Diversity in Humans
Lisa Rauzatul Maretia
lisarauzatul.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Praktikum ini berjudul “Hukum Mandel I dan II” yang dilaksanakan pada tanggal 04 April 2018
di Laboratorium Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk
membuktikan perbandingan menurut hukum mandel I dan hukum mandel II pada rasio genotip dan
fenotip baik persilangan dihibrid maupun monohibrid. Alat dan bahan yang digunakan adalah
perlengkapan tulis dan 25 pasang karton atau kancing berwarna. Metode kerjanya pada persilangan
monohibrid diambil 25 pasang kancing warna yang dipisah menjadi 2 bagian, kemudian dipisahkan
dalam dua kotak lalu dilakukan pengambilan secara acak. Sedangkan pada persilangan dihibrid
dipisahkan masing-masing 25 karton menjadi 4 bagian, kemudian dicampurkan 25 karton tersebut
kedalam kotak I begitu juga kotak II, dilakukan pengambilan secara acak. Hasil pengamatan Pada
monohibrid hasil x hitung adalah 0,48 sedangkan x tabel adalah 7,82 membuktikan hukum mandel 1 ini
valid. Sedangkan pada dihibrid x hitungnya adalah 59,21, x tabel 7,82 membuktikan hukum mandel 1
dan II pada dihibrid ini tidak valid.
Kata kunci: Mandel I, Mandel II, Fenotip, Monohibrid, dan Dihibrid.
Abstract
This practice is titled "Mandel I and II Law" which was held on 04 April 2018 at Biology
Education Laboratory, FKIP of Syiah Kuala University. This practice aims at proving comparisons
under the mandes of I and II mandate on the genotype and phenotype ratios of both hybrid and
monohydric crossovers. Tools and materials used are stationery and 25 pairs of cardboard or colored
buttons. The method of working on a monohybrid cross is taken 25 pairs of colored buttons that are split
into 2 parts, then separated in two boxes and then taken randomly. While the hybrid cross is separated
each 25 cartons into 4 parts, then mixed 25 cartons into the box I as well as the box II, carried out
random picking. Results of observation On the monohydbrid results x count is 0.48 while the x table is
7.82 proves the mandel 1 law is valid. While the dihybrid x count is 59.21, x 7.82 table proves the mandel
1 and II in this dihybrid is invalid.
Keywords: Mandel I, Mandel II, Phenotype, Monohibrid, and Dihibrid.
1
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II
2
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II
terambil. Untuk hukum mandel II persilangan benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat
dihibrid dipisahkan 25 pasang karton menjadi 4 kelamin betina), sehingga biasanya terjadi
bagian yang terdiri dari 25 lembar karton merah, penyerbukan sendiri. Perkawinan silang dapat
25 lembar karton putih, 25 lembar karton hijau berlangsung beberapa generasi terus-menerus
dan 25 lembar karton kuning. Dicampurkan 25 akan menghasilkan keturunan yang selalu
lembar karton putih, merah, hijau dan kuning memiliki sifat keturunan yang sama dengan
kedalam kotak I hal yang sama dilakukan untuk induknya (Suryo, 2008).
kotak ke II. Dilakukan pengambilan secara acak Tiap sifat dari makhluk hidup
satu karton di kotak I dan satun karton di kotak dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
II. Dicatat pasangan warna yang diperoleh yang dikenal dengan gen. Sepasang gen ini, satu
dilakukan sampai korton kedua kotak tersebut berasal dari induk jantan dan satu dari induk
terambil. Dihitung perbandingan yang diperoleh betina. Pasangan gen disebut alel, gen yang
baik fenotipe maupun genotip dan diuji dengan sealel akan memisah satu dengan yang lainnya
uji X2. pada waktu gametogenesis. Peristiwa pemisahan
alel ini terlihat ketika pembentukan gamet
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data individu yang memiliki genotip yang
Teknik pengumpulan data pada praktikum heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung
ini adalah dengan cara mendata semua pasangan salah satu alel itu. Peristiwa ini dikenal dengan
warna yang terambil untuk dihitung hukum segregasi secara bebas.
frekuensinya. Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum
Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung,
Teknik Analisis Data pasangan-pasangan kromosom homolog saling
Teknik analisis data pada praktikum ini berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set
adalah dengan menjumlahkan frekuensi yang kromosom itu terkandung di dalam satu sel
diperoleh untuk dilakukan uji dengan gamet. Proses pemisahan gen secara bebas
menggunakan uji X2. dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel
I dikaji dari persilangan monohibrid. (Syamsuri,
Hasil dan Pembahasan 2008: 101). Hukum Mendel juga telah
Orang yang pertama-tama yang
diterapkan untuk mengetahui besarnya peluang
mengadakan percobaan perkawinan silang ialah
memperoleh benih jagung resesif dari hasil
Gregor Mendel,seorang rahib Australia yang
persilangan antara jagung biasa x jagung QPM
hidup pada tahun 1822-1884, dan dia dikenal
oleh Yasin (2009: 764).
sebagai pencipta atau Bapak Genetika.
Pada persilangan monohibrid, prinsip
Beliau melakukan serangkaian percobaan
segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan
persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).
mengawinkan suatu jenis organisme dengan
Dari percobaan yang dilakukannya selam
mengamati satu tanda beda pada organisme
bertahun-tahun tersebut, Mendel berhasil
tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan
menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat yang
menghasilkan generasi F2 yang terdiri atas 2
kemudian menjadi landasan utama bagi
macam fenotip dengan rasio 3: 1 atau dengan 3
perkembangan genetika sebagai suatu cabang
macam genotip dengan rasio 1: 2: 1. Untuk
ilmu pengetahuan. Mendel telah memilih
membuktikannya kami melakukan percobaan
tanaman ercis untuk percobaannya karena
dengan penarikan kancing sebanyak 100
tanaman ini hidupnya tidak lama (merupakan
kancing, masing-masing 50 kancing dan diambil
tanaman setahun), mudah tumbuh dan mudah
secara acak. Hasil yang diperoleh seperti pada
disilangkan. Tanaman ercis memiliki bunga
tabel 1.
sempurna, yang berarti pada bunga ini terdapat
3
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II
Tabel 1. Tabel Pengamatan Frekuensi dihibrid, gen-gen yang terletak poada kromosom
Pengambilan Karton/Kancing Genetika pada yang berbeda akan berpasangan secara bebas
Persilangan Monohibrid. ketika gametogenesis, sehingga akan
Fenotip Frekuensi menghasilkan empat macam fenotip dengan
Merah (MM) 27 perbandingan 9: 3: 3: 1. Pada persilangan dengan
Merah (Mm) 45 dua sifat beda atau lebih dikenal dengan adanya
Putih (mm) 28 hukum terpaut bebas. Hukum ini berlaku ketika
Jumlah 100 peristiwa meiosis terjadi dimana gen sealel
Dari hasil tabel diatas kemudian kita cari
secara bebas berpindah ke masing-masing kutup.
standar deviasi dengan syarat x tabel harus lebih
Mendel memperoleh jumlah masing-masing
besar dari x hitung sehingga baru bisa dikatakan
fenotipe generasi F2 dari hasil persilangan
datanya valid.
dihibrid, sehingga rasio fenotipenya adalah 9 : 3
Tabel 2. Tabel Pengamatan Frekuensi
: 3 : 1. Dari hasil percobaan-percobaan yang
Pengambilan Karton/Kancing Genetika pada
telah dilakukan tersebut, Mendel merumuskan
Persilangan Monohibrid
hukum perpaduan secara bebas (Independent
No Dominansi Penuh Merah Putih ∑ assortment), yang menyatakan bahwa “Dua gen
1 Diperoleh (o) 72 28 100 yang berbeda akan berpadu secara bebas pada
2 Diharapkan (e) 75 25 100 masing-masing alelnya selama pembentukan
3 Deviasi (d)= o-e -3 3 0 sel-sel haploid”. Dapat dikatakan bahwa alel
4 2 𝑑 (−3)2 (−3)2 pada satu gen akan bertemu secara bebas dalam
𝑥 =
𝑒 75 25 menghasilkan sel gamet (Brooker, 2009).
=0,12 =0,36 0,48 Tabel 3. Tabel Pengamatan Frekuensi
Dari hasil x hitung diatas dapat kita lihat Pengambilan Karton/Kancing Genetika pada
bahwa x hitungnya adalah 0,48 sedangkan x Persilangan Dihibrid.
tabel dengan taraf signifikan 0,05 adalah 7,82. Fenotip Frekuensi
Hal ini berarti x hitung lebih kecil dari x tabel Merah-Hijau 29
maka percobaan pembuktian hukum mandel 1 Merah-Kuning 21
ini valid. Putih-Kuning 30
Susantini (2012: 105) Mengkomunikasikan Putih-Hijau 20
konsep-konsep yang terkait dengan Hukum Jumlah 100
Mendel dan persilangan dengan berbagai sifat Berdasarkan data yang diperoleh diatas
beda, mengembang- kan konsep-konsep selanjutnya kita mencari standar deviasi dan x
tersebut dan menggunakan konsep yang telah tabel untuk melihat apakah penentuan sifat
dikuasai untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa genetika menurut hukum mendel II dihibrid
dalam kehidupan sehari-hari. Pada persilangan secara acak valid atau tidak.
Tabel 4. Tabel Pengamatan Frekuensi Pengambilan Karton/Kancing Genetika pada Persilangan Dihibrid
No Dominansi Penuh Merah-Hijau Merah-Kuning Putih-Kuning Putih-Hijau ∑
M. kk M. KK mmK. mmkk
1 Diperoleh (o) 29 21 30 20 100
2 Diharapkan (e) 56 19 19 6 100
3 Deviasi (d)= o-e -27 2 11 14 0
𝑑 (−27) 2 2 2 2
4 (2) (11) (14)
𝑥2 = 𝑥2 = 𝑥2 = 𝑥2 = 𝑥2 = 59,21
𝑒 56 19 19 6
=13 =0,21 =13,4 =32,6
4
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II
5
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II
6
Lisa Rauzatul Maretia: Hukum Mandel I dan II