Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA VI

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK :

PENENTUAN KADAR HAMBAT MINIMAL (KHM)

ANTIBIOTIK SECARA DILUSI PADAT

Oleh :

Nama : Gabriella Lintang Rahmasari


NIM : 198114109
Golongan/ Meja : C2/ 02
Penanggung jawab laporan : Maria Maximiliana G. T.
NILAI TANGGAL DAN PARAF ASISTEN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2020
ACARA VI

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK :


PENENTUAN KADAR HAMBAT MINIMAL (KHM) ANTIBIOTIK SECARA
DILUSI PADAT

1.TUJUAN:
Menentukan Kadar Hambat Minimal (KHM) dari suatu antibiotik secara dilusi padat.

2.PERTANYAAN PENUNTUN (disertai sitasi dari sumber yang diambil)

a) Jelaskan yang dimaksud metode dilusi

Metode dilusi adalah metode untuk menguji daya antibakteri berdasarkan penghambatan
pertumbuhan mikroorganisme pada media cair setelah diberi zat antimikroba atau pada
media padat yang dicairkan setelah dicampur dengan zat antimikroba dengan
pengamatan pada dilusi cair dilihat kekeruhannya dan pada dilusi padat dengan
pengamatan pada konsentrasi terendah yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Biasanya metode ini digunakan untuk zat antimikroba yang dapat larut
sempurna.

(Denyer dkk., 2011)

b) Jelaskan macam-macam metode dilusi!

1. Metode Dilusi cair/ broth dilution test : dengan mengukur MIC atau KHM dan MBC
atau KBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen
antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji
agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan
mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen
antimikroba, kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat
jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM.

2. Metode dilusi padat/ solid dilution test : metode yang digunakan serupa dengan
metode dilusi cair namun menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode
dilusi padat adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan
untuk menguji beberapa mikroba uji.

(Pratiwi, 2008)
c) Apa yang dimaksud dengan KHM?

Kadar Hambat Minimal (KHM) adalah konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat
menghambat pertumbuhan mikroba tertentu.

(Radji, 2004)

d) Apa yang dimaksud dengan KBM?

Kadar Bunuh Minimal (KBM) adalah konsentrasi antibiotik terendah yang dapat
membunuh pertumbuhan mikroba tertentu.

(Radji, 2004)
3.SKEMA KERJA:
Alat :

 Petridish steril

 Pipet volume steril

 Gelas beaker

 Bunsen

 Jarum ose

 Tabung reaksi

 Label

 Kertas cokelat

Bahan :

 Kultur murni bakteri uji dalam media NB umur 24 jam

 Senyawa uji berupa antibiotik (misalnya Amoxycilllin sirup kering). Variasi konsentrasi
ditentukan berdasarkan hasil percobaan VI. (variasi konsentrasi, 6,25; 3,125; dan 1,5625
mg/ml)

 Media nutrien agar (NA)

 Deret larutan standar Mac Farland

 NB untuk pembuatan suspensi bakteri uji

 Alkohol 70 %

 Aquades steril

Cara Kerja :
Seri pengenceran/variasi konsentrasi larutan antibiotik dibuat dalam aquades steril. Seri
pengenceran ditentukan berdasarkan hasil percobaan acara VI

Media NA disiapkan (dituang ke petri secara pour plate). Bila media dalam keadaan memadat,
media dicairkan terlebih dahulu dengan pemanas sampai menjadi cair dan suhunya dibuat
hingga sekitar 45 – 50oC sehingga siap untuk dicampur dengan bakteri uji.

Suspensi bakteri uji dibuat dengan kepadatan yang setara dengan larutan standar Mac Farland
II.
Pembuatan kontrol kontaminasi media (per meja)
Diambil 15 ml media NA, dituang ke dalam petri streril secara pour plate. Dibiarkan
memadat.

Diberi label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan.

Diinkubasi selama 24 jam.

Dibandingkan dengan perlakuan.

Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji (per meja)


Diambil 15 ml media NA dalam tabung.

Dimasukkan 1 ml suspensi bakteri uji ke dalam tabung tersebut.

Dituang dalam petri steril secara pour plate. Dibiarkan memadat.

Diberi label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan/nama bakteri uji.

Diinkubasi selama 24 jam.

Dibandingkan dengan perlakuan.

Pembuatan kontrol negatif (pengujian potensi antibakteri pelarut) (per kelompok kecil)
Diambil 15 ml media NA dalam tabung. Dimasukkan 1 ml suspensi bakteri uji dan 1 ml
aquades steril pelarut senyawa antibiotik ke dalam tabung tersebut.

Dituang dalam petri steril secara pour plate. Dibiarkan memadat.

Diberi label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan/nama bakteri uji.

Diinkubasi selama 24 jam.

Dibandingkan dengan perlakuan.


Pengujian potensi antibiotik secara dilusi padat (per kelompok kecil)
Diambil 3 tabung yang masing-masing berisi 15 ml media NA suhu 45 – 50 oC, 1 ml suspensi
bakteri uji ditambahkan pada masing-masing tabung tersebut.

Ditambahkan pula larutan antibiotik dengan konsentrasi yang telah ditetapkan pada langkah 1.

Disiapkan 3 petri steril, ketiga preparat di atas dituang secara pour plate. Dibiarkan memadat.

Diberi label pada dasar petri.

Diinkubasi selama 24 jam.

Diamati dan dibandingkan kekeruhan dari masing-masing petri. Dibandingkan antara kontrol
dan perlakuan.

Pembacaan Hasil
Setelah masa inkubasi, kekeruhan media yang menunjukkan kepadatan pertumbuhan bakteri
uji diamati dan diberi penilaian menggunakan notasi (+) untuk media yang tampak keruh dan
(-) jika tidak ada kekeruhan yang berarti tidak ada pertumbuhan bakteri uji dalam media agar
tersebut.

Hasil pengamatan dianalisis untuk mendapatkan konsentrasi atau kadar hambat minimal
senyawa antibiotik. Kadar Hambat Minimal (KHM) adalah konsentrasi minimal senyawa
antibiotik yang menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri uji.

Penegasan Hasil
Dari pengamatan kekeruhan, dipilih perlakuan dengan tingkat kekeruhan (-) dan perlakuan
dengan tingkat kekeruhan (+)

Dengan menggunakan jarum ose, diambil 1 ose dari tabung perlakuan tersebut dan ditanam di
atas permukaan cawan agar dengan metode goresan sederhana.

Dari hasil goresan pada cawan agar, ditentukan harga KHM (Kadar Hambat Minimal) dan
KBM (Kadari Bunuh Minimal). KHM : kadar antibiotik terendah yang masih menunjukkan
pertumbuhan ketika ditanam dalam cawan agar dengan metode gores. KBM : kadar antibiotik
terendah yang sama sekali tidak menunjukkan pertumbuhan ketika ditanam dalam cawan agar
dengan metode gores.
DAFTAR PUSTAKA

Denyer, Stephen.p et al, 2011. Pharmaceutical Microbiology 8th Edition. Markono Print
Media, Singapore
Pratiwi, S.T, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Yogyakarta
Radji, M., 2004. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Departemen Farmasi Fakultas
MIPA Universitas Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai