GENETIKA EVOLUSI
A. Dasar Genetika Evolusi
Genetika itu bisa diartikan sebagai suatu ilmu tentang bagaimana
suatu sifat bisa diturunkan kepada keturunannya. Sifat dari setiap individu
bisa diturunkan kepada keturunannya melalui sesuatu yang disebut
dengan gen. Gen pada suatu individu dapat ditemukan dalam nukleus
tepatnya ada didalam kromosom individu tersebut. Genetika itu pertama
kali diperkenalkan oleh William Bateson dan Adam Chadwick ditahun
1906. Intinya genetika itu menjelaskan tentang bahan-bahan dari gen,
ekspresi gen, dan bagaimana gen bisa diwariskan pada keturunan suatu
organisme (Nurul, 2013).
Pada saat ini evolusi diterapkan dibidang IPTEK. Menurut Muslim
(2013) evolusi bisa diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi pada
suatu kehidupan yang proses perubahannya memerlukan waktu yang
lama. Pada suatu populasi yang mengalami evolusi, suatu organisme
yang muncul dengan sifat baru yang sifatnya itu tidak terlalu
membedakannya dengan sifat-sifat organisme pada umumnya (mampu
beradaptasi), maka organisme dengan sifat baru seperti itu akan mampu
bertahan hidup pada populasi tersebut. Namun jika sifat baru yang muncul
adalah sifat yang sangat membedakannya dengan sifat-sifat pada
umumnya (tidak bisa beradaptasi), maka organisme dengan sifat itu tidak
akan mampu untuk bertahan hidup pada populasi itu. Hal seperti itu bisa
disebut dengan seleksi alam yang menunjukkan bahwa hanya sifat-sifat
tertentu saja yang akan diterima dan mampu untuk bertahan hidup ada
suatu populasi. Seleksi bisa terjadi secara alami dan tidak alami. Seleksi
tidak alami atau seleksi buatan bisa terjadi melalui beberapa hal seperti
pemuliaan, domestikasi dan juga rekayasa genetika.
Evolusi hanya terjadi pada populasi bukan pada suatu individu.
Suatu organisme sudah ditentukan sifat-sifat yang ada pada dirinya
bahkan sebelum organisme itu lahir. Kemungkinan besar sifat yang
dimiliki oleh suatu organisme adalah hasil turunan dari kedua induknya,
namun sifat-sifat pada suatu organisme bisa saja jauh berbeda dari
induknya. Perbedaan sifat yang dimiliki pada suatu organisme dengan
induknya bisa terjadi karena adanya perubahan susunan urutan DNA
pada suatu organisme atau bisa disebut dengan mutasi sehingga
menghasilkan suatu organisme dengan sifat yang berbeda dari induknya.
Sifat yang dihasilkan tersebut bisa berakibat baik ataupun buruk.
B. Materi Genetik
Sekitar tahun 1868 J.F. Miescher yang saat itu adalah seorang
mahasiswa telah menemukan bahwa sel yang ambil dari air nanah
manusia terdapat zat kimia yang asam yang mengandung nitrogen dan
juga fosfor dalam jumlah banyak yang disebut dengan asam nukleat. Tapi
pada saat itu masih belum diketahui apa fungsi dari asam nukleat
tersebut. Kemudian ditahun 1924 diketahui bahwa DNA yang merupakan
organel yang membawa gen itu berada didalam kromosom (Prasetyo,
2011).
DNA adalah asam nukleat yang merupakan materi penyusun suatu
organisme yang fungsinya sebagai penyimpan materi genetik, yang
menentikan aktivitas organisme selama hidup (Marwanto, 2013). Pada
bagian dalam DNA ditemukan fosfat, gula pentosa dan juga basa nitrogen.
Fosfat, gula pentosa dan juga basa nitrogen ini disebut nukleotida,
nukleotida didalam DNA itu tidak hanya satu tapi berjumlah banyak, maka
nukleotida tadi disebut dengan polinukleotida. Basa nitrogen penyusun
DNA adalah “A” Adenin “T” timin “G “ Guanin dan “C” Citosin. Adenin dan
Guanin adalah purin dan timin dan sitosin adalah pirimidin. Adenin akan
berpasangan dengan timin, guanin akan berpasangan dengan sitosin.
Setiap sifat yang muncul pada setiap individu organisme adalah
hasil dari ekspresi gen. Ekpresi gen adalah penerjemahan DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) menjadi RNA (Ribonucleic Acid) kemudian
diubah menjadi protein. Ekspresi gen terjadi melalui dua proses, yaitu
transkripsi dan translasi. Proses transkripsi terjadi didalam inti sel
sedangkan proses translasi terjadi di dalam ribosom. Ekspresi gen
merupakan proses penggunaan informasi genetik yang terdapat didalam
gen untuk mensintesis senyawa-senyawa produk gen. Untuk
mengekspresikan informasi genetik, sel akan menyalin informasi genetik
dari DNA ke mRNA (messenger RNA, RNA pembawa pesan), proses ini
disebut transkripsi. Kemudian diikuti dengan penerjemahan informasi
genetik yang terdapat dalam molekul mRNA menjadi sebuah protein,
proses ini dinamakan translasi. Dengan dua tahapan itu lah sifat genetik
akan diturunkan kepada seorang anak.
Tubuh manusia tersusun dari banyak sel yang didalam sel tersebut
terdapat organel-organel sel serta nukleus atau inti sel. Didalam inti sel
terdapat kromosom yang merupakan padatan dari DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid) yang pemadatannya itu dibantu oleh sebuah protein yang
disebut protein histon. Protein histon yang nantinya akan menempel pada
rantai DNA lalu akan melilitnya agar menjadi lebih padat. DNA terdiri dari
dua untaian yang saling berikatan yang disebut dengan double helix. DNA
ini terdiri dari banyak gen yang didalamnya terdapat banyak nukleotida
yang tersusun atas fosfat, gula pentosa dan basa nitrogen. Basa nitrogen
itu ada dua yaitu basa purin dan pirimidin, basa purin terdiri dari adenin
dan guanin sedangkan basa pirimidin dalam DNA terdiri dari timin dan
sitosin, dan basa pirimidin didalam RNA terdiri dari urasil dan sitosin.
Timin dan urasil itu berbeda, bedanya terletak pada ikatan hidrogen dan
digugus fungsinya. Urasil tidak memiliki gugus metil karena untuk
memudahkan dalam proses transkripsi. Kromosom terlihat seperti huruf X
yang diikat oleh sentromer, didalam sentromer tidak terdapat DNA, jadi
tugas sentromer hanya untuk mengikat dua kromatid. Kromosom itu terdiri
dari dua akson, dua akson itu merupakan duplikasi dari satu akson.
Kromatid yang berasal dari satu kromatid yang sama (duplikasi) maka
disebut dengan kromatid sister. Sedangkan gabungan dari dua kromatid
berbeda yang saling berikatan disebut dengan kromatid non siter.
Kromatid non sister yang diturunkan kepada anak ini kemudian akan
membelah (duplikasi), hasil dari duplikasi tersebut akan disebut kromatid
sister.
Pada tahap awal ekspresi gen (transkripsi). Proses transkripsi
terjadi didalam nukleus, transkripsi menggunakan bahan utama yaitu DNA
dan nantinya akan menghasilkan mRNA yang dapat digunakan sebagai
bahan utama untuk tahapan selanjutnya. Proses transkripsi dapat dibagi
dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Tahap inisiasi
diawali dengan pengenalan sekuens promoter oleh kompleks enzim RNA
polimerase. Setelah urutan promoter dikenali oleh kompleks enzim ini, lalu
kompleks enzim berikatan dengan urutan promoter dan memulai
transkripsi.
Proses transkripsi terjadi rantai DNA menempel dengan sebuah
enzim yang disebut dengan enzin RNA polimerase. Rantai DNA yang
menempel pada enzin RNA polimerase akan terbuka, terbukanya rantai
DNA ini dipengaruhi oleh enzim helikase. Ketika rantai DNA sudah
terbuka, nukleotida mRNA akan masuk dan berikatan dengan rantai DNA
bagian bawah sesuai dengan kodenya. Masuknya nukleotida mRNA itu
karena dipanggil oleh aromatik. Setelah berikatan, rantai mRNA akan
terlepas dari rantai DNA bagian bawah, lalu akan ada bagian-bagian dari
rantai mRNA yanng dibuang lalu disambungkan kembali. Bagian dari
rantai mRNA yang dibuang disebut dengan intron. Intron adalah kode-
kode yang tidak bisa diterjemahkan, sedangkan ekstron adalah bagian-
bagian yang bisa diterjemahkan yang nantinya akan dipakai untuk tahap
selanjutnya. Translasi merupakan penerjemahan kodon atau urutan
nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu
asam amino tertentu. Tahap translasi terjadi didalam ribosom. Satu untai
mRNA yang telah melalui tahap transkripsi akan dibawa keluar dari inti sel
ke sitoplasma menuju keribosom. Proses translasi memerlukan mRNA
dibantu oleh tRNA untuk dapat menghasilkan sebuah protein. Urutan
protein yang disintesis ditentukan oleh informasi genetik yang terdapat di
dalam molekul-molekul mRNA. Informasi genetik yang terdapat didalam
mRNA tersebut dinamakan kodon triplet, karena terdiri dari tiga nukleotida
yang terletak berhadapan. Pada saat translasi, setiap asam amino akan
dibawa ke ribosom oleh tRNA. Setiap tRNA punya urutan yang disebut
antikodon, yaitu urutan kode yang merupakan komplemen dari urutan
kodon pada mRNA. Basa dari urutan kodon dan antikodon menjamin
setiap asam amino akan ditambahkan pada posisi yang tepat pada untai
protein yang sedang dibentuk. proses translasi dapat dibagi dalam 3
tahap, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada saat inisiasi, keempat
komponen translasi yaitu ribosom, protein-protein faktor translasi, mRNA
dan aminoasil-tRNA akan membentuk kompleks di tempat kodon start
dalam untai mRNA. Pada saat elongasi, yaitu selama pembentukan
polipeptida, kompleks ini bergerak, atau melakukan translokasi, sepanjang
untai mRNA dengan arah 5’→3. Jadi kompleks translasi membaca mRNA
dari arah ujung 5’→3’. Polipeptida baru terbentuk dari ujung N (amino) ke
arah ujung C (karboksil). Pada terminasi translasi proses terakhir ditandai
dengan bertemunya ribosom dengan kodon akhir atau disebut dengan
kodon stop pada mRNA. Proses ini akan menghasilkan protein yang akan
digunakan oleh tubuh.
Pada populasi 1950 Terdapat 36% orang yang tidak bisa merasakan
pahitnya kertas PTC, dan sisanya bisa merasakan pahitnya kertas PTC
maka tentukan
A. Frekuensi p dan q
RUMUS = p + q = 1
P= untuk normal
q= yang terkena penyakit
2pq= normal pembawa
36 %
Dik: q2 = = 0,36
100
q = √ 0 , 36
q = 0,6
p+q= 1
p = 1 – 0,6
p = 0,4
p2 = (0,4)2
p2 = 0,16 x 1950
= 312
= 0,48 x 1950
= 936
q2 = (0,6)2
= 0,36 x 1950
= 702
B. Frekuensi p2, q2, 2pq. Didapatkan frekuensi p2= 0,16, q2= 0,36, 2pq=
0,48
C. Jumlah orang yang normal, pembawa. Jumlah orang normal atau p2=
312 orang, sedangkan pembaawa atau 2pq= 936
Daftar Pustaka
NAMA KELOMPOK
1. Nabila Lutfhidia Tamara 2101082007
B. Spesiasi
Spesiasi adalah tahap dalam proses evolusi di mana spesies baru,
berbeda dari yang sebelumnya terbentuk melalui cara reproduksi alami.
Spesiasi terkait dengan evolusi dan yang kedua adalah tahap perubahan
bertahap. Spesiasi berfokus pada perubahan yang terjadi pada populasi
spesies tertentu, tingkat di mana spesiasi atau kepunahan terjadi
sebagian bergantung pada ukuran rentang geografis regional. Area yang
luas cenderung meningkatkan tingkat spesiasi dan menurunkan tingkat
kepunahan, spesiasi di area yang luas dapat menyebabkan spesiasi lebih
cepat titik penurunan luasan dapat menyebabkan kepunahan spesies.
(Widodo, 2007).
Spesiasi pembentukan spesies baru, dapat menyebabkan isolasi
geografis isolasi reproduksi dan modifikasi genetik (Campbell, 2003).
Spesiasi adalah morfologi spesies baru berbeda dari spesies sebelumnya
dalam kerangka evolusi. Spesiasi bisa terjadi dengan cepat tapi bisa juga
memakan waktu lama puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri dari
sekelompok individu serupa yang menempati lokasi yang sama. untuk
beberapa alasan, populasi dapat terpecah dan masing-masing
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kemunculan spesies baru dapat
disebabkan oleh isolasi geografis isolasi reproduksi, dan perubahan
genetik. (Stie IGI JAKARTA).
Namun tampaknya ada ruang untuk perkembangan, yang bersifat
konservatif menjadi bersifat kreatif. Di satu sisi, dari satu sudut pandang,
spesies cenderung tidak berubah tetapi dari sudut pandang lain spesies
baru dapat lahir dalam keadaan tertentu titik keturunan dari spesies yang
ada cenderung lebih tangguh sedangkan hibrida dengan penyimpangan
yang lebih besar dari induknya cenderung cepat atau lambat diberantas
titik begitu juga sebaliknya jika situasinya berbeda. Di bawah ini adalah
beberapa ide yang menyebabkan munculnya spesies baru.
1. Spesiasi dengan Poliploidi
Ahli genetika Hugo de fries, yang dikenal dengan teori
mutasinya, telah menyatakan kapan suatu organisme dapat
mengubah jumlah kromosomnya dan bagaimana ia cenderung
tidak benar-benar berubah titik ciri-ciri makhluk hidup yang
dimaksud titik untuk beberapa alasan, genothera lamarckiana
tampaknya memiliki 14 kromosom tetapi tidak terpisah secara
spontan selama meiosis, menghasilkan 28 kromosom. Belakangan
diketahui bahwa keturunan dengan kromosom 28 tidak dapat kawin
dengan genothera lamarckiana (induk).
DycooIdes kromosom 28 dibandingkan dengan tritium
valgare kromosom 42. poliploid kentang lebih beragam daripada
solanum tuberosum pada kromosom 12, 24, 36, 38, 60, 72, 96,
108, 120 dan 144
2. Radiasi Adaptif
Fakta bahwa ada banyak spesies dewasa telah membuat
orang menyimpulkan bahwa ada proses pemisahan spesies,
karena catatan fosil menunjukkan bahwa jumlah spesies yang ada
sebelumnya tidak bertambah banyak. Ada radiasi evolusioner
yang bisa disebut evolusi bercabang. Tahap evolusi terkait erat
dengan adaptasi spesies ke lingkungan baru dan perkawinan
silang antara spesies yang ada atau antara spesies yang berbeda
tidak diperbolehkan.
Contoh nyata dari radiasi adaptif adalah kutilang
galapagos.fins dikatakan ditemukan di Kepulauan Galapagos di
Amerika Selatan, sekitar 900 KM jauhnya, karena lokasi yang
kering dan terpencil, terjadi persaingan antara penduduk pulau titik
mengkhususkan daripada bahan-bahan adalah cara yang
terhormat untuk tetap kompetitif.
3. Oportunisme dalam Konvergensi
Dalam perkembangan evolusi konvergen fungsi yang sama
seringkali muncul dalam bentuk yang berbeda titik perbedaan
bentuk ini terjadi karena bentuk aslinya berbeda secara
fundamental. Misalnya, beberapa hewan seperti pteridactyl,
burung, kelelawar, dan serangga dapat memiliki bentuk sayap
yang meskipun berbeda bentuk, namun memiliki fungsi terbang
yang sama. fenomena ini disebut opportunistik atau konvergen
oportunisme. Beberapa ciri dari konsep oportunisme konvergen
adalah:
a. Apa yang bisa terjadi akan terjadi.
b. Perubahan terjadi sesuai kebutuhan, tida seperti yang
diharapkan
c. Kesempatan memungknkan prubahan.
d. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu kelompok
menimbulkan kemungkinan perubahan pada kelompok lain
juga.
C. Isolasi Geografi
Sebagian besar ahli biologis setuju bahwa faktor awal dalam fase
spesiasi adalah isolasi geografis karena aliran gen dapat berlanjut hingga
populasi dari spesies yang sama terkait secara langsung atau tidak
langsung meskipun populasi yang berbeda dalam suatu sistem mungkin
memiliki karakteristik tertentu yang berbeda titik yang membawa beberapa
perubahan.
(Campbell dkk (2003) berpendapat bahwa fase geologis dapat
membagi populasi menjadi dua bagian atau lebih. jika populasi yang
awalnya resisten menjadi terpisah secara geografis, menjadikannya
penghalang penyebaran spesies populasi itu tidak akan lagi berubah titik
urutan genetik evolusi akan berlanjut dengan caranya sendiri. (Widodo
dkk, 2003).
Pertama, Karena isolasi reproduksi karena faktor geografis, dan
kemungkinan perkawinan silang masih ada dalam kelompok, yang masih
dianggap sebagai satu spesies, kemudian dua populasi menjadi dua
spesies yang terpisah (Widodo dkk, 2003). Terdapat perbedaan sekresi
proyeksi geografis sistem populasi karena perbedaan frekuensi awal gen
dalam dua sistem populasi yang berbeda mutasi karena tekanan selektif
dari lingkungan yang berbeda dan perubahan dalam struktur genetik
menciptakan peluang antar generasi titik generasi pertumbuhan populasi
kecil dan pembentukan pemukiman baru. Hambatan adalah ruang
lingkungan fisik yang mencegah pergerakan spesies tertentu melintasi
perbatasan penghalang spesies seharusnya tidak menjadi penghalang
bagi spesies lain titik perubahan dari waktu ke waktu karena isolasi
geografis menyebabkan kedua spesies berada karena isolasi reproduksi.
E. Pengertian Koevolusi
Koevolusi adalah fase antara dua atau lebih spesies yang saling
mempengaruhi selama tahap perkembangannya, tetapi dalam koevolusi
terdapat bukti bahwa karakteristik yang ditentukan secara genetis dari
setiap spesies secara langsung menyebabkan Interaksi yang sama antara
kedua organisme. (Anies, 2006: 45).
Revolusi adalah jenis adaptasi unik yang dihasilkan dari hubungan
(antarspesies) antara makhluk hidup berikut evolusi digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang melibatkan serangkaian adaptasi timbal
balik perubahan dalam satu spesies yang bertindak sebagai komponen
seleksi pada spesies lain dan kontra-adaptasi pada spesies lain yang
terjadi sebagai respon terhadap efek seleksi dari spesies asli. revolusi
telah dipelajari secara intensif dalam hubungan predator-mangsa dan
simbiosis, yaitu dalam hubungan antar populasi organisme yang hidup
dalam suatu komunitas (Hadisubroto, 1989).
Koevolusi dalam arti luas adalah perubahan dalam satu entitas
biologis yang disebabkan oleh perubahan entitas terkait lainnya. Revolusi
dapat terjadi pada tingkat biologis yang berbeda bisa makrokopis atau
mikroskopis. setiap sisi hubungan evolusi memberikan tekanan selektif di
sisi lain dan dengan demikian mempengaruhi perkembangan orang lain.
makhluk hidup memanfaatkan lingkungannya sebaik mungkin, ini adalah
prinsip evolusi bersama. Kondisi yang diperlukan untuk perkembangan
adalah adanya pola hubungan antar spesies dalam komunitas hubungan
antar spesies ini dapat mengarah pada adaptasi yang merupakan ciri khas
evolusi. Menurut Reijntjes et al (1999, 65), evolusi skala kecil, atau
evolusi mikro dapat didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik
suatu populasi. Evolusi adalah perubahan frekuensi alel/ genotip dalam
suatu populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Contoh-contoh Koevolusi
Revolusi tumbuhan dan serangga sebagai kelompok tumbuhan
bersifat siklis. evolusi antara mekanisme fitotoksik dan detoksifikasi
serangga, karena serangga dan bunga dapat mempengaruhi
perkembangan satu sama lain dengan cara ini. Contoh lain adalah
penyerbuk titik berapa banyak sel sperma yang diserbuki oleh serangga,
tetapi serangga penyerbuk tidak ada hubungannya dengan
perkembangan angiospermae tumbuhan yang tidak berbunga dapat
diserbuki oleh mekanisme angin abiotik. untuk bunga lain seleksi alam
nektar dari bunga hanya dapat digunakan pada bunga lain tetapi ketika
satu jenis serangga terbang ke jenis bunga lain serbuk sarinya hilang.
bunga dapat membawa nektar ke tempat-tempat yang hanya dapat
diakses oleh serangga dengan orang khusus untuk lidahnya yang
panjang.
Fase ini bisa berlanjut, tumbuhan bisa mengeluarkan nektar
semakin dalam, dan serangga bisa terus-menerus menjulurkan lidahnya.
anggrek magasca menghasilkan nektar pada pucuk yang panjangnya
mencapai 45 cm. Hal ini dapat membuat tanaman dan serangga lebih
beragam. tumbuhan ini mendapat manfaat dari berkurangnya emisi
serbuk sari. serangga menemukan makanan lebih efisien melalui adaptasi
khusus (Ridley, 2004). Contoh perkembangannya dapat dilihat pada
bunga dan penyerbukan yang merupakan penyerbukan yaitu burung
kolibri yang setelah berkembang memiliki bagian bunga berbentuk tabung
yang sangat panjang. (Ridley, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Ekotipe
Pada awalnya kata ekotip di munculkan oleh seorang ahli
ekologi bangsa Swedia bersama Turesson (1922). Beliau mencoba
melakukan percobaan dengan berbagai tanaman yang beliau
tanam di tanah yang memiliki kondisi yang berbeda beda pada
setiao spesimenya . Tapi ternyata dari percobaan tersebut tanaman
yang memiliki spesies yang sama memunculkan karakteristik dan
morfologis yang berbeda tergantung dari jenis tanah yang
digunakan sebagai media tanamnya. (Wilsie, 1962).Arti dan
pengertian yang berbeda di kemukakan oleh Sterbbins (cit. Odum,
1961; Wilsie, 1962) beliau mengatakan bahwa ekotipe adalah
adanya kumpulan dari organisme yang memilik genotip yang sama,
baik heterozygot maupun homozygot dan beradaptasi pada niche
tertentu.
Anggota dari suatu kelompok organisme dengan adanya
susunan genotip yang sama dalam ekologi juga di sebut biotipe
dan niche, yaitu merupakan tempat suatu organisme berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya (Odum, 1961). Sifat
Karakteristik Ekotipe Ekotipe spesies selalu interfertil
a) Bisa memepertahankan karakteristik aslinya
meskipun ditanam di daerah lain ekotipe ini
didasarkan oleh sifat-sifat genetis
b) Suatu sepesies yang berkaitan dengan ekologi yang
luas di kelompok kelompokan atas dasar sifat
morfologinya, dan fisiologis berdasarkan habitat yang
berbeda
c) Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas
Fenotipe
Genotip yang dihasilkan organisme dari suatu fenotip
individu dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi
fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh
perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mengartikan
evolusi merupakan perubahan yang terus menerus seiring
berjalanya waktu pada variasi genetika. Frekuensi alel tertentu
akan berfluktuasi, dan menjadi umum atau bahkan kurang umum
relatif terhadap gen tersebut. Gaya dorong evolusioner ini
berproses dengan cara mendorong adanya perubahan pada
frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi alan menghilang
ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yaitu bila dia menghilang
dari populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel
leluhur.
Interaksi
Ide dari pemikiran Geroge Herbert Mead pertama kalinya di
dasarkan oleh teori evolusi Darwin yang mengungkapkan adanya
organisme secara berangsur angsur terlibat dalam usaha beradap
tasi dengan keadaan sekitarnya. George Herbert Mead
menyatakan bahwa manusia adalah suatu mahluk hidup yang
paling masuk akal dan memiliki kesadaran penuh atas dirinya.
Selain itu, George Herbert Mead juga menerima sudut pandangdari
Darwin yang menyatakan bahwa adanya dorongan biologis bisa
memberikan dorongan dari perilaku dan adap yang dilakukan oleh
manusia, dan motifasi tersebut mempunyai sifat sosial. Selain itu,
George Herbert Mead juga sepakat dengan Darwin yang
menyatakan bahwa adanya komunikasi merupakan ekspresi dari
perasaan George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh idealisme
Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain.
Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead menyatakan bahwa
manusia secara sadarbisa menanggapi dirinya sendiri, dan adanya
kemampuan tersebut merupakan daya pikir yang khusus,
khususnya daya pikir reflektif. Tapi, ada masanya terjadi tindakan
manusia dalam interaksi sosial munculnya secara refleks dan
sepotan tanpa di rencanakan dan di fikirkan terlebih dahulu dan hal
ini biasa terjadi pada binatang. Adanya komunikasi melalui simbol-
simbol merupakan isyarat yang memiliki arti yang khusus yang
muncul terhadap individu lainnya yang memiliki ide yang sama
dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol yang akhirnya
membentuk interaksi antar individu.
Adanya mahkuk hidup yang satu itu saling bergantung dan
membutuhkan mahluk hiduo yang lainnya. Baik antar individu
dalam satu polulasi atau individu individu lainya yang berbeda
populasi. Hubungan interaksi tersebut bisa kita lihat dalam
kehiduoan kita sehari hari atau berada dekat dengan lingkungan
kita. Adanya Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral
Hubungan antar mahluk hiduo yang tidak saling
menguntungkan tapi tidak saling merugikan pula atau netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.
Predasi
Hubungan antar predator. Hubungan ini sangat berkaitan sebab
mereka tidak akan bisa hiduo tanpa salah satunya Contoh : Singa
dengan mangsanya, yaitu kijang,usa,dan burung hantu dengan
tikus.
Parasitisme
Hubungan antar dua organisme atau mahluk hidup,yang salah
satunya menempel untuk menumpang hidup pada inangnya dan
mengambil nutrisi dari induknya atau inangnya sehingga satu di
untungkan dan satu di rugikan contoh : Plasmodium dengan
manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang.
Komensalisme
Hubungan antara dua mahluk hidup untuk mencari sumber
makanannya tetapi dalam hubungan ini hanya satu pihak saja yang
di untungkan, tetapi pihak lain tidak di untungkan dan juga tidak
dirugikan sama sekali. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
Mutualisme
Hubungan antar sepesies berbeda yang saling untung
menguntungkan Contoh, bakteriRhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.
Interaksi Antarpopulasi
Terjadi interaksi secara langsung dan tidak langsung dari
beberapa populasi dalam komunitasnya.Contoh Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi
lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Adanya kmpetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila
antarpopulasi memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi
pertarungan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan
populasi sapi di padang rumput.
Mimikri
Di dalam evolusi mimikri pada suatu organisme terdapat
proses yang menarik. Mekanisme ini di gunakan untuk bertahan
hidup di alam liar. Atau bisa juga di sebut kamufalse dan peniruan.
Sebenarnya kedua mekanisme ini termasuk dalam suatu sistem
yaitu mimik. Sistem pertahanan diri pada dasarnya meliputi tiga
unsur yaitu model, mimikri, dan objek. Sistem mimikri yang pertama
kali dipertelakan oleh H. Bates (1860). Meskipun ia di anggap
sebagai penemu sistem mimikri, sebenarnya sistem ini sudah
terkenal jauh di sekitaran tahu 50an sebelumnya. Dari segi model,
kita dapat menunjau sistem mimikri atas :
1) Model tidak menarik
Model tidak beraturan dan tidak memiliki pola tertentu
atau abstrak. Sistem ini berlakubuntuk menyamai tempat
hidup (hemotopi), misalnya warna latar belakang kuning
coklat hijau bagi kebanyakan reptil dan
serangga.Berbintik bintik atau bergaris garis bagi sebgian
mamalia seperti anak tapir, anak babi, zebra , kucing dan
garimau serta beberapa spesies burung.
Adanya bintik bintik untuk menyeruoai anfibi, dan
harimau sehingganya sulit terlihat dalam hutan dan juga
ikan akan terdamarkan oleh kerikil dan juga pasir yang
ada di air berupa sesuatu yang dominan di lingkungan
tersebut, misalnya ranting, daun kering, bunga, batu,
lichenes, kulit pohon, rumput. ganggang laut. Adapun
penirunya yaitu, belalang kadung bunga belalang daun
katak serasah, kaktus batu, kupu-kupu malam, belalang
rumput, ikan kuda laut,belalang ranting dll. Phanerik
merupakan Model dapat berupa sesuatu yang jarang
ditemukan tetapi biasanya tidak tersembunyi. Misalnya,
kotoran hewan ditiru oleh kepompong kupu-kupu maupun
oleh ulat, ulat berkumpul menyerupai kuncup bunga,
serangga berbentuk lichenes atau jamur. Thanatosis
yang ditiru adalah dirinya sendiri. Sejumlah labahlabah,
serangga, ular, katak, cecak dan mamalia kecil sering
meniru bangkainya sendiri (berpura-pura mati) dan
terlentang begitu didekati olch musuh.
2. Model menarik.
Terkadang mimikri tidak tersembunyi bahkan sangat
nyata dan memiliki model tertentu
1. Homochemy
Kupu kupu ini sengaja memakan tumbuhan
tertentu yang membuat dirinya terasa tidak enak
baginoara predatornya sebab memakan tumbuhan
tertentu. Misalnya kupu-kupu Danaus plexippus.
Ada sejumlah kupu kuou yang terdapat di alam
bebas yang memiliki pola sayap seperti kupu kupu
danus, sehingga terhindar dari pemangsaan oleh
burung.
2. Homochromy
Adanya persamaan dalam warna. Contoh: ada
suatu spesies lalat yang memiliki warna tubuh
seperti tawon atau lebah , karna tawon dan lebah
meruoakan serangga yang memiliki sengatan
maka dari itu banyak pemangsa yang tidak mau
memakanya seperti katak dan burung Dengan
demikian lalat yang sebenarnya yang bukan tawon
dan pastinya tidak memiliki sengatan akan
terhindar dari bahaya.
3. Homomorfi
Kesamaan bentuk yang di ambil dari contoh
sebelumnya yaitu lalat dan ular. Adanya banyak
keserupaan ular yang tidak memiliki bisa dengan
ular yang berbisa, sehingganya membuat ular
tersebut bnyak di hidari oleh pemangsanya karena
salah mengira. Ada juga beberapa ular yang
spesiesnya memiliki bentuk yang sama antara
ekor dan kepalanya. Ekor yang berwarna cerah
acapkali ditonjolkan apabila ular dari marga
Cylindrophis. Maticora dan Oligodon merasa
terancam bahaya. Maka yang akan di serang
terlebih dahulu yaitu ekornya sehingganya ular
masih bisa menyelamatkan dirinya dari bahaya.
Burung Chukoo selalu menaruh telurnya di sarang
burung yang lain. Telurnya meskipun tidak serupa
betul tapi tidak terlihat berbeda oleh burung
spesies lain. Dengan demikian, induk burung yang
lain akan menetaskan telurnya
4. Adanya persamaan antara cahaya yang di miliki
oleh spesies kunang kunang dan juga pada
beberapa jenis ikan. Dalam menentukan setiap
sepesies kunang kunang maka bisa di lihat dari
cahaya yang menampilkan karakter tersendiri dari
masing masing spesiesnya. Warna cahaya dan
kedipan dari setiap jenis kunang kunang berbeda
tergantung spesiesnya. Kunang-kunang Photinus
mempunyai kemampuan untuk meniru kedipan
cahaya kunang-kunang Photuris. Adanya peniruan
cahaya kunang kunang photinus untuk memangsa
dan menipu kunang kunang Photuris
5. Homokinemi.
Pergerakan yang dapat menimbulkan
persangkaan bahwa itu merupakan pergerakan
musuhnya. Hal ini bisa terjadi pada jenis spesies
anggrek, misalnya Oncidium. Bunga anggrek
tersebut umumnya diserbuk oleh tawon yang
berwarna kuning Bunga Oncidium akan selalu
bergerak-gerak apabila tertiup angin yang lemah
sekalipun, sehingga disebut dancing lady orchid
Karena penyerangan oleh tawon, maka serbuk
sari terlepas dan berserakan. Lalu menempel
pada bungga yag lain yang di kira musuh oleh
tawon tersebut maka nantinya akan terjadi
penyerbukan.
6. Homofoni.
Yaitu suatu organisme yang dapat mengeluarkan
bunyi tertentu. Suara yang di keluarkan tersebut
dapat di tiru oleh sejumlah Predator lainya.
Misalnya lalat parasit dari suku Asilidae dan
Syrphidae meniru bunyi serangga lain yang
tujuanha utuk bisa mendekati dan menaruh
telurnya.
7. Homotopi.
Peniruan sarang yang sering dilakukan oleh
serangga air dan laba laba tanah untuk
mengelabui mangsanya, Ketika mangsa bingung
dimana sarang aslinya maka dia akan masuk ke
sarang palsu yang mana sudah di tunggu oleh
pemangsanya.
DAFTAR PUSTAKA