Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI


SKOR NILAI :

PROFESI KEPENDIDIKAN

(Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia)

(Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, 2011)

Nama Mahasiswa: Edwin Rejeki Nababan

NIM: 4193141037

Nama dosen: Dra. Damaiwanty Ray, Mpd

Mata Kuliah: Pofesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

APRIL 2020
EXECUTIVE SUMMARY

Dalam kemajuan zaman ini perkembangan suatu pendidikan merupakan sebagai salah
satu factor yang harus kita perhatikan. Salah satu upaya untuk mengembangkan-nya dengan
cara memperhatikan kualitas-kualitas guru demi kemajuan pendidikan.Guru dapat membantu
para siswa untuk meningkatkan kompetensi kognitif,afektif, maupun psikomotor.Bagi suatu
bangsa pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sehingga suatu
negara dapat berkembang dan bersaing dengan negara-negara lain.oleh karena itu
membangun pendidikan menjadi suatu keharusan baik dilihat dari perspektif internal
(kehidupan di dalam bangsa) maupun dalam perspektif eksternal (kehidupan dengan bangsa
lain).

            Pengertian tersebut menggambarkan bahwa pendidikan merupakan pengkondisian


situasi pembelajaran bagi peserta didik guna memungkinkan mereka mempunyai
kompetensi-kompetensi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dirinya sendiri maupun
masyarakat. Hal ini sejaln dengan fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

              Dengan demikian, terlihat bahwa pendidik diharapkan mempunyai pengaruh yang


signifikan pada pembentukan sumber daya manusia dalam aspek kognitif, afektif, maupun
keterampilan, baik dalam aspek fisik,mental maupun spiritual. Hal ini jelas menuntut kualitas
penyelenggaraan pendidikan yang baik serta pendidik yang profesional, agar kualitas hasil
pendidikan dapat benar-benar berperan optimal dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu
pendidik dituntut untuk selalu memperbaiki, mengembangkan diri dalam membangun dunia
pendidikan.

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical book mengenai “Profesi Kependidikan”
ini. Saya juga berterimakasih kepada Ibu Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan
bimbingannya dalam penyelesaian tugas critical book ini.

Saya menyadari bahwa buku ini masih ada kekurangan nya oleh sebab itu saya minta
maaf dan harap memaklumi apabila terdapat penjelasan dan dan hal-hal yang masih belum
sempurna. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca nya.

Medan,Februari 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................................................... 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.................................................................................................................... 4
B. Tujuan penulisan CBR................................................................................................................................... 4
C. Manfaat CBR...................................................................................................................................................... 4
D. Identitas Buku.................................................................................................................................................. 5
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU................................................................................................................................. 6
BAB III. PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 15
A. Kelebihan......................................................................................................................................................... 15
B. Kekurangan..................................................................................................................................................... 16
C. Kritik.................................................................................................................................................................. 17
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan..................................................................................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................................................................................. 18
Daftar Pustaka............................................................................................................................................................ 19
Lampiran....................................................................................................................................................................... 20

iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Review adalah deskripsi dan evaluasi dari sebuah buku ,yaitu
menjelaskan isi buku secara keseluruhan dan mengevaluasi apakah buku tersebut berhasil
mencapaitujuan penulisan buku itu sendiri. Critical Book Review adalah penilaian terhadap
bukuyang dikritik. Memangsecaramudah,kritiktentuadadiutarakan apa kelemahan
dankelebihan. Pada Critical Book Review setiap buku akan diberi komentar mengenai
apakelebihannya dibandingkan dengan buku lain serta apa kekurangannya. Dengan
mengkritikbuku kita dapat memahami bacaan dengan lebih mendalam. Kemampuan berpikir
analistiskita akan lebih terasah dengan mengkritik sebuah buku dan melatih
kemampuanmenyampaikan pendapat secara sistematis. Critical Book Review sangat penting
bagi mahasiswa. Dengan Critical Book Review akan membantu mempersiapkan mahasiswa
dalam menulis skripsi/esai/tesis. Critical Book Review juga sangat berguna terutamaketika
mahasiswa menyiapkan kajian pustaka untuk kebutuhan skripsi/tesis.

B. Tujuanpenulisan CBR
Adapun tujuan penulisan makalah ini:

1. Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.

2. Menambah wawasan dan kajian tentang Profesi Kependidikan dari buku yang dikritik.

3. Meningkatkan pola pikir supaya berpikir kritis.

C. Manfaat CBR
Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif
tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku yang mengajak pembaca untuk
memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan lebih jauh mengenai masalah yang muncul
dalam sebuah buku, memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan, dapat meningkatkan
pola pikir.

1
D. IdentitasBuku
Judul : PROFESI KEPENDIDIKAN (Problema, Solusi, dan
ReformasiPendidikan diIndonesia)
Pengarang : Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno,
Penerbit : BumiAksara
ISBN : 978-979-010-171-5
Edisi/ Cet : Edisi 1, Cet 7
TahunTerbit : 2011
Bahasa : Indonesia

JumlahHalaman : x + 146 hlm


Kertas Isi : HVS
Cover : Soft

Ukuran : 15 x 23 cm

2
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU

Bab 1. Pengantar Profesi Kependidikan

Di dalam manajemen pendidikan kita harus melihat seberapa jauh kekuasaan


pembuatan kebijaksanaan pendidikan itu tersentralisasi atau terdesentralisasi.

Demikian juga kita harus mengamati seberapa jauh masyarakat terlibat dan ikut berperan
dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengontrol
pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, pengontrolan ini pendidikan tidak akan dikebiri
prosesnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pelaksanaan pendidikan selama ini banyak diwarnai oleh pendekatan sarwa negara
(statedriven). Di mana yang akan datang pendidikan harus berorientasi pada aspirasi
masyarakat (puttingcustomersfirst). Pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya, dan
dari pengenalan ini pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya (needassessment).
Setelah mengetahui aspirasi dan kebutuhan mereka, baru ditentukan sistem pendidikan,
macam kurikulumnya, dan persyaratan pengajarnya.

Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem pendidikan.


Untuk masa depan, visi pendidikan tidak lagi berorientasi pada sentralisasi kekuasaan,
melainkan desentralisasi dan memberikan otonomi kepada satuan di bawah atau kepada
daerah.

Visi pendidikan masa depan menuntut kita agar mampu hidup dalam
suasana schoolingandworking in democraticstate dan meletakkan informationtechnology.

Mengingat masih banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat sekolah
menengah maupun perguruan tinggi, terkesan belum mampu mengembangkan kreativitas
dalam kehidupan mereka. Lulusan sekolah menengah sukar untuk bekerja di sektor formal,
karena belum memiliki keahlian khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat berperan secara
aktif dalam bekerja di sektor formal terbilang hanya sedikit. Keahlian dan profesionalisasi
yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi terkesan hanyalah simbol belaka, lulusannya

3
tidak profesional. Penguasaan bahasa Inggris, keterampilan komputer, dan pengalaman kerja
merupakan persyaratan utama yang diminta perusahaan-perusahaan. Sementara ijazah yang
diperoleh selama 20 atau 25 tahun dari lembaga pendidikan formal terabaikan.

Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang perlu dikedepankan,
yaitu (1) bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar menjadi lembaga human
investment? (2) hal-hal apakah yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan
pendidikan dapat dilakukan dengan baik?

Bab 2 Sepuluh Perubahan Pendidikan untuk Peningkatan Sumber Daya Manusia

Seberapa jauh pendidikan mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) kita
dan jati diri bangsa dalam mengembangkan demokrasi dan memupuk persatuan bangsa? Hal
ini dapat terlihat dengan menganalisis beberapa paradigme pendidikan, di antaranya: (1)
pendidikan sebagai proses pembebasan. (2) pendidikan sebagai proses pencerdasan. (3)
pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak. (4) pendidikan menghasilkan tindak
perdamaian. (5) pendidikan sebagai proses pemberdayaan potensi manusia (6) pendidikan
anak berwawasan integratif. (7) pendidikan membangun watak persatuan. (8) pendidikan
menghasilkan manusia demokratis. (9) pendidikan menghasilkan manusia yang peduli
terhadap lingkungan. (10) Sekolah bukan satu-satunya instrumen pendidikan.

Bab 3 Profesionalisme Guru

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola
kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti
suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang pendidikan.

4
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang
diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam
memahami pelajaran yang diterimanya.

5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi
jelas.

6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaan
dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatnya.

8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik
dalam kelas maupun di luar kelas.

9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

5
Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak
lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian guru
harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar saja.

Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukkan oleh peserta
didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi guru yang profesional maka sudah
seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis
melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun upgrading dan/atau pelatihan yang bersifat in
servicetraining dengan rekan-rekan sejawatnya.

Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui peningkatan


kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang kurang efektif dapat segera terdeteksi
dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam
cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar siswa, di antaranya
sebagai berikut:

1. Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat merasa puas
dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu mendominasi
kegiatan belajar peserta didik.

2. Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan dengan


menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang mendapat
kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang peserta untuk
berpikir dan bekerja (melakukan).

3. Mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih
relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta yang baru
merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima informasi (diceramahi)
guru, atau baru belajar kalau ada guru.

6
4.  Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar sehingga peserta didik
dapat belajar secara mandiri dan berkelompok, percaya diri, terbuka untuk saling memberi
dan menerima pendapat orang lain, serta membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri
informasi.

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus


dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga), yaitu
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Agar lebih jelas tentang kompetensi profesional, dijelaskan bahwa peran guru sebagai
pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan:

1)  Merencanakan sistem pembelajaran

 Merumuskan tujuan

 Memilih prioritas materi yang akan diajarkan

 Memilih dan menggunakan metode

 Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada

 Memilih dan menggunakan media pembelajaran.

2)   Melaksanakan sistem pembelajaran

 Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat

 Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat

3)   Mengevaluasi sistem pembelajaran

 Memilih dan menyusun jenis evaluasi

 Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

7
 Mengadministrasikan hasil evaluasi.

4)   Mengembangkan sistem pembelajaran

 Mengoptimalkan potensi peserta didik

 Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri

 Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut

Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas
(1999) sebagai berikut:

1)    Mengembangkan kepribadian

2)    Menguasai landasan kependidikan

3)    Menguasai bahan pelajaran

4)    Menyusun program pengajaran

5)    Melaksanakan program pengajaran

6)    Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan

7)    Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran

8)    Menyelenggarakan program bimbingan

9)    Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat

10)  Menyelenggarakan administrasi sekolah.

Bab 4 Merekonstruksi Masyarakat dan Kebudayaan Melalui Pengubahan Sistem


Pengelolaan Pendidikan di Sekolah

8
Perananan sekolah dalam merekonstruksi masyarakat berarti sekolah merekonstruksi
berbagai tata nilai yang telah ada dalam masyarakat, yang oleh Malindoski disebutkan sebagai
upaya mengembangkan kebudayaan. Ada tujuh sistem nilai atau kebudayaan yang secara
universal dikembangkan, yaitu (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem mata pencaharian
hidup dan ekonomi, (4) organisasional, (5) sistem pengetahuan, (6) religi, dan (7) kesenian.

Bab 5 Jabatan Profesional dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran

Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja
secara profesional. Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan keahlian,
dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.

Kondisi dan asas untuk bealajar yang berhasil meliputi: persiapan sebelum mengajar,
sasaran belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi, sumber pengajaran,
keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan, urutan kegiatan belajar,
penerapan, sikap mengajar, penyajian di depan kelas.

Bab 6 Kompetensi Profesionalisme Guru

Kompetensi guru adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki guru, yang
diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas
profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang berhubungan dengan keadaan
pribadinya (personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau
lingkungannya (sosial).

Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan seperti Soediarto menuntut


dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis, dan memprognosis
situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain:
(a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, (b) bahan ajar yang diajarkan,
(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa, (d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan
pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar, (f) penguasaan

9
terhadap prinsip teknologi pembelajaran, (g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu
merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.

Bab 7 Reformasi Pendidikan

Sistem pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan
sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam
mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air. Mengapa demikian? Karena sistem birokrasi
selalu menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses
pengambilan keputusan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) muncul sebagai paradigma baru pengelolaan


pendidikan. MBS bermaksud “mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya, yaitu masyarakat,
yang diharapkan akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

Paradigma MBS beranggapan bahwa satu-satunya jalan masuk yang terdekat menuju
peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi, dan akuntabilitas
pendidikan. Kepala sekolah, guru, dan masyarakat adalah pelaku utama dan terdepan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga segala keputusan mengenai penanganan
persoalan pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari interaksi ketiga pihak
tersebut.

Untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan


pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan
melakukan capacitybuilding. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan setiap
satuan pendidikan secara berkelanjutan, baik untuk melaksanakan peran-peran manajemen
pendidikan maupun peran-peran pembelajaran. Namun, kegiatan capacitybuilding tersebut
perlu dilakukan secara sistematis melalui penahapan sehingga menjadi proses yang dilakukan
secara berkesinambungan arahnya menjadi jelas (straightforeward) dan terukur
(measurable). Terdapat empat tahapan pokok yang perlu dilalui dalam
melaksanakan capacitybuilding bagi setiap satuan pendidikan, yaitu: tahap praformal, tahap
formalitas, tahap transisional, dan tahap otonomi.

10
Bab 8 Peran Teknologi dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang
berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Kemampuan-kemampuan seperti
memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, dan menilai sendiri hasil karyanya dapat
dibelajarkan melalui pendidikan teknonologi. Untuk itu, pembelajaran pendidikan teknologi
perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu learningtoknow, learningtodo,
learningtobe, dan learningtolivetogether.

Bab 9 Peran Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran di Era Teknologi


Komunikasi dan Informasi

Klasifikasi media pembelajaran sebagai berikut:

1. Media yang tidak diproyeksikan (non projected media), jenis media: Realita, model, bahan
grafis (graphical material), display.

2.  Media yang diproyeksikan (projected media), jenis media: OHT, slide, opaque.

3.  Media audio (Audio), jenis media: Audio kaset, audio vision, active audio vision.

4.  Media video (video), jenis media: video.

5. Media berbasis komputer (computerbased media), jenis media: ComputerAssistedInstruction


(CIA), ComputerManagedInstruction (CMI).

6.  Multimedia Kit, jenis media: perangkat praktikum.

Bab 10 Benang Kusut Pendidikan di Era Otonomi Pendidikan

Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang menonjol: (1) masih rendahnya pemerataan untuk memperoleh pendidikan, (2) masih

11
rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya manajemen
pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan  keunggulan ilmu pengetahuan
dan teknologi di kalangan akademisi. Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi di
antarwilayah geografis, yaitu antara perkotaan dan pedesaan, serta antara Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), dan antartingkat pendapatan penduduk
ataupun atargender.

Kondisi yang sangat memprihatinkan tentang kualitas pendidikan di Indonesia


tercermin pada hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang
dilaksanakan oleh organisasi International EducationAchievement(IEA) yang menunjukkan
bahwa siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi.
Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), studi untuk kemampuan
matematika siswa SMP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara, dan
untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya berada pada urutan ke-40 dari 42
negara peserta.

BAB III. PEMBAHASAN

A. Kelebihan
1.      Cara penyajian isi permasalahan terlihat efektif dan efisien terbukti dengan pola-pola
pengembagan pembahasan berdaya guna dan bertepat guna yang mempermudah pembaca
dalam memahami dan mengerti isi buku.

2.      Penggunaan analogi yang baik untuk memahami maksud penulis untuk sebagian ulasan
materi yang memerlukan pendekatan menggunakan penjelasan analogi seperti pada halaman
112 dan 114

12
3.      Pembahasan materi lebih terperinci dan sesuai dengan perkembangan lingkup
masyarakat, teknologi, dan kebutuhan pada saat itu.

4.      Rangkuman yang terletak setelah penjabaran materi menyimpulkan poin-poin penting


yang dibahas dalam setiap bab-nya. Hal ini sangat baik untuk membantu pembaca mereview
kembali hal-hal pokok yang mesti diingat dan dipahami dengan baik

5.      Sumber-sumber buku acuan dalam daftar pustaka yang ada setiap bab mempermudah
pembaca mencari sumber asli jika digunakan sebagai acuan untuk memperdalam
pemahamannya.

6.      Penulisan didesain dengan temperamen yang sesuai dengan konteks zaman

7.      Kertas buku yang dipakai cukup baik untuk ukuran mata normal. Hal ini terbukti dengan
mudahnya pembaca memahami isi dan tidak merasa perih matanya jika terlalu lama
membaca.

8.      Adanya kutipan dari luar negeri yang dituliskan langsung dalam bahasa aslinya sehingga
pembaca akan lebih memahami arti atau makna yang terkandung didalamnya. Hal ini dapat
mengurangi perbedaan konsepsi pembaca dengan penulis.

9.      Tugas-tugas atau latihan pada setiap akhir bab sangat baik bagi pembaca terutama
mahasiswa dalam menguji tingkat kompetensi yang diperoleh.

B. Kekurangan

1.      Kekurang-sesuaian inti paragraf pada beberapa sub materi. Bahkan ada bagian yang
tidak tertuliskan atau dibahas tuntas pada hal bagian bagian tersebut merupakan bagian yang
sederajatdenganparagraf yang telahditentukanintinyatercapai.

2.      Ada kejanggalan dalam menggunakan sumber acuan. Misalnya penulisan tahun yang
ditunjuk sebagai patokan. Pada halaman 89 dituliskan “Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1880 buku III c dalam rangka
pelaksanaan kurikulum taman kanak-kanak”, sementara sebelumnya pedoman tersebut
berlaku pda tahun 1975. Hal ini juga tidak baik, karena menunjuk pada acuan yang cukup
lama diberlakukan.

13
3.      Kesalahan letak penulisan catatan kaki pada halaman yang berbeda dengan kode pada
bacaan materi.

4.      Kekurangan dalam penulisan pada hal 121 yakni penulis ingin menunjuk suatu halaman
untuk memperjelas konsep yang dijelaskan.

5. Penggunaan dua kata sekaligus yang memiliki pengertian sama. Jadi, jika salah satu
dihilangkan maka tidak akan mengurangi makna kalimat. Hal ini terlihat pada halaman 123
“dengan melalui”.

C. Kritik
1.      Dalam mengangkat suatu permasalahan memang dibutuhkan suatu data yang banyak,
akan tetapi jangan terlalu dipaksakan sehingga sebagian datanya ada yang tidak bisa
dipercaya dengan pasti. Data yang tidak atau sebagian masih terdapat kesangsian jangan
digunakan.

2.      Penyusunan urutan yang disajikan dalam isi pembahasan memang sistematis, namun
juga tidak ada salahnya jika ditunjukkan setiap pembahasan isi mengikat suatu simpulan
khusus pembahasan tersebut.

3.      Penggunaan sumber data yang cukup lama atau ketinggalan zaman tidak perlu disajikan.
Hal ini akan menunjuk pada konsep pembaca yang tidak konsisten dengan keadaan sekarang.

14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

1.      Buku ini layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai sebagai bahan studi maupun karya
ilmiah. Hal ini terwujud dengan bukti fisik buku ini yang menyajikan banyak data atau
informasi ilmiah yang penyampaiannya mengikuti perkembangan teknologi dan sifat
masyarakat global.

2.      Dari kesekian banyak kelebihan maka buku ini tidak menutup kemungkinan hanya
dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau pakar ilmu, tetapi juga layak bagi guru
dan khalayak umum sebagai bentuk atau cara adaptif mempersiapkan diri untuk menyingkapi
perubahan dalam dunia pendidikan yang cenderung dinamis berubah terjadi disekitar kita.

15
B. Saran
Hendaknya penyajian buku ini mempertahankan keunikannya tersendiri yang telah
terbangun dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan pribadi internal dan juga eksternal
dunia profesi kependidikan. Hendaknya penyajian makna tersirat buku juga terus
dikembangkan lebih mendetail agar tidak ditafsir menyimpangdari yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Uno, H. B. (2011). PROFESI KEPENDIDIKAN (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di


Indonesia). Bumi Aksara.

16
17
Lampiran

18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai