Disusun Oleh :
2. Translasi
Dalam proses yang dikenal sebagai translasi, ribosom dalam sitoplasma
menghasilkan protein. Informasi genetik dalam molekul mRNA menentukan urutan
protein yang dihasilkan. Kodon triplet adalah informasi genetik yang ditemukan
dalam mRNA. Setiap asam amino akan diangkut ke ribosom oleh tRNA (transfer
RNA) selama translasi. Setiap asam amino memiliki setidaknya satu jenis tRNA,
dan beberapa asam amino memiliki lebih dari satu jenis.
Proses translasi secara umum dapat dipecah menjadi tiga fase: inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Pada kodon pertama, atau kodon awal, dalam untai mRNA,
empat komponen translasi yaitu ribosom, protein faktor translasi, mRNA, dan
aminoasil. tRNA enggabungkan untuk membentuk kompleks di awal. Kompleks
ini bergerak, atau bertranslokasi, selama pemanjangan, juga dikenal sebagai
pembentukan polipeptida. Kompleks ini dipisahkan pada akhir translasi,
memungkinkan dua subunit ribosom (subunit besar dan subunit kecil subunit) untuk
memisahkan dan berpartisipasi dalam proses penerjemahan berikutnya (Sinaga,
2010).
- Operon lac
Regulasi operon lac, yang mengkodekan enzim yang terlibat dalam katabolisme
laktosa, adalah salah satu contoh regulasi ekspresi gen dalam sel bakteri. Dalam operon
lac terdapat tiga buah gen struktural yang menyandi protein (lac-z, lac-y, dan lac-a) dan
sebuah sekuens pengendali yang di dalamnya terdapat gen regulator (gen lac-i) dan satu
bagian pengatur yang disebut operator. Sekuens pengendali ini terdapat di luar sekuens
gen struktural yang mengandung kode untuk ketiga enzim tersebut.
Gen lac-i mengkode protein represor untuk operon lac. Gen lac-z mengkode
enzim β-galaktosidase (β-gal), yang mempunyai peran utama untuk menghidrolisis
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Gen lac-y mengkode permease, yang
meningkatkan permeabilitas sel terhadap β-galaktosides. Gen lac-a mengkode enzim
transasetilase. Bahkan tanpa adanya laktosa, glukosa dalam medium akan mencegah
lac operon diekspresikan. Karena konsentrasi cAMP rendah yang disebabkan oleh
kadar glukosa medium yang tidak mencukupi, penghambatan ini disebut sebagai
"represi katabolit". hadir, represi akan hilang jika terlalu banyak cAMP ditambahkan
ke media (Sinaga, 2010).
- Operon trp
Operon trp mengkode protein-protein yang berperan dalam biosintesis triptofan
(trp), Kelompok gen ini, seperti halnya operon lac, diregulasi oleh represor yang
berikatan dengan sekuens operator. Aktivitas represor trp untuk mengikat sekuens
operator akan diperkuat apabila ia terikat dengan triptofan. Dalam hal ini, triptofan
disebut sebagai korepresor. Operon trp mengandung lima gen struktural, yaitu: trp-E,
trp-D, trp-C, trp-B, dan trp-A, yang mengkode enzim triptofan sintetase (Sinaga, 2010).
Struktur Operon trp
2. Pasca Transkripsi
Tahap ini adalah tahap pengaturan setelah terbentuknya mRNA dan selama
transport RNA dari inti ke sitoplasma (Sari, 2007).
- Penyuntingan RNA
Di beberapa keadaan, RNA mengalami beberapa perubahan setelah transkripsi.
Salah satu contoh penyuntingan RNA terjadi di pembentukan apoprotein B yang
disintesis di sel hati dan usus yang berfungsi sebagai lipoprotein yang dihasilkan oleh
jaringan tersebut.
- Transport mRNA
Pada sel eukariotik, mRNA harus berpindah dari inti melalui pori-pori inti ke
sitoplasma agar dapat ditranslasikan. Nuclease menguraikan mRNA yang mana
mencegah pembentukan protein yang dikode oleh mRNA. Selama transportasi ini
mRNA terikat pada protein yang membantu penguraiannya.
3. Translasi
Pada tahap ini terjadi pengaturan pada pembentukan protein. Factor inisiasi
untuk translasi, terutama inisiasi eukariotik 2 (elF2) merupakan pusat mekanisme
pengatur ini. Kerja elF2 ini dapat dihambat oleh fosforilasi, mRNA lain memiliki
lengkung tajam yang menghambat inisiasi translasi (Sari, 2007).
4. Post Translasi
Tahap ini adalah pengaturan setelah terbentuknya protein. Setelah disintesis,
lama hidup protein diatur oleh degradasi proteolitik. Protein memiliki waktu hidup yang
berbeda. Sebagian protein juga mengalami degradasi oleh enzim lisosom. Protein lain
didegradasi oleh protease didalam sitoplasma. Sebagian protein ini mengalami
degradasi melalui pengikatan suatu protein yang dikenal dengan ubikutin. Ubikutin
yaitu protein yang sangat hemat karena urutan asam aminonya memiliki sedikit variasi
antara berbagai organisme (Sari, 2007).
DAFTAR PUSTAKA