bagian caput (kepala) memiliki bentuk
seperti segitiga dengan ujungnya yang tumpul dan terdapat organ-organ diantaranya mulut (rima
oris) yang terletak pada ujung rostum, cavum oris, mata  (organum visus) yang dilengkapi
dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, hidung (nares eksterna) yang merupakan
lubang-lubang kecil yang terdapat di dorsal rima oris, dan membran tympani yang terdapat di
sebelah caudal organon visus (Jasin, 1984).
Menurut Izza (2014) pada bagian truncus (badan) terdapat dua pasang extrimitas yaitu
extrimitas anterior, dengan bagian-bagiannya adalah brachium (lengan atas), antebrachium
(lengan bawah), manus (tangan), dan empat buah digiti (jari) dan extrimitas posterior, dengan
bagian-bagiannya adalah femur (paha), crus (tungkai bawah), pes/pedes (kaki) dan lima digiti
yang dihubungkan dengan membrane untuk berenang yang berupa kulit tipis antar digiti.

Pada pengamatan secara anatomi kodok, telah ditemukan organ-organ antara lain adalah
jantung (cor), hati (hepar), paru-paru (pulmo), kantung empedu (vesica vellea),
pancreas (pancreas), lambung (ventriculus), kerongkongan (esofagus), usus 12 jari, usus
halus (intestinum), usus besar (rectum), ginjal (ren), pericardium (selaput tipis pembungkus
jantung), kloaka.
System Pencernaan: Pada pengamatan saluran pencernaan, ada bagian halus yang disingkirkan
agar mudah diamati dari esophagus sampai ke muara kloaka, saluran pencernaan ini terdiri dari :
(a). Rongga mulut (rima oris): Rongga mulut merupakan tempat makanan masuk pertama kali.
Terdapat faring yang merupakan organ pendek dan sempit yang merupakan lanjutan dari rongga
mulut. Kemudian ada bagian kerongkongan (esophagus) yang biasa disebut sebagai usus
penelan. (anonym 2010). (b). Lambung (gaster): Lambung terletak disebelah kiri dari rongga
tubuh. Mempunyai dinding yang tebal yang merupakan tempat menampung makanan. Makanan
yang masuk kedalam rongga ini mulai dicerna. Bagian interior disebut cardia, bagian tengah
disebut fundus dan bagian posterior yang agak sempit disebut pylorus. (anonym2010). (c). Usus
halus (intestinum): Usus halus marupakan bagian setelah pylorus berliku-liku. Bagian interior
setelah pillorus disebut duodenum. Usus halus ini tidak berdiri sendiri tetapi digantung oleh
selaput tipis yang disebut inesentrium. Pada duodenum terdapat muara saluran pelepasan dari
hati dan pancreas yang disebut ductus choledachus (anonym 2010). (d). Usus kasar (rectum):
Usus kasar merupakan lanjutan dari usus halus dan tempat sisa hasil metabolism dari makanan
dan bermuara ke kloaka.

Kelenjar Pencernaan: Hati (hepar) merupakan organ yang terletak posterior dari jantung. Terdiri
dari tiga lobus, terdapat kantung empedu (vesica vellea) ada lobus kanan hati. Hati menghasilkan
cairan empedu yan dihasilkan oleh sel-sel hati dan disimpan dalam kantung empedu melalui
ductus hepaticus. Bila diperlukan, maka empedu akan dikeluarkan dari kantung empedu
melalui duscus cysticus dan akan bermuara melalui duscus choledachus (tim penyusun,
2012). Pancreas (pancreas) marupakan organ yang tipis, berwarna kuning muda dan terletak
pada mesentrium yang terdapat diantara lambung dan duodenum. Pancreas menghasilkan enzim
pancreas dan dikeluarkan melalui ductus pancreates dan dilanjutkan ke ductus choledachus dan
bermuara di duodenum (tim penyusun, 2012). Limpa merupakan organ yang berwarna merah tua,
terletak diantara intestinum dan sebenarnya tidak termasuk kedalam system pencernaan, tetapi
ada hubungannya dengan system peredaran darah. Selain ketiga organ yang disebutkan, masih
terdapat kelenjar pencernaan yang terdapat di esophagus, lambung dan usus, tetapi kelenjar ini
hanya dapat dilihat dibawah mikroskop (tim penyusun, 2012). 
System Respirasi (pernapasan): Paru-paru (pulmo) merupakan dua buah kantong yang elastic.
Permukaan bagian dalam mengandung banyak lipatan untuk mempeluas permukaan respirasi.
Pulmo pada kodok berhubungan kangsung dengan laring, dan laring berhubungan langsung
dengan rongga mulut melalui celah auditus laryngis atau glotis. (tim penyusun, 2012). Kulit
(integument) sering digunakan oleh kodok untuk membantu system respirasi melalui pembuluh
vena cutunea inagra yang tersebar dibagian dalam kulit untuk mempermudah difusi oksigen dan
karbon dioksida melalui darah. (tim penyusun, 2012). System respirasi pada kodok terjadi dalam
beberapa fase yaitu : (a). Aspirasi yaitu cavum oris menutup, otot submandibularis mengalami
relaksasi , sementaara otot strerrophyodeus  berkontraksi sehingga cavum oris membesar dan
memungkinkan undara masuk melalui nares eksterna atau nares interior. (tim penyusun, 2012).
(b). Inspirasi yaitu nares tertutup oleh kutub, diikuti oleh kontraksi otot submandibularis dan
geniohyoideus, akibatnya cavum oris mengecil dan udara masuk ke laringnya melalui glotis
(aditus laryngis) dan kemudian pulmo mengembang. (Tim penyusun, 2012). (c). Ekspirasi yaitu
otot submandibularis mengalami relaksasi sedangkan otot sternnohyodeus  dan otot-otot perut
mengalami kontraksi yang mengakibatkan udara yang ada di dalam pulmo keluar. Atau glotis
menututup, nares terbuka,, sementara otot submandibularis dan otot geniohyoideus berkontraksi
dan mengakibatkan cavum oris menyempit dan udara dihembuskan keluar pulmo. (tim penyusun,
2012).

System urogenitalia: System uroginetalia merupakan system yang saling berkaitan, yaitu system
ekskretoris (pengeluaran) dan system genital (kelamin). System ekskretoris terdiri dari
ginjal (ren), ureter (ductus), dan kantung urine (vesica urinaria). Ginjal adalah sepasang organ
dalam yang berwarna merah kecoklatan dan terletak pada bagian dasar rongga tubuh, disebelah
kanan dan kiri dari tulang vertebrata. Pada permukaan vential pada ren terdapat kelenjar
adrenal (grandula suprarenalis), merupakan kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan
hormone adrenalin. (anonym, 2010). Ureter adalah mesonerfos atau ductus wolfii dan merupakan
sepasang saluran yang keluar dari tepi lateral dari ginjal, tempat lewat urine  dan akan ditampung
pada kantung urine (vesica urinaria). Khusus pada jantan digunakan juga untuk lewatnya
spermatozoa yang dihasilkann oleh testis melalui vasa diferentia kemudian masuk  kedalam
ureter pada bagian bawah dan masuk kedalam vesica urinaria. Oleh ssebab itu disebut juga
sebagai ductus urospematicus. (tim penyusun,  2012). Kantung urine mempunyai dinding yang
tipis, terletak ventral dari rectum dan bermuara ke kloaka. Sedangkan system genitalia terdiri
dari alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Alat kelamin betina terdapat ovarium yang
merupakan sepasang kantung besar yang mengandung sel-sel telur, dan bila bengkak akan
menutup semua bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis mesovarium. Sel telur yang
sudah matang akan memecahkan  dinding ovarium dan dengan bantuan silia seta otot abdomen,
telur-telur tersebut didorong kedepan menuju ostium tubae atau ostium abdominate yang terletak
dikiri dan kanan esophagus dan merupakan pangkal dari saluran telur. (tim penyusun,
2012). Saluran telur (oviduct) adalah sepasan berliku-liku dan berwarna putih. Telur-telur yang
matang tadi akan masuk kedalam oviduct, dan sebelum bermuara ke kloaka akan masuk terlebih
dahulu ke ovisac (oviduk yang  telah mengalami pelebaran) atau lazimnya disebut uterus atau
rahim. Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh
karena fertilisasi (pembuahan). Pada kodok, pembuahan yang terjadi adalah pembuahan
eksternal atau diluar tubuhh induk betina dengan bantuan air. Badan-badan lemak (corpus
adiposum) menyerupai tangan atau daun berwarna kekuningan, terletak diatas ginjal dan berisi
makanan cadangan yang digunakan pada musim kawin. (tim penyusun,2012). Sedangkan alat
kelamin jantan terdapat sepasan testis yang berbentuk bulat memanjang dan berwarna putih
kekuningan. Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis yang  dolindungi oleh selaput
mesorchium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vase differentia menyusuri bagian lateral dan
ren. (tim penyusun, 2012). Vase differentia berupa saluran-saluran halus dari testis serta melalui
mesorchium, selanjutnya  akan bermuara ke ductus urospermaticus. Ductus urospermaticus
merupakan bagian caudal dari ductus urospermaticus, serta penyimpanan terakhir spermatozoa
sebelum keluar dari tubuh. (tim penyusun, 2012). 

System peredaran darah: Untuk mempelajari system peredaran darah, sebaiknya digunakan
hewan baru atau hewan yang sudah diawetkan, dengan pewarna lateks yang berbeda. Letakkan
hewan pada bagian dorsal pada papan bedah kemudian kulitnya dibuka vena cutanea magna
yang terletak pada kulit yang rusak. Pada kodok, ada beberapa organ yang berfungsi untuk
mendukung system peredaran darahnnya natra lain adalah jantung, conus arteriosus, truncus
arteriosus, sinus venosus, vena iliaca interna, vena renalis adveheter, vena cava posterior dan
juga limfa. (tim penyusun, 2012). Jantung (cor) terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel, atrium
sinistra, menerima darah dari vena pulomalis, atrium dekstra menerima darah dari sinus venosus.
Ventrikel berdinding tebal, adanya trabeculae (penonjolan) dari otot jantung (miokardium). (tim
penyusun, 2012). Conus arteriosus mempunyai letak yang miring kearah kiri, berwarna putih
serta menerima  darah dari cor. (tim penyusun, 2012). Truncus arteriosus merupakan lanjutan 
dari conus arteriosus, bagian distalnya bercabang dua kearah kiri dan kanan. (timp enyusun,
2012). Sinus venosus  adalah salah satu bagian dari jantung yang berfungsi untuk menampung
darah. System peredaran darah arteri terdiri dari system peredaran darah arteri dan system
peredaran darah vena yang terdiri dari vena langsung dan system peredaran darah tidak
langsung. (tim penyusun, 2012). Vena iliaca interna mengalirkan darah dari vena iliaca interna
dengan vena iliaca eksterna yang mengalirkan darah menuju ren. (tim penyusun, 2012). Vena
renalis adveheter (lima pasang) pembuluh pendek yang datang dari portase menuju ren. (tim
penyusun, 2012). Vena cava posterior menerima dari cospus adiposum, gonad dan ren melalui
vena renalis revehetes. (tim pennyusun, 2012). Selain system peredaran darah, pada kodok juga
terdapat limfa yang berfungsi untuk mengembalikan plasma darah kembali ke jantung melalui
pembuluh vena (penuntun praktikum biodas, 2012
Berikut perbedaan Rana sp dan Bufo sp

Kulit; Umumnya katak memiliki kulit halus, lembab, dan berlendir, sedangkan kodok atau
bangkong memiliki kulit kasar, berbintil-bintil, dan kering.

Bentuk kaki belakang; Umumnya kaki belakang katak kuat, panjang, dan berseput yang
diadaptasikan untuk melompat, memanjat, dan berenang. Sedangkan kaki belakang kodok
pendek karena lebih disesuaikan untuk berjalan sehingga kurang pandai melompat.

Bentuk tubuh; Umumnya katak memiliki bentuk tubuh yang ramping. Sedangkan kodok
memiliki tubuh yang gemuk dan pendek.

Kemampuan melompat; Umumnya katak mampu melompat hingga jauh bahkan jenis-jenis katak
pohon mampu melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Sedangkan kodok umumnya kurang
pandai melompat.

Konsumsi manusia; Beberapa jenis katak (seperti sawah, katak hijau, dan katak totol)
diperdagangkan dagingnya untuk dikonsumsi. Sedangkan kodok umumnya tidak dikonsumsi
manusia
DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2017. Amphibi. (Online).http://id.wikipedia.org/wiki/amphibi. Diakses tanggal 1 Maret


2020

Brotowidjoyo. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, et al. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Izza, Qothrun dan Nia Kurniawan. 2014. Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan OWA
Cangar dan Air Terjun Watu Ondo, Gunung Welirang Tahura R.Soerjo. Jurnal
Biotropika. 2 (2) : 103 – 108.

Jasin, Maskoeri.1984. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kimball. 2000. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Madang, K. 2002. Zoology Vertebrata. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.

Slamet, A. 1998. Penuntun  Kuliah Zoologi Vertebrata. Inderalaya: UNSRI.

Anda mungkin juga menyukai