102013363
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061
ranganherni@ymail.com
Abstrak : Gambaran klinis muka memerah dan sensifitas lainnya ketika
mengkonsumsi alkohol, disebabkan oleh kurangnya salah satu biomarker dari
alkohol yaitu enzim. Enzim digunakan untuk mengoksidasi etanol adalah aldehid
dehidrogenase (ALDH). Bila ALDH tidak cukup tersedia maka asetaldehid yang
bersifat toksik sebagai hasil oksidasi etanol tidak mengalami metabolisme yang
sempurna. Alkohol (etanol) yang diminum akan mengalami reaksi oksidasi
menjadi asetaldehid oleh enzim alkohol dehidrogenase (ADH) dan selanjutnya di
oksidasi lagi menjadi asam asetat oleh aldehid dehidrogenase
(ALDH).
Akumulasi asetaldehid dapat menyebabkan berbagai penyakit hati. Kekurangan
akan enzim ini akibat tubuh tidak dapat mensitesis protein yang dibutuhkan
untuk membuat enzim ini.
alcohol, due to the lack of a biomarker of the enzyme alcohol. Enzymes are used
to oxidize ethanol is aldehyde dehydrogenase (ALDH). When ALDH is not enough
available then the toxic acetaldehyde as a result of oxidation of ethanol is not
metabolized perfect. Alcohol (ethanol) is taken will undergo oxidation into
acetaldehyde by the enzyme alcohol dehydrogenase (ADH) and subsequently at
longer oxidation to acetic acid by aldehyde dehydrogenase
(ALDH).
Accumulation of acetaldehyde can cause a variety of liver diseases. Deficiency of
this enzyme as a result of the body will not be synthesizing proteins needed to
make this enzyme.
Keywords : Aldehid
Translasi, Mutasi.
dehidrogenase (ALDH),
Replikasi, Transkripsi,
Pendahuluan
Keturunan mendapatkan gen dari kedua orang tuanya melalui pewarisan
kromosom. Kedua orang tua kita memberikan karakter dan sifat yang ada
pada anaknya dengan melengkapinya dengan informasi yang terkode
dalam bentuk unit-unit hereditas yang disebut gen. Gen merupakan suatu
unit hereditas yang terletak pada seluruh inti sel tubuh, mengatur sifatsifat yang akan diturunkan dari orang tua kepada anaknya, tetapi
sebagian besar orang tidak menyadari bahwa gen yang sama ini juga
mengatur fungsi keseharian dari sel. Gen mengatur fungsi sel dengan
cara menentukan zat apa yang akan disentesis di dalam sel , struktur,
fungsi dan zat-zat kimia apa saja yang akan disentesis.
Informasi-informasi yang terkode dalam suatu DNA tersebut selain
menjadi suatu unit pewarisan, juga sebagai kode infomasi yang digunakan
untuk mensitesis protein yang terdapat di dalam tubuh kita, diantaranya
mensintesis protein fungsional yang digunakan untuk membentuk enzim
yang berguna untuk metabolisme tubuh kita. Sama halnya, dengan kasus
yang akan kita jumpai, yaitu ketika seseorang mengkonsumsi alkohol,
tubuh orang tersebut tidak dapat menguraikan alkohol yang ada pada
tubuhnya, akibat kurangnya atau tidak adanya enzim yang disentesis
untuk memecah alkohol tersebut. Sehingga tubuhnya pun menimbulkan
reaksi. Dari segi lain pun kita akan membahas, mengapa tubuh tidak
memproduksi enzim tersebut melalui sintesis protein dan apa yang
mempengaruhinya ?.
Isi
Gen merupakan suatu unit hereditas yang terletak pada seluruh inti sel
tubuh, mengatur sifat-sifat yang akan diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, tetapi sebagian besar orang tidak menyadari bahwa gen yang
sama ini juga mengatur fungsi keseharian dari sel. Gen mengatur fungsi
sel dengan cara menentukan zat apa yang akan disentesis di dalam sel ,
struktur, fungsi dan zat-zat kimia apa saja yang akan disentesis.
Gen-gen dalam Nukleus Sel.
Di nukleus sel, sejumlah besar gen berlekatan dari ujung-ujung pada
molekul helix DNA untai ganda yang sangat panjang dan memiliki berat
molekul tersebut. Molekul ini dari beberapa senyawa kimia sederhana,
yang berkaitan bersama dalan sebuah pola teratur, dan detail pola
tersebut.
DNA tersebut tersusun dari berbagai senyawa. Senyawa tersebut meliputi
(1) asam fosfat, (2) Suatu gula yang disebut deoksiribosa, dan (3) empat
basa nitrogen dua purin (adenin dan guanin) fan dua molekul pirimidin
(timin dan sitosin). Asam fosfat dan deoksiribosa membentuk kedua untai
heliks yang merupakan kerangka molekul DNA, basa-basa nitrogen
terletak diantara kedua untaian tersebut. Satu asam fosfat, satu gula
deoksiribosa dan satu basa nitrogen membentuk suatu untai yang disebut
Nukleotida. Nukleotida-nukleotida ini membentuk DNA.
Manfaat DNA
sangat identik dengan komposisi bahan genetik sel induk. Replikasi bahan
genetik diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yang membawa duplikat
bahan genetik hasil replikasi. Sehingga kesalahan dalam proses replikasi
bahan genetik dapat mengakibatkan perubahan pada sifasifat sel anakan.
Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan
banyak protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik.
Protein-protein yang terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik
dikode oleh gen-gen yang terdapat di dalam bahan genetik itu sendiri.
Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang sangat erat dan tidak
terpisahkan antara proses replikasi bahan genetik dengan proses ekspresi
genetik dan metabolisme sel secara keseluruhan. Hambatan yang terjadi
pada proses metabolisme, misalnya penghambatan produksi energy,
dapat pula mempengaruhi proses replikasi karena replikasi juga
memerlukan pasokan energy.
Hipotesis Mekanisme Replikasi DNA
Sebelum mekanisme replikasi DNA dapat dibuktikan secara eksperimental
oleh Matthew dan Franklin Sthal pada tahun 1958, ada tiga hipotesis yang
berkembang mengenai mekanisme replikasi DNA, antara lain model
replikasi secara:
1. Semikonservatif yang dikemukakan oleh Watson dan Crick,
dimana setiap molekul untaian ganda DNA anakan terdiri atas satu
untaian-tunggal DNA induk dan satu untaian-tunggal DNA hasil
sintesis baru.
2. Konservatif. Molekul DNA untaian-ganda induk tetap bergabung
sedangkan kedua untaian DNA anakan terdiri atas molekul hasil
sintesis baru.
3. Dispersif, menyatakan bahwa molekul DNA induk mengalami
fragmentasi sehingga DNA anakan terdiri atas campuran molekul
lama (berasal dari DNA induk) dan molekul hasil sintesis baru.
Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan proses bagaimana informasi yang ada di dalam
DNA bisa di copy melalui proses traskripsi dalam organisme eukariot.
Hasil proses transkripsi adalah hn RNA (transkrip primer). Di dalam
organisme eukariot ada tahapan proses tertentu sebelum menghasilkan
RNA, yaitu RNA processing.
Kemudian diikuti tahap translasi yang
akhirnya menghasilkan polypeptida. Jika dalam proses tersebut ada
tahapan yang tidak terjadi, maka dalam hal ini tidak termasuk dalam
kategori bahwa gen tersebut telah terekspresi atau dengan akta lain tidak
terjadi ekspresi gen.
Langkah-langkah utama dalam ekspresi gen adalah sebagai berikut.
1. Transkripsi
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer
yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki
satu gugus fosfat, satu gugus pentosa dan satu gugus basa nitrogen
(basa N). Polimer tersusun dari dari berbagai ikatan yang
menggabungkan satu nukleotida dan nukleotida lainnya.
Sintesis RNA dari cetakan DNA disebut transkripsi yang di dalamnya
terdapat tiga tahapan, yaitu inisiasi (tahap awal), elongasi (tahap
pemanjangan) dan transmisi (tahap akhir). Transkripsi di katalis oleh
enzim yang dikenal sebagai RNA polymerase. Untai yang menjadi
cetakan yang disalin dari arah 5' ke 3'. ATP, GTP, CTP dan UTP
berfungsi sebagai prekursor yang membentuk pasangan basa yang
komplementer hasil cetakan. Ikatan fosfodiester yang mengikat satu
nukleotida dengan nukleotida lainnya di buka atau di ledakan pada
reaksi polymerase oleh RNA polymerase. Namun sebelumnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mutasi Kromosom
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi.
Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi
dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya,
radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti
petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan
individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau
"wild type").
Dalam konteks ini walaupun jumlah kromosom pada suatu jenis
organisme biasanya tetap, namun akan tetap ada pula variasi yang
ditimbulkan. Variasi yang dimaksud seperti halnya perubahan jumlah
dapat bertambah atau berkurang dan perubahan pola garisnya, seperti
adanya pengulangan, pemendekan maupun pemanjangan, perpindahan
serta dalam keadaan normal menjadi tidak ada. Perubahan ini terjadi pada
kromosom sehingga disebut mutasi kromosom. Mutasi kromosom terbagi
menjadi beberapa bagian :
1. Perubahan dalam jumlah kromosom.
Perumbahan dalam jumlah kromosom terbagi menjadi dua yaitu,
euploidi dan aneuploidi. Euploidi, terjadi bila perubahan jumlah
terjadi pada seluruh pasangan kromosom, sehingga jumlahnya
merupakan kelipatan dari jumlah haploid (n), yaitu 3n, 4n dan
seterusnya. Aneuploidi, terjadi bila perubahan jumlah tidak terjadi
pada seluruh pasangan kromosom.
Perubahan dalam jumlah kromosom itu terjadi karena adanya
kesahalan pada saat replikasi DNA, pada fertilisasi atau pada awal
pembelahan zigot. Abnormalitas jumlah kromosom dapat
acetaldehyde
acetic acid
thr asn tyr arg val asn cys tyr asp val phe gly ala gln ...
... CA AAT TAC AGG GTC AAC TGC TAT GAT GTG TTT GGA GCC CAG ...
5 F1 primer 3
5 F2 primer 3
487
... gln ala tyr thr glu val lys thr val ser val ...
CAG GCA TAC ACT GAA GTG AAA ACT GTG AGT GTG G
3-TT AAG TTT TGA CAC TCA CAC C 5
R primer
Pembahasan
Pada Kasus yang kita jumpai, seorang laki-laki mempunyai gambaran
klinis yang menunjukan sensitivitas terhadap alkohol. Dalam hal ini jelas
terlihat bahwa laki-laki tersebut memiliki kelainan pada proses
metabolismenya, yaitunya kurangnya suatu enzim yang akan merombak
Asetaldehid menjadi menjadi Asetat, yaitu asam lemak yang dapat
diterima oleh tubuh. Enzim ini disebut Aldehid Dehidrogenase. Selain itu
juga aldehid dehidrogenase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk
mengoksidasi atau menghidrogenasi aldehid menjadi asam karboksilat,
yang dikeluarkan oleh hati dan dimetabolisme oleh otot tubuh dan
jantung. Oksidasi aldehid secara umum dianggap sebagai reaksi
detoksifikasi karena menghilangkan produk oksidasi elektrofilik alkohol.
Enzim ini ditemukan dalam banyak jaringan tubuh tetapi konsentrasi
tertingginya di hati. Sehingga apabila Asetaldehid tidak di ubah di dalam
tubuh, tubuh akan menjadi keracunan dan menimbulkan gambaran klinis
seperti diatas, umumnya penumpukan ini terdapat pada pembuluh darah
sehingga membuat muka memerah dan menjadi toksik bagi tubuh, yang
dapat berujung pada kanker.
Kekurangan akan enzim ini disebabkan terjadinya suatu mutasi pada saat
proses Ekspresi gen, melalui proses traskripsi. Mutasi ini terjadi akibat
salah pengkodean pada saat tahap elongasi/tahap penerjemahan basa
untuk menjadi mRNA yang selanjutnya akan ditranslasikan. Mutasi ini di
sebut wild type di mana salah satu basa tergantikan dengan basa lain
sehingga menimbulkan penerjemahan yang berbeda. Pada ALDH, kodon
ini terdiri dari nukleotida AAA yang menyandi asam amino lisin,
tergantikan asam amino GAA untuk glutamat pada gen wild type. Jadi
basa nitrogen Adenin tergantikan dengan Guanin (missense mutation)
pada proses transkripsi sehingga mRNA yang di bawa seharunya AAA
menjadi GAA. Hal ini akan berdampak pada proses translasi, dimana kode
genetik hasil transkripsi akan di terjemahkan menjadi asam amino. AAA
yang seharusnya di tranlasi menghasilkan lisin tidak menghasilkan asam
amino yang dibutuhkan, melainkan berubah menjadi glutamin (GAA).
Akibatnya, asam amino yang dibutuhkan untuk membuat enzim ALDH
tidak di produksi.
Mutasi ini juga dapat di turunkan ke generasi selajutnya, karena mutasi
wild type ini terjadi pada pengkodean pada template DNA, sehingga
apabila di replikasi dan di turunkan sebagai unit hereditas, maka generasi
selanjutnya akan menderita kelainan ini. Kelainan ini terpaut pada
kromosom tubuh (somatik) yang dominan (AA dan Aa). Dimana pada
individu homozigot dengan alel mutan hampir tidak memiliki aktivitas
ALDH. Dengan demikian, mutasi adalah mutasi yang dominan. Untuk alel
homozigot pada mutasi ini, tubuh sama sekali tidak dapat memproduksi
ALDH, sedangkan untuk alel dominan heterozigot sekiranya dapat
memproduksi 8% ALDH dari ketentuan normal.
Kesimpulan
ALDH merupakan kelainan yang menyebabkan tidak dapat terurainya
asetaldehid menjadi asam asetat yang dapat diterima oleh tubuh,
sehingga terjadi penumpukan asetaldehid yang merupakan racun bagi
tubuh. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi akibat adanya pertukaran basa
pada saat penerjemahan (wild type) sehingga menyebabkan berubahnya
penerjemahan asam amino sebagai penyusun protein untuk membentuk
enzim ini. Akibatnya, menyebabkan kelainan sukarnya tubuh
menghasilkan enzim ALDH. Kelainan ini juga merupakan kelainan yang
dapat di turunkan pada generasi selajutnya, karena perubahan basa pada
saat pengkodean terjadi pada template DNA, sehingga hal ini pun dapat
terjadi pada proses replikasi DNA.
Daftar Pustaka