Anda di halaman 1dari 13

Herni Mariati Rangan

102013363
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061
ranganherni@ymail.com
Abstrak : Gambaran klinis muka memerah dan sensifitas lainnya ketika
mengkonsumsi alkohol, disebabkan oleh kurangnya salah satu biomarker dari
alkohol yaitu enzim. Enzim digunakan untuk mengoksidasi etanol adalah aldehid
dehidrogenase (ALDH). Bila ALDH tidak cukup tersedia maka asetaldehid yang
bersifat toksik sebagai hasil oksidasi etanol tidak mengalami metabolisme yang
sempurna. Alkohol (etanol) yang diminum akan mengalami reaksi oksidasi
menjadi asetaldehid oleh enzim alkohol dehidrogenase (ADH) dan selanjutnya di
oksidasi lagi menjadi asam asetat oleh aldehid dehidrogenase
(ALDH).
Akumulasi asetaldehid dapat menyebabkan berbagai penyakit hati. Kekurangan
akan enzim ini akibat tubuh tidak dapat mensitesis protein yang dibutuhkan
untuk membuat enzim ini.

Kata Kunci : Aldehid dehidrogenase (ALDH), Replikasi, Transkripsi,


Translasi, Mutasi.
Abstract : Clinical features hot flushes and other sensitivity when consuming

alcohol, due to the lack of a biomarker of the enzyme alcohol. Enzymes are used
to oxidize ethanol is aldehyde dehydrogenase (ALDH). When ALDH is not enough
available then the toxic acetaldehyde as a result of oxidation of ethanol is not
metabolized perfect. Alcohol (ethanol) is taken will undergo oxidation into
acetaldehyde by the enzyme alcohol dehydrogenase (ADH) and subsequently at
longer oxidation to acetic acid by aldehyde dehydrogenase
(ALDH).
Accumulation of acetaldehyde can cause a variety of liver diseases. Deficiency of
this enzyme as a result of the body will not be synthesizing proteins needed to
make this enzyme.

Keywords : Aldehid
Translasi, Mutasi.

dehidrogenase (ALDH),

Replikasi, Transkripsi,

Pendahuluan
Keturunan mendapatkan gen dari kedua orang tuanya melalui pewarisan
kromosom. Kedua orang tua kita memberikan karakter dan sifat yang ada
pada anaknya dengan melengkapinya dengan informasi yang terkode
dalam bentuk unit-unit hereditas yang disebut gen. Gen merupakan suatu
unit hereditas yang terletak pada seluruh inti sel tubuh, mengatur sifatsifat yang akan diturunkan dari orang tua kepada anaknya, tetapi
sebagian besar orang tidak menyadari bahwa gen yang sama ini juga
mengatur fungsi keseharian dari sel. Gen mengatur fungsi sel dengan
cara menentukan zat apa yang akan disentesis di dalam sel , struktur,
fungsi dan zat-zat kimia apa saja yang akan disentesis.
Informasi-informasi yang terkode dalam suatu DNA tersebut selain
menjadi suatu unit pewarisan, juga sebagai kode infomasi yang digunakan
untuk mensitesis protein yang terdapat di dalam tubuh kita, diantaranya
mensintesis protein fungsional yang digunakan untuk membentuk enzim
yang berguna untuk metabolisme tubuh kita. Sama halnya, dengan kasus
yang akan kita jumpai, yaitu ketika seseorang mengkonsumsi alkohol,
tubuh orang tersebut tidak dapat menguraikan alkohol yang ada pada
tubuhnya, akibat kurangnya atau tidak adanya enzim yang disentesis
untuk memecah alkohol tersebut. Sehingga tubuhnya pun menimbulkan
reaksi. Dari segi lain pun kita akan membahas, mengapa tubuh tidak
memproduksi enzim tersebut melalui sintesis protein dan apa yang
mempengaruhinya ?.

Isi
Gen merupakan suatu unit hereditas yang terletak pada seluruh inti sel
tubuh, mengatur sifat-sifat yang akan diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, tetapi sebagian besar orang tidak menyadari bahwa gen yang
sama ini juga mengatur fungsi keseharian dari sel. Gen mengatur fungsi
sel dengan cara menentukan zat apa yang akan disentesis di dalam sel ,
struktur, fungsi dan zat-zat kimia apa saja yang akan disentesis.
Gen-gen dalam Nukleus Sel.
Di nukleus sel, sejumlah besar gen berlekatan dari ujung-ujung pada
molekul helix DNA untai ganda yang sangat panjang dan memiliki berat
molekul tersebut. Molekul ini dari beberapa senyawa kimia sederhana,

yang berkaitan bersama dalan sebuah pola teratur, dan detail pola
tersebut.
DNA tersebut tersusun dari berbagai senyawa. Senyawa tersebut meliputi
(1) asam fosfat, (2) Suatu gula yang disebut deoksiribosa, dan (3) empat
basa nitrogen dua purin (adenin dan guanin) fan dua molekul pirimidin
(timin dan sitosin). Asam fosfat dan deoksiribosa membentuk kedua untai
heliks yang merupakan kerangka molekul DNA, basa-basa nitrogen
terletak diantara kedua untaian tersebut. Satu asam fosfat, satu gula
deoksiribosa dan satu basa nitrogen membentuk suatu untai yang disebut
Nukleotida. Nukleotida-nukleotida ini membentuk DNA.
Manfaat DNA

Kromosom dalam sel membentuk nya genom, sedangkan genom manusia


memiliki sekitar 3 miliar pasangan basa DNA disusun menjadi 46
kromosom. Fungsi Biologis dari DNA yaitu sebagai Gen/Genom dan
sebagai kode genetik bagi pembentukan protein (trankripsi dan translasi).
Gen adalah unit hereditas dan merupakan wilayah DNA yang
mempengaruhi karakteristik khusus pada suatu organisme. Gen ini
membawa karakteristik dan sifat yang akan diturunkan pada generasi
selanjutnya. Pewarisan ini dilakukan oleh DNA dengan cara mereplikasi
DNA pada fase Intervase sehingga dapat di wariskan kepada proses
pembelahan.
Manfaat DNA selain merupakan unit hereditas, terletak pada kemampuan
untuk mengendalikan pembentukan protein sel. DNA melakukannya
dengan menggunakan kode genetik. Kode genetik ini terdiri atas "triplet"
basa yang berurutan artinya, setial tiga baaa berurutan tersebut akhirnya
mengatur kata kode. Triplet yang berurutan akhirnya membentuk suatu
asam amino dalam sebuah molekul protein yang disentesis di dalam sel.
Misalnya GGC, AGA, dan CTT bertanggung jawab untuk penempatan tiga
asam amino secara berurutan prolin, serin dan asam glutamat dan
molekul protein ini membentuk suatu protein yang fungsional dan
berguna bagi tubuh manusia.
Replikasi DNA
Proses perbanyakan bahan genetik dikenal sebagai proses replikasi.
Replikasi bahan genetik dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali
pertumbuhan sel, meskipun sebenarnya pertumbuhan merupakan suatu
resultan banyak proses yang saling berkaitan satu sama lain. Sel
mempunyai mekanisme replikasi bahan genetik yang dilengkapi dengan
system penyutingan (editing) yang sangat akurat sehingga bahan genetik
yang diturunkan kepada sel anakan (progeny) mempunyai komposisi yang

sangat identik dengan komposisi bahan genetik sel induk. Replikasi bahan
genetik diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yang membawa duplikat
bahan genetik hasil replikasi. Sehingga kesalahan dalam proses replikasi
bahan genetik dapat mengakibatkan perubahan pada sifasifat sel anakan.
Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan
banyak protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik.
Protein-protein yang terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik
dikode oleh gen-gen yang terdapat di dalam bahan genetik itu sendiri.
Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang sangat erat dan tidak
terpisahkan antara proses replikasi bahan genetik dengan proses ekspresi
genetik dan metabolisme sel secara keseluruhan. Hambatan yang terjadi
pada proses metabolisme, misalnya penghambatan produksi energy,
dapat pula mempengaruhi proses replikasi karena replikasi juga
memerlukan pasokan energy.
Hipotesis Mekanisme Replikasi DNA
Sebelum mekanisme replikasi DNA dapat dibuktikan secara eksperimental
oleh Matthew dan Franklin Sthal pada tahun 1958, ada tiga hipotesis yang
berkembang mengenai mekanisme replikasi DNA, antara lain model
replikasi secara:
1. Semikonservatif yang dikemukakan oleh Watson dan Crick,
dimana setiap molekul untaian ganda DNA anakan terdiri atas satu
untaian-tunggal DNA induk dan satu untaian-tunggal DNA hasil
sintesis baru.
2. Konservatif. Molekul DNA untaian-ganda induk tetap bergabung
sedangkan kedua untaian DNA anakan terdiri atas molekul hasil
sintesis baru.
3. Dispersif, menyatakan bahwa molekul DNA induk mengalami
fragmentasi sehingga DNA anakan terdiri atas campuran molekul
lama (berasal dari DNA induk) dan molekul hasil sintesis baru.

Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan proses bagaimana informasi yang ada di dalam
DNA bisa di copy melalui proses traskripsi dalam organisme eukariot.
Hasil proses transkripsi adalah hn RNA (transkrip primer). Di dalam
organisme eukariot ada tahapan proses tertentu sebelum menghasilkan
RNA, yaitu RNA processing.
Kemudian diikuti tahap translasi yang
akhirnya menghasilkan polypeptida. Jika dalam proses tersebut ada
tahapan yang tidak terjadi, maka dalam hal ini tidak termasuk dalam
kategori bahwa gen tersebut telah terekspresi atau dengan akta lain tidak
terjadi ekspresi gen.
Langkah-langkah utama dalam ekspresi gen adalah sebagai berikut.
1. Transkripsi
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer
yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki
satu gugus fosfat, satu gugus pentosa dan satu gugus basa nitrogen
(basa N). Polimer tersusun dari dari berbagai ikatan yang
menggabungkan satu nukleotida dan nukleotida lainnya.
Sintesis RNA dari cetakan DNA disebut transkripsi yang di dalamnya
terdapat tiga tahapan, yaitu inisiasi (tahap awal), elongasi (tahap
pemanjangan) dan transmisi (tahap akhir). Transkripsi di katalis oleh
enzim yang dikenal sebagai RNA polymerase. Untai yang menjadi
cetakan yang disalin dari arah 5' ke 3'. ATP, GTP, CTP dan UTP
berfungsi sebagai prekursor yang membentuk pasangan basa yang
komplementer hasil cetakan. Ikatan fosfodiester yang mengikat satu
nukleotida dengan nukleotida lainnya di buka atau di ledakan pada
reaksi polymerase oleh RNA polymerase. Namun sebelumnya

promotor (promoter) akan menentukan bagian dari DNA yang akan


mengalami Trankripsi. Selanjutnya pengkodean pada basa
nukleotida pertama seperti kotak Hogness (kotak TATA) memulai
proses Trankripsi. RNA mengkomplementerkan basa nitrogen pada
DNA dari arah 5'-3'. DNA yang di transkripsi membentuk suatu
untai panjang yang disebut mRNA.
Pada tahap terminasi, mRNA yang telah mengkomplementerkan
DNA terhenti karena adanya kode genetik yang menghentikan
proses pentrankripsian, yaitu kodon stop. Disertai dengan
melepasnya
enzim
RNA
polimerase.
Selanjutnya
proses
pentrankripsian pun berakhir dan terbentuklah rantai mRNA yang
selanjutnya akan di transkasional menjadi sebuah asam amino yang
membentuk protein fungsional bagi tubuh.
2. Translasi
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan
sandi genetik pada mRNA hasil proses transkripsi. Proses ini adalah
tahap kedua dari tahapan biosintesis protein, setelah proses
trankripsi. Proses ini melibatkan ribosom sebagai tempat yang akan
menggabungkan asam amino menjadi polipeptida dan dan tRNA
sebagai pembawa asam amino untuk diterjemahkan. Proses Tranlasi
merupakan penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri
dari nukleotida berurutan yang akan menjadi satu asam amino.
Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan anti konon pada tRNA.
Setiap tRNA mempunyai anti konon yang spesifik. Tiga anti kodon
pada tRNA masing-masing berpasangan dengan tiga kodon yang
akan diterjemahkan menjadi satu asam amino. Proses Tranlasi terdiri
dari tiga tahap yaitu tahap inisiasi (tahap awal), tahap elongasi
(tahap pemanjangan), dan tahap transmisi (tahap akhir). Tranlasi
pada mRNA di mulai pada kodon pertama/kodon inisiasi berupa ATG
dan AUG. Penerjemahan terjadi pada urutan basa menjadi molekulmolekul polipeptida. Proses penyelesaian ditandai dengan
bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA.
Mutasi
Perubahan bahan genetik ada beberapa macam antara lain disebabkan
oleh mutasi, yaitu pindahnya satu segmen dan rekombinasi. Mutasi pada
umunya hanya menyangkut perubahan beberapa struktur penyusun yang
diturunkan berupa gen, nukleotida dan kromosom, mutasi dapat
menyebabkan beberapa akibat baru bagi individu.
Mutasi Pada Jenjang Individu
Mutasi `pada jenjang individu ini adalah semua yang tampak akibatnya
pada mutan yaitu individu yang mengalami mutasi. Mutasi pada jenjang
individu di bagi menjadi beberapa pokok :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mutasi spotan dan induksi


Mutasi somatik dan gametik
Mutasi morfologi
Mutasi biokimia
Mutasi perilaku
Mutasi latal dan letal bersyarat
Resistan antibiotik
Regulatory mutant

Mutasi Kromosom
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi.
Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi
dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya,
radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti
petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan
individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau
"wild type").
Dalam konteks ini walaupun jumlah kromosom pada suatu jenis
organisme biasanya tetap, namun akan tetap ada pula variasi yang
ditimbulkan. Variasi yang dimaksud seperti halnya perubahan jumlah
dapat bertambah atau berkurang dan perubahan pola garisnya, seperti
adanya pengulangan, pemendekan maupun pemanjangan, perpindahan
serta dalam keadaan normal menjadi tidak ada. Perubahan ini terjadi pada
kromosom sehingga disebut mutasi kromosom. Mutasi kromosom terbagi
menjadi beberapa bagian :
1. Perubahan dalam jumlah kromosom.
Perumbahan dalam jumlah kromosom terbagi menjadi dua yaitu,
euploidi dan aneuploidi. Euploidi, terjadi bila perubahan jumlah
terjadi pada seluruh pasangan kromosom, sehingga jumlahnya
merupakan kelipatan dari jumlah haploid (n), yaitu 3n, 4n dan
seterusnya. Aneuploidi, terjadi bila perubahan jumlah tidak terjadi
pada seluruh pasangan kromosom.
Perubahan dalam jumlah kromosom itu terjadi karena adanya
kesahalan pada saat replikasi DNA, pada fertilisasi atau pada awal
pembelahan zigot. Abnormalitas jumlah kromosom dapat

berdampak pada penampilan dan produktivitas makhluk hidup.


Berikut merupakan contoh kelainan pada manusi yang disebabkan
aberasi krosom : Sindrom Down, Sindrom Patau, Sindrom Edward.
2. Perubahan dalam struktur kromosom.
Delesi. Delesi atau defisiensi adalah hilangnya sebagian segmen
kromosom
Duplikasi. Pada penyimpanan initerjadi pengulangan segmen
tertentu dari suatu kromosom.
Translokasi. Aberasi tranlokasi terjadi karena bagian kromosom
terputus dapat tersambungan lagi tetapi bukan pada krosom asal
melainkan tersambung pada krosom lain.
Inversi. Pada aberasi jenis ini, suatu segmen kromosom memiliki
susunan terbalik. Pada suati meiosis stadium profase juga akan
terbentuk loop, tetapi loop ini berbeda dengan loop pada delesi
maupun duplikasi.
Mutasi Gen
1. Silent Mutation
Mutasi ini terjadi apabila pengganti satu nukleotida tidak mengubah
antikodon. Biasanya hal ini terjadi apabila yang diubah nukleotida
ketiga dari suatu kodon. Misalkan pada model gen diatas pada
kodon kelima (GAT) nukleutida nomor tiga diganti menjadi A maka
urutannya menjadi GAA pada mRNA menjadi CUU. Urutan
nukleotida ini akan tetap mengkode Leusin. Jadi, dalam konteks ini
walaupun terjadi mutasi namun tidak terjadi dampak/tidak berarti.
2. Missense Mutation
Mutasi ini juga juga merupakn mutasi titik tetapi berakibat pada
perubahan asam amino yang dikode. Kebanyakan mutasi titik pada
nukeotida menyebabkan Missense Mutation. Satu Missense
Mutation akan menghasilkan polipeptida dengan satu asam amino
yang berbeda. Bila dilihat pada molekul gen 3-TAC CCT CGA ATG
GAT TGG ATT-5. mRNA hasil trankripsi akan menjadi 5-AUG CGU
GCU UUC CUA UAA-3, dan urutan-urutan ini mengkode asam amino
dengan met-arg-ala-try-leu-thr-STOP. Perhatikan asam amino mulamual, dari glisin menjadi alanin. Apakah perubahan ini
menyebabkan mutasi fenotip atauu tidak tergantung asam amino
yang mengalami perubahan tersebut.
3. Nonsense Mutation
Mutasi jenis ini adalah mutasi yang mengubah kode genetik untuk
asam amino menjadi kode stop. Hasilnya adalah gen menjadi
terpotong informasinya sehingga polipetida yang akan disintesis
akan kehilangan segmen pada ujung karboksilnya.
4. Frame Shift Mutation
Mutasi ini biasanya merupakan konsekuensi dari delesi dan insersi
suatu basa. Seab penambahan basa dan pengurangan basa bukan

dalam jumlah tiga akan menyababkan ribosom membaca kodon


yang sama sekali baru. Mutasi Frame Shift akan menghasilkan
nutasi fenotip.
5. Knockout Mutation
Mutasi jenis ini adalah mutasi yang menyababkan keadaan dimana
suatu alel kehilangan fungsinya, dalam arti tidak menghasilkan
produk gen yang dinamakan null allele. Bila terjadi delesi maupun
insersi dapat merusak informasi genetik sehingga menjadi tidak
berfungsi.
Aldehid Dehidrogenase
Dehidrogenase aldehid adalah enzim yang bertanggung jawab untuk
mengoksidasi atau menghidrogenasi aldehid menjadi asam karboksilat,
yang dikeluarkan oleh hati dan dimetabolisme oleh otot tubuh dan
jantung. Oksidasi aldehid secara umum dianggap sebagai reaksi
detoksifikasi karena menghilangkan produk oksidasi elektrofilik alkohol.
Enzim ini ditemukan dalam banyak jaringan tubuh tetapi konsentrasi
tertingginya di hati.
Enzim yang dikode oleh gen ini, terdiri dari aldehyde dehydrogenase
enzim yang mengkatalisis transformasi kimia dari asetaldehida menjadi
asam asetat. Aldehida dehidrogenase adalah enzim kedua dari jalur
oksidatif utama metabolisme alkohol.

acetaldehyde

acetic acid

Chemical structure of the


ALDH2 activator Alda-1.

Jalu metabolisme Alkohol yaitu Metabolisme alkohol :


Alkohol + ALDH (alcohol dehydrogenase) diubah menjadi acetaldehyde.
Selanjutnya Asetaldehid terombak menjadi Asam Asetat. Asam Asetat di
metabolismekan dengan enzim ADH (acetaldehyde dehydrogenase)
menjadi Asetat ; Asetat adalah komponen lemak yang akan disimpan di
organ terdekat, yaitu hati dan pankreas.

Enzim aldehyde dehydrogenase terutama ditemukan dalam sel-sel hati


dan ginjal , tetapi juga terletak di sel-sel lain di seluruh tubuh. Dalam sel ,
enzim aldehyde dehydrogenase berada dalam struktur yang terlibat
dalam pengolahan protein dan transportasi (retikulum endoplasma),
pusat-pusat produksi energi sel ( mitokondria ), cairan internal sel ( sitosol
), dan inti. Enzim aldehyde dehydrogenase berinteraksi dengan berbagai
macam molekul tergantung pada lokasi enzim 'dalam sel.
Variasi umum ( polimorfisme ) pada gen ALDH dapat mempengaruhi
fungsi enzim yang diproduksi. Polimorfisme pada gen ALDH2, misalnya,
mempengaruhi kerusakan alkohol. Orang yang memiliki polimorfisme
tertentu pada gen ALDH2 yang mengganggu fungsi enzim memiliki
toleransi menurun untuk alkohol.
Penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen ALDH biasanya
melibatkan penumpukan zat dalam tubuh yang berbahaya dalam jumlah
besar atau yang mengganggu fungsi atau produksi molekul lain yang
diperlukan .
Kelainan ALDH
ALDH2 memainkan peran penting dalam mempertahankan tinggi dan
rendahnya asetaldehida di dalam tubuh selama oksidasi alkohol. Dalam
jalur ini, apabila ALDH tidak diproduksi, alkohol yang tidak di uraikan
dapat menjadi racun serta menjadi masalah bagi kesehatan. Gambaran
klinis yang dapat ditimbulkan akibat tinggi asetaldehida terjadi dalam
darah , kemerahan pada wajah, pusing ringan, palpitasi, mual, serta
mabuk. Gejala-gejala ini adalah indikasi dari penyakit yang dikenal
sebagai Flushing Oriental Syndrome ".
Penurunan enzim ALDH lebih berpengaru pada hipersensitivitas terhadap
alkohol dari pada penurunan aktivitas alkohol dehidrogenase. Enzim ALDH
terdapat dalam beberapa isozim. Diatara isozim-isozim ini, ALDH2
merupakan isozim utama yang mempunyai afinitas yang sangat tinggi
terhadap asetaldehida. Dari hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa

defisiensi ALDH2 dapat diturunkan. Polimorfosisme fungsional gen ALDH2


pada nukleotida di dalam kodon ke 487. Pada individu homozigot dengan
alel mutan hampir tidak memiliki aktivitas ALDH. Dengan demikian,
mutasi adalah mutasi yang dominan. Untuk alel homozigot pada mutasi
ini, tubuh sama sekali tidak dapat memproduksi ALDH, sedangkan untuk
alel dominan heterozigot sekiranya dapat memproduksi 8% ALDH dari
ketentuan normal.
Pada gen yang atipik, kodon ini terdiri dari nukleotida AAA yang menyandi
asam amino lisin, sebagai penganti asam amino GAA untuk glutamat pada
gen wild type.

thr asn tyr arg val asn cys tyr asp val phe gly ala gln ...
... CA AAT TAC AGG GTC AAC TGC TAT GAT GTG TTT GGA GCC CAG ...
5 F1 primer 3

5 F2 primer 3

487
... gln ala tyr thr glu val lys thr val ser val ...
CAG GCA TAC ACT GAA GTG AAA ACT GTG AGT GTG G
3-TT AAG TTT TGA CAC TCA CAC C 5
R primer

Pembahasan
Pada Kasus yang kita jumpai, seorang laki-laki mempunyai gambaran
klinis yang menunjukan sensitivitas terhadap alkohol. Dalam hal ini jelas
terlihat bahwa laki-laki tersebut memiliki kelainan pada proses
metabolismenya, yaitunya kurangnya suatu enzim yang akan merombak
Asetaldehid menjadi menjadi Asetat, yaitu asam lemak yang dapat
diterima oleh tubuh. Enzim ini disebut Aldehid Dehidrogenase. Selain itu
juga aldehid dehidrogenase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk
mengoksidasi atau menghidrogenasi aldehid menjadi asam karboksilat,
yang dikeluarkan oleh hati dan dimetabolisme oleh otot tubuh dan
jantung. Oksidasi aldehid secara umum dianggap sebagai reaksi
detoksifikasi karena menghilangkan produk oksidasi elektrofilik alkohol.
Enzim ini ditemukan dalam banyak jaringan tubuh tetapi konsentrasi
tertingginya di hati. Sehingga apabila Asetaldehid tidak di ubah di dalam
tubuh, tubuh akan menjadi keracunan dan menimbulkan gambaran klinis
seperti diatas, umumnya penumpukan ini terdapat pada pembuluh darah
sehingga membuat muka memerah dan menjadi toksik bagi tubuh, yang
dapat berujung pada kanker.

Kekurangan akan enzim ini disebabkan terjadinya suatu mutasi pada saat
proses Ekspresi gen, melalui proses traskripsi. Mutasi ini terjadi akibat
salah pengkodean pada saat tahap elongasi/tahap penerjemahan basa
untuk menjadi mRNA yang selanjutnya akan ditranslasikan. Mutasi ini di
sebut wild type di mana salah satu basa tergantikan dengan basa lain
sehingga menimbulkan penerjemahan yang berbeda. Pada ALDH, kodon
ini terdiri dari nukleotida AAA yang menyandi asam amino lisin,
tergantikan asam amino GAA untuk glutamat pada gen wild type. Jadi
basa nitrogen Adenin tergantikan dengan Guanin (missense mutation)
pada proses transkripsi sehingga mRNA yang di bawa seharunya AAA
menjadi GAA. Hal ini akan berdampak pada proses translasi, dimana kode
genetik hasil transkripsi akan di terjemahkan menjadi asam amino. AAA
yang seharusnya di tranlasi menghasilkan lisin tidak menghasilkan asam
amino yang dibutuhkan, melainkan berubah menjadi glutamin (GAA).
Akibatnya, asam amino yang dibutuhkan untuk membuat enzim ALDH
tidak di produksi.
Mutasi ini juga dapat di turunkan ke generasi selajutnya, karena mutasi
wild type ini terjadi pada pengkodean pada template DNA, sehingga
apabila di replikasi dan di turunkan sebagai unit hereditas, maka generasi
selanjutnya akan menderita kelainan ini. Kelainan ini terpaut pada
kromosom tubuh (somatik) yang dominan (AA dan Aa). Dimana pada
individu homozigot dengan alel mutan hampir tidak memiliki aktivitas
ALDH. Dengan demikian, mutasi adalah mutasi yang dominan. Untuk alel
homozigot pada mutasi ini, tubuh sama sekali tidak dapat memproduksi
ALDH, sedangkan untuk alel dominan heterozigot sekiranya dapat
memproduksi 8% ALDH dari ketentuan normal.

Kesimpulan
ALDH merupakan kelainan yang menyebabkan tidak dapat terurainya
asetaldehid menjadi asam asetat yang dapat diterima oleh tubuh,
sehingga terjadi penumpukan asetaldehid yang merupakan racun bagi
tubuh. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi akibat adanya pertukaran basa
pada saat penerjemahan (wild type) sehingga menyebabkan berubahnya
penerjemahan asam amino sebagai penyusun protein untuk membentuk
enzim ini. Akibatnya, menyebabkan kelainan sukarnya tubuh
menghasilkan enzim ALDH. Kelainan ini juga merupakan kelainan yang
dapat di turunkan pada generasi selajutnya, karena perubahan basa pada
saat pengkodean terjadi pada template DNA, sehingga hal ini pun dapat
terjadi pada proses replikasi DNA.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai