I. PENDAHULUAN
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
II. PEMBAHASAN
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan
dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Menurut salah satu ahli Aminuddin (2008) disebutkan
bahwa komponen adalah keseluruhan makna yang terdiri dari sejumlah elemen, di mana
antara elemen yang satu dengan yang lainnya memilki ciri khusus yang berbeda-beda.
1. Komponen Tujuan
a. Domain Kognitif
Domain kognitf adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat
dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif terdiri dari enam
tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengeahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall).
Kemampuan bidang ini dapat berupa:
Pertama pengetahuan tentang sesuatu yang khusus, misalnya mengetahui
tentang terminologi atau istilah-istilah yang dinyatakan dalam bentuk simbol-
simbol terbentuk baik verbal maupun nonverbal. Pengetahuan mengingat fakta
semacam ini sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Kedua pengatahuan tentang cara/prosedur atau cara suatu proses tertentu.
Misalnya kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan, mengurutkan
langkah-langkah tertentu, dll.
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek
pembelajaran. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan.
Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan
kemampuan menjelaskan,menerangkan,menafsirkan atau kemampuan
menangkap makna atau arti suatu konsep. Pemahaman menafsirkan sesuatu
contohnya menafsirkan grafik,bagan atau gambar. Sedangkan pemahaman
ekstrapolasi yakni kemampuan untuk melihat dibalik yang tersirat atau
tersurat,melanjutkan atau memprediksi sesuatu berdasarkan pola yang sudah
ada.
3. Penerapan (aplication)
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep,prinsip,prosedur
pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang
lebih tinggi tingkatannya dibandingkan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini
berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang
sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hukum, konsep, ide, dll ke
dalam situasi baru yang konkret.
4. Analisis
Analisis adalah kemempuan menguraikan atau memecah suatu bahan
pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian
bahan itu. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar. Oleh karena itu
biasanya analisis diperutukkan bagi pencapaian tujuan pembelajaran untuk
siswa-siswa tingkat atas.
5. Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam
suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema,rencana atau
melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis
merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis mampu menguraikan
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi. Tujuan ini berkenaan dengan
kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau
kriteria tertentu. Terkandung pula kemampuan untuk memberikan suatu
keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu.
b. Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap,nilai-nilai dan apresiasi. Menurut
Krathwohl dan kawan-kawan (1964) dalam bukunya Taxonomy of Education
Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki 3 tingkatan, yaitu:
1. Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap
gejala,kondisi,keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang
positif terhadap gejala-gejala tertentu manakala mereka memiliki kesadaran
tentang gelaja,kondisi atau objek yang ada.
2. Merespons
Merespons atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat
waktu, kemauan untuk membantu orang lain dll. respons biasanya diawali
dengan diam-diam,kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh.
3. Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4. Mengorganisasi
Hal ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi
tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
Tujuan ini terdiri dari mengonseptualisasi nilai, serta mengorganisasi suatu
sistem nilai.
5. Karakerisasi Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan
pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang di bangunnya itu
dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak
dan berprilaku.
c. Domain Psikomotor
1. Presepsi (preception)
Presepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang
dipermasalahkan.
2. Kesiapan (set)
3. Meniru (imitation)
Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan gerakan-
gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.
4. Membiasakan (habitual)
Membiasakan adalah kemampuan seseorang untuk mempraktikkan gerakan-
gerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.
5. Menyesuaikan (adaptation)
Emenyesuaikan atau beradaptasi adalah gerakan atau kemampuan itu sudah
disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
6. Menciptakan (organization)
Menciptkan atau mengorganisasikan, yakni kemampuan seseorang untuk
berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan
jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, disamping juga tidak terlepas dari kaitannya dengan kondisi
peserta didik (psikologi anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut.
3. Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara baik untuk
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan
disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-
topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
3. Komponen Metode/Strategi
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evaluation” yang berarti “penilaian
terhadap sesuatu”. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright bahwa :
“curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of
students toward objectives or values of the curriculum” (Wright, 1966:173).
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kurikulum sebagai sistem yang
memiliki komponen-komponen yang saling berterkaitan untuk mencapai suatu tujuan.
Setiap komponen-komponen pula memiliki peranannya agar menciptakan kurikulum
yang lebih baik. Kurikulum yang terbentuk dari komponen-komponen tidak dapat
dipisahkan. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari: komponen tujuan,
komponen materi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Pada dasarnya semua
komponen sangat berfungsi, juga bertujuan agar pendidikan menjadi optimal. Hal ini
mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 mengenai tujuan
pendidikan nasional.
3.2 Saran
Dalam kesempatan ini kami memahami, bahwa kurikulum adalah sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan. Maka kami sangat menyarankan bahwa kurikulum adalah
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang leih baik lagi. Selain itu, kami juga
menyarankan agar kurikulum dapat dipahami oleh setiap orang terutama yang terkiprah
dalam dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
Bloom, B.S. (Ed.). Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., Krathwohl, D.R.
(1956). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: The
Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.