Anda di halaman 1dari 16

1.

Judul : Pengaruh Pemberian Pupuk Nitroska Dan Intensitas Cahaya Matahari


Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Tomat Tomat (Solanum
lycopersicum) Di Desa Barabung Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

2. Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan

merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang

secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari

seluruh / sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan

bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan

belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada

banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan.

Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika

Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh

suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai

mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan

tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus

diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia Spanyol untuk mencari emas

dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, seperti jagung,

cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa

Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di

Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.

Penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di

daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat
dengan apel cina. Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga .

Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau

tomat bisa dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran

yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung

hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans

mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian

berita ini cepat menyebar sehingga banyak masyarakat luas yang menggunakan

tomat sebagai campuran masakan seafood.

Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia

lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertama kali ditanam oleh suku

Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah.

Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias

menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selain

kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi

dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah,

hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan

penyakit tertentu.

Batang tanaman tomat berwarna hijau berbentuk persegi empat hingga bulat,

berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan di antara bulu-

bulu itu terdapat rambut kelenjar (Tugiyono, 2005). Batang dapat naik dan bersandar

pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan.

Tanaman tomat jika dibiarkan akan menjadi melata dan cukup rimbun hingga

menutupi tanah. (Rismunandar, 2001).


Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip. Antara daun-daun yang menyirip besar

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya,

daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau, dan

berbulu (Redaksi Agromedia, 2007). Daun tomat merupakan daun majemuk ganjil

yang berjumlah 5-7 helai. Pada daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2

daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang

seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman (Tugiyono, 2005).

Cahaya matahari merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh pada

pertumbuhan tumbuhan. Karena cahaya matahari merupakan factor yang sangat

penting untuk melakukan fotosintesis. Intensitas pencahayaan atau penyiaran yang

berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respon

tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang bervariasi disebut fotoperiodisme.

Respon itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan untuk mengatasi masa/

musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuhan), pembungaan, perkecambahan,

dan perkembangan batang serta akar.

Dalam pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat juga dipengaruhi

oleh factor eksternal diantaranya hormone dan gen. hormone yang paling

berpengaruh terhadap intensitas cahaya pada tumbuhan tomat adalah hormone

auksin. Auksin merupakan senyawa asetat yang terdapat pada tumbuhan. Auksin

dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apikal, dan daun-daun muda. Selain

berpengaruh meningkatkan laju pemanjangan sel pada tumbuhan, auksin juga

merupakan hormone pengatur proses fisiologis yang dapat digunakan untuk memacu
pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokapri). Ada beberapa macam

auksin, yaitu rizokalin, kaulokalin, dan antokalin. Rizokalin merupakan hormone

pengatur pertumbuhan akar (identic dengan vitamin B). Kaulokalin merupakan

hormone pemacu pertumbuhan batang. Filokalin merupakan hormone pemacu

pertumbuhan daun. Autokalin merupakan hormone pemacu pembentukan bunga.

Kita lihat sekarang ini produksi buah tomat dipasar tidak menentu. Terkadang

produksi buah tomat yang melimpah akan membuat harga menurun drastis, namun

jika ketersediaan tomat dipasar kurang, harganya akan melambung tinggi. Ini yang

menjadi permasalahan dikalangan masyarakat, Karena buah tomat merupakan bahan

yang sangat diperlukan pada saat memasak. Kita tahu bahwa tanaman tomat dapat

tumbuh di tanah gersang, tetapi beum tentu dapat berbuah. Tomat dapat tumbuh di

daerah bertanah basa, tetapi pertumbuhannya akan tidak sempurna karena tomat

sangat rentan terhadap serangan penyakit terutama cendawa.

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman tomat yang stabil dan harga tomat

dipasaran tetap stabil, para petani tomat biasanya menggunakan pupuk kandang,

petani bisa menggunakan pupuk Nitroska. Pupuk Nitroska ini memiliki kandungan

utamanya berupa Potasium Nitrat yang mudah diserap tanaman. Pupuk Nitroska ini

mengandung dari 16% Nitrogen 11% Phospat dan 11% Kalium juga diperkaya oleh

unsur hara micro lainnya.

Pupuk Nitroska mampu meningkatkan produktivitas tanaman karena berbasis

Nitrat yang lebih mudah diserap oleh tanaman dibanding pupuk urea, selain itu

Nitroska berbasis Potasium Nitrat (KNO3) sehingga rendah Chlor yang dalam

konsentrasi tertentu berbahaya bagi tanaman tertentu. Pupuk KNO3 merupakan


kombinasi unsur N (nitrogen) dan Kalium dalam bentuk K2O (potasium oxide atau

kalium oxide). Kalium dan Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi tanaman.

Pupuk ini efektif digunakan, karena kebutuhan unsur K dan N bisa diberikan dengan

satu kali aplikasi. Dengan adanya pemberian pupuk ini diharapkan produksi buah

tomat bisa tetap stabil di pasaran dan harganya tidak menurun drastis dan

melambung tinggi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dikaji pemberian puput Nitroska

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tomat dengan judul “Pengaruh

Pemberian Pupuk Nitroska Dan Intensitas Cahaya Matahari Terhadap

Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Tomat Tomat (Solanum

lycopersicum) Di Desa Barabung Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh

Besar”

3. Rumusan masalah

1. Apakah ada pengaruh pemberian pupuk nitroska terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaan tomat ?

2. Apakah ada pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman tomat ?

4. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pakah ada pengaruh pemberian pupuk nitroska terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaan tomat ?

2. Untuk mengetahui pakah ada pengaruh intensitas cahaya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat ?


5. Manfaat penelitian

1. Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan

pengalaman serta pengetahuan ilmiah tentang pengaruh cahaya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat dan perbedaan pertumbuhan

dan perkembangan tanaman tomat yang diletakan dilingkungan yang berbeda.

2. Manfaat untuk pembaca, dapat menambah wawasan ilmiah dan pengetahuan

tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman tomat dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman

tomat terhadap intensitas cahaya matahari.

6. Kerangka pemikiran
7. Produksi tomat yang tidak
Tomat adalah tumbuhan yang
siklus hidupnya singkat stabil dipengaruhi oleh iklim
dan kualitas panen

Penggunaan pupuk nitroska pada tanaman tomat dapat


meningkatkan jumlah produktivitas dan kualitas tomat

Pertumbuhan dan Pemberian pupuk kandang


perkembangan tanaman tomat ditambah dengan pemberian
ditempat gelap dan terang pupuk nitroska

7. Hipotesis

Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

Terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman tomat yang diletakkan pada

tempat terang, gelap, remang-remang (terkontrol)


8. Ruang Lingkup Penelitian Dan Definisi Operasional

a. Ruang lingkup penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai ekologi

tumbuhan.

b. Definisi operasional

1. Tomat

Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tanaman tomat

merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat banyak

dibudidayakan, baik di Indonesia maupun di dunia. tomat merupakan

tumbuhan yang siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3

meter, memiliki buah berwarna hijau, kuning, dan merah. Tomat memiliki

batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena sekeluarga dengan

kentang yang mengandung alkaloid.

2. Pupuk nitroska

Pupuk Nitroska ini memiliki kandungan utamanya berupa Potasium Nitrat

yang mudah diserap tanaman. Pupuk Nitroska ini mengandung dari 16%

Nitrogen 11% Phospat dan 11% Kalium juga diperkaya oleh unsur hara

micro lainnya. Pupuk Nitroska mampu meningkatkan produktivitas

tanaman karena berbasis Nitrat yang lebih mudah diserap oleh tanaman

dibanding pupuk urea, selain itu Nitroska berbasis Potasium Nitrat

(KNO3) sehingga rendah Chlor yang dalam konsentrasi tertentu

berbahaya bagi tanaman tertentu.


9. Landasan teori

9.1 Pertumbuhan dan perkembangan

9.1.1 Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume,

massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke

bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur)

menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan

jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis

pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan

jumlah daun.

9.1.2 Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan

fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif

(tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat

perkembangbiakan.

9.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

9.2.1 Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam

biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio

terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon)

dan batang lembaga (kaulikulus).

9.2.2 Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas

kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun)

merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh

menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di


ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke

bawah dan akan menjadi akar primer.

9.3Macam Perkecambahan

9.3.1 Perkecambahan Epigeal. Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya

kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian

hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya

terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh :

kacang hijau, kacang kedelai, kapas.

9.3.2 Perkecambahan Hipogeal. Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya

kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah.

Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya

terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan

Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

9.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

9.4.1 Faktor Internal (Dalam) : 1. Gen mengandung factor-faktor sifat

keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi

untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein.

Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang

dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur

pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang

dikendalikan. 2. Auksin Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan

selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung

akar, dan ujung batang serta jaringan yang masih bersifat meristematis.
Fungsi Auksin : Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan

floem, Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah, Merangsang

pembentukan buah dan bunga, Memacu pembentangan dan pembelahan sel.

3. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan

9.4.2 Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan) : 1. Air termasuk senyawa utama

yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak

berlangsung sehingga tumbuhan mati. 2. Cahaya : Kualitas, intensitas, dan

lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar

terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas

kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi. 3. Kelembapan : laju transpirasi

dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,

transpirasi akan meningkat. 4. Nutrien ialah zat makanan bisa terdapat dalam

air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion 5. Suhu berpengaruh dalm

proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum

(suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C).

6. Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob

pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi.

Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam

perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.

9.5 tanaman tomat

9.5.1 Sejarah tanaman tomat

Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di

ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1–1600 m dpl.


Tanaman ini tidak tahan hujan, cahaya matahari terik, serta menghendaki

tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar

pada tanaman lain, tinggi 0,5–2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan

berbau kuat.

9.5.2 Akar

Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki akar tunggang

yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke

arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat

(Solanum lycopersicum L.) akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam

ditanah yang gembur dan porous.

9.5.3 Batang

Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk persegi

empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau

berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang

tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna hijau, pada ruas – ruas

batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar –

akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.)

dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang

banyak yang menyebar secara merata.

9.5.4 Daun

Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundar telur

sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun yang

besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang
10–40 cm, warnanya hijau muda. Daun tanaman tomat (Solanum

lycopersicum L.) berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk

celah-celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan

merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7. Ukuran daun sekitar

(15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm.

diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang

berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum

L.) tumbuh berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang

tanaman.

9.5.6 Bunga

Bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berukuran kecil,

berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang

berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau

pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat (Solanum lycopersicum L.)

adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat (Solanum

lycopersicum L.). Mahkota bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna

kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga

tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan bunga sempurna, karena benang

sari atau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik terletak pada

bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala

putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga

tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh dari batang (cabang) yang masih

muda.
9.5.7 Buah

Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki bentuk bervariasi,

tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang

berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat

persegi. Ukuran buah tomat (Solanum lycopersicum L.) juga sangat

bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang

berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat (Solanum

lycopersicum L.) yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang

warnanya menjadi merah.

Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak,

dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa

disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang

berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut

sebagai tomat buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang

berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam

masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan

untuk campuran membuat sambal atau dalam hidangan selada.

9.6 klasifikasi tanaman tomat

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Plemoniales
Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersion

Species : Solanum lycopersicum

10 Metode Penelitian

10.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode

eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

terhadap objek penelitian serta adanya control.

10.2 tempat dan waktu penelitian

tempat : Desa Barabung Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar.

Waktu : kamis, 5 januari 2018

10.3 variabel

variabel bebas : cahaya matahari

variabel terikat : morfologi tanaman tomat

variabel terkendali : polybag, tanah, biji tomat, pupuk, penyiraman.

10.4 Alat dan bahan penelitian

Alat :

 3 Buah Polybag

 1 Buah Mistar/ Penggaris

 1 Unit Kamera

Bahan :

 Benih tomat

 Tanah
 Air

 Pupuk kandang

10.5 Cara kerja penelitian

 Campurkan tanah dengan pupuk kandang, masukkan tanah yang telah

tercampur pupuk kandang kedalam masing-masing polybag hingga

penuh

 Semai benih tomat ke dalam masing-masing polybag.

 Letakkan 1 polybag ditempat panas, 1 polybag ditempat gelap, dan 1

polybag ditempat remang-remang sebagai tanaman kontrol.

 Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari

10.6 Teknik pengambilan data

 Tanaman diukur menggunakan mistar/penggaris

 Tanaman mulai diukur setelah 1 minggu sejak penyemaian benih

 Tanaman diukur seminggu sekali selama sebulan

 Tanaman di foto seminggu sekali selama sebulan mulai dari penyemaian

benih.

10.7 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi

dan pengukuran tanaman tomat di lokasi penelitian dengan mengunakan

kamera.

10.8 Teknik analisis data

Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk gambar, grafik dan

tabel.
Daftar Pustaka

Abadi, R. 2012. Manfaat Cahaya Matahari. Jakarta : PT Mizan Publika.

Aryuli, D. Choirul, M. Syalfinaf, M. Endang, W. 2007. Biologi 3 SMA dan MA


untuk Kelas XII. Jakarta : Esis.

Arisworo, D. Nana, S. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 : Bandung. 2007. Hal: 7

Bagod, S. 2012. Biology 10. Jakarta : Yudhistira.

Hidayati, S. 2012. Faktor Pengaruh Pertumbuhan. Jakarta : Nawangsih

Hidayah, N. 2012. Tomat Unggul. Bogor : Penebar Swadaya.

Irnaningtyas. 2015. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Kusumawati, R. dan Wigati, H. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten :
Intan Pariwara.

Pratiwi, D. A. dkk. 2012. Biologi Xii. Jakarta : Erlangga.

Rachmawati, F. Nurul, U. Ari, W. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII

Syamsuri, I. dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga

Syukur. 2015. Bertanam Tomat di Dalam Pot. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka

Yusa, I, J. Sains Biologi Jilid 1. Bandung. 2005. Hal: 43

Anda mungkin juga menyukai