Anda di halaman 1dari 21

Geneti ,ffi

, & Tekn-togi"Ge66*
Doryl K. Granner, MD & P. Anlhony Weil, PhD

PERAN SIOMEDIS- gen untuk penyakit sel sabit, talasemia, defisiensi adenosin
deaminase, dan penyakit lain.
Perkembangan DNA rekombinan, perneriksaan penyaring
high-density, high+hroughput, dan metodologi genetika PENJETASAN CIRI.CIRI fVIENDASAR DNA
molekulal lain menimbulkan revolusi dalam bidang biologi MEMUNGKINKAN DICIPTAKANNYA
dan belclampak semakin besar pada ilmu kedokteran klinis.
TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
Penvakit genetik manusia telah banyak dipeiajari melalui
analisis silsilair dan penelitian terhadap protein yang DNA Ad<rloh Biopolimer Kompleks yong
terkena, tetapi pada banyak kasus dengan kelainan genetik Tersusun Sebogoi Heliks Gondq
spesifik yang tidak diketahui, berbagai per.rdekatan ini tidak
dapat digunal<an. Teknoiogi-teknologi baru di atas telah Elemen penyusun mendasar adalah rangkaian basa purin
mengatasi belbagai kendala ini dengan langsung menuju (adenin [A] atau guanin [G]) dan pirimidin (sitosin [C] atau
moleliui DNA untui< memperoleh infbrmasi. Manipuiasi timin [T]). Rangkaian basa ini melekat pada posisi C-1'
suatu sekuens DNA dan pen.rbentukan molekul chimeric gula deoksiribosa, dan terangkai melalui penyatuan gugus
(campurarr/gabungan)-apa yang disebut sebagai rekayasa gula di posisi 3' dan 5' melalui ikatan fosfodiester (Gambar
genetik-merupakan suatu metode ur-rtuk meneliti cara kerja 34-1). Gugus deoksiribosa dan fosfat yang berselang-seling
suatlr segmen DNA terterrtu. Berbagai perangkat genetika membentuk'tulang-punggung' heliks ganda (Gambar 34-
rnolekular baru memungkinkan para peneliti menyelidiki 2). Ikatan 3'-5' ini juga menentukan orientasi untai tertentu
dan memanipulasi sekuens genom serta meneliti profil rnolekul DNA dan karena kedua untai berjalan dalam arah
protein dan nRNA sel di tingkat molekul. berlawanan, keduanya dikatakan sebagai antiparalel.
'Teknologi ini perlu dipahami karena beberapa alasan:
-Ibknologi
(1) ini memberikan pendekatan rasional untuk Pembentukon Posqngon Bqstr Adoloh
rnemahami dasar molekular sejumlah penyakit (mis. Konsep Dosor Struktur & Fungsi DNA
hiperkolesterolernia farnilial, penyakit sel sabit, talasemia,
fibrosis kistik, distrofi otot). (2) Teknologi ini rne mungkinkan Adenin dan timin selalu berpasangan melalui ikatan
protein manusia dapat diproduksi dalam jumlah besar hidrogen, demikian juga dengan guanin dan sitosin (Gambar
untuk terapi (mis. insulin, hormon pertumbuhan, aktivator 34-3). Pasangan basa ini dikatakan sebagai komplementer,
plasminogen jaringan). (3) Kita dapat memperoleh protein dan kandungan guanin dalam sebuah potongan DNA
untuk membuat vaksin (mis, hepatitis B) dan pemeriksaan untai-ganda akan selalu sama dengan kandungan sitosinnya;
diagnostik (mis. pemeriksaan AIDS). (4) Gknologi ini dernikian pula, kandungan timin dan adenin setara. Untai-
digr,rnakan untuk mendiagnosis penyakit yang sudah untai t)NA dijaga keutuhai.rnya oleh pembentukan Pasangan
dii<etahui dan me mperkirakan risiko timbulnya suatu basa (base pairing) dan interaksi tumpukan basa yang bersifat

penyakit. (5) lbknik-teknik khusus telah rnembawa banyak hidrofobik. Interaksi-interalai ini dapat dikurangi dengan
kema.juan vang luar biasa dalam ilmr-r kedokteran f,orensik. memanaskan DNA untuk mendenaturasikannya. Hukum-
(6) 'Ibknologi ini memungkinkan ditemukannya terapi hukum pembentukan pasangan basa r-nemperkirakan
bahwa dua untai DNA kompiementer akan kembali
menyatu (reanneal) secara tepat jika renaturasi dilakukan,
Ltrr.il Ll.riL.rr r'tiirh rli alhir l, 'h rrr'. seperti yang terjadi ketika suhu larutan secara perlahan

414
BAB 39: GENETIKA MOTEKULAR. DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK I 415

diturunkan menjadi normal. Sebenarnya, derajat kecocokan (lihat bawah); hal ini menggarisbawahi pentingnya tahap-
(atau ketidak-cocokan) pembentukan pasangan basa dapat tahap pengolahan pascatranskripsi ini. Variasi ukuran dan
diperkirakan dari suhu yang diperlukan untuk melakukan kompleksitas sebagian gen manusia dilukiskan pada Tabel
denaturasi-renaturasi. Segmen-segmen DNA dengan derajat 39'1. Meskipun terdapat perbedaan 300 kali lipat dalam
kecocokan pasangan basa yang tinggi memerlukan lebih ukuran gen-gen yang diperlihatkan, ukuran mRNA hanya
banyak asupan energi (panas) agar mengalami denaturasi- bervariasi sekitar 20 kali lipat. Hal ini karena sebagian besar
atau, dengan kata lain, suatu segmen yang berpasangan secara DNA adalah gen-gen yang terdapat sebagai intron, dan intron
tepat akan lebih mampu menahan panas sebelum untai- cenderung jauh lebih besar dibandingkan dengan elson.
untainya terurai. Reaksi ini digunakan untuk menentukan Regio-regio regulatorik untuk gen-gen eukariot spesifik
ada atau tidaknya perbedaan bermakna antara dua sekuens biasanya terletak di dalarn DNA yang mengapit temPat
DNA, dan temuan ini mendasari konsep hibridisasi yang inisiasi (awal) transkripsi di ujung 5' (5'fla.nhing-seqaence
bersifat fundamental bagi proses-proses yang dijelaskan di DNA). Kadang-kadang, sekuens-sekuens ini ditemukan di
bawah. dalam gen itu sendiri atau di regio yang mengapit ujung 3'
Pada setiap genom haploid m"tusia te{dapat sekitar gen. Pada sel mamalia, masing-masing gen memiliki sendiri
3 x lOe pasangan basa (pb). Jika panjang sebuah gen regio regulatoriknya. Banyak gen eukariot (dan sebagian
rata-rata adalah 3 x 103 pb (3 kilobasa [kb]), genom dapat virus yang bereplikasi di dalam sel mamalia) memiliki
mengandung sekitar 106 gen, dengan anggapan bahwa tidak regio-regio khusus yang disebut enhancers (penguat) yang
terdapat tumpang tindih dan transkripsi berlangsung hanya meningkatkan iaju transkripsi. Sebagian gen juga memiliki
dalam satu arah. Diperkirakan bahwa terdapat <105 gen sekuens-sekuens DNA yang dikenal sebagai silsncers
pada manusia dan hanya 1-2o/o dari DNA yang mengode (peredam), yang menekan transkripsi. Gen mamalia jelas
protein. Fungsi pasti dari sekitar 98o/o gen sisanya pada merupakan struktur yang rumit dan multikomponen.
genom manusia belum diketahui.
DNA heliks-ganda dikemas menjadi suatu struktur Gen Ditrqnskripsikon Meniodi RNA
yang lebih kompak oleh sejumlah protein, terutrma
protein-protein basa yang disebut histon. Kondensasi ini Informasi umumnya mengalir dari DNA ke mRNA hingga
dapat memiliki peran regulatorik dan jelas berperan dari segi protein, seperti dilukiskan pada Gambar 39-1, dan dibahas
praktis. Jika DNAyang terdapat di dalam nukleus sebuah sel secara lebih rinci di Bab 38. Hal ini adalah proses yang diatur

diluruskan, akan memiliki panjang sekitar 1 meter. Protein- secara ketat serta melibatkan sejumlah tahapan kompleks'
protein kromosom memadatkan untai panjang DNA ini yang masing-masing dan diatur oleh satu atau lebih enzim
sehingga dapat dikemas ke dalam sebuah nukleus dengan atau faktor; kesalahan fungsi di setiap langkah ini dapat
volume beberapa mikrometer kubik. menimbulkan penyakit.

DNA Tersusun Meniodi Berbogoi Gen TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN


METIBATKAN ISOTASI & MANIPULASI
Secara umum, gen prokariot terdiri dari sebuah regio DNA UNTUK MENGHASILKAN
regulatorik kecil (100-500 pb) dan sebuah segmen panjang MOIEKUI KIMER
yang mengode protein (500-10.000 pb). Beberapagen sering
dikendalikan hanya oleh satu unit regulatorik. Sebagian Isolasi dan manipulasi DNA, termasuk penyambungan
besar gen mamalia bersifat lebih rumit karena regio-regio sekuens ujung-ke-ujung dari sumber yang sangat berbeda
pengode diselang-selingi oleh regio-regio noncoding (ttdak untuk menghasilkan molekul gabungan/kimer (chimeric
mengode protein) yang dieliminasi saat transkrip RNA molecules, misalnya molekul yang mengandung sekuens
primer diproses menjadi ntessenger RNz4 (mRNA, RNA DNA manusia dan bakteri tanPa bergantung pada
perantara) yang matur. Regio pengode (coding region; yaitu sekuensnya), adalah intisari dari riset DNA rekombinan.
bagian yang muncul pada spesies RNA matur) disebut ekson, Untuk melakukan hal ini diperlukan beberapa teknik dan
dan regio bukan-pengode (noncoding region) yang terletak reagen khusus.
di antara atau menyela elcson, disebut intron (Gambar 39-
1). Intron selalu dikeluarkan dari RNA prekursor sebelum Enzim Restriksi Memotong Rontqi DNA
RNA diangkut ke daiam sitoplasma. Proses pengeluaran di Loknsi Spesifik
intron dari RNA prekursor dan penyatuan ekson-ekson
disebut RNA splicing (penggabungan RNA). Pemrosesan Endonuklease tertentu-enzim yang memotong DNA di
transkrip primer menjadi mRNA matur secara keliru sekuens-sekuens tertentu di dalam molekul DNA (berbeda
dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada manusia dengan eksonuklease, yang mencerna molekul DNA dari
416 / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

,."fi,i3i3..* o5;nJ?",.
basal
'"'f,:1ff1,;:i'*' p"J:#8:;""
Poli(A)
, l- a*ron Ekson
DNA u' ffiW.'
\.J \.., '., \_______--\1--_--J
Regio lntron Regio
noncoding noncoding
5'r3'
t_
I transkrtps,
NUKLEUS
+
TranskripRNAprimer
"""W
I Modifikasi di-
I ujung 5'dan 3'
v
TranskripyangtelahmengalamimodifikasiWAAA---A
Tuo=ing Ekor Poli(A)
I Pengeluaran intron dan
{ neneoabunean (splicing) ekson
mRNAnukleus yang telah diproses AAA---A
W
I
- -l- pengangkutan
SITOPLASMA * metintasi membran

mRNA @AAA_A
I rr"rtttsi
+
/'--X-\
Protein NH'J U5L cooH

Gambar 39-1. Susunan unit transkripsi eukariot dan jalur ekspresi gen eukariot. Cen-gen eukariot memiliki regio
struktural dan regio regulatorik. Regio struktural terdiri dari sekuens DNA yang mengode (coding) serta sekuens DNA
noncoding (tidak mengode protein) 5'dan 3'. Regio pengode dibagi menjadi dua bagian: (1) ekson yang akhirnya
disatukan bersama untuk menjadi RNA matur, dan (2) intron yang diproses keluar dari transkrip primer. Regio struktural
pada ujung 5'nya dibatasi oleh tempat permulaan (inisiasi) transkripsi dan pada ujung 3'nya oleh tempat penambahan
poliadenilat atau tempat terminasi (penghentian). Regio promotor yang mengandung sekuens-sekuens DNA spesifik
dan berinteraksi dengan berbagai faktor protein untuk mengatur transkripsi, dibahas secara rinci pada Bab 36 dan
38. Transkrip primer memiliki suatu struktur khusus, cap (tudung), di ujung 5'dan serentetan A di ujung 3'. Transkrip
ini diolah untuk mengeluarkan intron; dan mRNA matur kemudian dipindahkan ke dalam sitoplasma, tempat zat ini
ditranslasikan menjadi protein.

ujung-ujungnya)-adalah alat kunci dalam riset DNA dan menyebabkannya tidak dapat menjadi substrat bagi
rekombinan. Enzim-enzim ini disebut enzim restriksi enzim restriksi. Oleh karena itu, DNA metilase site-specific
(res*iction enzyne) karena keberadaan enzim-enzim ini dan enzim restriksi selalu berada berpasangan daiam suatu
dalam bakteri tertentu menghambat pertumbuhan virus bakteri.
bakteri tertenru yang disebut bakteriofaga. Enzim restriksi Enzim restriksi diberi nama sesuai bakteri asalnya.
memotong DNA, dari manapun asalnya, menjadi porongan- Contohnya, EcoR[ berxaJ. dari Escherichia coli, dan BamHI
potongan pendek dengan cara yang spesifik untuk setiap berasal dari Bacillus amyloliquifuciens (Tabel 39-2). Tigl-
sekuens-berbeda dengan metode enzimatik, kimiawi, huruf pertama adalah nama enzim restriksi yang terdiri dari
atau fisik lain, yang memurus DNA secara acak. Enzim huruf pertama genus (E) dan dua huruf pertama spesies
pertahanan ini (telah ditemukan hingga ratusan) melindungi (co). Huruf-huruf ini dapat diikuti oleh nama galur (R) dan
DNA bakteri dari DNA organisme asing (terutama faga angka romawi (I) untuk menunjukkan urutan penemuan
infektif). Namun, enzim-enzim ini hanya terdapat di dalam (mts. EcoRI, EcoRII). Masing-masing enzim mengenali
selyangjugamemiiiki enzimyangmemerilasiDNApejamu, dan memotong sekuens DNA untai-ganda spesifik
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 417

Tabel 39-1. Variasi ukuran dan kompleksitas Tabel 39-2, Endonuklease restriksi tertentu dan
beberapa gen dan mRNA manusial. spesifisitas sekuensnyar.

, .t' 2 ,0.$ J.i ',,,,, ""'B6cilf.us. i,l .i


.:,1,,2, 0,4
GGATCC ', omYloltque-
CCTAGG i fociens H
.gesepl{tr,,$ renergjk'.-: -, j ..., 3', ,,, ,,0 2:,2
,l:i

'" :l ]
r
' :1a"riti*
,:Albii..Ei
"i:-'.' ,', i,
r: ,1. t. ,l' 25 '', r,14 '2,;X Bgfil ,*l: r, l

:,,,.,,, its AGATCT ', ololbiaii


'Resbptb.f, ,
:, 17
TCTAGA
FqktorVJfi ,,;i '"196,. ,;'-, ,,,25 l , ?,0 t
Ti,r.ogtrobulin,,,'..uq ,...;,,,,,1,,:,,
j,, ',J,Q$
"'.,i ,,1';,,36 , :il ' : .8.2r:r fcofl J ,''
GAA.TTC
rUkuran dinyatakan dalam kilobasa (kb). Ukuran gen mcncakup beberapa CTI-AAG
sekuens regio regulatorik dan promotor proksimal; regio regio ini biasanya f
memiliki ukuran yang sama untuk semua gen. Cen bervariasi dalam ukuran
EcoRl/ .t
dari sekitar 1500 pasangan basa (pb) hingga lebih dari 2 x 106 pb. iumlah
CCTGG
intron dan ekstron juga sangat bervariasi. Cen reseptor p-adrenergik tidak
GGACC
memiliki intron, dan gen tiroglobulin memiliki 36 intron. Seperti terlihat dari ;']: .r r+,
perbedaan yang lebih kecil dalam ukuran mRNA, intron terdiri dari scbagian
besar sekuens gen. i,lindltl

dengan panjang 4-7 pb. Potongan-potongan DNA ini


menghasilkan ujung tumpul (blunt ends) (mis. HpaI) ata.t Hhal Haemopkilus
ujung tumpang-tindih (ujung lengket; sticby ends) (mis. ij.' tioerlolylF .,

BamHI) (Gambar 39-2),bergantung pada mekanisme yang '. a'',"tt1,'.,"1'


digunakan oleh enzim. Ujung lengket terutama bermanfaat -,r,..,;-- , -l-.rai:ir
"
dalam menciptakan molekul DNA hibrid atau campuran Hoemophilui
(lihat bawah). Jika keempat nukleotida terdistribusi secara paroinflvey
zoe
acak dalam sebuah molekul DNA, kita dapat menghitung
seberapa sering suatu enzim akan memotong panjang sebuah ;.:fiii";l-.
DNA. Untuk setiap posisi di dalam molekul DNA, terdapat Gsler,Al{ie,{g ;
empat kemungkinan (A, C, G, dan T); oleh karena itu, "','.", r, I :CCTNiAGG' ;',":,': ' .cg.lguJ,,' ,.r,:,1
' GGAzuTCC
.t,,t:::,,:,tillt,,
:t
l
? :,i"':' ,: ,,.
:

sebuah enzim restriksi yang mengenali sekuens 4 pb akan , I


memotong, secara rata-rata, satu kali setiap 256 pb (4"), ro
,Pstl Providencls,:. ',
sedangkan enzim lain yang mengenali sekuens 6 pb akan CTGEAG , rruorfrr,,rl{4.
r, t, .t,,ir.,iii:i,.::l
memotong setiap 4096 pb (40). Sepotong DNA memiliki CACGTC r,..,

rangkaian linier khas tempat-tempat untuk berbagai enzim t',


yang ditentukan oleh sekuens iinier basa-basanya; karena lbqt '
t,,i',,'

itu, suatu peta restriksi (restriction map) dapat dibuat. Jika :.I.TCGA
,,,i'AGCT
DNA dicerna oleh enzim tertentu, ujung semua fragmen
memiliki sekuens DNA yang sama. Fragmen-fragmen
.',.i'1 ' '"1
yang dihasilkan dapat diisolasi dengan elektroforesis pada rA, adenin; C, sitosin; C, guanin; T, timin. Tanda panah menunjukkan tempat

gel agarosa atau poliakrilamid (lihat pembahasan tentang pemutusan; dapat terbentuk ujung Iengket (tlanrHl) atau ujung tumpul (Hpal),
blot transfer, di bawah); hal ini adalah tahap penting dalam bergantung pada tenrpat pemutusan. Panjang sekuens yang dikenal dapat
mcncapai 4 pb lTaqt), 5 pb (EcoR//), 6 pb (fcoR/), atau 7 pb (Mst//), atau lebih
melakukan kloning dan merupakan kegunaan utama enzim-
panjang. Berdasarkan l<aidah, sekuens ini ditulis dalam arah 5'atau 3' untuk
enzim ini. untai alas masing-masing sekuens pengenal, dan untai bawah diperlihatkan
Sejumlah enzim lain yang bekerja pada DNA dan RNA dengan polaritas yang bcrlarvanan (,vi. 3'atau 5'). Perhatil<an bahwa sebagian
merupakan bagian penting dari teknologi DNA rekombinan. besar sekuens yang dikenal aclalah palindrorr (vi. sekuens membaca sama
Banyak dari enzim tersebut dibahas di bab ini dan di bab- dalam arah yang berlawanan di kedua untai). Residu yang disebut N berarti
bahrva senru;r nukleotida dapat berada di tempat terscbut.
bab selanjutnya (Tabel 39-3).
418 / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

A. Ujung lengket atau staggered end


5' GATC C- 3',
--G GATC C-
llllll
" -G CCTA
BamHI, I *l I

Gambar 39-2. Hasil pencernaan dengan endonuklease


I

C T AG
-C restriksi. Pencernaan dengan endonuklease restriksi dapat
B, Ujung tumpul menyebabkan terbentuknya fragmen-fragmen DNA dengan
G T T A A C- 3, T T A A C_ rujung lengkct, atau kohesif (A) atau u;'ung tumpul (B). Hal ini

IIIIII
CAAT
Hpat> -G
Il A A
*ll1ttl aclalah hal yang penting dipertimbangkan cialam merancang
stratcgi pcngklorrarr.
-.C

Enzim Resfriksi & DNA Ligose Digunokon dengan menggunakan enzim terminal transferase ujung-
r-rjung baru ditambahkan. Jika poli d(G) ditambahkan
untuk Mempersiopkqn Molekul DNA
Gobungon ke ujung-ujung 3' vektor dan poli d(C) ditambahkan ke
ujung-ujung 3' DNA asing, kedua molekul hanya dapat
Ligasi ujung-l engket. (sticky-end ligation) secara teknis mudah bersambungan satu sama lain sehingga masalah-masa-lah
dilakukan, tetapi sering diperlukan teknik-teknik khusus yang disebut sebelumnya dapat diatasi. Prosedur ini disebut
untuk mengatasi masalah yang inheren pada pendekatan ini. h o m op o ly m er ra i ling (p eoy amb un gan h omopolimer) . Lin h e rs

Ujung-ujung Iengket pada suatu vektor dapat kembali saling (penghubung) oligonukleotida dupleks sintetik berujung-
berikatan, tanpa disertai penambahan netto DNA. Ujung- tumpul dengan sekuens restriksi enzim yang sesuai kadang-
ujung lengket fragmen juga dapat kembali bersambungan kadang diikatkan dengan DNA berujung tumpul. Ligasi
sehingga terbentuk insert heterogen tandem. Ujung-ujung ujung-tumpul langsung dilakukan dengan menggunakan
lengket juga dapat tidak terpajan atau berada dalam posisi enzim bakteriofaga 'f4 DNA ligase. Meskipun kurang
yang tepat. Untuk mengatasi masalah-masaiah ini, digunakan efisien dibandingkan dengan ligasi ujungJengket, teknik
suatu enzim yang menghasilkan ujung-ujung tumpul, dan ini memiliki keunggulan dapat menyatukan setiap pasangan

Tabel Sg-3. Sebagian enzim yang digunakan dalam riset DNA rekombinanl

Transf€isse
r.tldiminol',

rDiadaptasi dan diproduksi ulang dengan izin dari Ernery AEll. llalaman 41 dalam An lntroducLion La Reconbinant DNA. Wile,v, 1984. Hak Cipta O 1984 iohn
Wiley & Sons Limited. Diproduksi dengan izin.
BAB 39: GENETIKA MOIEKUIAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 419

Endonuklease
restriksi
EcoRI

DNA. plasmid sirkular DNA plasrnid linier


dengan ujung lengket
tu\
I Endonuklease
I
restriksi EcoRr
J
AATT
GTNil[Hrc
aw@ry
TTAA
Polongan DNA manusia yang
DNA dipotong dengan nuklease restriksi
ligase yang sama dan mengandung
ujung-ujung lengket yang sama

Molekul DNA plasmid yang mengandung


DNA manusia {molekul DNA rekombinan)

Gambar 39-3. Pemakaian nuklease restriksi untuk membuat molekul DNA rekombinan atau gabungan yang baru. Jika dimasukkan
kembali ke dalam sel bakteri (melalui proses yang disebut transformasi), biasanya hanya satu plasmid yang diserap oleh satu sel,
dan DNA plasmid tidak hanya mereplikasi dirinya sendiri tetapi juga potongan DNA baru yang secara fisik menempel padanya.
Penyatuan ujung-ujung lengket, seperti yang ditunjukkan pada garnbar, menghasilkan sekuens DNA yang sama dengan sekuens
yang dikenali oleh enzim restriksi semula, potongan DNA klon yang dimasukkan dapat dipotong keluar secara bersih dari lingkaran
plasmid rekombinan dengan endonuklease ini. Jika untuk sumber DNA manusia, kita menggunakan suatu campuran potongan-
potongan DNA yang diciptakan dari pengolahan DNA manusia total dan diberi suatu nuklease restriksi, sekitar sejuta tipe molekul
DNA rekombinan yang berbeda-beda dapat diperoleh, rnasing-masing murni dalam klon bakterinya sendiri (Dimodifikasi dan
diproduksi ulangdenganizindari CohenSN.Themanipulatiorrof genes.Sci AmUulil 1975;233:25. HakCiplaOTheEstateof Bunji Tagawa).

ujung-ujung DNA. Kekurangannya adalah bahwa tidak cara ini, DNA kimer dapat diperbanyak. Prosedut umum
terdapat kontrol terhadap orientasi insersi atau jumlah diperlihatkan pada Gambar 39-3.
molekul yang disatukan, dan sisipan yang dimasukkan tidak Plasmid bakteri adalah molekul DNA dupleks kecil
mudah diambil kembali. melingkar yang fungsi alaminya memberikan resistensi
andbiotik terhadap sel pejamu. Plasmid memiliki beberapa
Pengklonon Memperbonyok DNA sifat yang menyebabkannya sangat bermanfaat sebagai vektor
pengklonan. Plasmid terdapat sebagai salinan tunggal atau
Suatu klon (clone) adalah populasi besar molekul, bakteri, multipel di dalam bakteri dan bereplikasi tanpa bergantung
atau sel identik yang berasal dari satu nenek moyang. pada DNA bakteri. Sekuens DNA lengkap dari banyak
Pengklonan molekular memungkinkan kita memproduksi plasmid telah diketahui; oleh karena itu, tersedia lokasi pasti
molekul DNA yang idendk dalam jumlah besar, yang tempat pemutusan enzim restriksi unruk menyisipkan DNA
kemudian dapat diteliti karakternya atau digunakan untuk asing. Plasmid lebih kecil dibandingkan dengan kromosom
tujuan lain. Teknik ini didasarkan pada kenyataan bahwa pejamu sehingga mudah dipisahkan dari kromosom, dan
molekul DNA kimer atau hibrid dapat dibentuk dalam DNA yang telah dimasuki plasmid mudah dikeluarkan
vektor pengklonan (cloning aector)-biasanya plasmid melalui pemotongan plasmid dengan enzim yang spesifik
bakteri, faga, atau kosmid-yang kemudian terus bereplikasi untuk tempat restriksi yang merupakan tempat potongan
di sel peiamu dalam sistem kontroln,va sendiri. Dengan DNA asli dimasukkan.
42O / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

Faga biasanya memiliki molekul DNA linier tempat Tahel 39-tl. Kapasitas penBklonan berbagai vektor
DNA asing dapat dimasukkan ke dalamnya di beberapa pengklonan yang biasa digunakan
.lokasi enzim restriksi. DNA gabungan (kimer) dikumpulkan
setelah faga menjalani siklus litiknya dan menghasilkan
partikel-partikei faga infektif yang matang. Keunggulan
utamavektor faga adalah bahwa sementara plasmid menerima
potongan DNA dengan panjang sekitar 6-10 kb, faga dapat
menerima potongan DNA dengan panjang 10 20 kb, suatu
keterbatasan yang diakibatkan oleh jumlah DNA yang dapat
dikemas ke dalam kepala faga.
Fragmen DNA yang lebih besar dapat diklon dalam
kosmid (cosmid) yang memadukan keunggulan plasmid dan
faga. Kosmid adalah plasmid yang mengandung sekuens-
sekuens DNA (disebut jugacos-sites) yang diperlukan untuk mamalia dan ekspresi gen (cDNA)/protein sisipan. Vektor-
mengemas DNA lambda menjadi partikel faga. Vektor ini vektor ini semuanya didasarkan pada berbagai virus eukariot
tumbuh dalam bentuk plasmid di dalam bakteri, tetapi yang terdiri dari genom RNA atau DNA. Contoh penting
karena banyak dari DNA lambda yang tidak diperlukan vektor virus semacam ini adalah vektor yang menggunakan
telah dikeluarkan, lebih banyak DNA gabungan yang dapat genom adenovirus (berbasis-DNA) dan retrovirus (berbasis-
dikemas di dalam kepala partikel faga. Tidak jarang kosmid RNA). Meskipun ukuran sekuens DNA yang dapat
membawa potongan-potongan DNA gabungan dengan disisipkan agak terbatas, vektor pengklon virus mamalia
panjang 35-50 kb. Bahkan potongan DNA yang lebih besar ini dapat mengatasi kekurangan ini karena vektor ini akan
dapat dimasukkan ke dalam bacterial artifcial chromosome menginfeksi berbagai jenis sel secara efisien. Karena alasan
(BAC, kromosom artifisial bakteri), least artif.cial ini, saat ini sedang dilakukan penelitian terhadap berbagai
chromosome (YAC, kromosom artifisial ragi), atau vektor vektor virus mamalia untuk digunakan dalam eksperimen
berbasis bakteriofag E. coli P-l (PAC). Vektor-vektor ini terapi gen.
akan menerima dan memperbanyak potongan DNA dengan
panjang beberapa ratus kilobasa atau lebih dan umumnya Suqtu Perpusfokoon Mengondung
telah menggantikan vektor plasmid, faga, dan kosmid Kumpulon Klon Rekombinon
untuk beberapa aplikasi pemetaan gen dan pengklonan.
Perbandingan vektor-vektor ini disajikan pada Tabel 39-4. Kombinasi enzim restriksi dan berbagai vektor pengk-lon
Karena insersi DNA ke dalam regio fungsional vektor memungkinkan kita mengemas genom keseluruhan
akan mengganggu kerja regio ini, fungsi esensial vektor suatu organisme ke dalam sebuah vektor. Kumpulan klon
perlu diperhatikan agar tidah terganggu. Namun, konsep ini rekombinan vang berbeda-beda ini disebut perpustakaan.
dapat dieksploitasi untuk menghasilkan suatu teknik sele ksi. Perpustakaan genornik (genomic librarjt) dibuat dari DNA
Contohnya, vektor plasmid umum pBR322 memiliki gen- total suatu turunan sel atau jaringan. Perpustakaan cDNA
gen resistensi tetrasiklin (tet) dan ampisilin (amp). Satu (cDNA library) terdiri dari salinan DNA komplementer
tempat enzim restriksi PstI di dalam gen resistensi amp dari populasi nRNA suatu jaringan. Perpustakaan DNA
sering digunakan sebagai tempat inser-si untuk sepotong genomik sering dibuat dengan melakukan digesti parsial
DNA asing. Seiain memiliki ujung-ujung lengket (Tabel 39- DNA total dengan enzim restriksi yang memotong DNA
2 dan Gambar 39-2), DNA yang dimasukkan di bagian ini secara frekuen (mis. pemotong empat 6asa seperti TaqI).
merusak gen resistensi amp dan menyebabkan bakteri yang Gagasannya adalah untuk menghasilkan fragmen yang agak
membawa plasmid ini
menjadi peka terhadap ampisilin besar sehingga sebagian besar gen akan tetap utuh. Vektor
(Gambar 39-4). Oleh karena itu, plasmid induk yang BAC, YAC, dan PI lebih disukai karena vektor-vektor ini
memberikan resistensi terhadap kedua antibiotik, dapat dapat menerima fragmen DNA yang sangat besar sehingga
dengan mudah dipisahkan dari plasmid gabungan, yang memberikan kemungkinan lebih besar untuk mengisolasi
hanya resisten terhadap tetrasiklin. YAC memiliki fungsi sebuah gen intak pada satu fragmen DNA.
seleksi, replikasi, dan segregasi yang bekerja baik pada sel Vektor tempat gen yang disisipkan melalui teknologi
bakteri maupun ragi sehingga dapat diperbanyak di kedua DNA rekombinan benar-benar menghasilkan protein yang
organisme tersebut. disebut vektor ekspresi. Vektor semacam ini sekarang
Selain vektor-vektor yang dijelaskan pada Tabel 39-4 sering digunakan untuk mendeteksi molekul cDNA spesifik
yang dirancang terutama untuk perbanyakan di dalam sel dalam perpustakaan dan menghasilkan protein melalui
bakeri, vektor juga dikembangkan untuk memperbanyak sel teknik rekayasa genetik. Vektor-vektor ini diciptakan secara
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 421

Gen
resistensi ampisilin

Gen resistensi
tetrasiklin

Dipotong terbuka
dengan Psl/

W Kemudian
-+
dimasukkan
DNA yang telah
dipotong dengan Pst/

pBR322 pejamu pBR322 gabungan (kimer)

Gambar 39-4. Suatu metode untuk skrining adanya fragmen-fragmen DNA yang disisipkan dalam rekombinan. Dengan
menggunakan plasmid pBR322, sepotong DNA disisipkan ke dalam tempat Pstl. lnsersi ini mengganggu gen yang mengode
suatu protein yang menghasilkan resistensi ampisilin bagi bakteri pejamu. Oleh karena itu, plasmid gabungan ini tidak lagi
dapat bertahan jika ditanam pada medium substrat yang mengandung antibiotik ini. Jika, perbedaan sensitivitas terhadap
tetrasiklin dan ampisilin dapat digunakan untuk membedakan berbagai klon plasmid yang mengandung suatu sisipan. Skema
serupa, yang berdasarkan pembentukan suatu fusi in-frame dari sisipan DNA baru yang menghasilkan potongan peptida yang
mampu melengkapi suatu bentuk inaktif p-galaktosidase, memungkinkan terbentuknya koloni biru-putih pada lempeng agar
yang mengandung suatu zat warna yang dapat dihidrolisis oleh B-galaktosida. Koloni positif-B galaktosidase tampak biru;
koloni ini berisi plasmid yang mengandung sisipan DNA.

khusus agar mengandung promotor terinduksi yang sangat mencari sekuens komplementer dalam regio pengode suatu
aktif, kodon-kodon inisiasi fase transiasi yang sesuai, sinyal gen. Gknik populer untuk menemukan gen spesifik adaiah
penghentian translasi serta transkripsi dan sinyal pengolah dengan mengambil suatu sekuens pendek asam amino dan
protein yang sesuai, jika diperlukan. Sebagian vektor ekspresi dengan menggunakan kodon untuk spesies tersebut (lihat
bahkan mengandung gen yang mengode inhibitor protease Bab 37), yang membuat sebuah pelacak oligonukleotida
sedemikian rupa sehingga produk akhir meningkat. yang akan mendeteksi fragmen DNA yang sesuai di dalam
perpustakaan genomik. Jika sekuens tersebut benar-benar
Pelqcqk lProbel Mencori Gen qtqu Molekul cocok, akan terjadi hibridisasi probe dengan panjang 15-20
cDNA Spesifik dolom Perpustokoon nukleotida. Pelacak cDNA digunakan untuk mendeteksi
potongan DNA pada Southern blot nansfer dan untuk
Berbagai molekul dapat digunakan untuk "melacak" gen mendeteksi serta menghitung jumlah RNA pada ltlorthern
atau molekul cDNA spesifik dalam perpustakaan atau untuk blot transfer. Antibodi spesifik juga dapat digunakan sebagai
mendefinisikan dan mengetahui jumlah DNA atau RNA pelacak asalkan vektor yang digunakan menyintesis molekul
yang dipisahkan dengan elektroforesis melalui berbagai gel. protein yang dikenali oleh antibodi tersebut.
Pelacak (probe) umrmnya adalah potongan DNA atau RNA
yang diberi label nukleotida yang mengandung 32p-x12u Teknik BIoIIing & Hibridisosi
nukleotida yang berlabel fluoresen (sekarang lebih banyak Memungkinkqn Kito Melihot Frqgmen
digunakan). Hal yang penting, kedua modifikasi (label Spesifik
32P
dengan atau fluoresen) tidak memengaruhi sifat hibridisasi
pelacak asam nukleat berlabel yang terbentuk. Agar efektif, Untuk melihat potongan DNA atau RNA spesifik di
pelacak harus mengenali suatu sekuens komplementer. Suatu antara ribuan molekul "pencemar" diperlukan perpaduan
cDNA yang disintesis dari mRNA tertentu dapat digunakan sejumlah teknik, yang secara kolektif disebut blot nansfer.
untuk menskrining perpustakaan cDNA dalam mencari Gambar 39-5 memperlihatkan prosedur Southern (DNA)'
cDNAyang lebih panjang atau perpustakaan genomik untuk Northern (RNA), dan 'Western (protein) blot transfer.
422 / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

# x
Southern Northern Western pada suatu gen (delesi, penyisipanlinsersi, atau tata-ulang).
,fi Kadang-kadang, jika terjadi perubahan sebuah basa tertentu
atau perubahan tempat restriksi, Prosedur-Prosedur ini
,=x dapat mendeteksi adanya mutasi
dan
'W'estern
titik. Teknik Northern
bht nansfer masing-masing digunakan untuk
IIII llllEbkrrororesis
II
tI L_l se mengetahui ukuran dan jumlah molekul RNA dan Protein
spesifik. Teknik hibridisasi keempat, Soutbutestexn blot,
meneliti interaksi protein-DNA. Protein dipisahkan dengan
i elektroforesis, direnaturasi, dan dianalisis untuk interaksi
melalui hibridisasi dengan menggunakan pelacak DNA
Pemindahan berlabel yang spesifik.

ffi I cDNA' I cnrun' I


ke kertas

on,,ooo- Tambahkan
Hibridisasi koloni atau plak adalah metode untuk
mengidentifikasi dan memurnikan berbagai klon spesifik.
Bakteri dirumbuhkan sebagai koloni pada lempeng agar
t t I pebcak dan dilapisi oleh kertas saring nitroseluiosa. Sel dari masing-
masing koloni melekat pada kertas saring dan terfiksasi
t-t permanen di tempat tersebut oleh panas, yang dengan
t--l
t-l
Autoradiografi
pemberian NaOH juga melisiskan sel dan mendenaturasi
DNA sehingga DNA akan terhibridisasi oleh pelacak. Suatu
pelacak berlabel radioaktif ditambahkan pada kertas saring,
Gambar 39-5. Prosedur blot transfer. Pada Southern (DNA) blot dan (setelah pencucian) kompleks hibrid dilokalisasi dengan
transfer, DNA yang diisolasi dari suatu sel atau jaringan dicerna
dengan satu atau lebih enzim restriksi. Campuran ini diteteskan
memajankan kertas saring dengan film sinar-X. Dengan
ke dalam sebuah sumur pada gel agarosa atau poliakrilamid dan mencocokkan titik di autoradiografi ke suatu koloni, koloni
dipajankan dengan arus listrik searah. DNA, karena bermuatan tersebut dapat diambil dari lempeng agar. Strategi serupa
negatif, akan bermigrasi ke arah anoda; fragmen yang lebih kecil digunakan untuk mengidentikasi fragmen-fragmen dalam
akan bergerak paling cepat. Setelah waktu tertentu, DNA akan perpustakaan faga. Penerapan prosedur ini secara berulang
mengalami denaturasi akibat pajanan terhadap basa ringan dan
menghasilkan isolat klonal (koloni bakteri) atau plak faga
dipindahkan ke atas kertas nitroselulosa atau nilon, dalam suatu
replika yang identik dengan pola pada gel, dengan menggunakan individual.
teknik b/ottrng 1,ang dirancang oleh Southern. DNA terikat pada Semua prosedur hibridisasi yang dibahas pada bagian ini
kertas karena pajanan terhadap panas, dan kertas kemudian bergantung pada sifat pasangan basa spesifik dari untai-untai
mengalami pemajanan terhadap pelacak cDNA berlabel, yang asam nukleat komplementer seperti dijelaskan di atas. Pasangan
berikatan dengan fragmen komplementer pada filter. Setelah dicuci
bersih, kertas dipajankan dengan film sinar X yang diciptakan untuk
yang cocok akan segera terhibridisasi dan tahan terhadap
mengungkapkan beberapa pita spesifik yang sesuai dengan fragmen suiu tinggi dalam reaksi hibridisasi dan pencucian. Pada
DNA yang dikenali oleh sekuens di pelacak cDNA. Pada hakikatnya keberadaan konsentrasi garam yarg rendah, juga terbentuk
baik RNA maupun Northern, teknik b/ot-nya serupa. Pada RNA kompleks spesifik. Pasangan yang tidak benar-benar cocok
dilakukan elektroforesis sebelum blot transfer. Hal ini memerlukan tidak akan dapat mentoleransi s*ingent condition (kondisi/
beberapa tahap berbeda dengan tahapan yang dilakukan pada
aturan ketat) ini (yi. peningkatan suhu dan konsentrasi garam
pemindahan DNA, terutama untuk memastikan bahwa RNA tetap
utuh. dan umumnya agak lebih sulit. Pada protein, atau Western, yang rendah); karena itu, hibridisasi tidak akan pernah terjadi
b/ot, protein dielektroforesis dan dipindahkan ke nitroselulosa atau terganggu pada tahap pencucian. Famili-famili gen, yang
dan kemudian dilacak dengan antibodi spesifik atau molekul sedikit banyak terdapat homologi, dapat dideteksi dengan
pelacak lain. (* menunjukkan pemberian label, baik dengan bahan mengubah-ubah tingkat ketatnya hibridisasi dan tahap
radioaktif maupun fluoresen). Pada kasus Southwestern blotting
(lihat teks; tidak diperlihatkan), suatu protein blot yang serupa pencucian ini. Pembandingan antarspesies dari suatu gen juga
dengan yang diperlihatkan di bawah "Western" dipalankan dengan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan ini. Saat
asam nukleat berlabel. dan kompleks protein-asam nukleat yang ini, peneiiti telah menciptakan kondisi-kondisi hibridisasi
terbentuk kemudian dideteksi dengan autoradiografi. yangmampu mendeteksi cukup satu ketidakcocokan pasangan
basa antara pelacak dan sasaran.
(Yang pertama dinamai sesuai nama orang yang merancang
teknik tersebut, dan nama-nama lain semula adalah istilah Untuk Menenfukqn Sekuens DNA Tersediq
laboratorium, tetapi sekarang sudah merupakan istilah yang Teknik Monuol & Ofomotis
dapat diterima). Prosedur-prosedur ini bermanfaat dalam
menentukan berapa banyak salinan suatu gen yang terdaPat Segmen-segmen molekul DNA spesifik yang diperoleh
dalam iaringan tertentu atau ada ddaknya perubahan besar dengan teknologi DNA rekombinan dapat dianalisis untuk
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 423

menentukan sekuens nukleotidanya. Metode ini bergantung memancarkan sinyal spesifik jika tereksitasi oleh berkas laser,
pada kemampuan kita untuk memperoleh molekul DNA dan hal ini dapat direkam oleh komputer.
identik dalam jumlah besar. Persyaratan ini dapat dipenuhi
dengan melakukan klon fragmen yang bersangkutan, dengan Sintesis Oligonukleorido Kini Rurin Dilqkukqn
menggunakan teknik-teknik yang dijelaskan di atas. Metode
enzimatik man aal (S anger) menerap kan dideoksi n ukleotida Sintesis kimiawi otomaris oligonukieotida yang panjangnya
spesifikyang menghentikan sintesis untai DNA di nukleotida sedang (sekitar 100 nukieotida) dengan sekuens tertentu
tertentu sewaktu untai sedang disintesis pada cetakan murni. kini menjadi prosedur laboratorium yang rutin dilakukan.
Reaksi disesuaikan sedemikian rupa sehingga diperoleh Masing-masing siklus sintetik memerlukan waktu beberapa
popuiasi fragmen-fragmen DNA yang mencerminkan menit sehingga keseluruhan molekul dapat dibuat dengan
penghentian di setiap nukleotida. Dengan melekatkan menyintesis segmen-segmen yang relatif pendek dan dapat
suatu label radioaktif di ujung yang berlawanan dari tempat disambung satu sama lain. Oligonukleotida kini menjadi
penghentian, kita dapar memisahkan fragmen-fragmen hal yang tidak tergantikan untuk penenruan sekuens DNA,
sesuai ukurannya dengan menggunakan elektroforesis skrining perpustakaan, pengikatan protein-DNA, DNA
gel poliakrilamid. Autoradiografi dilakukan, dan masing- mobility shifi assaTs, reaksi berantai polimerase (lihat bawah),
masing fragmen menghasilkan suaru citra (pita) pada film site-directed mutagenesis, pembuatan gen sinretik, dan
sinar-X. Citra ini dibaca untuk memperoleh sekuens DNA berbagai penerapan lainnya.
(Gambar 39-6). Metode manual iain (Maxam dan Gilbert)
menggunakan metode kimia unruk memutus molekul DNA
Reqksi Berontoi Polimerqse (Polymerase
di tempat-tempatyang mengandung nukleotida spesifik. Pada
Chain Reaction, PCR) Memperbonyok
penentuan sekuens DNA secara oromaris, digunakan teknik
Sekuens DNA
yang ddak memerlukan pemakaian radioisotop. Teknik
yang paling sering digunakan adalah prosedur otomatis yang Reaksi berantai polimerase (PCR) adalah metode ampiifikasi
menggunakan empat label fluoresen berbeda-satu label suatu sekuens DNA tertentu. PCR merupakan cara yang
mewakili masing-masing nukleotida. Masing-masing label sensitif, selektif, dan sangat cepat untuk memperbanyak

Reaksi yang mengandung bahan berlabel radioaktif Sekuens untai asli:


ddGTP ddATP ddTTP ddCTP - A- G - T - C, T, T- G - G- A, G - C T-3'

'6
Io
e
-q
u

-t
- "il
t.l
;a berakhir
iill
AGTC
1

T TGGAGCT

Gambar 39-6. Penentuan sekuens DNA dengan metode yang dirancang oleh Sanger. Susunan yang menyerupai tangga
menggambarkan, dari bawah ke atas, semua fragmen yang semakin panjang pada untai DNA asii. Dengan mengetahui
reaksi dideoksinukleotida spesifik mana yang dilakukan untuk menghasilkan masing-masing campuran fragmen, kita dapat
menentukan sekuens nr-,kleotida dari ujung tidak berlabel ke ujung berlabel (*) dengan membaca gel ke arah atas. Pada
penentuan sekuens secara otomatis, dilakukan pembacaan deoksinukleotida yang dimodifikasi secara kimiawi. Hukum
pasangan-basa Watson dan Crick (A-T, C-C) menentukan sekuens untai yang Iain (komplementernya) (*menandakan
tempat pemberian label radioaktif).
424 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

sekuens DNA yang diinginkan. Spesifisitas didasarkan pada


pemakaian dua oligonukl eotida primer yang terhibridisasi ke
sekuens komplementer di untai DNA yang berlawanan dan
mengapit sekuens target (Gambar 39-7). Sampel DNA mula-
mula dipanaskan untuk memisahkan kedua untai; primer
dibiarkan berikatan dengan DNA; dan masing-masing untai
disalin oleh suatu DNA polimerase yang dimulai di tempat
primer. Kedua untai DNA masing-masing berfungsi sebagai
cetakan untuk sintesis DNA baru dari dua primer- SiHus
berulang denaturasi panas, penyattan primer dengan sekuens
komplementernya, dan pemanjangan primer yang telah
menyatu tersebut dengan DNA polimerase menyebabkan
perbanyakan eksponensial segmen DNA dengan panjang
tertentu. Realai-reaksi PCR awal menggunakan suatu DNA
poiimerase E. coli yang rusak oleh setiap siklus denaturasi
panas. Penggantian dengan DNA polimerase tahan-panas
dari Thermus aquaticus (atau DNA polimerase yang seara
dari bakteri termofiiik lain), suatu organisme yang hidup dan
berkembang biak pada suhu 70-80 oC, mengatasi masalah
ini sehingga memungkinkan terjadinya otomatisasi real$i,
karena reaksi polimerase'dapat dijalankan pada suhu 70 "C.
Hal ini juga meningkatkan spesifisitas dan hasil DNA.
Sekuens DNA sependek 50-100 pb dan sepanjang 10
SIKLUS 3
kb dapat diperbanyak. Dua puluh siklus akan menghasilkan
perbanyakan sebesar 106 dan 30 siklus sebesar 10e. PCR
memungkinkan DNA di dalam sebuah sel, folikel rambut,
atau spermatozoa diperbanyak dan dianalisis. Karena itu, tl+
PCR jelas digunakan dalam bidang kedokteran forensik. ff
PCR juga digunakan (1) untuk mendeteksi agen infelai,
terutama virus laten; (2) menegakkan diagnosis genetika
@
IF
pranatal; (3) mendeteksi polimorfisme alel; (4) menentukan ffi
tipe jaringan yang tepat untuk transplantasi; dan (5) meneliti
evolusi, dengan menggunakan DNA dari sampel arkeologis
@
atau (6) menggunakan analisis RNA setelah penyalinan
RNA dan kuantitasi mRNA dengan teknik yang disebut
sebagai metode RT-PCR (salinan cDNA dari mRNA yang
dihasilkan oleh reuerse trantniptase retrovirus). PCR juga
@ MTn]TtTrlTrrrrrwt

gffirmrrnmW
Gambar 39-7. Reaksi berantai polimerase digunakan untuk
memperbanyak sekuens gen tertentu. DNA untai-ganda dipanaskan
W
untuk memisahkannya menjadi untai-untai tunggal. Untai-untai ini
mengikat dua primer tertentu yang ditujukan pada sekuens spesifik
di untai yang berlawanan dan yang menentukan segmen yang akan SIKLUS 4-n
diperbanyak. DNA polimerase memperpanja ng primer di kedua arah
dan menyintesis dua untai komplementer terhadap dua untai asli'
Siklus ini diulang beberapa kali yang menghasilkan perbanyakan
produk dengan pan.iang dan sekuens tertentu. Perhatikan bahwa
kedua primer berada dalam keadaan berlebih.
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 425

Tabel 39-5. Lokalisasi gen manusial

lnsulin 1 lpiS
Froloktin, 6p23'q1?
Hormon perfumbuhon 17q21-qter Defisiensi hormao peitumbuhoh:,
"'
a-Globin ': ' 1 6p 1 2-pter cr-Tolosemio

BGlobin Ilpl? gdalqsenic,,sej sohiir.i r: r ':: i::


ir-
Adenosin dearninsse 20q13-qier Defisiensi :odenosin,deur,ninose,
",."
Feni[olonin hidr,oksilose 12q24 Fenilketonurio
Flipoxontin-guonin Xq26-q27 Sindrom Lesch-Nvhsn
fosforibosi ltrunsferase
DhlA regmen G8 4,p Koreo Huniington

'Tabel ini menunjukkan lol<asi beberapa gen di I<romosorr dan penyakit yang berkaitan dengan defisiensi atau
produksi produk gen yang abnormal. Kromosorr yang bersangkutan ditunjukkan olelr angka atau huruf pertama.
Angka dan lruruf lain merujuk pada lokasi pasti, seperti didefinisikan dalam McKusick, Victor A, MD. it4endelian
lnheritanct: in Man: Calalogs ctl Autosonal Dorninanl, ALtlasonal Rece.s.sive, and X Linked Phenorypes. Hak Cipta
O 1 983 iohns Hopkins University Press. Dicetak ulang dengan izin clari Johns Hopkins Universitv Press.

banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan dasar, dan identifikasi histologik kromosom. Fluorescence in situ
setiap tahun pemakaian baru metodeini dikembangkan. hybridization (FISH) adaiah teknik yang sangat sensitifjuga
digunakan untuk tujuan ini. Dengan teknik ini, lokasi gen
PENERAPAN PRAKTIS TEKNOLOGI DNA sering diketahui di pita atau regio tertentu pada kromosom.

REKOMB|NAN SANGAT BANYAK Sebagian gen manusia yang lokasinya diketahui dengan cara
ini dicantumkan pada Thbel 39-5. Tabel ini hanyalah suatu
Isoiasi gen spesifik dari genom keseluruhan memerh-rkan contoh karena ribuan gen telah berhasil dipetakan sebagai
suatu teknik yang akan membedakan satu bagian dari sejuta. hasil dari penentuan sekuens genom manusia. Jika kelainan
Identifikasi suatu regio regulatorik dengan par.rjang vang sudah diketahui terletak di suatu regio DNA yang memiliki
hanya dapat mencapai l0 pb memer'lukan sensirivites satu struktur gen yang khas (Gambar 39-1), suatu gen sintetik
bagian per 3 x 1 08; suatu penyakit seperti anemia se1 sabit dapat diciptakan yang kemudian diekspresikan dalam
disebabkan oleh perubahan satu basa, arau saru bagian dari vektor yang sesuai serta dianalisis fungsinya-atau peptida
3x 10e. Teknologi DNA rekombinan cukup kuat untuk yang susunannya diperkirakan dari open reading fame dt
me laksanakan 5emua tugas ini. regio pengode dapat disintesis. Antibodi yang ditujukan
pada peptida ini dapat digunakan untuk menilai kebenaran
Pemeloon Gen Menentukqn Lokosi Gen bahwa peptida ini diekspresikan pada orang normai dan
Spesifik di Kromosom Terlenlu tidak dijumpai pada mereka yang mengidap sindrom genetik
yang bersangkutan.
Penentuan lokasi gen dapat mendefinisikan pera genom
manusia. Hal ini sudah menghasiikan informasi bermanfaat Prolein Dopol Diproduksi unluk
dalam mendefinisikan penyakit manusia. Hibridisasi sel Kepentingqn Risef & Diognosis
somatik dan hibridisasi in situ adalah dua teknik yang
digunakan untuk melakukan hal ini. Pada hibridisasi in Tirjuan praktis riset DNA rekombinan adalah menghasilkan
situ, yaitu prosedur yang lebih sederhana dan langsung, bahan yang dapat digunakan dalam bidang biomedis.
ditambahkan suatu pelacak radioaktif ke penyebaran Teknologi ini memiliki dua manfaat berbeda: (1) Dapat
metafase kromosom pada kaca obyek. Daelah pasti hibridisasi menghasilkan bahan dalam jumlah besar yang tidak dapat
diketahui dengan melapiskan emulsi fotografik di atas kaca, diperoleh dari metode pemurnian konvensional (mis.
dan setelah pajanan, menga.jarkan butiran-butiran dengan interferon, plasminogen dctiuating factor jaringan). (2)
426 / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

Dapat menghasilkan zatyang terdapat pada manusia (mis. perubahan fungsi protein yang dikode. Polimorfisme
insulin, hormon pertumbuhan). Keunggulan kedua hal ini struktur DNA yang dapat diwariskan ini dapat berkaitan
jelas terlihat. Meskipun tujuan utama adalah menghasilkan dengan penyakit tertentu dalam suatu keluarga besar dan
produk-umumnya protein-untuk terapi (insulin) dan dapat digunakan untuk mencari gen spesifik yang terlibat,
diagnosis (pemeriksaan AIDS) penyakit pada manusia dan seperti digambarkan di bawah. Hal ini juga dapat digunakan
hewan lain serta untuk mencegah penyakit (hepatitis B), dalam berbagai aplikasi di bidang kedokteran forensik.
masih terdapat penerapan komersial lain yang potensial,
terutama dalam bidang agrikuitur. Salah satu contoh B. VARIASI GEN YANG MENYEBABKAN
penerapan dalam bidang agrikultur adalah upaya untuk
PENYAKIT
merekayasa tumbuhan yang lebih tahan terhadap kekeringan Para ahii genetika klasik mengajarkan bahwa sebagian
atau suhu ekstrem, lebih efisien menyerap nitrogen, atau besar penyakit genetik disebabkan oleh mutasi titik yang
menghasilkan benih yang mengandung asam amino esensial menghasilkan protein abnormal. Hal ini mungkin masih
lengkap (beras, gandum, jagung, dsb.). berlaku, tetapi fika saat membaca bagian-bagian awal bab
ini, kita memperkirakan bahwa penyakit genetik dapat
Teknologi DNA Rekombinqn Digunokon ditimbulkan oleh gangguan pada salah satu dari tahap-
dolom Anqlisis Molekulor Penyokit tahap yang diperlihatkan pada Gambar 39-1, kita dapat
melakukan penilaian yang sesuai. Hal ini dilukiskan dengan
A. VARIASI GEN NORMAL baik oleh pemeriksaan gen B-globin. Gen ini terletak pada
suatu kelompok di kromosom 1 1 (Gamb ar 39-8), dan versi
Sekuens DNA memiliki variasi normal seperti halnya aspek- yang diperbesar dari gen ini diperlihatkan pada Gambar 39-
aspek struktur manusia yang lebih jelas terlihat. Variasi 9. Gangguan pembentukan p-globin menyebabkan berbagai
sekuens DNA, atau polimorfisme, terjadi pada sekitar 1 penyakit dan timbul akibai berbagai lesi di dalam dan di
dari setiap 500 nukleotida, atau sekitar 107 kali per genom. sekitar gen B-globin (Tabei 39-6).
Pada keadaan ini, pasti terdapat delesi atau insersi DNA
C. MurAsr Tntrc
serta substitusi satu basa. Pada orang sehat, perubahan ini
jelas terjadi di regio-regio DNA yang tidak mengode protein Contoh klasik adalah penyakit sel sabit yang disebabkan
(noncoding regions) atau di tempat yang tidak menyebabkan oleh mutasi satu basa dari 3 x 10e dalam genom, suatu

' to trr
Hemoglobinopati

I Talasemia-Bo

I Talasemia-Bo

I Hemoglobrn Lepore

Talasemia-(Ay6P)o Tipe lll

Gambar 39-8. Cambaran skematis kelompok gen globin dan lesi pada beberapa penyakit genetik. Cen B-globin terletak
di kromosom 1 1 dan berkaitan erat dengan dua gen y-globin dan gen 6-globin. Famili gen p tersusun dalam urutan 5'-
e-Cy-Ay-ryB-6-B-3'. Lokus e diekspresikan pada masa mudigah dini (sebagai ctrs,). Cen y diekspresikan pada masa ianin,
yang menghasilkan hemoglobin janin (HbF, oryr). Hemoglotrin dewasa terdiri dari HbA (ctrpr) atau HbA, (crr6r). tyB adalah
rr"i, pr"udog"n yungrn"*iiki homologi sekuenj dengan B, tetapi mengandung mutasi-mutasi yang mencegah ekspresinya.
Suatu regio pengendali lokus (locus control rcgion, LCR) yang terletak di sebelah hulu (5') dari gen e mengendalikan laju
transkripii keseluruhan kelompok gen B-globin. Delesi (balok hitam) lokus B menyebabkan talasemia-p (defisiensi atau
tidak terbentuknya [PnJ dari p-globin). Delesi 6 dan B menyebabkan hemoglobin Lepore (hanya hemoglobin cr yang ada)'
lnversi (Ay6B)0 di regio ini (balok terbesar) merusak fungsi gen dan juga menyebabkan talasemia (tipe Ill). Masing-masing tipe
talasemia cenderung ditemukan pada kelompok orang tertentu, misalnya inversi delesi (Ay5F)0 terjadi pada orang dari lndia.
Banyak delesi lain di regio ini telah berhasil dipetakan, dan masing-masing menyebabkan suatu jenis talasemia.
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGT GENOM|K / 427

Tabel 39-6. Perubahan struktur gen B-globin D. DeTesI, INSERSI, DAN TATA-ULANG DNA
Studi terhadap bakteri, virus, ragi, dan lalat buah
memperlihatl<an bahwa porongan-porongan DNA dapat
berpindah dari satu ternpat ke tempatlain dalam suatu genom.
Delesi sepotong DNA penting, tara-ulang (rearrangemeni)
DNA dalam suatu gen, atau insersi (penyisipan) seporong
Iolosemio:[} DNA dalam suatu regio pengoc-le atau regio regulatorik,
semuanya dapat menyebabkan penLbahan ekspresi gen yang
berakibat timbulnya penyakit. Sekali lagi, analisis rnolekular
terhadap talasemia-B menghasilkan banyak contoh dari
proses-proses di 21x5-6s1utama delesi-sebagai penyebab
penyakit (Gambar 39-8). Kelompok gen globin tampaknya
sangat rentan terhadap lesi ini. Delesi pada kelompok
a-globin, yang terletak di kromosom 16, menyebabkan
talasemia-o. Pada banyak delesi, terdapat keterkaitan etnik
substitusi DNA T:ke-A, yang pada gilirannya menyebabkan yang erat, sehingga orang keturunan Eropa utara, Filipina,
perubahan A-ke-U pada mRNA yang sesuai dengan kodon orang berkulit hitam, dan Mediterania memiliki lesi yang
keenam dari gen B-globin. Kodon yang berubah ini mengode berbeda, yang semuanya menl'g[x[kan tidak terbenruknya
asam amino yang berbeda (valin dan bukan asam glutamat), hemoglobin A dan ralrscmia-cx.
dan hal ini menyebabkan kelainan strukrur molekul B- Analisis serupa dapat dibuat untuk berbagai penyakit
globin. Mutasi ritik (point mutariln) lain di dalam dan di lain. Mutasi titik biasanya ditentukan oleh sekuens DNA
sekitar gen B-globin menyebabkan penurunan produksi sesuai permintaan, walaupun kadang-kadang, jika mutasi
atau, pada sebagian kasus, tidak diproduksinya B-globin; tersebut merusak atau menciptakan tempat enzim restriksi,
talasemia-B terjadi karena mutasi-mutasi ini. (Thlasemia teknik analisis fragmen restriksi dapat digunakan untuk
ditandai oleh kelainan pada sintesis subunit hemoglobin, menentukan lesi. Delesi arau insersi DNA yang lebih besar
sehingga talasemia-B terjadi jika produksi p-globin kurang dari 50 bp sering dapat dideteksi dengan prosedur Sourhern
memadai). Gambar 39-9 memperlihatkan bahwa mutasi blotting.
titik yang mengenai masing-masing dari banyak proses yang
terlibat dalam pembentukan mRNA normal (dan karenanya E. ArunusIs SILSILAH
protein normal) diperkirakan berperan sebagai penyebab Penyakit sel sabit sekali lagi merupakan contoh yang sangar
talasemia-B. baik tentang cara penerapan teknologi DNA rekombinan

000 0 00
II I I -L- I

TT T
NN AA
I

Cambar 39-9. Mutasi di gen B-globin yang menyebabkan talasemia-B. Cen p-globin diperlihatkan dalam orientasi 5, ke
3'. Daerah bergaris miring menun.jukkan regio 5'dan 3'yang tidak ditranslasikan. Pembaca:rn dari arah 5'ke 3', daerah
berarsir adalah ekson 1-3 dan daerah yang kosong adalah intron 1 (1,) dan 2 (lr). Mutasi yang memengaruhi kontrol
transkripsi (r) terletak di regio pengapit DNA 5'. Contoh mutasi nonsense (A), mutasi dalam pengolahan mRNA (0), dan
mutasi pemutusan RNA (O) pernah diidentifikasi dan diperlihatkan pada gambar ini. Di sebagian regio, telah banyal<
ditemukan mutasi-mutasi lain. Mutasi:mutasi ini ditandai oleh tanda kurung besar (-).
428 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

dalam studi tentang penyakit manusia. Penggantian T oleh fisme nukleotida tunggal (single nucleotide polymorphism,
A di untai cetakan DNA dalam gen B-globin mengubah SNP), dapat dideteksi dengan metode PCR yang sensitif'
iekuens di regio yang sesuai dengan kodon keenam dari Perbedaan herediter dalam pola restriksi (mis. variasi DNA
yang terjadi pada lebih dari lo/o populasi umum) dikenal se-
J bagai restriction fagment length polymorphisms, atau RFLP
CCTGAGG Untai pengode Peta RFLP dan SNP yang lengkap untuk genom manusia
GGAC|I-'CC Untai cetakan kini sedang dibuat. Hal ini terbukti bermanfaat dalam Hu-
,| man Genome Sequencing Project dan merupakan komponen
menjadi penting dalam upaya untuk memahami berbagai penyakit
gen-tungg"l dan penyakit multigen. RFLP terjadi karena
CCTGTGG Untai pengode per,rbah"n satu-basa (mis. penyakit sel sabit) atau akibat
GGAC|A]CC [Jntai cetakan delesi atau insersi DNA ke dalam fragmen restriksi (mis' ta-
lasemia) dan telah terbukti sebagai alat diagnostikyang ber-
manfaat. RFLP telah ditemukan di lokus-lokus gen tertentu
dan merusak tempat pengenalan (recognition site) untuk dan dalam sekuens-sekuens yang fungsinya tidak diketahui;
enzim restriksi MstII (CCTNAGG; yang ditandai oleh tanda karena itu, RFLP dapat mengganggu fungsi gen atau mung-
panah vertikal kecil; Tabel 39-2).Tempat MstII yanglain 5'
kin tidak memiliki konsekuensi biologis.
dan 3' dari tempat ini (Gambar 39-10) tidak terpengaruh RFLP dan SNP bersifat herediter, dan keduanya mengalami
sehingga akan terpotong. Oleh karena itu, inkubasi DNA dari segregasi menurut hukum mendel. Pemakaian utama RFLP
orang normal (AA), heterozigot (AS), dan homozigot (SS) (kini telah diketahui ribuan) adalah dalam definisi penyakit-
menghasilkan tiga pola transfer Southern blot yang berbeda- penyakit herediter yang defisit fungsionalnya tidak diketahui'
beda (Gambar 39-10). Hal ini menggambarkan bagaimana SXplnffp dapat digunakan untuk membentuk kelompok
suatu silsilah DNA dapat dibuat dengan menggunakan keterkaitan (linkage groupl, yang selanjutnya, melalui proses
prinsip-prinsip yang dibahas pada bab ini. Analisis silsilah chrotnosome ualbing, aldtirnya akan dapat menentukan lokus
telah diterapkan pada sejumlah penyakit genetik dan paling penyakit. Pada chromosome walking (Gambar 39-11), suatu
bermanfaat pada penyakit yang disebabkan oieh delesi dan fragmen yang mewakili salah satu ujung dari sebuah potongan
insersi atau kasus-kasus iarang dengan tempat Pemutusan panjang DNA digunakan untuk mengisolasi fragmen lain
enzim restriksi yang terpengaruh, seperti pada contoh yang yang tumpang-tindih, tetapi mempetparyang yang Pertama'
disajikan di sini. Analisis dipermudah oleh reaksi PCR, yang ArJ perpanjangan ditentukan oleh peta restriksi, dan
dapat menghasilkan cukup banyak DNA untuk dianalisis prosedur diulang secara berurutan sampai diperoleh sekuens
hanya dari beberapa buah sel darah merah berinti. yang diinginkan. Penyakit-penyakit terkait-kromosom X
sangat cocok untuk pendekatan dengan prosedur ini karena
F. DIIONOSIS PRANATAL hanya satu alel yang diekspresikan. Karena itu, 20olo RFLP
Jika lesi genetiknya telah dipahami dan tersedia pelacak yang telah diketahui terletak pada kromosom X, dan peta
spesifik, mungkin kita dapat melakukan diagnosis pranatal' k.terk"it"n kromosom ini sudah cukup lengkap. Gen untuk
DNA dari sel yang berasal dari hanya 10 mL cairan amnion penyakit terkait-kromosom X, distrofi otot tipe Duchenne'
(atau dari biopsi vilus korion) dapat dianalisis dengan ditemukan de ngan menggunakan RFLP Demikian juga, defek
Southern bht transfer. Janin dengan pola restriksi AA dalam pada penyakit Huntington diketahui terletak di regio terminal
Gambar 39-10 tidak terkena penyakit sel sabit dan bukan i.ng"n p.nd.k kromosom 4, dan defek yang menyebabkan
merupakan pembawa sifat. Janin dengan pola SS akan penyakit ginjal polikistik diketahui berkaitan dengan lokus cr-
mengidap penyakit ini. Kini tersedia pelacak untuk tipe globin di kromosom 16.
analisis semacam ini pada banyak penyakit genetik.
H. POLIMORFISME DNA MIKROSATELIT
G. RESTRTCTION FRAGMENT LENGTH
Dalam genom manusia terdapat unit-unit pengulangan
POLYMORPHISM (RFLP) & POIIUORFISME
tandem bNR y""g pendek (2-6 pb), herediter, dan muncul
NUKLEOTIDA TUNGGAL (SINGLE NUCLEOTIDE
sekitar 50.000 sampai 100.000 kali (Bab 35)' Unit-unit
POLYMORPHTSM ISNPJ)
tersebut menggantikan RFLP sebagai lokus penanda untuk
Perbedaan sekuens DNA yang disebutkan di atas dapat me- berbagai pelacakan genom karena lebih sering ditemukan-
nyebabkan variasi tempat-tempat restriksi dan, karenanya, dan mengingat pemakaian rutin metode-metode PCR yang
variasi panjang fragmen restriksi. Demikian juga, polimor- sensitif.
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 429

A.Tempat-tempat restriksi Mst / di sekitar dan di dalam gen p-globin

Normal (A) 5'

Sabit (S)

B. Analisis silsilah

{r, {}i m" (], []a rjr


Ukuran
fragmen

1,35 kb

I 1,15 kb

Genotipe

Gambar 39-10. Analisis silsilah pada penyakit sel sabit. Bagian atas gambar (A) memperlihatkan
bagian pertama dari gen B-globin dan tempat-tempat enzim restriksi Mstl/ di gen B-globin normal
(A) dan sel sabit (S). Pencernaan dengan enzim restriksi Mstl/ menghasilkan fragmen-fragmen DNA
dengan panjang 1,15 kb dan 0,2 kb pada orang normal. Perubahan T-ke-A pada orang dengan
penyakit sel sabit menghilangkan salah satu dari ketiga tempat Mstl/ di sekitar gen p-globin; karena
itu sebagai respons terhadap Mstll, salu fragmen restriksi dengan panjang 1,35 kb dihasilkan.
Perbedaan ukuran ini mudah dideteksi dengan Southern b/ot (Fragmen 0,2 kb berada di luar gel
dalam ilustrasi ini). (B) Analisis silsilah memperlihatkan tiga kemungkinan: AA = normal (lingkaran
tak berarsir); AS = heterozigot (lingkaran setengah terarsir, persegi setengah terarsir); SS = homozigot
(persegi terarsir). Pendekatan ini memungkinkan kita menegakkan diagnosis pranatal penyakit sel
sabit (persegi berarsir). Lihat teks.

I. RFLP & VruTn DALAM KEDOKTERAN FoRENSIK J. TERAPI GEN


Unit-unit uariable numbers of tandemly re?eats (\n'lTF') Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi suatu produk gen
adalah salah saru tipe "insersi" yang sering dijumpai dan (Tabel 39-5) dapat diobati dengan terapi sulih (replacement
menyebabkan RFLP \/NTR dapat diwariskan dan unit- therapy). Strateginya adaiah dengan mengklon sebuah gen
unit ini bermanfaat untuk memastikan keterkaitan genetik (mis. gen yang mengode adenosin deaminase) ke dalam suatu
dengan suatu penyakit dalam suaru keluarga atau kelompok; vektor yang akan mudah diserap dan bergabung ke dalam
atau unik bagi suatu individu sehingga berfungsi sebagai genom sel pejamu. Sel prekursor sumsum tulang kini diteliti
sidik-jari molekular individu tersebut. untuk tujuan ini karena sel-sel ini ternyata akan menetap di
43O / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

DNA intak. U'


''
Fragmen a.
I ', ,_
1
t-
Probe
awal

Gambar 39-ll.Teknik chromo somewalking. Cen X akan diisolasi dari sebuah potongan besar DNA. Lokasi
pasti gen ini tidak diketahui, tetapi terdapatsebuah probe (pelacak) (*-) yang diarahkan ke suatu fragmen
bNn*(dulr* gambar ini diperlihatkan di ujung 5'), demikian juga perpustakaan klon yang mengandung
rangkaian-ranlkaian fragmen sisipan D NA yang bertumpang tindih. Untuk tampak, hanya lima fragma yang
diperlihatkan fadu gumbur ini. Pelacak hanya akan melakukan hibridisasi dengan klon yang mengandung
-l
fragmen yang keriudian dapat diisolasi dan digunakan untuk melacak fragmen 2. Prosedur ini diulang
saripai fragmen 4 berhibriclisasi dengan fragmen 5, yang mengandung sekuens lengkap gen X.

sumsum tulang dan berproiiferasi di tempat tersebut. Gen mengontrol tempat gen tersebut menetaP. Pendekatan
yang dimasukkan akan mulai mengarahkan ekspresi protein pelengkap lain-dan jauh lebih sulit-adalah pengeluaran
produknya, dan hal ini akan mengoreksi defisiensi produk selektif sebuah gen dari genom. Hewan dengan knochout gen
gen tersebut pada sel pejamu. (biasanya mencit) dihasilkan dengan menciptakan suatu mutasi
yang merusak total fungsi sebuah gen. Mutasi ini kemudian
K. HEWAN TRANSGENIK digunakan untuk mengganti satu atau dua gen dalam sel tunas
T.t"p,"tlthg*t.lto*@ embrionik yang dapat digunakan untuk menghasilkan hewan
akan diwariskan ke keturunan. Strategi lain untuk mengubah transgenik heterozigot. Perkawinan antara dua hewan jenis
turunan sel germinativum pernah dirancang, tetapi baru ini berdasarkan hukum genetika Mendel akan, menghasilkan
dicoba pada hewan elaperimental. Sejumlah tertentu gen-gen mutasi homozigot pada 25o/o anak. Glah diciptakan beberapa
yang disuntikkan ke dalam ovum mencit yang telah dibuahi ratus galur mencit dengan knockout gen-gen tertentu. Teknik
akan bergabung ke dalam genom dan ditemukan baik di untuk merusak gen di sel, jaringan, atau organ spesifik telah
dalam sel somatik maupun sel germinativum. Ratusan hewan dilakukan dan disebut knockout terkondisi atau terarah. Hal
transgenik telah diciptakan, dan hewan-hewan ini bermanfaat ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi tenentu
untuk analisis efek spesifik-jaringan pada ekspresi gen dan eGk moto r-Pen Stj€.t (? ro m o t e r- e n h an c er) y angmendorongeksp res i
p ro

pembentukan berlebihan produk gen (mis. produk dari gen DNA rekombinase atau SiRNA, yang keduanya menyebabkan
hormon pertumbuhan atau onkogen) dan dalam menemukan inaktivasi ekspresi gen. Metode ini sangat bermanfaat dalam
gen yang berperan dalam perkembangan-suatu proses yang kasus-kasus dengan ablasi gen selama tahap perkembangan awal
sebelumnya sulit diteliti. Pendekatan transgenik baru-baru yang menyebabkan letalitas pada mudigah'
ini digunakan untuk memperbaiki suatu defisiensi genetik
pada mencit. Ovum yang telah dibuahi yang diperoleh dari Tronskrip RNA & Penentuon Profil Profein
mencit dengan hipogonadisme genetik disuntik dengan DNA
yang mengandung sekuens pengode untuk protein prekursor Revolusi "-omik' dalam beberapa tahun terakhir telah
gonadatroPin-releasing hormoze (GnRH) . Gen ini dieirspresikan memuncak dengan diketahuinya sekuens nukleotida
dan diatur secara normal di dalam hipotalamus sejumlah genom keseluruhan, termasuk genom daiam pertunasan
mencit yang dihasilkan, dan hewan-hewan ini tetap normal J"n p.me."han sel ragi, berbagai bakteri, Ialat buah,
dalam segala aspek. Keturunan hewan-hewan ini juga tidak cacing Caenorhabditis elegans, mencit, dan terutama
memperlihatkan tanda-tanda defisiensi GnRH. Oleh karena -".rr;ri".Semakin banyak genom lain yang berhasil
itu, hal ini merupakan bukti ekspresi transgen di dalam sel diketahui sekuensnya dengan caru yang semakin cepat'
somatik dan keberlangsungannya di dalam sel germinativum' Ketersediaan semua informasi sekuens DNA ini disertai
kemajuan dalam bidang rekayasa genetik mendorong
Disrupsi otqu Knockouf Gen Torget dikembangkannya beberapa metodologi revolusioner yang
kebanyakan didasarkan pada high-density microartay
Pada hewan transgenik, penzLrnbahan satu atau lebih salinan technologjr. Sekarang kita memiliki kemampuan untuk
suatu gen ke genom dilakukan, dan tidak ada cara untuk mengendapkan ribuan sekuens DNA yang dapat diuraikan,
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN. & TEKNOLOGI GENOMIK / 431

dikenal, dan spesifik (kini biasanya berupa oligonukleotida yang tinggi. Metode-metode spektrometri massa yang
sintetik) pada sebuah "kaca obyek mikroskop" dengan luas Iebih baru memungkinkan kita mengidentifikasi ratusan
beberapa sentimeter persegi. Dengan menggabungkan hingga ribuan protein dalam protein yang diekstraksi dari
miroarray DNA semacam ini dengan deteksi pelacak asam sel dalam jumlah terbatas (<1 gram). Informasi penring ini
nukleat berlabel fluoresen yang sangat sensirif dan berasal memberi tahu peneliti mana dari sekian banyak mRNA yang
dari mRNA, para peneliti dapat menghasilkan profii terdeteksi dalam penelitian pemetaan microarray transkrip
ekspresi genetik (mis. kandungan mRNA sel spesifik) yang benar-benar ditranslasikan menjadi protein, yang
dengan cepat dan akurat dari contoh sel dan jaringan umumnya menjadi penentu utama fenotipe. Cara-cara baru
sebanyak I gram atau kurang dari I gram. Oleh karena itu, dalam bidang genetika untuk mengidentifikasi interaksi
informasi transkriptom (keseluruhan kumpulan mRNA antarprotein dan fungsi protein juga telah dikembangkan.
sel) untuk sel atau jaringan tersebut dapat cepat diperoleh Penghentian ekspresi gen di seluruh genom secara sistemaris,
dalam waktu hanya beberapa hari. Informasi transkriptom dengan menggunakan SiRNA atar genetic interaction screen
memungkinkan kira memperkirakan kumpulan protein letal sintetik, telah diterapkan untuk menilai kontribusi
yang mungkin diekspresikan di dalam sel, jaringan, atau masing-masing gen terhadap berbagai proses dalam sistem
organ tertentu dalam keadaan normal dan sakit berdasarkan model (ragi, cacing, lalat) dan sel mamalia (manusia dan
mRNA yang terdapat di sei-sel tersebut. Pemerikasaan mencit). Pemetaan jaringan spesifik interaksi antarprotein
yang melengkapi metode penenruan profil transkrip yang yang mencakup genom keseluruhan telah dilakukan dengan
high+hroughput ini adalah spektrometri massa sampel menggunakan varian-varian high+hroughput dan dua tes
protein komplelis dengan sensitivitas dan throughput interaksi hibrid (Gambar 39-12). Metode yang sederhana

..PREY'' e
fusion
protein

Gambar 39-12. Skema dua sistem hibrid untuk mengidentifikasi dan menentukan karakterisasi interaksi antarprotein. Dalam skema ini,
diperlihatkan berbagai komponen dasar dan operasi dua sistem hibrid yang awalnya dirancang oleh Fields and Song INature 340:245-246
(i989)l sehingga berguna dalam sistem ragi Bakers. (1) Cen reporter, suatu penanda selektif fse/ectable markerl (misalnya, sebuah gen
yang menyebabkan pertumbuhan prototrofik, atau menghasilkan enzim untuk penilaian kalorimetrik koloni, seperti, p-galaktosidase) yang
hanya diekspresikan saat faktor transkripsi mengikat ujung bagian awal lupstreaml pada penguat terkait crs Lcis-linked enhancerl (bagian
yang berwarna abu-abu gelap). (2) "Bait" fusion protein (DBD-X) terbentuk karena sebuah gen kimer/ gabungan mengekspresikan DNA
modular yang mengikat domain (DBD yang sering diperoleh dari protein Ca 14 ragi atau protein Lex A bakteri, keduanya merupakan DNA
pengikat protein dengan afinitas dan spesifisitas yang tinggi) digabungkan dalam suatu rangkaian untuk kepentingan protein, dalam skema
ini digambarkan dengan X. Pada dua percobaan hibrid, kita menguji apakah setiap protein dapat berinteraksi dengan protein X atau tidak.
ProteinXpredatordapatdigabungkanseluruhnya ataukemungkinanlainseringhanyabagianproteinXyangdiekspresikarrdalamrangkaian
dengan DBD. (3) Protein "predator" (Y-AD) yang mewakili penggabungan protein spesifik X yang disatukan dalam rangkaian dengan domain
aktivasi transkripsi (AD yang sering berasal dari protein virus Herpes Simpleks VP 16 maupun protein Ca 14 ragi). Sistem ini merupakan
tes yang bermanfaat pada interaksi berbagai protein, antara protein X dan Y karena pada ketiadaan transaktivator yang mengikat penguat
tertentu, tidak terjadi transkripsi gen reporter. OIeh karena itu, kita mengamati transkripsi hanya jika terjadi interaksi protein X-protein Y
terjadi sehingga menghasilkan AD fungsional ke unit transkripsi terkait c6, yang pada kasus ini mengaktifkan transkripsi gen reporter. Pada
keadaan ini, protein DBD-X itu sendiri, tidak dapat mengaktifkan transkripsi reporter karena domain-X yang disatukan dengan DBD tidak
mengandung suatu AD. Demikian juga, protein Y-AD itu sendiri tidak akan dapat mengaktifkan transkripsi gen reporter karena protein
tersebut kekurangan DBD untuk membuat protein Y-AD mencapai penguat. Hanya jika kedua protein tersebut diekspresikan dalam suatu sel
serta mengikat penguat, dan membentuk kembali "protein biner (binary protein)" transaktivator fungsional melalui interaksi protein-protein
DBD-X-Y-AD, aktivasi transkripsi gen reporterdan sintesis mRNAdapatterjadi (garisabu-abu dari AD kegen reporter).
492 / BAGIAN lV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

namun ampuh ini dapat diterapkan pada sel bakteri, ragi, meneliti mekanisme gangguan regulasi gen dalam
atau metazoa, dan memungkinkan kita mendeteksi interaksi menyebabkan penyakit, untuk mendiagnosis penyakit
antarprotein spesifik di dalam se1 hidup. Eksperimen genetik, dan semakin sering untuk mengobati penyakit
rekonstruksi menunjukkan bahwa interaksi antarprotein genetik.
dengan afinitas Ko - 1 pM atau lebih ketat dapat secara
mudah dideteksi dengan metode ini. Bersama-sama, DAFTAR ISTILAH
teknologi-teknologi ini merupakan alat yang sangat hebat
untuk menguraikan kerumitan biologi manusia. .!rRS: Autonomously replicating sequence (sekuens yang
Teknik-teknik microarray, hibrid dua high-throughput, bereplikasi secara otonom); origin of replication
penghentian (knockdown) genetik, dan eksperimen identi- (awal replikasi) pada sel ragi.
fikasi protein dengan spektrometri massa telah menghasilkan Autoradiografi: Deteksi molekul radioaktif (mis. DNA,
data dalam jumlah yang sangat besar. Selama ini, penangan- RNA, protein) melalui visualisasi efek molekul
an data dan interpretasi informasi yang sangat banyak dida- tersebut pada film fotografik.
patkan dari studi-studi yang mengandalkan metode statis- Bakteriofaga: Virus yang menginfeksi bakteri.
tik; dan teknologi baru ini, bersama dengan membanjirnya Blunt-endedrNl (DNA berujung tumpul): Dua untai
informasi sekuens DNA, mendorong dikembangkannya dari suatu dupleks DNA dengan ujung-ujung yang
bidang bioinformatika dan biologi sistem, disiplin baru sama rata.
yang tujuannya adaiah membantu menangani, menganalisis, cDNA Molekul DNA untai-tunggal yang komplementer
dan mengintegrasikan "limpahan' informasi biologi yang terhadap suatu molekul mRNA dan disintesis
penting ini. Di masa mendatang, studi-studi yang melibat- dari molekul mRNA tersebut oleh keria reuerse
kan bioinformatika, penentuan profil protein transkrip, dan transniptase.
biologi sistem akan menghasilkan revolusi pemahaman kita DNA berujung lekat ('stichy-ended DNA)t Untai-untai
tentang fisiologi dan ilmu kedokteran. tunggal komplementer pada DNA yang menonjol
dari ujung-ujung berlawanan DNA dupleks atau
dari ujung-ujung molekul dupleks yang berbeda
RINGKASAN
(lihat juga Blunt-ended DNA' sebelumnya).
. Kini telah dapat diterapkan berbagai teknik yang sangat DNA rekombinan: DNA yang mengalami perubahan
sensitif untuk mengisolasi dan mengetahui karakteristik karena penyisipan suatu sekuens deoksinukleotida
gen serta mengukur kuantitas produk gen. yang sebeiumnya tidak terdapat dalam molekul DNA
Dalam pengklonan DNA, segmen tertentu DNA yang sudah ada dengan cara enzimatik atau kimiawi'
'
dikeluarkan dari lingkungan normalnya dengan PCR Endonuklease: Enzim yang memecah ikatan internal di
atau salah satu dari berbagai endonuklease restriksi. dalam DNA atau RNA.
Segmen ini kemudian diligasikan ke dalam suatu vektor Elsinuklease Nuklease elaisi yang berperan dalam
tempat segmen DNA tersebut dapat diperbanyak dan perbaikan DNA dengan cara pertukaran nukleotida'
diproduksi dalam jumlah besar. Elrson: Sekuens sebuah gen y^ng diwakilkan (diekspre-
. DNA yang telah diklon dapat digunakan sebagai pelacak sikan) sebagai mRNA.
(probe) di salah satu dari berbagai jenis reaksi hibridisasi Elsonuklease: Suatu enzim yang memecah nukleotida
untuk mendeteksi potongan DNA terkait atau terdekat dari ujung 3' arau 5' DNA atau RNA.
lain, atau dapat digunakan untuk menghitung produk Enzim restrilisi: Suatu endodeoksinuklease yang me-
gen, seperti mRNA. nyebabkan pemutusan kedua untai DNA di tem-
. Manipulasi DNA untuk mengubah strukturnya pat-tempat yang sangat spesifik, yang ditentukan
sehingga disebut sebagai rekayasa genetik adalah oleh sekuens basa.
elemen kunci dalam pengklonan (mis. pembuatan Fingerprinting: Pemakaian RFLP atau sekuens berulang
molekul kimer [gabungan]) dan juga dapat digunakan DNA untuk membuat suatu Pola tersendiri
untuk mempelajari fungsi fragmen tertentu DNA dan fragmen DNA untuk masing-masing orang'
menganalisis cara gen-gen tersebut diatur' Footprinting: DNA dengan protein yang terikat
. Molekul DNA kimer dimasukkan ke dalam sel untuk padanya akan resisten terhadap pencernaan oleh
menghasilkan transfeksi sel atau ke dalam oosit yang enzim DNase. Jika reaksi sequencing dilakrtkan
telah dibuahi untuk menghasilkan hewan transgenik. dengan menggunakan DNA ini, akan terdeteksi
. Teknik-teknikyangmenggunakanDNAklondigunakan suatu daerah terlindung yang mencerminkan jejak
untukmengetahui lokasi gen di regio tertentu kromosom, (fo o tprint) protein tersebut.
untuk mengidentifikasi gen penyebab penyakit, untuk
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 433

Hairpin (jepit rambut): Rangkaian heliks ganda yang Plasmid: Molekul DNA yang kecil, sirkular dan
dibentuk oleh pasangan basa anrara sekuens- ekstrakromosomal yang bereplikasi tanpa
' sekuens komplementer yang berdekatan di dalam bergantung pada DNA pejamu.
untai tunggal RNA atau DNA. Polimorfisme mikrosatelit: Heterozigositas suatu
Hibridisasi: Penyatuan kembali secara spesifik untai-untai pengulangan mikrosatelit tertentu pada seseorang.
asam nukleat yang komplementer (DNA dengan Poljrmerase chain reactioz (PCR Reaksi berantai
DNA, DNA dengan RNA, atau RNA dengan polimerase): Metode enzimatik untuk mengode
RNA). secara berulang (sehingga memperbanyak) kedua
Insert (sisipan): Thmbahan panjang pasangan basa di untai DNA yang membentuk sekuens gen tertentu.
dalam DNA, yang umumnya dimasukkan dengan Primosom: Kompleks helikase dan primase yang dapat
teknologi DNA rekombinan. bergerak dan berperan dalam replikasi DNA.
Intron: Sekuens suatu gen yang ditranskripsikan, tetapi Probe (pelacak): Molekul yang digunakan untuk
kemudian dieksisi sebelum ditranslasikan. mendeteksi keberadaan suatu fragmen tertentu
Klon: Sejumlah besar organisme, sel, atau molekul yang DNA atau RNA, contohnya koloni bakteri
identik dengan satu organisme, sel, atau molekul yang dibentuk dari perpustakaan genetik atau
induk. sewaktu analisis oleh teknik tr/tnsfer blot, pelacak
Kosmid: Suatu plasmid tempat disisipkannya sekuens yang sering digunakan adalah molekul cDNA,
DNAdari bakteriofaga lamdayang diperlukan untuk oligodeoksinukleotida sintetik dengan sekuens
mengemas DNA (cas sitel; hal ini memungkinkan tertentu, atau antibodi terhadap protein spesifik.
DNA plasmid dikemas secara in vitro. Proteom: Keseluruhan kumpulan protein yang
Ligasi: Penyatuan dua rangkaian DNA atau RNA men- diekspresikan di dalam suatu organisme.
jadi satu melalui ikatan fosfodiester yang dikatalisis Pseudogen: Segmen DNA tak-aktif yang muncul
oleh enzim; enzim tersebut masing-masing adalah melalui mutasi gen induk yang aktif.
DNA dan RNA ligase. Reaerse transcrip tion (transkripsi terbalik) : Sintesis
Lines: Long inters?ersed repeat sequences. DNA yang diarahkan oleh RNA yang dikatalisis
miRNA: MikroRNA, spesies RNA dengan panjang oleh reu ers e ilans crip tas e.
2l-25 ntUeotida yang berasal dari unit transkripsi RT-PCR: Metode yang digunakan untuk menghitung
RNA polimerase II, panjang 500-1500 pb melalui kadar mRNA dengan mengandalkan langkah per-
pengolahan RNA. RNA tersebut, yang ditemukan tama pengkodean cDNA pada mRNA yang di-
baru-baru ini, diperkirakan berperan penting katalisis oleh reuerse transcriptrtse sebelum amplifi-
dalam regulasi gen. kasi dan kuantitasi oleh PCR.
Molekul kimer: Suatu molekul (mis. DNA, RNA, Sekuens berulang mikrosatelit: Sekuens berulang yang
protein) yang mengandung sekuens-sekuens yang tersebar atau berkelompok dengan panjang 2*5 pb
berasal dari dua spesies yang berbeda. dan diulang hingga 50 kali. Dapat ditemukan di
Northern blot: Metode untuk memindahkan RNA 50-100 ribu lokasi di dalam genom.
dari gel agarosa ke filter nitroselulosa, yang dapat Sines: S/orr interspersed repeat sequences.
mendeteksi RNA dengan pelacak yang tepar. Sinyal: Produk akhir yang diamati ketika sekuens ter-
Oligonukleotide Sekuens nuldeotida tertenru yang tentu DNA atau RNA terdeteksi dengan autora-
pendek dan disatukan oleh ikatan fosfodiester biasa. diografi atau metode lain yang serupa. Hibridisasi
Ori: Origin ofreplication (asal/pangkal replikasi) DNA. dengan polinukleotida radioaktif komplementer
PAC: Vektor pengklon berkapasitas tinggi (70-95 kb) (mis. dengan Sa utltern ara:u Northern blorting) sering
yang didasarkan pada bakteriofaga E. colilitrkPl digunakan untuk menghasilkan sinyal.
yang bereplikasi di dalam bakteri sebagai suatu SiRNA: Silencing RA/,4, dengan panjang 2l-25 nt dan
elemen ekstrakromosom. dibentuk oleh degradasi nukleolitik selektif RNA
Palindrom: Sekuens DNA dupleks yang sama jika untai-ganda yang berasal dari sel atau virus. SiRNA
kedua untai dibaca dalam arah berlawanan. yang terikat kuat dengan berbagai tempat spesifik
Perpustakaan (library): Kumpulan fragmen- pada target di dalam RNA yang menyebabkan
fragmen klon yang mewakili keseluruhan genom. degradasi mRNA ("gen knockdown" ).
Perpustakaan dapat berupa DNA genomik (yang SNP: Single nucleotide polymorphism (polimorfisme
di dalamnya terdapat intron maupun ekson) atau nukleotida tunggal). Merujuk pada fakta bahwa
cDNA (yang hanya mewakili ekson). variasi genetik nukleotida tunggal di sekuens
434 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASIMAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

genom terdapat pada lokus-lokus tersendiri di Translasi: Sintesis protein dengan menggunakan mRNA
sepanjang kromosom. Pengukuran perbedaan SNP sebagai cerakan.
alel bermanfaat dalam studi-studi pemetaan gen. Translasi takik (Nich Tianslation)z Suatu teknik
snRNA: Small nuclear RNA (RNA kecil di dalam untuk memberi label DNA berdasarkan
nukleus). Famili RNA ini dikenal melalui perannya kemampuan DNA polimerase dari E. coli unutk
dalam pengolahan mRNA. menguraikan satu untai DNA yang telah tertakik
Soutbern blot:Merode untuk memindahkan DNA dari (nichefl dan kemudian menyintesis kembali untai
gel agarosa ke fiiter nitroselulosa, temPat DNA tersebut; jika suatu nukleosida trifosfat radioaktif
dapat dideteksi dengan pelacak yang sesuai (mis. digunakan, untai yang dibentuk kembali tersebut
RNA atau DNA komplementer). akan berlabel dan dapat digunakan sebagai pelacak
Southuestern blot: Metode untuk mendeteksi interaksi beradioaktif.
protein-DNA dengan menggunakan pelacak Vektor: Plasmid atau bakteriofaga tempat DNA asing
DNA berlabel
pada suatu membran transfer yang dapat dimasukkan ke dalamnya untuk tujuan
mengandung protein renaturasi. pengklonan
Spliceosome: Kompleks makromolekul yang berperan Western bhx Metode untuk memindahkan protein ke
dalam splicing mRNA prekursor. Spliceosom terdiri filter nitroselulosa tempat protein dapat dideteksi
dari sedikitnya lima RNA nukleus kecil (snRNA; dengan pelacak yang sesuai (mis. antibodi).
rJl,lJ2,U4,U5, dan U6) dan banyak protein.
Splicing: Pengeluaran intron dari RNA disertai oleh REFERENSI
penyatuan ekson-eksonnya.
Thndem: Digunakan untuk mendeskripsikan salinan- Friedman A, Perrimon N. Genome-wide high-throughput screens
salinan dari sekuens yang sama (mis. DNA) yang in functional genomics. Curr Opin Gen Dev 2004:14:470.
dan terletak berderet-deret. Lewin B. Genes VII. Oxford Universiry Press, i999.
Transferase terminal: Suatu enzim yang menambahkan Martin JB, Gusella JF. Huntingtont disease: pathogenesis and
nukleotida dari satu tipe (mis. residu deoksiadeno- management. N Engl J Med 1986;375:7267.
nukleotidil) pada ujung 3' untai DNA. SambrookJ, Fritsch EB ManiatisT. Molecular Ckning: A Laboratory
Tiransgenik: Menjelaskan insersi DNA baru ke dalam Manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press, 1989.
sel germinativum dengan menyuntikkan DNA Spector DL, Goldman RD, Leinwand LA Cells: A Laboratory
tersebut ke dalam nukleus ovum. Manual, Cold Spring Harbor Laboratory Press, 1998.
Transkripsi: Sintesis asam nukleat yang diarahkan oleh \Watson
JD, et al. Recornbinant DNA, ed ke-2. Scientific American
DNA cetakan; biasanya adalah sintesis RNA yang Books, Freeman, 1992.
diarahkan oleh DNA. \Teatherall DJ. T'he Neu Genetics and Clinical Practice, ed ke-3.
Transkriptom: Keseluruhan kumpulan mRNA yang Oxford Universiry Press, 1991.
diekspresikan dalam suatu organisme.

Anda mungkin juga menyukai