Anda di halaman 1dari 3

Maraknya Korupsi, Bagaimana Peranan Pendidikan Kewarganegaraan?

    Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta
pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.

    Perilaku korupsi dengan mengikuti pernyataan Peter Schroder, sudah dikenal sejak dahulu
kala. Korupsi dapat ditelusuri sampai pada bentuk-bentuk masyarakat terorganisir atau negara
yang paling awal yang ada. Bukti-bukti dari tahun 1000 SM telah menunjukkan adanya praktek
suap di kalangan pejabat tinggi, contohnya di masyarakat Mesir Kuno, Babylonia, Ibrani, India
Kuno, dan Cina Kuno. Menurut Kusuma dan Fitria Agustina, 2003 dalam Mansyur Semma,
2008: 33). Secara harfiah, pengertian korupsi dapat berarti: Kejahatan, kebusukan, dapat disuap,
tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran. Perbuatan yang buruk seperti pengelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan sebagainya. Perilaku korupsi memang sudah menggejala di mana-
mana. Entah, antara pengusaha dan pejabat birokrat yang mempunyai kekuasaan, atau antara
warga masyarakat yang bertaraf ekonomi menengah ke bawah. Dalam berbagai perbincangan
mengenai beragam topik, hampir tak aneh bila orang-orang sering mendengar kata korupsi.
Seolah menjadi bahasa lumrah dalam setiap perbincangan bila ada selingan mengenai korupsi.
Ada beberapa Situasi yang sering dianggap mendukung korupsi, yaitu: (Pito, Toni Andrianus,
dkk, 2013: 409).

 
    Kedekatan sistem dan kontak yang intensif antara ekonomi dan administrasi. Arus informasi
yang masuk tidak menyolok. Pemusatan kompetensi pada pekerja ahli tertentu dengan ruang
gerak yang memungkinkan mereka mengambil keputusan. Batasan yang kabur antara hal-hal
yang dapat diterima secara sosial dan perbuatan yang melanggar hukum. Kurangnya kesadaran
korban (pihak yang dirugikan) bahwa mereka diperlakukan tidak adil. Sehingga korupsi
menimbulkan dampak yang sangat besar yaitu Korupsi tidak saja akan menggeremus struktur
kenegaraan secara perlahan. Tetapi juga menghancurkan segenap sendi-sendi penting yang
terdapat dalam negara. Korupsi muncul dari struktur birokrasi dan akan berimbas dengan
menggerogoti struktur birokrasi tempat korupsi berlangsung. Pemerintah bertindak tegas dalam
memberantas korupsi dengan mengeluarkan undang-undang anti korupsi yaitu sebagai berikut
Undang-undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Undang-undang No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Undang-undang
No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Undang-undang No.
46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

     

    Tetapi itu tidak cukup bila dilihat dari segi peraturan atau hukum, untuk itu peran dari PKN
(Pendidikan Kewarganegaraan) sangat dibutuhkan bagi menanggulangi korupsi sehingga
generasi muda tidak terpengaruh dengan sikap menghalalkan cara. Untuk itu Memberantas
korupsi tidak mungkin hanya dilakukan melalui jalur hukum saja, melainkan dapat ditambah
dengan jalur pendidikan yaitu dengan cara menghadirkan Pendidikan Kewarganegaraan pada
semua jenjang pendidikan sebagai mata pelajaran yang menjadi wahana bagi pembentukan
watak dan karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Dengan
demikian dengan terselenggaranya mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di lembaga
pendidikan formal, para peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa dapat
mendorong sikap anti korupsi dengan memahami nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan
UUD 1945. Selain itu untuk mengantisipasi korupsi oleh pejabat publik perlu diadakannya
pendidikan politik untuk meningkatkan kesadaran politik warga negara, agar warga negara
dengan bekal informasi dan pengetahuannya tentang masalah kehidupan politik kenegaraan
memungkinkan warga negara tersebut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan politik.

Created By: Kelompok 9

 Andri Marusaha Napitupulu (4193341052)


 Pitta Uli Situmorang (4191141031)
 Sonia Manalu (4191141051)
DAFTAR PUSTAKA

https://maraknyakorupsibagaimanaperananpkn.blogspot.com/2020/11/maraknya-korupsi-
bagaimana-peranan.html

Anda mungkin juga menyukai