Anda di halaman 1dari 2

PERTANIAN INKLUSIF

Pertanian inklusif adalah pembangunan pertanian yang harus bisa menintegrsikan antara
sektor-sektor di hulu dengan di hilir. Di hulu ada sektor pertanian (pangan, hortikultura,
perkebunan, perternakan, dan perikanan), lalu sektor-sektor di hilir ada pengolahan,
penyimpanan, pemasaran.
Pertanian inklusif diarahkan untuk meningkatkan pendapatan para petani, peternak,
nelayan, pemelihara ikan melalui peningkatan produktivitas lahan, tenaga kerja dan produk,
serta menjamin kulaitas produk yang dibutuhkan oleh pasar (konsumen) melalui
peningkatan nilai tambah pada setiap aktor di didalam rantai nilai produk-produk lokal
Dalam pertanian inklusif ini juga diperlukan informasi yang signifikan agar bisa membantu
dalam pembangunan pertanian inklusif seperti informasi yang dibutuhkan para kelompok
tani untuk dapat meningkatkan produk pertanian.Informasi yang signifikan mampu
membantu dalam pembangunan pertanian karena informasi memberikan solusi untuk bisa
meningatkan masalah yang ada pada sektor hilir, seperti pemasaran dengan informasi yang
signifikan harga di pasaran bisa diketahui baik harga impor maupun ekspor.Oleh karena itu
informasi bisa sebagai penunjang dalam pertanian inklusif.
Untuk meningkatkan upaya produktivitas pertanian inklusif tentunya lembaga penelitian
perlu melakukan penyuluhan agar pertanian inklusif dapat dijalankan. Penyuluhan dilakukan
untuk menambah penetahuan dan keterampilan para petani agar menghasilkan produk
yang berkulitas serta petani mendapat penambahan pengetahuan akan memanajemen dan
keuangan pertanian. Dengan begitu para petani sudah dapat membangun pertanian inklusif
karena petani sudah bisa mengolah pertanian dengan penyuluhan yang didapat. Petani
sudah bisa mengetahui cara agar pertanian dapat berkembang dan mendapatkan
keuntungan.
Melakukan pertanian inklusif sama saja dengan mendorong pendapatan usahatani yang
dilakukan. Semakin bagus pertanian inklusif yang dilakukan maka semakin meningkat
pertumbuhan ekonomi yang didapatkan. Dengan begitu kelompok petani/petani dapat
mengatasi kemiskinan karena dapat melakukan perubahan cara pertanian yang
meningkatkan nilai dari suatu produk yang dihasilkan, dari hasil pertanian yang belum diolah
bisa menjadi produk yang memiliki harga jual yang tinggi.
Pemerintah perlu mengambil kebijakan yang memihak kepada kelembagaan petani
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian guna
menciptakan kekuatan daya saing di pasar dalam negeri dan luar negeri. Salah satu upaya
yang diperlukan adalah pendekatan pembangunan pertanian inklusif yang berorientasi
agribisnis dan berwawasan lingkungan. Membangun pertanian inklusif berorientasi
agribisnis dilakukan dengan beberapa pertimbangan, di antaranya karena sektor pertanian
merupakan sektor yang menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, menyediakan
kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan, menyediakan bahan mentah bagi sektor
industri pertanian, memiliki kontribusi terhadap devisa negara, dan mempengaruhi
keseimbangan ekosistem. Dalam orientasi agribisnis, pembangunan pertanian (arti luas)
perlu dibangun pertanian inklusif yang memberikan peran bagi seluruh aktor pasar yang
terlibat di dalam rantai pasok (supply chain). Integrasi dari hulu sampai hilir menjadi kunci
utama untuk terwujudnya tujuan pembangunan pertanian. Sektor pertanian didorong untuk
mengubah paradigm yaitu dari pola usahatani subsisten menuju pertanian yang komersial.
Pertanian komersial merupakan pertanian modern untuk menghasilkan produk-produk yang
berdaya saing. Melalui penerapan prinsip agribisnis, peran agroindustri akan menjadi sangat
penting untuk menjadi penggerak secara bersama-sama dan terintegrasi dengan sektor
pertanian guna menciptakan link yang kuat dan dinamis di antara agroindustri hulu dengan
pertanian dan agroindustri hilir.

Anda mungkin juga menyukai