Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

MATERI GENETIK
Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi gen, alel, DNA,
kromosoma (kromatin) dalam proses penurunan sifat pada makhluk
hidup serta menerapkan prinsip-prinsip penurunan sifat dalam
kehidupan.

Indikator :
Menjelaskan keterkaitan antara gen, alel, DNA, kromosoma
(kromatin)
Menjelaskan struktur dan fungsi kromosoma (kromatin)
Menjelaskan struktur dan fungsi DNA
Menjelaskan proses sintesis protein (polipeptida)
Menjelaskan struktur dan fungsi RNA
Menganalisis perbedaan DNA dan RNA

A. Keterkaitan Gen, alel, DNA, dan kromosoma (kromatin)


Gen merupakan materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat yang
diturunkan. Gen terdiri dari bagian/segmen DNA tertentu dan terdapat di
dalam kromosoma (kromatin). Kromosoma (kromatin) terutama terdapat
di dalam nukleus, dan nukleus terdapat di dalam sel-sel penyusun
tubuh. Sel-sel seluruh tubuh manusia terdiri dari kromosoma (kromatin)
yang berasal dari kedua orang tuanya, artinya individu tersebut
mendapatkan DNA sebagai materi genetik yang berasal dari kedua orang
tuanya. Sifat-sifat yang diturunkan setiap makhluk hidup dari orang tua
pada keturunannya disebut hereditas. Proses tersebut melibatkan
beberapa komponen, antara lain gen, alel, DNA, dan kromosoma
(kromatin).

Gambar 1. Keterkaitan gen, DNA, dan kromosoma (kromatin)


Gen berada pada bagian DNA dan tersimpan di dalam lokus-lokus.
Setiap kromatin memiliki ratusan lokus sehingga di dalam sel terdiri dari
ribuan gen. Pada sel tubuh manusia, terdapat sekitar 26.000-40.000 gen
yang tersimpan di dalam 46 kromatin. Satu gen mengendalikan satu sifat
hereditas sehingga satu individu memiliki ribuan sifat. Setiap gen
menempati lokus tertentu pada kromosoma nomor tertentu sehingga
dapat dilakukan suatu pemetaan untuk mengetahui letak gen-gen dengan
sifat tertentu yang dikehendaki. Sepasang kromosoma yang homolog
memiliki lokus yang bersesuaian dan terdiri dari gen-gen yang juga
bersesuaian, misalnya pada lokus tertentu terdiri dari gen yang
menetukan warna kulit.
Alel adalah pasangan gen yang terdapat pada kromatin homolog yang
menunjukkan sifat alternatif sesamanya. Contoh sifat alternatif
sesamanya adalah alel B menentukan sifat biji bulat, sedangkan alel b
menentukan sifat biji keriput. Pasangan gen atau alel dari kromosoma
homolog dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu homozigot dominan,
heterozigot, dan homozigot resesif. Gen dominan dilambangkan dengan
huruf kapital, misalnya huruf A, B, C sedangkan gen resesif
dilambangkan dengan huruf a, b, c. Ekspresi gen dominan akan
menutupi ekspresi gen resesif. Ekspresi gen tersebut memengaruhi sifat-
sifat yang tampak (fenotip). Contohnya gen B menampakkan sifat biji
bulat dan gen b menampakkan sifat biji keriput. Pasangan gen dominan
homozigot BB menampakkan sifat biji bulat. Pasangan gen heterozigot Bb
juga menampakkan sifat biji bulat. Sementara itu, pasangan gen resesif
homozigot bb menampakkan sifat biji keriput.
DNA (deoksiribonucleic acid) merupakan penyusun gen pada
kromosoma yang menyimpan informasi genetik. Kromosoma yang
terdapat dalam nukleus berupa benang-benang kromatin ketika sel tidak
mengganda. Struktur kromatin seperti jala, terdiri dari benang-benang
halus. Ketika sel sedang mengganda, benang-benang kromatin ini
memendek dan menebal membentuk struktur yang disebut kromosoma.
Dengan demikian, gen, alel, DNA, dan kromosoma dalam sel merupakan
suatu kesatuan dalam proses penurunan sifat.
B. Struktur dan fungsi kromosoma (kromatin)
Kromosoma merupakan kromatin non aktif. yang memadat dan
memendek sehingga tidak memiliki fungsi. Kromosoma terdiri dari DNA
dan protein. Protein kromosoma disebut histon. Dalam hal ini, histon
berperan sebagai kumparan untuk DNA. Struktur histon yang
diselubungi oleh DNA disebut nukleosom. Kromosoma mempunyai dua
bagian utama yaitu sentromer dan kromatid. Sentromer berupa bulatan
kecil yang menghubungkan dua kromatid. Pada sentromer, terdapat
kinetokor yang merupakan tempat melekatnya benang-benang spindel
saat terjadi penggandaan sel. Kromatid (lengan) merupakan badan
kromosoma yang terdiri dari filamen tipis kromonema.
Kromonema diselubungi oleh matriks yang dibungkus oleh suatu
membran. Kromonema terdiri dari bagian-bagian bergranula besar dan
kecil. Granula-granula tersebut terlihat seperti manik-manik yang
merupakan akumulasi dari materi kromatin. Granula besar disebut
kromomer, sedangkan granula kecil disebut kromiol. Kromomer disebut
juga lokus yang menyimpan materi genetik berupa protein histon dan
DNA. Pada bagian ujung kromosoma, terdapat telomer yang berfungsi
untuk menghalangi agar tidak terjadi perlekatan antarkromosoma dan
menjaga agar DNA di dalamnya tidak mudah terurai.

Gambar 2. Struktur kromosoma

Berdasarkan fungsinya, kromosoma dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu:
a. Kromosoma tubuh (autosom) adalah kromosoma yang mengendalikan
sifat-sifat tubuh, seperti tinggi badan dan warna kulit.
b. Kromosoma seks (gonosom) adalah kromosoma yang menentukan jenis
kelamin, contohnya kromosoma X dan Y.
Pada sel tubuh (sel somatik), nukleus terdiri dari kromosoma
yang berpasangan (diploid = 2n). Jumlah kromosoma pada sel tubuh
manusia dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu 22 autosom ditambah
gonosom X dan Y (22 AA + XY). Sementara itu, jumlah kromosoma sel
tubuh wanita adalah 22 autosom ditambah gonosom XX (22 AA + XX).
Jadi, jumlah kromosoma pada setiap sel tubuh manusia berjumlah 46.
Pada sel kelamin, nukleus terdiri dari kromosoma yang tidak
berpasangan (haploid = n). Ovum manusia mempunyai 22 autosom
ditambah gonosom X (22 A + X). Sementara itu spermatozoid
mempunyai 22 autosom ditambah gonosom X atau Y (22 A + X atau 22
A + Y). Jadi, jumlah kromosoma pada setiap sel kelamin manusia
hanya 23 atau separuh dari jumlah kromosoma sel tubuh.

Gambar 3. Kromosoma pada manusia: autosom (1-22) dan gonosom


(XY)

Berdasarkan letak sentromernya, bentuk kromosoma dibedakan


menjadi empat, yaitu:
1) Telosentris, sentromer terletak di ujung kromosoma, sehingga
kromosoma hanya memiliki sebuah lengan dan berbentuk lurus.
2) Akrosentris, sentromer terletak di dekat ujung lengan kromosoma,
sehingga lengan kromosoma satu lebih panjang dari lengan kromosoma
yang lain.
3) Submetasentris, sentromer terletak ke arah salah satu ujung
kromosoma, sehingga kromosoma menjadi dua bagian yang tidak sama
panjang dan bentuknya seperti huruf J.
4) Metasentris, sentromernya terletak di tengah-tengah kromosoma
sehingga kromosoma menjadi dua bagian yang sama panjang dan
mempunyai bentuk seperti huruf V.

Gambar 4. Bentuk-bentuk kromosoma

C. Struktur dan fungsi DNA


1. Struktur DNA (Deoxyribonucleic acid)
DNA (Deoxyribonucleic acid) atau ADN (asam deoksiribosa nukleat)
pada eukariotik merupakan polimer yang terdiri dari dua untai (untai
ganda) sedangkan DNA pada prokariotik merupakan untai tunggal.
Masing-masing untai dihubungkan oleh ikatan hidrogen sehingga
membentuk struktur rantai ganda yang terbentuk seperti tangga
berpilin. Struktur tersebut dikenal dengan heliks ganda (double helix).

Gambar 5. Struktur DNA


Setiap nukleotida penyusun DNA terdiri dari 1 gula deoksiribosa, 1
gugus fosfat, dan satu basa nitrogen. Nukleotida yang tidak memiliki
gugus fosfat disebut nukleosida atau deoksiribonukleosida. Fosfat dari
nukleotida akan membentuk “ikatan fosfodiester” dengan gula dari
nukleotida berikutnya. Sementara itu basa nitrogen purin pada suatu
nukleotida akan membentuk ikatan hidrogen sebagai pasangan tetap
dengan pirimidin dari nukleotida lainnya. Pasangan tetap basa nitrogen
purin-pirimidin yaitu sebagai berikut:

1) Guanin (G) - sitosin (C atau S)


2) Adenin (A) - timin (T)
Adenin (A) dengan timin (T) membentuk dua ikatan hidrogen (A =
T), sedangkan guanin dengan sitosin membentuk 3 ikatan hidrogen (G
≡ C).

Gambar 6. Struktur nukleotida

2. Fungsi DNA
DNA memiliki fungsi untuk bereplikasi/menggandakan diri,
terutama yang terjadi di nukleus. Replikasi (penggandaan) DNA
dikatalis oleh beberapa enzim, yaitu:
1. Helikase, berfungsi memutuskan ikatan-ikatan hidrogen untuk
membuka heliks ganda DNA menjadi dua untai tunggal.
2. RNA primase, berfungsi menggabungkan nukleotida-nukleotida RNA
agar dapat membentuk primer RNA.
3. DNA polimerase, berfungsi menyambungkan nukleotida-nukleotida
menjadi polimer DNA yang fragmennya panjang.
4. DNA ligase, berfungsi menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang
baru sehingga menjadi untaian DNA yang lengkap.
Penggandaan DNA diawali dengan terbukanya pilinan dan
pemisahan rantai oleh enzim helikase sehingga terbentuk dua untai
tunggal. Untai utama disintesis secara terus menerus pada arah 5'→3'
oleh enzim DNA polimerase. Oleh karena itu, dalam pembentukan DNA
baru akan terdapat pembentukan untai yang kontinu dan diskontinu.
Untai DNA kontinu terbentuk dari arah 5'→3' tanpa terputus. Untai
DNA diskontinu akan terbentuk dari arah 3'→5' dengan terputus-
putus. Diawali dengan pembentukan primer-primer RNA (potongan
pendek RNA) oleh enzim RNA primase kemudian nukleotida-nukleotida
yang terbentuk disambung oleh DNA polimerase menjadi polimer DNA
yang fragmennya lebih panjang (fragmen okazaki). Setelah primer RNA
diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase yang lain, DNA ligase
menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang baru (fragmen Okazaki)
sehingga terbentuk untai DNA baru yang lengkap.

Gambar 7. Mekanisme penggandaan DNA

D. Struktur dan Fungsi Ribonucleic acid (RNA)


Ribonucleic acid (RNA) atau Asam Ribosa Nukleat (ARN) adalah
makromolekul polinukleotida yang berbentuk untai tunggal yang
berfungsi berperan dalam melaksanakan proses sintesis protein
(polipeptida).
Komponen penyusun RNA terdiri dari:
a. Gugus fosfat (PO4-),
b. Gugus gula ribosa,
c. Gugus basa nitrogen.
Gugus basa nitrogen terdiri dari :
1) Basa purin yang terdiri dari Adenin (A) dan Guanin (G).
2) Basa pirimidin yang terdiri dari Sitosin (S/C) dan Urasil (U).

Gambar 8. Struktur ARN

1. Macam-Macam RNA
a. Messenger RNA (mRNA) atau ARN duta (ARNd)
Messenger RNA (mRNA) atau ARN duta merupakan untai tunggal
panjang yang terdiri dari ratusan nukleotida. mRNA dibentuk oleh DNA
melalui proses transkripsi terutama di dalam nukleus. mRNA memiliki
urutan basa nitrogen sesuai dengan pasangan komplementer satu untai
DNA (untai sense). mRNA memiliki kode genetik (kodon) dari DNA yang
terdapat di dalam nukleus ke ribosoma yang ada di dalam sitoplasma
sel. Kodon adalah kode genetik yang dibawa oleh mRNA yang terbentuk
dari triplet pada mRNA dan berfungsi menentukan macam asam amino.
Setiap tiga urutan basa nitrogen (triplet) pada mRNA merupakan satu
kodon dan menentukan satu macam asam amino. mRNA berumur
sangat pendek, hanya beberapa menit hingga beberapa hari, setelah itu
akan segera terurai.
Gambar 9. Untai tunggal mRNA atau RNAd
b. transport RNA (tRNA) atau ARN transpor (ARNt)
Molekul tRNA ditranskripsi dari cetakan DNA di dalam nukleus,
kemudian diangkut ke sitoplasma. Molekul tRNA terdiri dari untai tunggal
yang pendek, sekitar 80 nukleotida. Untai tunggal ini melipat membentuk
struktur tiga dimensi dan terjadi ikatan hidrogen antara basa nitrogen
pada tempat-tempat tertentu. tRNA memiliki ujung tempat perlekatan
asam amino dan ujung lain merupakan antikodon. Antikodon adalah
triplet basa nitrogen yang terikat dengan kodon mRNA secara spesifik.
tRNA mempunyai antikodon yang mampu mengenali dua atau lebih
kodon yang berbeda sehingga jumlahnya lebih sedikit dari jumlah kodon,
yaitu sekitar 45 dari jumlah total kodon sebanyak 61.

Gambar 10. Struktur ARNt


c. ribosomaic RNA (rRNA) atau ARN Ribosomal (ARNr)
Ribosomaic RNA (rRNA) terutama yang dibuat di dalam nukleus,
kemudian ditempatkan di dalam ribosomal. Jumlah rRNA di dalam
ribosoma sebanyak 60% dari berat total ribosomal. Jumlah rRNA adalah
yang paling banyak dibandingkan dengan mRNA maupun tRNA.

Gambar 10. Struktur rRNA


2. Fungsi dari Macam-macam ARN
a. mRNA berfungsi membawa kode genetik yang dimilikinya dari nukleus
ke ribosomal yang ada di dalam sitoplasma sel.
b. tRNA berfungsi berfungsi membawa asam-asam amino yang ada di
sitoplasma ke ribosomal.
c. rRNA berfungsi sebagai perakit polipeptida dalam proses sintesis
protein (polipeptida).
3. Sintesis protein (polipeptida)
Sintesis protein (polipeptida) adalah proses pembentukan molekul
protein (polipeptida). DNA hanya memberikan informasi untuk membuat
protein (polipeptida) tertentu, sedangkan yang melaksanakan sintesis
protein (polipeptida) adalah RNA. Protein terdiri dari dua atau lebih
polipeptida. Satu polipeptida dikode oleh satu gen.
Sintesis protein (polipeptida) berlangsung di ribosoma dengan bahan
baku berupa asam amino. Terdapat 20 macam asam amino. Macam asam
amino dalam sintesis protein (polipeptida) dikodekan genetisnya oleh DNA.
Perbedaan macam, jumlah, dan susunan asam amino menentukan macam
protein (polipeptida) yang disintesis.
Sebelum proses sintesis protein (polipeptida) terlebih dahulu terjadi
proses pembentukan RNA (sintesis RNA) yang dibentuk oleh DNA melalui
proses transkripsi terutama di dalam nukleus.
Transkripsi adalah sintesis RNA pada suatu cetakan DNA dengan
enzim RNA polymerase. DNA memiliki dua untai, untai yang satu sebagai
cetakan dan untai komplemennya sebagai antisense. Transkripsi berfungsi
untuk menyintesis mRNA, tRNA, dan rRNA. Namun, hanya urutan basa
nitrogen pada mRNA yang menentukan macam asam amino penyusun
protein (polipeptida) yang disintesis.
Proses transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan inisiasi, elongasi,
dan terminasi.
1) Inisiasi (Permulaan) transkripsi
RNA polimerase menempel pada DNA. Tempat menempelnya RNA
polimerase pada untai DNA disebut promotor. Promotor menentukan satu
untai DNA yang menjadi cetakan. RNA polimerase mulai membentuk RNA
pada titik awal (start point) promotor.
2) Elongasi (Pemanjangan) untai RNA
RNA polimerase bergerak sepanjang DNA cetakan sehingga heliks
ganda DNA terbuka secara berurutan, kira-kira 10-20 basa nitrogen
sekaligus. RNA mulai terbentuk dan RNA polimerase menambahkan
nukleotida ke ujung 3’ pada RNA yang sedang terbentuk tersebut. Perakitan
nukleotida-nukleotida RNA selalu dari arah 5’ ke 3’. Basa nitrogen pada RNA
yang dibentuk merupakan komplementer terhadap basa nitrogen untai DNA
sense yang terbuka, kecuali A pada DNA untuk cetakan U pada RNA. Basa
nitrogen T pada DNA untuk cetakan A pada RNA, G pada DNA untuk
cetakan C pada RNA, dan C pada DNA untuk cetakan G pada RNA. Apabila
untai DNA ditanskripsi, triplet basa nitrogen ATG pada DNA akan
menyediakan cetakan untuk UAC dalam RNA.
Gambar 11. Tahapan elongasi transkripsi
3) Terminasi (Pengakhiran) transkripsi
Proses transkripsi akan berhenti pada saat RNA polimerase
mentranskripsi suatu urutan DNA terminator. Terminator adalah urutan
DNA yang berfungsi menghentikan transkripsi (kodon terminasi). Setelah
transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali seperti semula dan RNA
polimerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA terlepas dan
terbentuklah mRNA yang baru.

Gambar 12. Tahapan terminasi transkripsi


Proses Sintesis Polipeptida
Sintesis protein (polipeptida) menggunakan informasi genetik yang
dikode pada suatu molekul mRNA. Translasi dilakukan oleh ribosoma
dan tRNA. Ribosoma merupakan organel kecil yang biasanya berderet
membentuk polisom. Ribosoma terdiri dari dua subunit, yaitu subunit
besar dan subunit kecil. tRNA mempunyai antikodon yang merupakan
urutan basa nitrogen komplementer dari mRNA. Setiap asam amino
digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh enzim sintase tRNA-
aminoasil. Translasi membutuhkan energi dari GTP (guanosina trifosfat).
Translasi meliputi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Inisiasi
Subunit kecil ribosoma berikatan dengan molekul mRNA di ujung 5’.
Translasi selalu dimulai dari kodon inisiasi AUG pada mRNA yang
berfungsi sebaga sinyal “start”. tRNA inisiator yang memiliki antikodon
UAC membawa asam amino metionin (Met) dan melekat pada kodon
inisiasi AUG. Metionin pada eukariotik selalu menjadi asam amino awal
proses sintesis protein (polipeptida). Sedangkan yang menjadi asam
amino awal pada prokariotik adalah formilmetionin.

Gambar 13. Tahapan inisiasi translasi


Keterangan :
 P : tempat melekatnya tRNA yang telah membawa polipeptida pada
ujungnya; dinamakan juga tempat melekatnya peptidil-tRNA (= P-site)
 A : tempat melekatnya tRNA yang telah mengikat asam amino;
dinamakan juga tempat melekatnya aminoasil-tRNA (= A-site)
2) Elongasi
Asam-asam amino ditambahkan satu persatu pada asam amino
pertama. Siklus ini berlangsung sekitar 1/10 detik dan terus berulang
pada saat penambahan asam amino hingga terbentuk rantai polipeptida
yang lengkap. Siklus elongasi translasi meliputi tiga tahap, yaitu sebagai
berikut.
a) Pengenalan kodon: kodon mRNA (di tempat A dari ribosoma)
membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon tRNA yang baru
masuk membawa asam amino.
b) Pembentukan ikatan peptida: molekul rRNA dari subunit besar
berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang mengatalis pembentukan
peptida dengan menggabungkan polipeptida (dari tempat P) ke asam
amino yang baru datang (di tempat A).
c) Translokasi: tRNA (di tempat A) yang sudah terikat pada polipeptida
yang sedang terbentuk tersebut ditranslokasikan ke tempat P. Saat
tRNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan
hidrogen pada kodon mRNA. mRNA ikut bergerak dan membawa
kodon berikutnya untuk ditranslasi (di tempat A). tRNA “kosong” yang
tadinya berada di tempat P bergerak ke tempat E, lalu keluar dari
ribosoma.

Gambar 14. Tahap elongasi translasi


3) Terminasi
Elongasi berakhir setelah kodon stop mencapai tempat A di
ribosoma. Triplet basa nitrogen kodon stop, yaitu UAA, UAG, dan UGA
yang berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan translasi dan tidak
mengkode asam amino. Protein faktor pelepas langsung mengikatkan diri
pada kodon stop dan menghidrolisis ikatan antara tRNA dengan asam
amino terakhir pada rantai polipeptida. Selanjutnya, polipeptida
dilepaskan dari ribosoma. Kedua subunit ribosoma dan komponen
lainnya terdisolasi (terpisah-pisah).

Gambar 15. Tahapan terminasi


3. Perbedaan Sintesis protein (polipeptida) pada Sel Prokariotik dengan
Sel Eukariotik
Sintesis protein terjadi melalui transkripsi dan translasi. Sel
eukariotik mempunyai membran nukleus sehingga transkripsi dan translasi
dilakukan di tempat terpisah. Transkripsi dilakukan di dalam nukleus dan
menghasilkan pra-mRNA. pra-mRNA diproses lebih lanjut oleh enzim
menjadi mRNA. selanjutnya mRNA keluar dari nukleus melalui pori-pori
membran nukleus dan berpindah ke sitoplasma sehingga translasi terjadi di
sitoplasma yaitu tepatnya di ribosoma. Sementara itu, tahapan sintesis
protein (polipeptida) pada sel prokariotik tidak terputus dan bersambung,
artinya tahap translasi dapat dilakukan meskipun tahap transkripsi belum
selesai. Hal ini dikarenakan sel prokariotik tidak memiliki membran nukleus
sehingga tahap transkripsi dan translasi dilakukan di sitoplasma.
Sel Prokariotik Sel Eukariotik
Gambar 16. Sintesis Protein pada Sel Prokaritik dan Sel Eukariotik
4. Kode Genetika
Kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa
nitrogen RNA pada proses sintesis protein (polipeptida). Setiap kode triplet
basa nitrogen akan menghasilkan satu macam asam amino.

Tabel 1. Kode tiga basa (triplet) yang membentuk asam amino


Keterangan :
Ala = alanin Gln = glutamin Leu = leusin Ser = serin

Arg = arginin Glu = asam glutamat Lys = lisin Thr = treonin

Asn = asparagin Gly = glisin Met = metionin Try = triptofan

Asp = asam aspartat His = histidin Phe = fenilalanin Tyr = tirosin

Cys = sistein Ile = isoleusin Pro = prolin Val = valin

F. Perbedaan DNA dengan RNA


DNA dan RNA merupakan asam nukleat di dalam sel, tetapi memiliki
perbedaan sebagai berikut.
Tabel 2. Perbedaan DNA dengan RNA

No Faktor perbedaan DNA RNA

1 Bentuk struktur Untai ganda , panjang Untai tunggal, pendek


2 Letak Pada nukleus, Di sitoplasma,
mitokondria, plastida, ribosoma, nukleus
kloroplas
3 Macam gula Deokribosa Ribosa
4 Basa nitrogen Pirimidin terdiri dari Pirimidin terdiri dari
timin (T) dan sitosin (S) urasil (U) dan sitosin
(S)
5 Fungsi Sebagai materi genetik Alat dalam sintesis
untuk sintesis protein protein (polipeptida)
(polipeptida)
6 Jumlah Tetap, tidak Tidak tetap,
dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh
aktivitas sintesis aktivitas sintesis
protein (polipeptida) protein (polipeptida)
7 Keberadaannya Permanen Periode pendek karena
mudah terurai
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, R. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII SMA
dan MA BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Priadi, Arif. 2009. Biology 3 Senior Haigh School Year XII. Jakarta: Yudhistira

Rochmah, Nur S dkk. 2009. Biologi SMA dan MA Kelas XII BSE. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai