Nilai RF Sephia :
738
Nilai RF Claret :
4.2 Pembahasan
Hasil pemendaran cahaya mata dari Drosophila melanogaster
beserta mutannya yang didapatkan pada praktikum ini memiliki hasil
yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh sebuah peritiwa fluorosensi.
Fluoresensi merupakan pemancaran sinar oleh atom atau molekul
setelah terlebih dahulu disinari sinar UV. Peristiwa fluororesensi
merupakan peristiwa pemantulan warna atau berpendarnya warna
yang tersembunyi karena absorbsi cahaya tertentu yang diberikan
secara disengaja. Peristiwa ini biasanya terjadi terhadap senyawa-
senyawa tertentu (dalam praktikum ini dimaksudkan pigmen warna
mata) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya (Dahmann,
2008).
Pigmen pada mata Drosophila melanogaster disebabkan oleh
kehadiran Pteridin. Pada Drosophila melanogaster normal (wild
type), pteridin ini terdiri dari dua kelompok, yaitu Drosopterin yang
menyebabkan warna mata menjadi merah; dan Ommokrom yang
menyebabkan warna mata menjadi coklat. Jika terjadi mutasi pada
gen yang berperan dalam pembentukan pteridin, maka warna mata
yang teramati akan bergantung pada kombinasi jenis pteridin yang
ada. Warna mata akan menjadi coklat, bila kelompok drosopterin
tidak ada; sedangkan warna mata akan menjadi merah terang jika
kelompok ommokrom tidak ada. Dengan kata lain, mutasi akan
menyebabkan terhambatnya ekspresi suatu gen/enzim yang berperan
dalam pewarnaan mata Drosophila melanogaster (Judd, 2010).
Menurut Ignat dan Bara (2003), nilai Rf pada pigmen mata
keempat jenis Drosophila melanogaster didapatkan dalam data
seperti berikut
Tabel 4.1 Nilai RF
Jenis Nilai RF Literatur Nilai Rf hasil
percobaan
Wild type 0,0483 0,46
White 0 0
Claret 0,229 0,36
Sepia 0,385 0,783
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai Rf yang tertinggi
ditunjukkan oleh pigmen mata sepia. Hal ini membuktikan bahwa
pigmen mata sepia paling non-polar jika dibandingkan dengan
pigmen mata white, claret, serta wildtype. Sementara itu, pigmen
white bersifat paling polar karena nilai Rf yang dimilikinya paling
kecil (Warianto, 2011).
Fungsi larutan NBA adalah sebagai eluen karena memiliki
perbandingan N-Butanol : Asetat Glacial : Akuades = 20 : 3 : 7.
Larutan NBA merupakan campuran dari larutan yang memiliki
tingkat kepolaran: polar, semi-polar, dan non-polar. Sehingga larutan
NBA dapat memisahkan pigmen-pigmen pada mata lalat buah yang
memiliki tingkat kepolaran hampir sama. Fungsi vaselin adalah agar
udara yang berada di dalam bejana tidak dapat keluar dan udara yang
diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara bejana dengan
penutup. Pemberian vaseline pada tutup bejana berfungsi agar bejana
tempat eluen kromatografi kedap udara. Sehingga eluen yang
merupakan larutan NBA tidak habis karena menguap (Falk, 2009).
Karena pigmen mata pada Drosophila melanogaster tidak
bisa terlihat apabila menggunakan cahaya putih (contoh seperti
lampu neon), digunakan sinar ultraviolet untuk membantu
pemendaran cahaya. Ketika sinar UV menyinari kertas saring,
komponen pigmen mata akan mengabsorbsi cahaya UV dengan
panjang gelombang tertentu dan memendarkan warna yang lebih
kontras sesuai dengan warna asli senyawa tersebut. Pigmen mata
pteridin tidak dapat terlihat dalam cahaya putih (lampu neon/lampu
pijar), tetapi akan berfluorensi dalam cahaya ultraviolet.
(Strickberger, 1962).
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan,
telah ditentukan nilai Rf dari masing-masing pigmen mata
Drosophila melanogaster yang didapat sebagai berikut :
Rf Wild Type = 0,46 (isoxantopterin) ; Rf = 0.131
(drosopterin)
Rf White = 0
Rf Sephia = 0,738
Rf Claret = 0,36 (isoxantopterin) ; Rf = 0.0983
(drosopterin)
2. Setelah melakukan pemaparan sinar UV pada kertas kromatograf,
kita dapat menentukan kelompok pigmen mata pada tiap jenis
mutan maupun pada Drosophila melanogaster wildtype.
Drosophila melanogaster wild type tergolong dalam kelompok
pigmen mata drosopterin dan ommokrom. Mutan white tergolong
dalam kelompok pigmen mata yang memiliki pteridin dan
ommokrom tetapi karena adanya mutasi, pigmen mata tersebut
tidak terekspresikan. Mutan sephia tergolong dalam kelompok
pigmen mata yang memiliki sepiapterin. Mutan claret tergolong
dalam kelompok pigmen mata yang memiliki drosopterin tanpa
tersintesisnya pigmen ommokrom yang menyebabkan warna
merah terang.
DAFTAR PUSTAKA
Beament J.W.L.1970. Advances In Insect Physiology. Academic Press, inc :
London.
Campbell, Reece, Urry, Peterson, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008.
Biology Concept and Connection 7th. Pearson International: New
York.
Dahmann, Christian. 2008. Drosophila: Methods and Protocols. United
States : Humana Press Inc.
Falk, Raphael. 2009. Genetic Analysis: A History of Genetic Thinking.
England : Cambridge University Press.
Fruton, J.S. 1999. Proteins, Enzymes, Genes: The Interplay of Chemistry
and Biology. Yale University Press : New Haven.
Heftmann.E. 2004. Chromatography 6th Edition. Elsevier : San Diego
Ignat Valentina, Bara I. Ion. 2003. "Biochemical Seperation Of Eye
Pigments of Drosophila melanogaster."Genetica Biologie
Moleculara 13(1): 196-198
Judd, Sandra. 2010.Genetic disorders sourcebook. Omnigraphics, Inc :
United States.
Morange, M. 1998.A History of Molecular Biology. Harvard University
Press : Cambridge.
Reichsman. 2009. DNA and Biotechnology. Elsevier : California
Skoog, D.A., D.M. West & F.J. Holler. 1996. Fundamental of analytical
chemistry 7th ed. Saunders College Publishing : Fort Worth
Strickberger, M.W. 1962. Experiments in genetics with Drosophila. John
Wiley and Sons: New York.
Warianto, Chaidar. 2011. Mutasi. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdf (diakses pada
13/10/2012).
Wolpert, Lewis. 2002. Principles of Development 2nd Edition. Oxford
University Press : New York.