Anda di halaman 1dari 4

Keterkaitan antara Totipotensi dan Kultur Jaringan, Serta Perbedaan

Perbanyakaan Alami dalam Kultur Jaringan


Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel
tumbuhan. Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu
yang sempurna. Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari
tanaman,
yaitu:
I.
Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai.
Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel. Walaupun secara teoritis
seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang mengekspresikan keberhasilan terbaik
adalah sel yang meristematik.
II.
Rediferensiasi adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke kondisi
meristematik dan dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang diikuti oleh
rediferensiasi yang mampu melakukan reorganisasi manjadi organ baru.
III.
Kompetensi menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan untuk tumbuh
dan berkembang dalam satu jalur tertentu. Cantohnya embrioagenikali kompeten cel
adalah kemampuan untuk berkembang menjadi embrio funsional penuh. Sebaliknya
adalah non-kompeten atau morfogenetikali tidak mempunyai kemampuan. Pada
teknik ini hanya dibutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas
beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut
eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu
membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar. Kultur jaringan
adalah suatu cara memperbanyak tanaman dari sel atau jaringan tanaman dewasa
sehingga diperoleh individu baru yang sempurna. Dasar dari kultur jaringan adalah
suatu sifat yang dimiliki tumbuhan yang disebut

totipotensi
.
Sifat totipotensi adalah kemampuan sel yang apabila diletakkan dalam lingkungan
yang sesuai dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Untuk itu diperlukan
medium yang tepat untuk pertumbuhan sel, yaitu medium yang mengandung nutrisi
dan hormon tumbuh. Selain kondisi steril, kedua hal tersebut adalah kunci pokok bagi
keberhasilan kultur jaringan. Totipotensi pertama kali dikemukakan oleh G.
Haberlandt, seorang ahli fisiologi Jerman, kemudian oleh F.C. Steward berhasil
dibuktikan totipotensi dari satu sel wortel yang dikultur pada medium tertentu dan
menghasilkan tanaman wortel yang utuh dan lengkap. Perbedaan perbanyakan alami
dengan kultur jaringan Alami :

Perbanyakan alami :

Nutrisi diperoleh secara alami dari dalam tanah

Tanaman dapat membuat makanannya sendiri (autotrof)


Sumber tanaman harus cukup umur

Fotosintesis dengan bantuan matahari

Ada musim hujan dan kemarau yang tidak terkendali

Kultur Jaringan:

Media terbuat dari nutrisi kimia

Tanaman tidak membuat makanannya sendiri

Sumber tanaman sedikit

Fotosintesis dengan cahaya lampu

Tidak dipengaruhi musim

Anda mungkin juga menyukai