Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR AGRIBISNIS

HAMBATAN DALAM PERKEMBANGAN AGRIBISNIS

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Eka Aprilia Banurea D1A023318
2. Lului Ulina Lumbantobing D1A023306
3. Obed Fernando Simbolon D1A023162
4. Rajnindo Prabayu D1A023138

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Rozaina Ningsih S.P., M.Si.

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Hambatan dalam Perkembangan
Agribisnis”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Agribisnis. Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Rozaina Ningsih, SP.,M.Si
Selaku dosen pertama yang mengampu mata kuliah Pengantar Agribisnis yang telah
membantu kami secara materi maupun moral.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Demikian kami ucapkan terimakaih. Jika ada kata-kata yang salah mohon
maaf.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENAHULUAN ........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2

1.3 TUJUAN........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................3

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................5

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................5

3.2 SARAN..........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan pemerintah memiliki
peranan penting dalam meninggakatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini di karena sumber
daya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan untuk hal tersebut. Agribisnis itu
sendiri dikelompokkan dalam tiga sub system, yaitu yang terdiri dari: pertama sub system
agribisnis hulu, yaitu meliputi kegiatan di luar pertanian (off farm) seperti biokimia,
agrokimia (pupuk dan pestisida), alat pertanian dan pakan peternak. Sedangkan kegiatan
dalam pertanian (on farm) seperti pembibitan/pembenihan, budidaya peternakan,
perikanan, perkebunan dan pertanian. Kedua sub sistem agribisnis hilir, yaitu meliputi
kegiatan pengolahan hasil produksi sektor agribisnis hulu. Ketiga sub sistem jasa
penunjang, yaitu jasa penunjang, yaitu yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menunjang
sektor agribisnis perdagangan, penyaluran, transportasi dan jasa pembiayaan.
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1998) dalam buku Saragih
(1998 : 86) Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran
masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan
kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Soekartawi (1993) Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari
bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia
perdagangan. Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk
yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas, mulai
dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait satu
sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari
berbagai subsistem yaitu:

 Subsistem Agribisnis/Agroindustri Hulu


 Subsistem budidaya / usahatani
 Subsisem agribisnis / agroindustry Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran
(tata niaga) produk pertanian dan olahannya
Dalam perkembangannya agribisnis juga memiliki banyak hambatan baik dalam hal
permintaan maupun pola produksi serta sarana prasarana, dana dan transportasi serta
system kelembagaan yang terkait.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja hal hal yang menjadi penghambat dalam perkembangan
Agribisnis?
2. Pembahasan permasalahan Subsidi pupuk minim yang menjadi penghambat
produksi beras untuk target pada tahun 2024

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui hal hal yang menjadi penghambat dalam perkembangan
Agribisnis
2. Membahas mengenai Subsidi pupuk minim yang menjadi penghambat
produksi beras untuk target pada tahun 2024

2
BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1998) dalam buku Saragih
(1998 : 86) Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran
masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan
kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Soekartawi (1993) Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari
bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia
perdagangan. Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk
yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Dalam perkembangannya agribisnis di Indonesia mempunyai sejumlah hambatan,
Adapun hambatan dari perkembangan agribisnis yaitu:

 Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil.


 Terbatasnya modal.
 Penggunaan teknologi yang tergolong masih sederhana.
 Pengaruh oleh musim.
 Sebagian besar penggerak ekonomi agrikultur hanya mengandalkan tenaga kerja
keluarga.
 Rendahnya akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar.
 Dana yang kurang
 Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar
sehingga cenderung merugikan petani, dan banyak lainnya.

Permasalahan Subsidi Pupuk Minim, yang mengakibatkan Target Produksi Beras


32 Juta Ton di 2024 Sulit Tercapai
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Hanan A. Rozak
menilai target produksi beras tahun 2024 sebesar 32 juta ton akan sulit tercapai. Hal itu
lantaran terbatasnya jumlah subsidi pupuk yang hanya sebesar 4,7 ton saja untuk
mencapai target tersebut. Untuk itu, dirinya menyarankan adanya refocusing anggaran
untuk menambah jumlah subsidi pupuk Petani.
“Kita ketahui bersama bahwa yang namanya tanaman itu sama seperti manusia,
dia bisa hidup berkembang bahkan berproduksi manakala asupannya, asupan gizinya,
asupan pangannya, cukup. Nah kita punya target tadi Pak, (produksi) beras tahun 2024
(sebesar) 32 juta ton. Kita hanya bisa mencapai produksi 32 juta ton ini manakala
tanaman padi kita yang kita tanam itu makanannya cukup,” ujarnya dalam Rapat Kerja
Komisi IV dengan Menteri Pertanian di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu
(13/3/2024).

3
Selain itu, Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menyatakan capaian target
produksi tahun 2024 ini juga akan sulit, terlebih dengan adanya persoalan hambatan-
hambatan produksi seperti adanya El Nino dan juga gagal panen. “Nah karenanya pupuk
subsidi hanya 4,7 juta (ton) saja, nah saya kira dikoreksi saja Pak. Target produksi
komoditi (beras) kita berapa Pak? Apakah (produksi) 32 juta ton itu bisa tercapai?
Sampaikan ke Menteri Keuangan, ini lho kalau hanya disiapkan pupuk subsidi 4,7 juta
(ton) kita tidak bisa mencapai angka (produksi beras) 32 juta ton,” tuturnya.
Untuk itu, Legislator dapil Lampung II itu menyarankan
adanya refocusing anggaran. Refocusing ini selain untuk subsidi pupuk, menurutnya juga
dapat dialokasikan untuk membiayai hal-hal yang tidak dapat dibiayai petani, seperti
terkait infrastruktur pertanian, perbaikan tata air mikro dan mesin pertanian. “Kebutuhan
pupuk ini disiapkan, ya saya kira tidak mustahil Pak tanpa ada perluasan areal, capaian
produksi 32 juta ton beras bahkan saya perkirakan bisa lebih itu bisa tercapai manakala
pupuknya bisa dipenuhi,” pungkasnya. (gal/rdn)
Pada penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa target hasil tani jenis beras untuk
tahun 2024 tidak dapat tercapai. dikarenakan minimnya subsidi pupuk untuk padi yang
menjadikan hasil panen beras untuk 2024 tidak maksimal dan tidak mencapai target
pemerintahan yaitu Target Produksi Beras sekitar 32 Juta Ton untuk tahun 2024.
Adapun factor factor ataupun hal hal yang mempengaruhi minimnya subsidi
pupuk di Indonesia, terkhususnya pada saat ini yaitu :

 Pertama adalah faktor rendahnya anggaran pupuk subsidi dari pemerintah


dibandingkan dengan kebutuhan yang diusulkan petani. Ia mencontohkan
pada tahun 2020 terdapat sekitar 13,9 juta petani yang mengusulkan
kebutuhan pupuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK).
 Faktor kedua yang menyebabkan kelangkaan pupuk subsidi kata Tualar,
adalah masih maraknya mafia pupuk. Mereka mempermainkan dan
mengambil keuntungan besar dari subsidi pupuk tersebut untuk
keuntungan pribadi. Mafia pupuk ini muncul karena besarnya perbedaan
harga pupuk subsidi (HET: Harga Eceran Tertinggi) dibandingkan harga
komersil. Ia mencontohkan HET Urea sebesar Rp 2.250 per kg.
 Rendahnya anggaran pupuk subsidi dari pemerintah dibandingkan
dengan kebutuhan yang diusulkan petani
 Realisasi pupuk subsidi dari usulan pupuk subsidi yang rendah
 Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi efektivitas distribusi pupuk,
seperti kondisi infrastruktur, jaringan distribusi, dan ketersediaan tenaga
kerja
 Faktor intern seperti ketahanan tanah, ketahanan air, dan ketahanan hama
dan penyakit
 Kondisi ekonomi dan pasar pupuk, seperti harga pupuk, ketersediaan
pupuk, dan ketahanan pasokan
 Kondisi infrastruktur, seperti jaringan jalan, jaringan irigasi, dan jaringan
transportasi
 Kondisi sosial, seperti keadilan dan kesejahteraan Masyarakat yang
menjadi salah satu penghambat dalam penerimaan subsidi pupuk dari
pemerintahan.

4
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari contoh kasus yang kami bahas yaitu
Permasalahan Subsidi Pupuk Minim, yang mengakibatkan Target Produksi Beras 32 Juta
Ton di 2024 Sulit Tercapai, dapat disimpulkan bahwa

 Permasalahan Subsidi Pupuk Minim, yang mengakibatkan Target Produksi Beras


32 Juta Ton di 2024 Sulit Tercapai terjadi dikarenakan adanya beberapa factor
yang menghambat seperti minimnya subsidi pupuk yang dapat mengurangi hasil
panen dari yang diharapkan serta adanya masih maraknya para mafia pupuk yang
dapat mengurangi pemasokan pupuk di Indonesia kit aini.
 Masalah yang kami angkat mengenai “Subsidi Pupuk Minim, yang
mengakibatkan Target Produksi Beras 32 Juta Ton di 2024 Sulit Tercapai”
merupakan salah satu hambatan dalam perkembangan agribisnis yang dapat
memperlambat dan memperburuk bidang agribisnis di Indonesia ini.

3.2 SARAN
Untuk mengatasi permasalahan minimnya subsidi pupuk di Indonesia,
pemerintah dan para pengusaha perlu melakukan upaya yang efektif dan terapkan, seperti
melakukan pengkajian terhadap kondisi alam, teknologi, dan kemajuan industri, serta
mengembangkan sarana produksi yang efisien dan memperlancar proses produksi. Selain
itu, pemerintah dan para pengusaha juga perlu memperhatikan ketahanan pasokan dan
membangun jaringan jalan, jaringan irigasi, dan jaringan transportasi yang efektif untuk
meningkatkan produktivitas petani.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uin-suska.ac.id/3955/3/BAB%20II.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/29/03000081/faktor-penghambat-
pengembangan-agrikultur-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai