Resume Ke-2
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M.Pd
Oleh:
Offering H / Kelompok 16
Nadzifa (200342616875)
Syilfia Ayu Kurnia Romadhon (200342616880)
Materi 1: Berbagai level regulasi ekpresi gen, serta faktor lingkungan dan biologis
regulasi (Nadzifa_200342616875)
Ekspresi gen eukariotik dapat diatur pada tingkat transkripsi, pemrosesan, atau
translasi.
Seperti pada prokariota, ekspresi gen pada eukariota melibatkan transkripsi DNA
menjadi RNA dan terjemahan selanjutnya dari RNA tersebut menjadi polipeptida.
Ekspresi gen lebih rumit pada eukariota daripada di prokariota karena sel eukariotik
dikotak-kotakkan oleh sistem membran yang rumit.
Pembagian sel eukariotik menjadi organel secara fisik memisahkan peristiwa
ekspresi gen.
Gambar 1. Induksi transkripsi dari gen Drosophila hsp70dengan kejutan panas. HSE terletak
abtara 40 dan 90 pasangan basa di bagian hulu situs inisiasi transkripsi(panah bangkok).
Jalan RNAi
1. RNA untai ganda besar molekul dipotong kecil-kecil, beruntai ganda RNA 21-
28 pasangan basa panjangnya.
2. RNA kecil yang mengganggu dan protein berkumpul menjadi partikel
ribonukleoprotein.
3. RNA kecil yang mengganggu di partikel ribonukleoprotein dilepaskan untuk
menghasilkan pembungkus yang diinduksi RNA Kompleks (RISC).
4. RISC menargetkan urutan dalam RNA pembawa pesan yaitu melengkapi
mengganggu RNA.
5. RNA pengganggu basa dengan targetnya dalam RNA pembawa pesan.
6. - Jika dipasangkan basa tidak sempurna, terjemahan mRNA ditangkap dan
disintesis polipeptida dari mRNA ditekan.
- Jika pasangan basa sempurna, mRNA terbelah akan terdegredasi.
Perubahan Kromatin
DNA yang ditranskripsi lebih mudah diakses oleh nuklease daripada DNA yang
tidak ditranskripsi.
Dalam DNA yang ditranskripsi nukleosom diubah oleh kompleks multiprotein yang
akan memfasilitasi aksi RNA polimerase.
Remodeling Kromatin: Perubahan nukleoseom dalam persiapan proses transkripsi.
Terdapat 2 jenis tipe remodeling kromatin. Satu jenis terdiri dari enzim yang
mentransfer gugus asetil ke asam amino lisin pada posisi ter Histone acetyl tentu
dalam histon nukleosom HATs (Histone Acetyl Transferases).
HATs berperan dalam peningkatan ekspresi gen karena danya penambahan gugus
asetil yang melonggarkan hubunga antara DNA dan Oktamer histon dalam
nukleosom.
Jenis lain dari remodeling kromatin adalah komples SWI/SNF (switching inhibited
dan sukrosa nonfermenter) yang terdiri dari 8 protein yang mengatur transkripsi.
Kromatin aktif dapat diubah menjadi kromatin non aktif.
Metilasi DNA
Metilasi DNA: modifikasi epigenetik kromatin.
Nukleotida perlu dimodifikasi secara kimia untuk regulasi gen pada beberapa
eukariota seperti mamalia.
Sekitar 2 miliar pasangan basa dalam genom mamalia yang khas, sekitar 40% nya
adalah pasangan basa G:C dan sekitar 2-7% nya merupakan modifikasi dengan
menambahkan gugus metil ke sitosin sehingga sitosin termetilasi pada pasangan
ganda.
Pasangan ganda tersebut dengan struktur sebagai berikut:
5 mC pG 3
3 Gp Cm 5
DNA termetilasi terkait represi transkripsi. Protein yang menekan transkripsi
mengikat DNA termetilasi dan menyebabkan perubahan struktur kromatin.
Ketika DNA dimetilasi, kedua untai urutan akan mendapatkan gugus metil. Setelah
DNA direplikasi, dupleks amak aka memiliki satu urutan DNA induk termetilasi
dan satu urutan tidak termetilasi.
DNA metil transferase enzim yang mengikat gugus metil ke DNA, mengenali
asimetri, dan menambahkan gugus metil ke urutan yang tidak termetilasi.
Percetakan
Gen dicetak utnuk menyampaikan gagasan bahwa gen tersebut telah ditandai
dengan cara tertentu.
Misalnya, pada tikus gen Igf 2 yang mengkode faktor pertumbuhan seperti insulin,
kemudian diekspresikan ketika diturunkan dari ayah tetapi tidak dari ibu.
Sebaliknya, gen yang dikenal sebagai H19 diekspresikan ketika diwarisi dari ibu
tetapi tidak dari ayah. Kapan pun ekspresi gen dikondisikan oleh asal usul
induknya, ahli genetika mengatakan bahwa gen tersebut telah dicetak.
Materi 4: Kerja hormon steroid dan peptida dalam regulai ekspresi gen eukariot
(Syilfia Ayu Kurnia Romadhon_200342616880)
Komunikasi antar sel penting bagi tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
Sinyal komunikasi tersebut berasal dari berbagai kelenjar atau sel sekretorik dengan
cara merangsang jaringan atau sel target agar mengalami perubahan dalam
metabolismenya.
Hormon peptida insulin dan hormon steroid estrogen dan testosteron
merupakan sistem sinyal yang digunakan dalam komunikasi antar sel.
Pada hewan tingkat tinggi hormon disintesis oleh sekretori khusus sel dan
dilepaskan ke dalam aliran darah.
Hormon peptida biasanya tidak masuk ke dalam sel karena ukurannya relatif
besar.
Hormon steroid molekul kecil yang bisa masuk sel melalui membran plasma
RUJUKAN
Gardner, E.J., dkk. 1991. Principle of Genetic 8th Edition. New York: Chichester
Brisbane-Toronto-Singapore: John Wiley and Sons Inc.
Snustad, D. P. dan Simmons, M. J. 2012. Principles of Genetics Sixth Edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.