Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Genetika

ANALISIS STATISTIK HASIL PENYILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID


Drosophila melanogaster
Nafa Febrianti Mutia Dewi*, A.S. Nariswari, D. Sioe, J. Liadi, L. Djamilah, M.N. Latifa, Yosafat, F. S.
Arifudin, N.M. Rizqi
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
November 2019

Abstrak
Penyilangan monohibrid merupakan penyilangan dengan satu sifat beda, sedangkan penyilangan dihibrid merupakan
penyilangan dua sifat yang berbeda. Hukum Mendel I dan II mengenai sangat berkaitan erat dengan monohibrid dan
dihibrid karena membahas mengenai pewarisan sifat. Hukum Mendel I membahas tentang segregasi gen, sedangkan
hukum Mendel II membahas tentang asortasi bebas gen. Percobaan dengan menyilangkan Drosophila melanogaster
merupakan salah satu pembuktian bekerjanya hukum mendel. Pemilihan Drosophila melanogaster sebagai subjek
penyilangan karena Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang relatif pendek, variasi mutan yang banyak,
mudah didapatkan dan mudah dipelihara. Langkah untuk membuktikan adanya kesesuaian data percobaan penyilangan
Drosophila melanogaster dengan hukum Mendel I dan II adalah dengan uji “goodness of fit” (Chi-square). Hasil yang
telah diperoleh berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menunjukkan adanya kesesuaian antara rasio data
pengamatan dengan rasio hukum Mendel I, sedangkan pada studi kasus yang diberikan H0 ditolak yang berarti kedua gen
sa ling terpaut dan adanya deviasi.

Kata kunci: dihibrid; Drosophila melanogaster; Hukum mendel; monohibrid; uji chi-square

1. Pendahuluan penyilangan seperti pautan dan pindah silang, pemetaan


Praktikum analisis statistik hasil penyilangan gen, pautan sex, epistasis, maupun perubahan kromosom
monohibrid dan dihibrid dilakukan untuk memahami yang ada pada makhluk hidup (Redfield & Kerfeld
lebih dalam mengenai konsep-konsep dasar tentang 2012: 1). Penyilangan monohibrid merupakan
*) Kelompok 5B 1
perkawinan antara dua individu yang keduanya memiliki sifat resesif pada tanaman ercis. Spesifiknya Hukum
gen heterozigot identik pada suatu lokus sehingga hanya Mendel II menjelaskan bagaimana dua pasang gen
memiliki satu trait berbeda, contohnya kasus memisahkan diri satu sama lain dalam peristiwa meiosis
penyilangan 𝐴𝑎 × 𝐴𝑎. Penyilangan dihibrid merupakan maka separuh gamet membawa satu sifat dan separuh
penyilangan yang dilakukan pada dua individu dengan lainnya membawa sifat yang lain. Hukum mendel II
gen heterozigot pada dua lokus sehingga memiliki dua didapat dari hasil percobaan penyilangan dihibrid yang
trait berbeda. Contoh dari kasus dihibrid ini menghasilkan rasio senilai 9:3:3:1 (Hartl&Jones 2006:
digambarkan oleh Mendel yang menemukan bahwa 62).
persilangan garis murni kacang ercis yang berbeda trait Alasan penggunaan Drosophila melanogaster
menghasilkan keturunan F1 yang secara genetik seragam dalam praktikum genetika memiliki banyak keuntungan
dihibrid. Bila F1 tersebut disilangkan akan menghasilkan teknis. Drosophila melanogaster mudah untuk
tipe parental dan rekombinan pada populasi F2 (King dipelihara, memiliki siklus hidup yang singkat, jantan
dkk. 2006: 122). dan betinanya dapat mudah dibedakan, bertelur secara
Mendel merupakan tokoh yang berperan dalam eksternal, menghasilkan banyak keturunan, mudah
perkembangan ilmu genetika khususnya mengenai ditemukan serta memiliki variasi mutan yang beragam.
pewarisan sifat. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Kromosom yang dimiliki oleh Drosophila. melanogaster
oleh Mendel menghasilkan 2 hukum yang dikenal berukuran cukup besar namun dengan jumlah sedikit,
dengan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II kedua yang terdiri dari 3 pasang kromosom autosom dan 1
hukum ini membahas mengenai kromosom dan pasang kromosom genosom (Suryo 2005: 176−179).
pewarisan sifat. Hukum Mendel I berbunyi, “Ketika Siklus hidup Drosophila melanogaster rata-rata
pembetukan gamet, terjadi pemisahan pasangan alel selesai dalam kurun waktu 10 hari pada suhu kamar.
sehingga setiap gamet mendapat salah satu pasangan alel Embrio berkembang sekitar 24 jam sebelum memasuki
(segregation)”, sedangkan Hukum Mendel II berbunyi tahap larva. Tiga tahap larva yaitu L1 dan L2 yang
“Ketika pembentukan sel gamet, alel akan berpasangan berlangsung masing-masing sekitar 1 hari serta L3 yang
secara acak sehingga sifat yang muncul akan bervariasi berlangsung sekitar 3 hari. Tahap kepompong sekitar 4
(independent assortment)” (Hartl&Jones 2006: 40−45). hari sebelum menjadi imago. Lalat dewasa matang
Hukum Mendel I menjelaskan mengenai bagaimana secara seksual setelah 2-4 hari dan betina yang telah
suatu gen tunggal memisahkan diri dalam pewarisan. dibuahi mulai bertelur. Waktu perkembangan dapat
Hukum Mendel I ini didapat dari percobaan penyilangan bervariasi hingga beberapa hari karena pengaruh latar
monohibrid tanaman ercis tinggi dengan tanaman ercis belakang genetik serta kondisi lingkungan seperti
kerdil. Penyilangan monohibrid tersebut menghasilkan temperatur, kepadatan populasi, dan kualitas makanan
keturunan dengan perbandingan sifat tinggi dan sifat (Chyb & Gompel 2013: 18).
kerdil senilai 2,84:1 yang dibulatkan menjadi 3:1. Hasil Goodness of fit merupakan uji kesesuaian hasil
penyilangan tersebut menunjukkan bahwa sifat tinggi observasi dengan ekspetasi berdasarkan teori. Metode
merupakan sifat dominan dan sifat kerdil merupakan chi-square (x2) digunakan untuk menghitung nilai

2
goodness of fit. Uji goodness of fit menggunakan chi- melakukan penyilangan antara monohibrid Drosophila
square digunakan ketika ada satu variabel nominal yang melanogaster normal dan mutan, membuktikan
ingin diketahui apakah jumlah observasi dalam setiap kesesuaian hasil penyilangan monohibrid Drosophila
kategorinya sesuai dengan harapan teoritis. Hipotesis nol melanogaster dengan uji “goodness of fit” (Chi-
statistik (H0) yaitu jumlah pengamatan dalam setiap squares), serta melakukan perhitungan studi kasus
kategori sama dengan yang diprediksikan teori biologi penyilangan dihibrid Drosophila melanogaster dengan
dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu jumlah yang diamati uji “goodness of fit” (Chi-square).
berbeda dari yang diharapkan. Hipotesis nol biasanya
merupakan hipotesis ekstrinsik, yaitu proporsi yang 2. Metodologi
diharapkan sudah diketahui sebelum melakukan Alat yang digunakan dalam praktikum analisis
percobaan. Bila proporsi perlu dihitung terlebih dahulu, statistik hasil penyilangan monohibrid dan dihibrid
hipotesis tersebut merupakan hipotesis intrinsik Drosophila melanogaste diantaranya adalah botol
(McDonald 2014: 45—47). medium, botol etherizer, pipet tetes, kertas tisu, lup,
Tahapan uji statistik ditempuh melalui cawan petri, kuas, alat tulis, kalkulator, dan tabel chi-
perhitungan jumlah yang diamati (O) dikurangi jumlah square dengan nilai 0,05 (5%)). Bahan yang dibutuhkan
yang diharapkan (E) lalu hasilnya dikuadratkan. dalam praktikum adalah Drosophila melanogaster
Semakin besar penyimpangan dari hipotesis nol, normal dan mutan, dietil eter, dan medium pemeliharaan
semakin besar perbedaan antara yang diamati dan yang bahan yang perlu dipersiapkan untuk membuat medium
diharapkan serta semakin besar pula nilai uji statistik yaitu, akuades 500 ml, agar-agar 7 gr, gula aren 150 gr,
(𝑂𝑖 −𝐸𝑖 )2 pisang ambon 500 gr, yeast 10 gr, asam sorbat 2,5 gr,
yang didapatkan. Rumus uji yaitu χ2 = ∑𝑘𝑖=1 𝐸
.
dan methyl paraben 2,5 gr (dalam alkohol 95% 250 ml).
Tahap terakhir analisis chi-square adalah
Perlengkapan tambahan yang juga perlu dipersiapkan
menginterpretasikan hasil dari x2 untuk menenukan hasil
yaitu, masker penutup untuk menjaga agar tubuh tidak
df atau derajat kebebasan. Df dihitung dengan rumus
terkontaminasi dengan dietil eter berlebih yang bersifat
n−1, n merupakan angka dari kategori yang berbeda dari
korosif (Collins 2012: 162).
setiap data atau jumlah total fenotipe. Derajat kebebasan
Cara kerja praktikum tahap pertama adalah untuk
harus dihitung, karena semakin besar jumlah kategori
mendapatkan parental dengan dipindahkannya masing-
banyak deviasi yang dapat diprediksi untuk
masing koloni Drosophila melanogaster normal dan
menghasilkan kesempata. Hasil x2 hitung dibandingkan
mutan white ke botol etherizer, kemudian Drosophila
dengan x2 tabel (nilai standar probabilitas x2 tabel yang
melanogaster yang ada di botol etherizer dibius dengan
sering digunakan dengan nilai 0,05 (5%)) (Hartl&Jones
menggunakan dietil eter. Drosophila melanogaster yang
2006: 109−110).
sudah pingsan dipindahkan ke cawan petri dan dipilih 3
Tujuan praktikum analisis statistik hasil
jantan dan 9 betina. Drosophila melanogaster yang
penyilangan monohibrid dan dihibrid Drosophila
sudah dipilih dimasukkan ke dalam botol medium yang
melanogaster yaitu untuk memahami hukum pewarisan
diberi label. Langkah kerja ini dilakukan untuk
sifat Mendel pada penyilangan monohibrid dan dihibrid,
3
mendapatkan parental normal dan mutan white. Langkah koloni Drosophila melanogaster. Penggunaan betina
kerja tahap kedua adalah untuk mengisolasi betina virgin dalam praktikum penyilangan dimaksudkan agar
virgin, dengan dilepaskan semua Drosophila mendapatkan penyilangan yang murni sehingga
melanogaster dari botol medium jika didalamnya sudah pengamatan anakan dapat dicocokan dengan
terdapat pupa. Sebelum 8 jam, lalat betina yang baru perhitungan. Isolasi lalat betina virgin dapat dilakukan
keluar dari pupa harus diisolasi untuk mendapatkan dengan melepas semua lalat dewasa ketika sudah
betina yang virgin. Lalat yang baru keluar dari pupa terdapat pupa di botol medium. Lalat betina virgin akan
dibius dengan dietil eter. Setelah lalat pingsan, lalat keluar dari pupa dalam jangka waktu sekitar 6−10 jam
dipindahkan ke cawan petri untuk diidentifikasi. Tahap (Geiger. 2002: 3). Penyilangan monohibrid merupakan
ini dilakukan untuk memastikan hasil penyilangan yang perkawinan antara dua individu yang keduanya memiliki
didapat merupakan penyilangan murni. gen heterozigot identik pada suatu lokus sehingga hanya
Langkah kerja tahap ketiga adalah untuk memiliki satu trait berbeda, contohnya kasus
menyilangkan parental. Lalat betina virgin dengan lalat penyilangan 𝐴𝑎 × 𝐴𝑎 (King dkk. 2006: 122).
jantan disilangkan dengan rasio perbandingan 1 jantan Tabel pengamatan siklus hidup Drosophila
normal : 3 betina mutan dan 1 jantan mutan : 3 betina melanogaster yang kelompok kami amati menunjukkan
normal. Lalat-lalat yang siap disilangkan kemudian bahwa telur baru dapat terlihat di hari ketiga, sedangkan
dipindahkan ke dalam botol medium yang sudah diberi menurut literatur, Drosophila melanogaster dapat
tanggal dan notasi. Langkah kerja terakhir yaitu menghasilkan telur semenjak dilakukan penyilangan
penghitungan total keturunan (F2) hasil penyilangan. dalam waktu sekitar 24 jam hingga menetas menjadi
Tahap terakhir yaitu, dilakukan penghitungan larva instar 1 dalam siklus hidupnya (Dahmann. 2008:
menggunakan prinsip-prinsip mendel. Cara kerja studi 27 – 28). Ketidaksesuaian siklus hidup Drosophila
kasus yaitu, kasus-kasus persilangan dicermati dan melanogaster hasil pengamatan kelompok kami dengan
dianalisis apakah terjadi pautan pada persilangan literatur mungkin dikarenakan saat hari pertama dan
menggunakan tabel chi-square. Lalu frekuensi kedua telur-telur lalat belum terlalu teramati sehingga
rekombinasi antara gen terpaut dihitung bila pautan dianggap tidak ada. Selain itu, larva instar II dan III
terjadi pada kasus yang telah dianalisis. Kemudian peta berhasil diamati pada hari kempat setelah penyilangan
pautan disusun berdasarkan data frekuensi rekombinasi. dilakukan. Drosophila melanogaster membutuhkan
waktu sekitar enam sampai tujuh hari untuk mencapai
3. Hasil dan Pembahasan tahap dewasa sepenuhnya hal ini sesuai dengan yang
Praktikum penyilangan Drosophila melanogaster didapatkan oleh kelompok 5 siang dimana lalat sudah
harus melalui tahap pembiusan guna mempermudah siap disilangkan dan sudah dewasa pada hari ke delapan
proses pemindahan dan pengidentifikasian jenis kelamin (Jean & Alexander 2018: 1).
maupun jenis mutan lalat. Pembiusan dilakukan dengan Hasil penyilangan monohibrid Drosophila
cara meneteskan dietil eter ke kertas tisu yang kemudian melanogaster kelompok 5 siang tidak berhasil dihitung
dimasukkan ke dalam botol etherizer yang sudah berisi karena Drosophila melanogaster mati pada tahap F1,

4
untuk mengganti data perhitungan, kelompok 5 siang keturunan dengan sifat parental atau rekombinan. Hasil
menggunakan data dari kelompok 3 paralel pagi karena perhitungan studi kasus penyilangan dihibrid Drosophila
berhasil mendapatkan keturunan hingga tahap F2. melanogaster menunjukkan bahwa H0 ditolak yang
Kelompok 3 pagi menyilangkan lalat normal dengan berarti kedua gen saling terpaut.
lalat mutan ebony. Data yang diperoleh menunjukan
bahwa terdapat 48 ekor lalat yang terdiri dari 31 lalat Daftar Acuan
normal dan 17 lalat mutan ebony. Berdasarkan hasil Chyb, S. & N. Gompel. 2013. Atlas of Drosophila
persilangan monohibrid tersebut dengan uji “goodness of Morphology: Wild-type and Classical Mutants.
fit” didapatkan X2 hitung sebesar 2,777. Hasil tersebut Academic Press, Massachusetts: xviii+ 242 hlm.
menunjukkan bahwa H0 atau hipotesis diterima karena Collins, A.M. 2012. Nanotechnology Cookbook:
karena X2 hitung < X2 tabel dan hasil sesuai dengan Pratical, Reliable, and Jargon-free Experimental.
Hukum Mendel. Elsevier, Oxford: viii + 312 hlm.
Penghitungan hasil penyilangan dihibrid studi kasus Geiger, P. 2002. Care, maintenance and manipulation of
penyilangan monohibrid dan dihibrid tidak sesuai dengan Drosophila. 20 Mei 2012: 4 hlm.
hukum mendel. Hal ini dibuktikan dengan hasil x2 hitung Hartl, D.L. dan Jones, E.W. 2006. Genetics: Principles
2 2
melebihi nilai x tabel, yang mana hasil x hitung and Analysis, 4 th ed. Jones and Bartlett Publishers,
2
dibandingkan dengan x tabel (nilai standar probabilitas Sudbury, Massachusetts. xxiv + 829 hlm.
x2 tabel yang sering digunakan 0,05 (5%)) (Klug dkk Jean & Alexander Heard Libraries. 2018. Life Cycle and
2011: 59). Nilai x2 yang didapat dari studi kasus Anatomy of Drosophila. 1 hlm.
2
penyilangan dihibrid 72,148 dan melebihi nilai x tabel, King R. C., W. D. Stansfield, & P. K. Mulligan. 2006. A
yaitu 7,815. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil Dictionary of Genetics. 7th ed. Oxford
penyilangan kedua studi kasus tersebut menunjukkan University Press, New York: x + 596 hlm.
perbedaan hasil penyilangan dengan Hukum Mendel Klug, S.W., Cummings, M.R., Spencer, A.C., Palladino,
karena adanya deviasi. M.A. 2001. Concepts of Genetics, 10th ed. Benjamin
Cummingsm San Fransisco. 876 hlm.
4. Kesimpulan McDonald, J.H. 2014. Handbook of Biological
Terdapat dua hukum yang dinyatakan oleh Mendel Statistics. 3rd ed. Sparky House Publishing,
mengenai pewarisan sifat pada penyilangan monohibrid Baltimore, Maryland: 296 hlm.
dan dihibrid, yaitu hukum Mendel I mengenai segregasi Redfield, R.J & C.A. Kerfeld. 2012. “Why Do We Have
dan hukum Mendel II mengenai asortasi bebas. Kedua to Learn This Stuff?”—A New Genetics for 21st
hukum Mendel ini berlaku pada penyilangan monohibrid Century Students. PLoS Biology 10(7):
dan dihibrid, tetapi menyimpang bila ada gen yang e1001356, 1—4.
terpaut satu sama lain atau terpaut dengan kromosom X. Suryo. 2005. Genetika manusia. Gadjah Mada
Penyilangan monohibrid Drosophila melanogaster University Press, Yogyakarta: xvi + 540 hlm.
normal dan mutan berhasil dilakukan dan menghasilkan

5
Lampiran
Tabel 1

6
Tabel 2

7
Tabel 3

Table of Chi-square (x2) 5% Critical Values

8
Diagram penyilangan monohibrid

P1 ♂ w+ w+ X ♀ ww
Normal mutan white

Gamet: w+ w

w+w
normal
P2 ♂ w+w X ♀ w+w
Normal mutan white

Gamet:
Sperma w+w ovum: w+w

Data kelompok 3
Tabel notasi genotipe Drosophila melanogaster P (wildtype)

Jumlah Seks Warna/Benintuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

6 Betina Merah bata [Tidak teramati] Coklat keabuan

2 Jantan Merah bata [Tidak teramati] Coklat keabuan


Total:8

Tabel notasi genotipe Drosophila melanogaster P (Mutan)

Jumlah Seks Warna/Bentuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

6 Betina Normal [Tidak teramati] ebony

2 Jantan Normal [Tidak teramati] ebony

Total: 8

9
Tabel notasi genotipe Drosophila melanogaster F1

Jumlah Seks Warna/Bentuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

2 Jantan Merah bata Normal Coklat keabuan

6 Betina Merah bata Normal Coklat keabuan


2 Betina Merah bata Taxi Coklat keabuan Botol 1

Total:10

Jumlah Seks Warna/Bentuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

3 jantan Merah bata Normal Coklat keabuan

9 betina Merah bata Normal Coklat keabuan


Botol 2

Total:12

10
Tabel notasi genotipe Drosophila melanogaster F2

Jumlah Seks Warna/Bentuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

3 jantan normal normal ebony

1 betina normal taxi ebony


3 betina [tidak teramati] normal ebony Botol 1

1 jantan normal normal Coklat keabuan


4 betina [tidak teramati] normal Coklat keabuan

Total:12

Jumlah Seks Warna/Bentuk mata Bentuk Sayap Warna Tubuh

3 jantan normal normal ebony

7 betina normal normal ebony


14 betina normal normal Coklat keabuan Botol 2

12 jantan normal Normal Coklat keabuan

Total:36

Total seluruh mutan F2 = 17 dan total seluruh normal F2 = 31

Perhitungan x2
(𝑂−𝐸)2
x2 = ∑
Observed: 𝐸

(31−36)2 (17−12)2
• Total ebony = 17 x2 =
36
+
12
• Total normal = 31
25 25
x2 = +
Expected: 36 12

3 x2 = 0,694 + 2,083
• normal = x 48 = 36
4
1 x2 = 2,777
• ebony = x 48 = 12
4

11
Soal Studi Kasus

1. Hasil penyilangan dihibrid Drosophila melanogaster tx+txb+b dengan genotipe sejenis menghasilkan f2 dengan
progeni 300 individu yang terdiri dari 200 sayap normal dan badan normal, 25 taxy dan badan normal, 30 black dan
sayap normal, dan 45 black dan sayap taxy. Apakah hasil penyilangan tersebut sesuai hukum mendel?

Jawaban:

Hipotesis

H0: tidak terdapat perbedaan antara hasil observasi dan ekspektasi

Kriteria keputusan:

X2hitung > X2(df, a); H0 ditolak

Berdasarkan hukum mendel maka perbandingan yang seharusnya didapat adalah 9:3:3:1 dengan fenotipe normal, taxi
normal, normal black, dan black. Jumlah berdasarkan soal normal = 900, taxi normal = 25, normal black = 30, dan taxi
black = 45. Jumlah n = 4

Perhitungan:

3/16 x 300 = 56,5

1/16 x 300 = 18,75

9/16 x 300 = 168,75

X2= (25-56,25)2/56,25 + (30-56,25)2/56,25 + (45-18,75)2/18,75 + (200-168,75)2/168,75

X2= (17,361 + 12,25 + 36,75 + 5,787)

X2= 72,148

Kesimpulan : H0 ditolak karena X2hitung > X2tabel

12

Anda mungkin juga menyukai