Anda di halaman 1dari 37

1.

Natasya Amiranda 2101080013


2. Putri Fatmawati 210108

GENETIKA EVOLUSI
A. Dasar Genetika Evolusi
Genetika itu bisa diartikan sebagai suatu ilmu tentang bagaimana
suatu sifat bisa diturunkan kepada keturunannya. Sifat dari setiap individu
bisa diturunkan kepada keturunannya melalui sesuatu yang disebut
dengan gen. Gen pada suatu individu dapat ditemukan dalam nukleus
tepatnya ada didalam kromosom individu tersebut. Genetika itu pertama
kali diperkenalkan oleh William Bateson dan Adam Chadwick ditahun
1906. Intinya genetika itu menjelaskan tentang bahan-bahan dari gen,
ekspresi gen, dan bagaimana gen bisa diwariskan pada keturunan suatu
organisme (Nurul, 2013).
Pada saat ini evolusi diterapkan dibidang IPTEK. Menurut Muslim
(2013) evolusi bisa diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi pada
suatu kehidupan yang proses perubahannya memerlukan waktu yang
lama. Pada suatu populasi yang mengalami evolusi, suatu organisme
yang muncul dengan sifat baru yang sifatnya itu tidak terlalu
membedakannya dengan sifat-sifat organisme pada umumnya (mampu
beradaptasi), maka organisme dengan sifat baru seperti itu akan mampu
bertahan hidup pada populasi tersebut. Namun jika sifat baru yang muncul
adalah sifat yang sangat membedakannya dengan sifat-sifat pada
umumnya (tidak bisa beradaptasi), maka organisme dengan sifat itu tidak
akan mampu untuk bertahan hidup pada populasi itu. Hal seperti itu bisa
disebut dengan seleksi alam yang menunjukkan bahwa hanya sifat-sifat
tertentu saja yang akan diterima dan mampu untuk bertahan hidup ada
suatu populasi. Seleksi bisa terjadi secara alami dan tidak alami. Seleksi
tidak alami atau seleksi buatan bisa terjadi melalui beberapa hal seperti
pemuliaan, domestikasi dan juga rekayasa genetika.
Evolusi hanya terjadi pada populasi bukan pada suatu individu.
Suatu organisme sudah ditentukan sifat-sifat yang ada pada dirinya
bahkan sebelum organisme itu lahir. Kemungkinan besar sifat yang
dimiliki oleh suatu organisme adalah hasil turunan dari kedua induknya,
namun sifat-sifat pada suatu organisme bisa saja jauh berbeda dari
induknya. Perbedaan sifat yang dimiliki pada suatu organisme dengan
induknya bisa terjadi karena adanya perubahan susunan urutan DNA
pada suatu organisme atau bisa disebut dengan mutasi sehingga
menghasilkan suatu organisme dengan sifat yang berbeda dari induknya.
Sifat yang dihasilkan tersebut bisa berakibat baik ataupun buruk.

B. Materi Genetik
Sekitar tahun 1868 J.F. Miescher yang saat itu adalah seorang
mahasiswa telah menemukan bahwa sel yang ambil dari air nanah
manusia terdapat zat kimia yang asam yang mengandung nitrogen dan
juga fosfor dalam jumlah banyak yang disebut dengan asam nukleat. Tapi
pada saat itu masih belum diketahui apa fungsi dari asam nukleat
tersebut. Kemudian ditahun 1924 diketahui bahwa DNA yang merupakan
organel yang membawa gen itu berada didalam kromosom (Prasetyo,
2011).
DNA adalah asam nukleat yang merupakan materi penyusun suatu
organisme yang fungsinya sebagai penyimpan materi genetik, yang
menentikan aktivitas organisme selama hidup (Marwanto, 2013). Pada
bagian dalam DNA ditemukan fosfat, gula pentosa dan juga basa nitrogen.
Fosfat, gula pentosa dan juga basa nitrogen ini disebut nukleotida,
nukleotida didalam DNA itu tidak hanya satu tapi berjumlah banyak, maka
nukleotida tadi disebut dengan polinukleotida. Basa nitrogen penyusun
DNA adalah “A” Adenin “T” timin “G “ Guanin dan “C” Citosin. Adenin dan
Guanin adalah purin dan timin dan sitosin adalah pirimidin. Adenin akan
berpasangan dengan timin, guanin akan berpasangan dengan sitosin.
Setiap sifat yang muncul pada setiap individu organisme adalah
hasil dari ekspresi gen. Ekpresi gen adalah penerjemahan DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) menjadi RNA (Ribonucleic Acid) kemudian
diubah menjadi protein. Ekspresi gen terjadi melalui dua proses, yaitu
transkripsi dan translasi. Proses transkripsi terjadi didalam inti sel
sedangkan proses translasi terjadi di dalam ribosom. Ekspresi gen
merupakan proses penggunaan informasi genetik yang terdapat didalam
gen untuk mensintesis senyawa-senyawa produk gen. Untuk
mengekspresikan informasi genetik, sel akan menyalin informasi genetik
dari DNA ke mRNA (messenger RNA, RNA pembawa pesan), proses ini
disebut transkripsi. Kemudian diikuti dengan penerjemahan informasi
genetik yang terdapat dalam molekul mRNA menjadi sebuah protein,
proses ini dinamakan translasi. Dengan dua tahapan itu lah sifat genetik
akan diturunkan kepada seorang anak.
Tubuh manusia tersusun dari banyak sel yang didalam sel tersebut
terdapat organel-organel sel serta nukleus atau inti sel. Didalam inti sel
terdapat kromosom yang merupakan padatan dari DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid) yang pemadatannya itu dibantu oleh sebuah protein yang
disebut protein histon. Protein histon yang nantinya akan menempel pada
rantai DNA lalu akan melilitnya agar menjadi lebih padat. DNA terdiri dari
dua untaian yang saling berikatan yang disebut dengan double helix. DNA
ini terdiri dari banyak gen yang didalamnya terdapat banyak nukleotida
yang tersusun atas fosfat, gula pentosa dan basa nitrogen. Basa nitrogen
itu ada dua yaitu basa purin dan pirimidin, basa purin terdiri dari adenin
dan guanin sedangkan basa pirimidin dalam DNA terdiri dari timin dan
sitosin, dan basa pirimidin didalam RNA terdiri dari urasil dan sitosin.
Timin dan urasil itu berbeda, bedanya terletak pada ikatan hidrogen dan
digugus fungsinya. Urasil tidak memiliki gugus metil karena untuk
memudahkan dalam proses transkripsi. Kromosom terlihat seperti huruf X
yang diikat oleh sentromer, didalam sentromer tidak terdapat DNA, jadi
tugas sentromer hanya untuk mengikat dua kromatid. Kromosom itu terdiri
dari dua akson, dua akson itu merupakan duplikasi dari satu akson.
Kromatid yang berasal dari satu kromatid yang sama (duplikasi) maka
disebut dengan kromatid sister. Sedangkan gabungan dari dua kromatid
berbeda yang saling berikatan disebut dengan kromatid non siter.
Kromatid non sister yang diturunkan kepada anak ini kemudian akan
membelah (duplikasi), hasil dari duplikasi tersebut akan disebut kromatid
sister.
Pada tahap awal ekspresi gen (transkripsi). Proses transkripsi
terjadi didalam nukleus, transkripsi menggunakan bahan utama yaitu DNA
dan nantinya akan menghasilkan mRNA yang dapat digunakan sebagai
bahan utama untuk tahapan selanjutnya. Proses transkripsi dapat dibagi
dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Tahap inisiasi
diawali dengan pengenalan sekuens promoter oleh kompleks enzim RNA
polimerase. Setelah urutan promoter dikenali oleh kompleks enzim ini, lalu
kompleks enzim berikatan dengan urutan promoter dan memulai
transkripsi.
Proses transkripsi terjadi rantai DNA menempel dengan sebuah
enzim yang disebut dengan enzin RNA polimerase. Rantai DNA yang
menempel pada enzin RNA polimerase akan terbuka, terbukanya rantai
DNA ini dipengaruhi oleh enzim helikase. Ketika rantai DNA sudah
terbuka, nukleotida mRNA akan masuk dan berikatan dengan rantai DNA
bagian bawah sesuai dengan kodenya. Masuknya nukleotida mRNA itu
karena dipanggil oleh aromatik. Setelah berikatan, rantai mRNA akan
terlepas dari rantai DNA bagian bawah, lalu akan ada bagian-bagian dari
rantai mRNA yanng dibuang lalu disambungkan kembali. Bagian dari
rantai mRNA yang dibuang disebut dengan intron. Intron adalah kode-
kode yang tidak bisa diterjemahkan, sedangkan ekstron adalah bagian-
bagian yang bisa diterjemahkan yang nantinya akan dipakai untuk tahap
selanjutnya. Translasi merupakan penerjemahan kodon atau urutan
nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu
asam amino tertentu. Tahap translasi terjadi didalam ribosom. Satu untai
mRNA yang telah melalui tahap transkripsi akan dibawa keluar dari inti sel
ke sitoplasma menuju keribosom. Proses translasi memerlukan mRNA
dibantu oleh tRNA untuk dapat menghasilkan sebuah protein. Urutan
protein yang disintesis ditentukan oleh informasi genetik yang terdapat di
dalam molekul-molekul mRNA. Informasi genetik yang terdapat didalam
mRNA tersebut dinamakan kodon triplet, karena terdiri dari tiga nukleotida
yang terletak berhadapan. Pada saat translasi, setiap asam amino akan
dibawa ke ribosom oleh tRNA. Setiap tRNA punya urutan yang disebut
antikodon, yaitu urutan kode yang merupakan komplemen dari urutan
kodon pada mRNA. Basa dari urutan kodon dan antikodon menjamin
setiap asam amino akan ditambahkan pada posisi yang tepat pada untai
protein yang sedang dibentuk. proses translasi dapat dibagi dalam 3
tahap, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada saat inisiasi, keempat
komponen translasi yaitu ribosom, protein-protein faktor translasi, mRNA
dan aminoasil-tRNA akan membentuk kompleks di tempat kodon start
dalam untai mRNA. Pada saat elongasi, yaitu selama pembentukan
polipeptida, kompleks ini bergerak, atau melakukan translokasi, sepanjang
untai mRNA dengan arah 5’→3. Jadi kompleks translasi membaca mRNA
dari arah ujung 5’→3’. Polipeptida baru terbentuk dari ujung N (amino) ke
arah ujung C (karboksil). Pada terminasi translasi proses terakhir ditandai
dengan bertemunya ribosom dengan kodon akhir atau disebut dengan
kodon stop pada mRNA. Proses ini akan menghasilkan protein yang akan
digunakan oleh tubuh.

C. Dasar Genetika Evolusi


Evolusi bisa terjadi karena adanya perubahan sifat atau munculnya
sifat yang berbeda antara suatu organisme dengan keturunannya.
Contohnya seperti warna bola mata, kulit dan juga rambut, hal-hal itu akan
diturunkan kepada keturunan melalui gen. Tapi ketika kedua induk
memiliki warna bola mata biru kemudian anak yang dilahirkan memiliki
bola mata yang berwarna hitam, itu adalah suatu perubahan yang muncul
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perubahan yang
terjadi bisa disebabkan oleh mutasi, seleksi, perkawinan tidak silang dan
beberapa faktor lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sifat yang
dimiliki setiap individu akan diwariskan kepada keturunannya melalui gen.
Pada suatu individu ketika urutan basa nitrogennya ada yang berubah
maka protein yang dihasilkan pun akan berubah dan menghasilkan sifat
yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan sifat antara induk dan
keturunannya, dan itu akan terus diwariskan kepada keturunan-keturunan
selanjutnya.

D. Teori Hukum Hardy-Weinberg


Hukum Hardy-Weinberg ini diperkenalkan ditahun 1908 oleh
Gordfrey Gerold Hardy dan Wilhelm Weinberg. Pada saat itu mereka
secara mandiri menemukan dasar-dasar alel dan frekuensi genetik pada
jarak yang berbeda. Hukum Hardy Weinberg dibuat dengan menghitung
hubungan berdasarkan frekuensi gen populasi. Dalam regulasi Strong
Weinberg terdapat aturan keseimbangan, khususnya dalam
keseimbangan. Frekuensi gen dan genotipe akan tetap konstan dari
generasi ke generasi sesuai dengan prinsip kesetimbangan. Ini biasanya
dapat terjadi pada populasi besar, di mana perkawinan acak biasanya
menghasilkan perubahan frekuensi gen. Gordfrey Gerold Hardy adalah
seorang matematikawan Inggris yang memperkenalkan prinsip dasar
genetika populasi. Awalnya, Hardy tidak tertarik dengan genetika, tetapi
Wilhelm Weinberg memperkenalkan Reginald Punnet ke genetika
populasi, dan Hardy memperkenalkan Punnet ke Hardy. Hardy lebih suka
karya atau prinsip yang dia kembangkan disebut sebagai matematika
murni.
Wilhelm Weinberg adalah seorang dokter kandungan dari Jerman,
Weinberg mengambil bagian dalam peningkatan standar Tough Weinberg,
Weinberg mengemukakan pemikirannya sebelum Strong distribusi
mencatat, makalah Solid didistribusikan pada tahun 1908 dalam bahasa
Inggris, komitmen Weinberg tidak dirasakan secara keseluruhan dengan
alasan bahwa makalah yang didistribusikan oleh Weinberg masih dalam
bahasa Jerman, makalah Weinberg dan Solid didistribusikan pada waktu
yang hampir bersamaan namun makalah Weinberg diabaikan selama
sekitar 35 tahun dengan alasan bahasa makalah tersebut masih dalam
bahasa Jerman. Menurut Curt Stern, seorang ilmuwan Jerman yang
berimigrasi ke Amerika Serikat, makalah yang ditulis oleh Weinberg lebih
tepat atau komprehensif daripada yang ditulis oleh Hardy. Akibatnya,
konsep genetika populasi dulu dikenal sebagai Prinsip Hardy sebelum
tahun 1943, tetapi sekarang dikenal sebagai Prinsip Hardy Weinberg.
Hukum Hardy-Weinberg merupakan hukum ketetapan yang
menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotip akan tetap sama atau
konstan pada suatu populasi dari generasi ke generasi. Hukum Hardy
Weinberg ini bisa dijadikan ukuran untuk mengetahui apakah didalam
suatu populasi sedang mengalami evolusi atau tidak, jika didalam suatu
populasi tersebut frekuensi gen masih sama maka tidak terjadi evolusi
pada populasi tersebut, namun jika frekuensi gen ada perubahan maka
dapat dipastika disuatu populasi tersebut terjadi evolusi. (Vogel dan
Motulsky, 1997).
Prinsip Hardy Weinberg itu menghubungkan frekuensi alel dengan
frekuensi genotipe contohnya pada kawin secara acak. Misal terdapat
populasi dengan dua alel (A dan B) yang terpisah dari lokus, Frekuensi
alel A dilambangkan dengan huruf P, sedangkan Frekuensi alel B
dilambangkan dengan huruf q. Di dalam prinsip hardy weinberg jika
setelah satu generasi frekuensi genotip terjadi perkawinan secara acak
maka akan menjadi p2, 2pq, q2. (J. Lachance, 2016).
Hardy weinberg dapat berlaku jika memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Perkawinan secara acak pada populasi besar
Pada perkawinan acak pada populasi yang besar ini diambil
contoh pada hewan kumbang, misal kumbang yang memiliki
populasi yang besar maka kumbang tersebut bebas memilih
pasangannya untuk kawin, maka terjadilah perkawinan acak dan
ada kumbang yang berwarna coklat maka untuk merealisasikan
hukum hardy weinberg maka kumbang tersebut harus kawin
dengan kumbang yang berwarna kuning atau yang lain, tidak
dengan sesama jenisnya yang sama-sama berwarna coklat, jika
kumbang tersebut kawin dengan sesama jenisnya atau yang
sesama berwarna coklat maka bisa terjadi kepunahan atau
genotipnya akan itu-itu saja.
2. Tidak terjadi mutase
Pada mutasi diambil contoh pada perkawinan sedarah,
diambil pada sesorang yang menikahi anaknya, maka
kemungkinan yang terjadi jika sesama individu ini menikahi dengan
sesama jenis maka kemungkinan untuk bertemu nya gen yang
sama itu akan terjadi, jika kedua gen yang sama bertemu maka
akan terjadi kecacatan atau mutasi pada gen nya yang
menyebabkan anak yang dilahirkan memiliki fisik yang cacat atau
memiliki penyakit bawaan yang mungkin dimiliki sang ayah.
3. Tidak terjadi imigrasi
Tidak terjadi imigrasi contohnya pada kambing. Pada
populasi kambing yang berwarna putih kedatangan satu kambing
yang berwarna hitam, maka otomatis kambing hitam tersebut akan
merusak populasi kambing putih tersebut, yang tadinya jika kawin
kambing putih dengan kambing putih anaknya akan lahir kambing
putih setelah adanya kambing hitam maka anak yang dilahirkan
ada yang berwarna hitam dan ada yang berwarna hitam putih.
4. Tidak terjadi seleksi alam
Contohnya pada dinosaurus, dahulunya populasi dinosaurus
ada di bumi ini sebelum akhirnya punah karna diakibatkan adanya
big bang atau dentuman besar dari meteor yang sangat besar yang
menghantam bumi, dinosaurus ini kan ukran tubuhnya besar maka
kemungkinanan untuk terkena dentuman ini sangat besar, jika
semua dinosaurus tidak terkena dentuman bear ini maka di dalam
ekosistemnya juga terpengaruh mulai dari tempat mencari makan
yang hancur atau rusak akibat dentuman tersebut, maka pada saat
ini bukti bahwa adanya dinosaurus ditemukan dalam bentuk fosil.
5. Spesiasi
Spesiasi merupakan terbentuknya spesies baru contohnya
pada pulau galaphagos, pada burung finch yang bentuk paruhnya
memiliki perbedaan bentuk padahal mereka ini masih satu jenis
burung finch. Perbedaan bentuk paruh mereka dikarenakan pada
lingkungannya mencari makan ada yang dilingkungannya
makanannya buah-buahan, serangga, maupun biji-bijian.
6. Populasi harus besar
Jika syarat hukum hardy-weinberg terpenuhi semua maka
tidak akan terjadi evolusi, dan apabila satu saja syarat tersebut
tidak terpenuhi makan evolusi akan terjadi. Tapi syarat-syarat ini
mustahil untuk terpenuhi seluruhnya. Hukum Hardy-Weinberg ini
lebih dipakai untuk mengukur dan melihat terjadi evolusi atau tidak
dalam syatu populasi. Jika frekuansi genotip dan fenotipnya
seimbang dari suatu keturunan ke keturunannya lagi maka populasi
itu tidak terjadi evolusi, tapi jika frekuensi fenotip dan genotipnya
berubah karena syarat ketetapan hukum hardy-weinberg ada yang
kurang maka populasi itu bisa dinyatakan sedang terjadi evolusi.

Contoh penerapan hukum Hardy-Weinberg

Pada populasi 1950 Terdapat 36% orang yang tidak bisa merasakan
pahitnya kertas PTC, dan sisanya bisa merasakan pahitnya kertas PTC
maka tentukan

A. Frekuensi p dan q

B. Frekuensi p2, q2, 2pq

C. Jumlah orang yang normal, pembawa

RUMUS = p + q = 1
P= untuk normal
q= yang terkena penyakit
2pq= normal pembawa

36 %
Dik: q2 = = 0,36
100

q = √ 0 , 36

q = 0,6

p+q= 1
p = 1 – 0,6

p = 0,4

p2 = (0,4)2

p2 = 0,16 x 1950

= 312

2pq = 2. (0,4) (0,6)

= 0,48 x 1950

= 936

q2 = (0,6)2

= 0,36 x 1950

= 702

Note= untuk mencari jumlah orang maka frekuensi genotipnya dikalikan


dengan jumlah populasi

Jadi yang ditanya

A. Frekuensi p dan q. Frekuensi p dan q yang didapatkan adalah p= 0,4,


dan q= 0,6.

B. Frekuensi p2, q2, 2pq. Didapatkan frekuensi p2= 0,16, q2= 0,36, 2pq=
0,48

C. Jumlah orang yang normal, pembawa. Jumlah orang normal atau p2=
312 orang, sedangkan pembaawa atau 2pq= 936
Daftar Pustaka

Andrews, C. (2010) The Hardy-Weinberg Principle. Nature Education


Knowledge 3(10):65.

Biologi Media Center, 2011. Evolusi (2) : Hukum Hardy–Weinberg.

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi.


edisi 5. jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta

Felsenstein, J. 2013. Theoretical Evolutionary Genetics.Department of


Genome Sciences and Department of Biology University of
Washington.Washington

Lachance, J. (2016). Kesetimbangan Hardy Weinberg.

Marwanto, R. 2013. Dasar Genetika Evolusi.

MD, R. L. (2016). Variasi Genetik dalam Populasi. FACP, FACMG.

Muslim, C. 2008. Evolusi Bengkulu: Universitas Bengkulu

Noor, Ronny, R, 1996. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurul. 2013. Dasar Genetika. PT. Gramedia: Jakarta

Prasetyo, Agus dan Supratman, 2011. Dinamika Gen dalam Populasi.


Makalah. PPs UM. Malang.

NAMA KELOMPOK
1. Nabila Lutfhidia Tamara 2101082007

2. Sirli Amrina 210108

SPESIES DAN SPESIASI

Evolusi adalah perubahan struktur tubuh suatu organisme yang


terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Evolusi juga dapat
diartikan sebagai perubahan yang terjadi secara bertahap dan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Organisme di seluruh dunia
memiliki anatomi dan morfologi yang berbeda. Keanekaragaman ini
disebut keanekaragaman jenis. Keanekaragaman di ketahui muncul
melalui pembentukan cabang. Perbedaan genetik disebabkan oleh
adanya genotip pada keturunannya. Jenis ini mencakup konsekuensi
meiosis dan rekombinasi dalam membagi organisme. Oleh karena itu
pemisahan organisme merupakan faktor yang paling berguna dalam tahap
peristiwa ini.
Suatu populasi terdiri dari sekelompok individu dan spesies yang
sama yang hidup di tempat yang sama untuk beberapa alasan populasi
dapat dan semuanya mengembangkan adaptasi yang sama terhadap
lingkungan baru. Pembentukan spesies baru dapat dihasilkan dari isolasi
geografis isolasi reproduksi dan rekombinasi genetik. Spesiasi dapat
terjadi dengan cepat tetapi juga dapat berlangsung selama bertahun-
tahun. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru yang berbeda dari
spesies sebelumnya oleh kerangka evolusi, spesiasi dapat terjadi di
bidang anatomi genetika dan kesamaan lainnya.
Spesiasi saat ini dicirikan oleh pertukaran gen antara anggota
populasi atau antara mutan, pemahaman ini memiliki konsekuensi. Dua
organisme yang bertukar gen milik satu spesies, meskipun mereka
memiliki perbedaan morfologi, fisiologi, atau perilaku, jika pertukaran itu
memungkinkan. Oleh karena itu mutasi yang ada bersifat intraspesifik.
Hambatan seperti hambatan geografis membuat pertukaran gas sebagian
besar tidak mungkin. Dua kelompok yang dipisahkan oleh penghalang
geografis disebut alopatrik. Jika ini berlanjut dalam jangka waktu yang
lama, isolasi reproduksi dapat terjadi. Jika fenomena ini terus berlanjut,
bisa saja muncul dua kelompok meski sudah berada di lingkungan yang
sama, namun pembuahan tidak bisa berulang.
A. Konsep Spesies
Seni berasal dari bahasa latin dan berarti “kebaikan” atau
“penampilan”. Spesies adalah kelompok besar penukar oksigen. Alasan
pertama adalah pemahaman spesiasi yang berbeda, tahap di mana
spesies baru muncul. Alasan kedua adalah bahwa spesies adalah hasil
dari tahapan evolusi yang berurutan. Selain itu, tujuan taksonomi yang
berbeda memunculkan konsep spesies yang berbeda misalnya, Ahli
taksonomi tumbuhan sering menggunakan istilah spesies fenotipik untuk
tujuan identifikasi, sedangkan ahli konservasi menggunakan istilah
spesies biologis untuk mengamati keragaman genetik yang diinginkan.
secara umum, kita dapat membedakan satu spesies dari yang lain, tetapi
di alam sekitar kita masalahnya lebih rumit dari yang kita pikirkan.
Dari zaman Aristoteles hingga zaman Linnaeus, diyakini bahwa
spesies tidak berubah secara alami dari waktu ke waktu. konsep ini
berubah setelah penjelasan evolusi bahwa organisme berubah dari waktu
ke waktu di bawah tekanan seleksi alam sehingga mereka tetap ada
dalam kondisi yang sesuai dengan lingkungannya. Kesalahpahaman
tentang spesies adalah bahwa individu berubah berdasarkan
pengetahuan mereka yang terbatas tentang sifat mereka sendiri. karakter
yang digunakan untuk membedakan antar spesies mungkin terbatas pada
satu karakter. Misalnya, lalat dengan dua bulu di kepalanya dianggap
sebagai spesies yang berbeda dari lalat dengan 4 bulu.

B. Spesiasi
Spesiasi adalah tahap dalam proses evolusi di mana spesies baru,
berbeda dari yang sebelumnya terbentuk melalui cara reproduksi alami.
Spesiasi terkait dengan evolusi dan yang kedua adalah tahap perubahan
bertahap. Spesiasi berfokus pada perubahan yang terjadi pada populasi
spesies tertentu, tingkat di mana spesiasi atau kepunahan terjadi
sebagian bergantung pada ukuran rentang geografis regional. Area yang
luas cenderung meningkatkan tingkat spesiasi dan menurunkan tingkat
kepunahan, spesiasi di area yang luas dapat menyebabkan spesiasi lebih
cepat titik penurunan luasan dapat menyebabkan kepunahan spesies.
(Widodo, 2007).
Spesiasi pembentukan spesies baru, dapat menyebabkan isolasi
geografis isolasi reproduksi dan modifikasi genetik (Campbell, 2003).
Spesiasi adalah morfologi spesies baru berbeda dari spesies sebelumnya
dalam kerangka evolusi. Spesiasi bisa terjadi dengan cepat tapi bisa juga
memakan waktu lama puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri dari
sekelompok individu serupa yang menempati lokasi yang sama. untuk
beberapa alasan, populasi dapat terpecah dan masing-masing
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kemunculan spesies baru dapat
disebabkan oleh isolasi geografis isolasi reproduksi, dan perubahan
genetik. (Stie IGI JAKARTA).
Namun tampaknya ada ruang untuk perkembangan, yang bersifat
konservatif menjadi bersifat kreatif. Di satu sisi, dari satu sudut pandang,
spesies cenderung tidak berubah tetapi dari sudut pandang lain spesies
baru dapat lahir dalam keadaan tertentu titik keturunan dari spesies yang
ada cenderung lebih tangguh sedangkan hibrida dengan penyimpangan
yang lebih besar dari induknya cenderung cepat atau lambat diberantas
titik begitu juga sebaliknya jika situasinya berbeda. Di bawah ini adalah
beberapa ide yang menyebabkan munculnya spesies baru.
1. Spesiasi dengan Poliploidi
Ahli genetika Hugo de fries, yang dikenal dengan teori
mutasinya, telah menyatakan kapan suatu organisme dapat
mengubah jumlah kromosomnya dan bagaimana ia cenderung
tidak benar-benar berubah titik ciri-ciri makhluk hidup yang
dimaksud titik untuk beberapa alasan, genothera lamarckiana
tampaknya memiliki 14 kromosom tetapi tidak terpisah secara
spontan selama meiosis, menghasilkan 28 kromosom. Belakangan
diketahui bahwa keturunan dengan kromosom 28 tidak dapat kawin
dengan genothera lamarckiana (induk).
DycooIdes kromosom 28 dibandingkan dengan tritium
valgare kromosom 42. poliploid kentang lebih beragam daripada
solanum tuberosum pada kromosom 12, 24, 36, 38, 60, 72, 96,
108, 120 dan 144
2. Radiasi Adaptif
Fakta bahwa ada banyak spesies dewasa telah membuat
orang menyimpulkan bahwa ada proses pemisahan spesies,
karena catatan fosil menunjukkan bahwa jumlah spesies yang ada
sebelumnya tidak bertambah banyak. Ada radiasi evolusioner
yang bisa disebut evolusi bercabang. Tahap evolusi terkait erat
dengan adaptasi spesies ke lingkungan baru dan perkawinan
silang antara spesies yang ada atau antara spesies yang berbeda
tidak diperbolehkan.
Contoh nyata dari radiasi adaptif adalah kutilang
galapagos.fins dikatakan ditemukan di Kepulauan Galapagos di
Amerika Selatan, sekitar 900 KM jauhnya, karena lokasi yang
kering dan terpencil, terjadi persaingan antara penduduk pulau titik
mengkhususkan daripada bahan-bahan adalah cara yang
terhormat untuk tetap kompetitif.
3. Oportunisme dalam Konvergensi
Dalam perkembangan evolusi konvergen fungsi yang sama
seringkali muncul dalam bentuk yang berbeda titik perbedaan
bentuk ini terjadi karena bentuk aslinya berbeda secara
fundamental. Misalnya, beberapa hewan seperti pteridactyl,
burung, kelelawar, dan serangga dapat memiliki bentuk sayap
yang meskipun berbeda bentuk, namun memiliki fungsi terbang
yang sama. fenomena ini disebut opportunistik atau konvergen
oportunisme. Beberapa ciri dari konsep oportunisme konvergen
adalah:
a. Apa yang bisa terjadi akan terjadi.
b. Perubahan terjadi sesuai kebutuhan, tida seperti yang
diharapkan
c. Kesempatan memungknkan prubahan.
d. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu kelompok
menimbulkan kemungkinan perubahan pada kelompok lain
juga.

Gambar 1. Homologi dan Analogi


(Sumber Prawoto, 2001)
Gambar di atas menunjukkan kasus yang mirip dengan konsep
konvergensi dan divergensi serta konsep opportunisme.

C. Isolasi Geografi
Sebagian besar ahli biologis setuju bahwa faktor awal dalam fase
spesiasi adalah isolasi geografis karena aliran gen dapat berlanjut hingga
populasi dari spesies yang sama terkait secara langsung atau tidak
langsung meskipun populasi yang berbeda dalam suatu sistem mungkin
memiliki karakteristik tertentu yang berbeda titik yang membawa beberapa
perubahan.
(Campbell dkk (2003) berpendapat bahwa fase geologis dapat
membagi populasi menjadi dua bagian atau lebih. jika populasi yang
awalnya resisten menjadi terpisah secara geografis, menjadikannya
penghalang penyebaran spesies populasi itu tidak akan lagi berubah titik
urutan genetik evolusi akan berlanjut dengan caranya sendiri. (Widodo
dkk, 2003).
Pertama, Karena isolasi reproduksi karena faktor geografis, dan
kemungkinan perkawinan silang masih ada dalam kelompok, yang masih
dianggap sebagai satu spesies, kemudian dua populasi menjadi dua
spesies yang terpisah (Widodo dkk, 2003). Terdapat perbedaan sekresi
proyeksi geografis sistem populasi karena perbedaan frekuensi awal gen
dalam dua sistem populasi yang berbeda mutasi karena tekanan selektif
dari lingkungan yang berbeda dan perubahan dalam struktur genetik
menciptakan peluang antar generasi titik generasi pertumbuhan populasi
kecil dan pembentukan pemukiman baru. Hambatan adalah ruang
lingkungan fisik yang mencegah pergerakan spesies tertentu melintasi
perbatasan penghalang spesies seharusnya tidak menjadi penghalang
bagi spesies lain titik perubahan dari waktu ke waktu karena isolasi
geografis menyebabkan kedua spesies berada karena isolasi reproduksi.

Gambar 2. macam-macam spesiasi


(Sumber Widodo dkk,2003)

1. Tahap spesiasi Simpatri


Menurut Campbell, dkk (2003) spesies baru muncul dalam
ekologi populasi induk tanpa isolasi geografis isolasi genetik
berkembang secara berbeda. Model spesies simpatrik didasarkan
pada pemilihan dua homozigot yang mengatur sendiri pada satu
atau lebih lokus adaptif dari asal yang berbeda, sesuai dengan
polimorfisme polifag titik misalnya, serangga herbivora dengan
genotip AA dan A’A beradaptasi dengan tanaman tipe 1 dan 2
sedangkan genotip AA tidak beradaptasi dengan baik titik setiap
homozigot lebih baik daripada kawin dengan genotip yang sama,
dan keturunan 0 tidak menghasilkan heterozigot. Perkawinan
campuran dapat mencerminkan penggunaan lokus B yang dapat
mempengaruhi kawin atau mendorong serangga untuk memilih
inang tertentu di mana mereka dapat menemukan pasangan dan
kemudian bertelur jika BB dan Bb kawin hanya dengan dua inang,
perbedaan dan seleksi inang mungkin menjadi dasar reproduksi
2. Proses spesiasi tidak Simpatri
Penyortiran asinkron adalah proses penyortiran yang terjadi
di wilayah geografis yang berbeda dari spesies terdekat. spesiasi
asinkron dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu spesiasi
antagonis (terjadi di daerah yang jauh atau berbeda dari spesies
yang berkerabat dekat) dan spesiasi paratrofik (terjadi di wilayah
yang berasosiasi dengan spesies yang berkerabat dekat).
3. Spesiasi Alopatrik ( Allopatric Speciation)
Urutan alopattik telah dikonfirmasi oleh banyak studi
geografis. Setiap spesies yang berbeda secara geografis dapat
mencegah rekombinasi antara spesies simbiotik. Populasi yang
terisola secara geografis dapat diisolasi dari populasi tetangga
karena infertilitas atau perbedaan perilaku titik kelompok yang
terisolasi mungkin tidak dapat kawin saat kontak karena morfologi
mereka terlalu berbeda dan kemudian bersatu tetapi perkawinan
tidak terjadi titik diferensiasi alofatik adalah mekanisme sekuestrasi
progresif.
Contoh spesies eksotik, seperti hewan air tawar,
menunjukkan keanekaragaman yang tinggi di daerah pegunungan
yang dipisahkan oleh sungai titik spesies pulau benua serupa
dalam penampilan dan ekologi, darwin, Stearns dan hoekstra
(2003).
4. Spesiasi parapatrik/ Semi geografik
Jika seseorang memilih untuk memilih dua alel berbeda
yang terkait erat atau berbagi, frekuensinya dapat ditentukan titik
dengan pemilihan habitat yang sesuai untuk mendukung isolasi
reproduksi populasi dapat berdiferensiasi menjadi spesies yang
terisolasi secara reproduktif. Endler (1977). Widodo dan lain-lain
(2003) berpendapat bahwa area percampuran, sering disebut
kontak sekunder terjadi secara lokal (karena perbedaan antara
populasi komensal dan spesies yang masih ada juga bersifat
komensal).
Diferensiasi simpatik adalah variasi karena tingkat
perkawinan antara populasi yang tinggi di daerah yang sama.
dalam model ini spesies induk hidup di habitat yang berdekatan
tanpa isolasi geografis. jenis komunitas lingkungan baru terbentuk
masyarakat setempat harus beradaptasi untuk memastikan
kelangsungan hidup mereka titik usaha ini dimulai dengan
melebarkan sayap ke daerah lain yang masih dekat dengan tanah
air asalnya.
5. Spesiasi peripatrik
Diferensiasi terjadi di tepi terdekat spesies organisme
memiliki kisaran toleransi karena satu spesies dapat menempati
area tertentu semakin jauh dari pusat distribusi, emakin beragam
lingkungannya. Daerah bisa lebih beragam daripada spesies yang
hidup di tengah.

D. Asal Usul Spesies


Teori asal usul Darwin merupakan salah satu teori utama dalam
kajian biogeografi dan masih diperdebatkan. Darwin menunjukkan bahwa
tidak hanya spesies diciptakan dengan cara ini, tetapi mereka berevolusi
dari pusat menciptakan melalui perkembangbiakan, tetapi mekanismenya
secara teknis tidak dapat dijelaskan dan sering diperdebatkan titik alasan
utama kemunculan spesies adalah hasil dari tahapan evolusi tetapi hanya
sedikit mekanisme yang dijelaskan. (POSADAS et al., 2006).
Sebagian besar spesies baru adalah bunga alami tetapi manusia
juga telah berevolusi secara artifisial selama ribuan tahun dari ras dan
spesies baru. spesies baru secara alami berkembang melalui tahapan
seleksi alam titik asal usul spesies menurut Charles Darwin pada tanggal
25 November 1859 karena organisme berevolusi secara bertahap melalui
proses yang disebut seleksi alam organisme dengan variasi genetik yang
disesuaikan dengan lingkungannya cenderung bereproduksi lebih banyak
daripada organisme dari spesies yang sama yang tidak menunjukkan
variasi mengerjakan susunan genetik total spesies.
“The Origin of Species” oleh Charles Darwin adalah karya sastra
ilmiah yang penting dan dianggap sebagai tonggak terpenting dalam teori
evolusi. Judul lengkap yaitu on the origin of species by means of Natural
selection, or the preservation of favoured races in the strunggle for life.
Darwin melakukan perjalanan ke tanah kaya Galapagos dan
Selandia baru dan memperoleh pengetahuan luas tentang flora, fauna,
dan geologi tempat-tempat ini. informasi ini, bersama dengan studinya
tentang keragaman dan transisi, sangat berharga dalam mengembangkan
teori evolusi organik setelah kembali ke Inggris. Darwin mengembangkan
teori seleksi alamnya pada tahun 1844 tetapi berhati-hati untuk tidak
mempublikasikan tesisnya karena sangat bertentangan dengan sains dan
keyakinan pada kreasionisme.

E. Pengertian Koevolusi
Koevolusi adalah fase antara dua atau lebih spesies yang saling
mempengaruhi selama tahap perkembangannya, tetapi dalam koevolusi
terdapat bukti bahwa karakteristik yang ditentukan secara genetis dari
setiap spesies secara langsung menyebabkan Interaksi yang sama antara
kedua organisme. (Anies, 2006: 45).
Revolusi adalah jenis adaptasi unik yang dihasilkan dari hubungan
(antarspesies) antara makhluk hidup berikut evolusi digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang melibatkan serangkaian adaptasi timbal
balik perubahan dalam satu spesies yang bertindak sebagai komponen
seleksi pada spesies lain dan kontra-adaptasi pada spesies lain yang
terjadi sebagai respon terhadap efek seleksi dari spesies asli. revolusi
telah dipelajari secara intensif dalam hubungan predator-mangsa dan
simbiosis, yaitu dalam hubungan antar populasi organisme yang hidup
dalam suatu komunitas (Hadisubroto, 1989).
Koevolusi dalam arti luas adalah perubahan dalam satu entitas
biologis yang disebabkan oleh perubahan entitas terkait lainnya. Revolusi
dapat terjadi pada tingkat biologis yang berbeda bisa makrokopis atau
mikroskopis. setiap sisi hubungan evolusi memberikan tekanan selektif di
sisi lain dan dengan demikian mempengaruhi perkembangan orang lain.
makhluk hidup memanfaatkan lingkungannya sebaik mungkin, ini adalah
prinsip evolusi bersama. Kondisi yang diperlukan untuk perkembangan
adalah adanya pola hubungan antar spesies dalam komunitas hubungan
antar spesies ini dapat mengarah pada adaptasi yang merupakan ciri khas
evolusi. Menurut Reijntjes et al (1999, 65), evolusi skala kecil, atau
evolusi mikro dapat didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik
suatu populasi. Evolusi adalah perubahan frekuensi alel/ genotip dalam
suatu populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Contoh-contoh Koevolusi
Revolusi tumbuhan dan serangga sebagai kelompok tumbuhan
bersifat siklis. evolusi antara mekanisme fitotoksik dan detoksifikasi
serangga, karena serangga dan bunga dapat mempengaruhi
perkembangan satu sama lain dengan cara ini. Contoh lain adalah
penyerbuk titik berapa banyak sel sperma yang diserbuki oleh serangga,
tetapi serangga penyerbuk tidak ada hubungannya dengan
perkembangan angiospermae tumbuhan yang tidak berbunga dapat
diserbuki oleh mekanisme angin abiotik. untuk bunga lain seleksi alam
nektar dari bunga hanya dapat digunakan pada bunga lain tetapi ketika
satu jenis serangga terbang ke jenis bunga lain serbuk sarinya hilang.
bunga dapat membawa nektar ke tempat-tempat yang hanya dapat
diakses oleh serangga dengan orang khusus untuk lidahnya yang
panjang.
Fase ini bisa berlanjut, tumbuhan bisa mengeluarkan nektar
semakin dalam, dan serangga bisa terus-menerus menjulurkan lidahnya.
anggrek magasca menghasilkan nektar pada pucuk yang panjangnya
mencapai 45 cm. Hal ini dapat membuat tanaman dan serangga lebih
beragam. tumbuhan ini mendapat manfaat dari berkurangnya emisi
serbuk sari. serangga menemukan makanan lebih efisien melalui adaptasi
khusus (Ridley, 2004). Contoh perkembangannya dapat dilihat pada
bunga dan penyerbukan yang merupakan penyerbukan yaitu burung
kolibri yang setelah berkembang memiliki bagian bunga berbentuk tabung
yang sangat panjang. (Ridley, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Cambell, Reece dan Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Jhon A. Endler. 1977. Monographs in Population. Biology, No. 10.
Princeton University Press. Ix. + 246 pp.
Stearens, S.C & Hoekstra, R.F.2003. Evoluyen an Introduction. Oxford:
University Press
Waluyo, L. 2005. Evolusi Organik. Malang: UMM Press
Nama kelompok:
Ellen Sukma Mega Magdalena 2101082005
Qonita Nurhidayah 2101083002
Septiani 2101081020
Seleksi Alam

A. Pengertian Seleksi Alam


Maksud seleksi alam di dalam teori ini adalah apabila suatu
mahluk hidup yang sulit bahkan tidak bisa menyesuaikan diri
dengan keadaan dan lingkunganya maka suatu saat seriring
berjalanya waktu maka akan hilang dan yang tersisa ialah dia yang
mampu untuk beradaptasi menyesuaikan pada lingkungannya.
Pada dasarnya antar mahluk hidup yang satu dengan yg lainya
akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Teori dari
seleksi alam ini berdasarkan atas 3 prinsip utama yaitu:

a. Pada setiap individu akan mengahsilkan generasi baru yang


jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya, yang mana akan
di dukung oleh sumber lainya (Pasangan kawin, makanan,
tempat tinggal, dan air)

b. Nantinya menghasilkan variasi dari populasi besar yang


akan di wariskan

c. Terjadinya persaingan karena kesintasan, yang akan


menghasilakan keturunan varietas baru atau bibit unggul
dari populasinya yang akan mewariskan sifat tertentu

 Macam-Macam Seleksi Alam


Nantinya di alam sendiri akan menghasilkan 3 seleksi yaitu
seleksi terserah, satbilitasi, dan disruktif
1. Seleksi terarah
Apabila keadaan lingkungan berubah, maka
akan terjadi tekanan seleksi pada populasi tertentu
untuk mempertahankan diri. Nantinya di dalam
suatu populasi akan ada rentang atau range
individual berdasarkan karater dari salah satunya.
Suatu populasi mungkin dapat berada dalam
keadaan dimana individu-individu yang menempati
ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai daripada
yang lain-lain. Hal ini bisa terjadi karena ada
perubahan fisik dari lingkunganya. Adanya polusi
udara di revolusi industri pabrik di Britania Raya
mengakibatkan hewan hewan berevolusi menjadi
hewan yang memiliki warna lebih gelap, ada banyak
spesies ngengat-melanisme industri. Terjadinya
pergeseran fenotip ini maka disebut penggantian
ciri.Ini merupakan akibat dari seleksi berarah. Jadi
seleksi berarah adalah kekuatan dinamis yang
menyebabkan perubahan progressif dalm genotip
dan oleh karena itu perubahan evolusioner.
2. Seleksi Stabilisasi
Adanya tipe dari seleksi stabilisasi yaitu
terjadinya populasi dengan cenderung memperkecil
penonjolan atau keekstriman pada semua
populasi.Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan
cenderung memperkecil keekstriman atau
penonjolan didalam kelompok. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pengurangan variasi pada populasi
dengan demikian maka hal tersebut juga
mempengaruhi kemungkinan untuk berevolusi
Cara kerja seleksi alam emang di peruntukan
untuk menyingkirkan individu dari kedua fenotip
ekstrim tersebut,di samping meningkatkan
keberhasilan reproduksi Pada fenotip yang
mendekati nilai rata-rata. Maka dari itu, seleksi alam
adalah adanya sistem luar biasa yang di lakukan
oleh alam untuk menjaga suatu keadaan agar tetap
tempatnya. Contohnya pada manusia mengenai
insiden mortalitas bayi itu lebih tinggi, baik terjadi
pada bayi yang memiliki berat yang berlebih atau
bayi yang memiliki berat yang rendah di bawah rata
rata . Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu
lahir terseleksi,dan yang bobotnya pada kedua
ekstrim itu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang
terjadi karena kemampuan superior heterozigot
merupakan contoh yang lain (Swara, 2013).
3. Seleksi Disruktif
Seleksi ini termasuk kedalam kategori yang
kurang umum meskipun begitu, sistem dari bentuk
seleksi ini merupakan bentuk seleksi yang paling
penting dari perkembangan evolusi. Adaptasi
seleksi ini bisa terjadi di sebabkan oleh faktor
lingkungan yang mengambil jumlah bentuk yang
terpisah. .Tampaknya ada keadaan tertentu dimana
individu pada kedua ekstrim dari kisaran fenotipnya
lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-
tengah. Adanya hal tersebut di sebut dengan seleksi
disruptif atau di sebut juga seleksi terganggu. Arti
penting evulisionermya terdapat pada kenyataan
bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan
terpecahnya lungkang (pool) gen tungal menjadi
dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat
merupakan suatu cara pembentukan spesies baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali
mengandung ion metal toksik dalam konsentrasi
sangat tinggi, Sehingga sebagian besar dari tumbuh
tumbuhan tidak bisa hidup di tempat tersebut.
Tetapi, adanya jenis spesies yang kuat, misalnya
rumput tertentu, mampu hidup dan mentebar dari
tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai
diatas timbunan limbah tersebut. Maka pengecekan
yang di lakukan pada tumbuhan tersebut
memperlihatkan adanya terjadi evolusi intuk
mengembangkan daya tahan tubuh agar bisa
bertahan dari ion ion toksik, di samping itu pula di
waktu yang bersamaan mereka mengembangkan
kemampuan hidup pada tanah yang terkontaminasi.
Ini di sebabkan penyerbukan yang terjadi oleh
rumput di bantu dengan adanya angin, maka terjadi
persilangan antara populasi yang resisten dan tak
resisten, tetap saja nantinya akan terjadi seleksi
disruktif. Tingginya laju kematian pada tumbuhan
yang kurang resisten yang tumbuh pada tanah yang
terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian
yang lebih tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten
yang tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi,
menyebabkan divergensi meningkat dan
populasinya terbagi menjadi dua sub populasi
dengan perwujudan ekstrim sifat ini.

 Ekotipe
Pada awalnya kata ekotip di munculkan oleh seorang ahli
ekologi bangsa Swedia bersama Turesson (1922). Beliau mencoba
melakukan percobaan dengan berbagai tanaman yang beliau
tanam di tanah yang memiliki kondisi yang berbeda beda pada
setiao spesimenya . Tapi ternyata dari percobaan tersebut tanaman
yang memiliki spesies yang sama memunculkan karakteristik dan
morfologis yang berbeda tergantung dari jenis tanah yang
digunakan sebagai media tanamnya. (Wilsie, 1962).Arti dan
pengertian yang berbeda di kemukakan oleh Sterbbins (cit. Odum,
1961; Wilsie, 1962) beliau mengatakan bahwa ekotipe adalah
adanya kumpulan dari organisme yang memilik genotip yang sama,
baik heterozygot maupun homozygot dan beradaptasi pada niche
tertentu.
Anggota dari suatu kelompok organisme dengan adanya
susunan genotip yang sama dalam ekologi juga di sebut biotipe
dan niche, yaitu merupakan tempat suatu organisme berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya (Odum, 1961). Sifat
Karakteristik Ekotipe Ekotipe spesies selalu interfertil
a) Bisa memepertahankan karakteristik aslinya
meskipun ditanam di daerah lain ekotipe ini
didasarkan oleh sifat-sifat genetis
b) Suatu sepesies yang berkaitan dengan ekologi yang
luas di kelompok kelompokan atas dasar sifat
morfologinya, dan fisiologis berdasarkan habitat yang
berbeda
c) Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas

Ekotipe mrmpunyai ciri khas dan perbedaan sebagian ekotipe yang


lain :
1. Pembentukan Ekotipe Baru
Ekotipe baru dapat dihasilkan melalui metode:
a) Hibridisasi ini dihasilkan dari adanya persilangan
alami dari Spartia stricta dengan S. alterriflora, hibrid
yang baru S. townsendii, hasil persilangan kedua
induk dari habitat alami.

Berdasarkan kondisi lingkungan, ekotipe dibagi menjadi :


1. Klimatik ekotipe yaiadalah ekotip yang dapat terjadi di sebabkan
karna adanya pengaruh faktor perubahan iklim misalnya, air
cahaya dan angin. Turesson (1930) telah menyelidiki klimatik
ekotipe misalnya: Leontodon auntumnalis.

2. Edhaphik ekotipe yaitu terjadi akibat adanya tipe tanah yang


berbeda beda misalnya kelembapan tanah tersebut atau
kekurangan dan kelebihan nutrien dan sebagainya

3. Klimatik adhapik ekotipe.gabungan tipe ekotip yang di sebabkan


oleh faktor iklim dan juga tanah. Pandey dan Jayan (1970)
mempelajari Cenchrus ciliaris.

4. Altitudinal dan latitudinal ekotipe adalah ekotip yang di sebbkan


oleh adanya faktor perubahan tinggi dari tanah tempat tersebut
dan akibat perbedaan lintang seperti Cassia tora, Anagalis
arvensis, Pinusdan Gymnospermae lain.

5. Fisiologik ekotipe terjadi karna adanya faktor fisiologi seperti


penyinaran (photoperiode), absorbsi air, cyclus nutrien misalnya:
Boutelona curtipendula.

 Fenotipe
Genotip yang dihasilkan organisme dari suatu fenotip
individu dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi
fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh
perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mengartikan
evolusi merupakan perubahan yang terus menerus seiring
berjalanya waktu pada variasi genetika. Frekuensi alel tertentu
akan berfluktuasi, dan menjadi umum atau bahkan kurang umum
relatif terhadap gen tersebut. Gaya dorong evolusioner ini
berproses dengan cara mendorong adanya perubahan pada
frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi alan menghilang
ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yaitu bila dia menghilang
dari populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel
leluhur.

 Interaksi
Ide dari pemikiran Geroge Herbert Mead pertama kalinya di
dasarkan oleh teori evolusi Darwin yang mengungkapkan adanya
organisme secara berangsur angsur terlibat dalam usaha beradap
tasi dengan keadaan sekitarnya. George Herbert Mead
menyatakan bahwa manusia adalah suatu mahluk hidup yang
paling masuk akal dan memiliki kesadaran penuh atas dirinya.
Selain itu, George Herbert Mead juga menerima sudut pandangdari
Darwin yang menyatakan bahwa adanya dorongan biologis bisa
memberikan dorongan dari perilaku dan adap yang dilakukan oleh
manusia, dan motifasi tersebut mempunyai sifat sosial. Selain itu,
George Herbert Mead juga sepakat dengan Darwin yang
menyatakan bahwa adanya komunikasi merupakan ekspresi dari
perasaan George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh idealisme
Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain.
Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead menyatakan bahwa
manusia secara sadarbisa menanggapi dirinya sendiri, dan adanya
kemampuan tersebut merupakan daya pikir yang khusus,
khususnya daya pikir reflektif. Tapi, ada masanya terjadi tindakan
manusia dalam interaksi sosial munculnya secara refleks dan
sepotan tanpa di rencanakan dan di fikirkan terlebih dahulu dan hal
ini biasa terjadi pada binatang. Adanya komunikasi melalui simbol-
simbol merupakan isyarat yang memiliki arti yang khusus yang
muncul terhadap individu lainnya yang memiliki ide yang sama
dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol yang akhirnya
membentuk interaksi antar individu.
Adanya mahkuk hidup yang satu itu saling bergantung dan
membutuhkan mahluk hiduo yang lainnya. Baik antar individu
dalam satu polulasi atau individu individu lainya yang berbeda
populasi. Hubungan interaksi tersebut bisa kita lihat dalam
kehiduoan kita sehari hari atau berada dekat dengan lingkungan
kita. Adanya Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.

 Netral
Hubungan antar mahluk hiduo yang tidak saling
menguntungkan tapi tidak saling merugikan pula atau netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.

 Predasi
Hubungan antar predator. Hubungan ini sangat berkaitan sebab
mereka tidak akan bisa hiduo tanpa salah satunya Contoh : Singa
dengan mangsanya, yaitu kijang,usa,dan burung hantu dengan
tikus.

 Parasitisme
Hubungan antar dua organisme atau mahluk hidup,yang salah
satunya menempel untuk menumpang hidup pada inangnya dan
mengambil nutrisi dari induknya atau inangnya sehingga satu di
untungkan dan satu di rugikan contoh : Plasmodium dengan
manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang.

 Komensalisme
Hubungan antara dua mahluk hidup untuk mencari sumber
makanannya tetapi dalam hubungan ini hanya satu pihak saja yang
di untungkan, tetapi pihak lain tidak di untungkan dan juga tidak
dirugikan sama sekali. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.

 Mutualisme
Hubungan antar sepesies berbeda yang saling untung
menguntungkan Contoh, bakteriRhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.

 Interaksi Antarpopulasi
Terjadi interaksi secara langsung dan tidak langsung dari
beberapa populasi dalam komunitasnya.Contoh Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi
lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Adanya kmpetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila
antarpopulasi memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi
pertarungan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan
populasi sapi di padang rumput.

 Mimikri
Di dalam evolusi mimikri pada suatu organisme terdapat
proses yang menarik. Mekanisme ini di gunakan untuk bertahan
hidup di alam liar. Atau bisa juga di sebut kamufalse dan peniruan.
Sebenarnya kedua mekanisme ini termasuk dalam suatu sistem
yaitu mimik. Sistem pertahanan diri pada dasarnya meliputi tiga
unsur yaitu model, mimikri, dan objek. Sistem mimikri yang pertama
kali dipertelakan oleh H. Bates (1860). Meskipun ia di anggap
sebagai penemu sistem mimikri, sebenarnya sistem ini sudah
terkenal jauh di sekitaran tahu 50an sebelumnya. Dari segi model,
kita dapat menunjau sistem mimikri atas :
1) Model tidak menarik
Model tidak beraturan dan tidak memiliki pola tertentu
atau abstrak. Sistem ini berlakubuntuk menyamai tempat
hidup (hemotopi), misalnya warna latar belakang kuning
coklat hijau bagi kebanyakan reptil dan
serangga.Berbintik bintik atau bergaris garis bagi sebgian
mamalia seperti anak tapir, anak babi, zebra , kucing dan
garimau serta beberapa spesies burung.
Adanya bintik bintik untuk menyeruoai anfibi, dan
harimau sehingganya sulit terlihat dalam hutan dan juga
ikan akan terdamarkan oleh kerikil dan juga pasir yang
ada di air berupa sesuatu yang dominan di lingkungan
tersebut, misalnya ranting, daun kering, bunga, batu,
lichenes, kulit pohon, rumput. ganggang laut. Adapun
penirunya yaitu, belalang kadung bunga belalang daun
katak serasah, kaktus batu, kupu-kupu malam, belalang
rumput, ikan kuda laut,belalang ranting dll. Phanerik
merupakan Model dapat berupa sesuatu yang jarang
ditemukan tetapi biasanya tidak tersembunyi. Misalnya,
kotoran hewan ditiru oleh kepompong kupu-kupu maupun
oleh ulat, ulat berkumpul menyerupai kuncup bunga,
serangga berbentuk lichenes atau jamur. Thanatosis
yang ditiru adalah dirinya sendiri. Sejumlah labahlabah,
serangga, ular, katak, cecak dan mamalia kecil sering
meniru bangkainya sendiri (berpura-pura mati) dan
terlentang begitu didekati olch musuh.

2. Model menarik.
Terkadang mimikri tidak tersembunyi bahkan sangat
nyata dan memiliki model tertentu
1. Homochemy
Kupu kupu ini sengaja memakan tumbuhan
tertentu yang membuat dirinya terasa tidak enak
baginoara predatornya sebab memakan tumbuhan
tertentu. Misalnya kupu-kupu Danaus plexippus.
Ada sejumlah kupu kuou yang terdapat di alam
bebas yang memiliki pola sayap seperti kupu kupu
danus, sehingga terhindar dari pemangsaan oleh
burung.
2. Homochromy
Adanya persamaan dalam warna. Contoh: ada
suatu spesies lalat yang memiliki warna tubuh
seperti tawon atau lebah , karna tawon dan lebah
meruoakan serangga yang memiliki sengatan
maka dari itu banyak pemangsa yang tidak mau
memakanya seperti katak dan burung Dengan
demikian lalat yang sebenarnya yang bukan tawon
dan pastinya tidak memiliki sengatan akan
terhindar dari bahaya.
3. Homomorfi
Kesamaan bentuk yang di ambil dari contoh
sebelumnya yaitu lalat dan ular. Adanya banyak
keserupaan ular yang tidak memiliki bisa dengan
ular yang berbisa, sehingganya membuat ular
tersebut bnyak di hidari oleh pemangsanya karena
salah mengira. Ada juga beberapa ular yang
spesiesnya memiliki bentuk yang sama antara
ekor dan kepalanya. Ekor yang berwarna cerah
acapkali ditonjolkan apabila ular dari marga
Cylindrophis. Maticora dan Oligodon merasa
terancam bahaya. Maka yang akan di serang
terlebih dahulu yaitu ekornya sehingganya ular
masih bisa menyelamatkan dirinya dari bahaya.
Burung Chukoo selalu menaruh telurnya di sarang
burung yang lain. Telurnya meskipun tidak serupa
betul tapi tidak terlihat berbeda oleh burung
spesies lain. Dengan demikian, induk burung yang
lain akan menetaskan telurnya
4. Adanya persamaan antara cahaya yang di miliki
oleh spesies kunang kunang dan juga pada
beberapa jenis ikan. Dalam menentukan setiap
sepesies kunang kunang maka bisa di lihat dari
cahaya yang menampilkan karakter tersendiri dari
masing masing spesiesnya. Warna cahaya dan
kedipan dari setiap jenis kunang kunang berbeda
tergantung spesiesnya. Kunang-kunang Photinus
mempunyai kemampuan untuk meniru kedipan
cahaya kunang-kunang Photuris. Adanya peniruan
cahaya kunang kunang photinus untuk memangsa
dan menipu kunang kunang Photuris
5. Homokinemi.
Pergerakan yang dapat menimbulkan
persangkaan bahwa itu merupakan pergerakan
musuhnya. Hal ini bisa terjadi pada jenis spesies
anggrek, misalnya Oncidium. Bunga anggrek
tersebut umumnya diserbuk oleh tawon yang
berwarna kuning Bunga Oncidium akan selalu
bergerak-gerak apabila tertiup angin yang lemah
sekalipun, sehingga disebut dancing lady orchid
Karena penyerangan oleh tawon, maka serbuk
sari terlepas dan berserakan. Lalu menempel
pada bungga yag lain yang di kira musuh oleh
tawon tersebut maka nantinya akan terjadi
penyerbukan.
6. Homofoni.
Yaitu suatu organisme yang dapat mengeluarkan
bunyi tertentu. Suara yang di keluarkan tersebut
dapat di tiru oleh sejumlah Predator lainya.
Misalnya lalat parasit dari suku Asilidae dan
Syrphidae meniru bunyi serangga lain yang
tujuanha utuk bisa mendekati dan menaruh
telurnya.
7. Homotopi.
Peniruan sarang yang sering dilakukan oleh
serangga air dan laba laba tanah untuk
mengelabui mangsanya, Ketika mangsa bingung
dimana sarang aslinya maka dia akan masuk ke
sarang palsu yang mana sudah di tunggu oleh
pemangsanya.

 PARASITISME DAN PEREDASI


Terjadinya hubungan yang menarik antara 3 hal yang saling
berkaitan yaitu predasi parasitisme dan juga mimikri. Ketiganya
sama sama memiliki hukum yang sejenis yaitu tidak mampu
menyamai atau melampaui model dari korbanya. Pada mimikri
sendiri predator tidak bisa meniru jauh dari pada korbannya. Ini
terjadi ketika pelaku mimikri bisa meniru lebih jauh di banding
korbanya maka ini tidak akan memberikan kesempatan bagi
korbanya untuk belajar dengan demikian sistem Mimikri tidak akan
efektif lagi. Hubungan antar predator dan korban memiliki pola yang
hampir mirip. Nantinya apabila jumlah korban meningkat maka
jumlah predasi juga ikut meningkat, sama dengan korbanya.
Apabila sistem ini tidak berlaku maka yang akan terjadi akan
mengakibatkan kepunahan. Sebagai contohnya, ada sekelompok
rusa yang dj pelihara di suatu pulau Karena tidak adanya peredator
yang mengontrol pertumbuhan populasi rusa tersebut sehingga
rusa tersebut akan semakin meningkat jumlahnya dan alam yang
akan menyeleksinya dengan cara alami seperti sumber makananya
yang semakin lama semakin sedikut alalu habis. Akhirnya populasi
rusapun ikut punah. Dalam kadus ini harusnya populasi rusa di atur
oleh keberasdaan peredator.

DAFTAR PUSTAKA

Djoko, T. Iskandar. 2001. Catatan Kuliah Evolusi. ITB. Bandung

Priza, Mimi Haryanti. 2013. Variasi Populasi. Tersedia :


http://prizamimiharyanti. blogspot.co.id/ (Diakses pada tanggal 24
Maret 2017)

Endah, Faqiyah. 2011. Pengertian Adaptasi. http://id.shvoong.com/social-


sciences/ education/2090615-pengertian-adaptasi/. (Diakses
tanggal 24 Maret 2017).

Sutantri. 2014. Adaptasi. http://id.scribd.com/doc/76111234/ADAPTASI,


(Diakses tanggal 24 Maret 2017).

Swara, anjar. 2013. Seleksi Alam.


http://www.academia.edu/6274831/SELEKSI- ALAM_FIX (Diakses
tanggal 24 Maret 2017).

Anda mungkin juga menyukai