Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“GANGGUAN PADA SEL DARAH PUTIH (LEUKEMIA)”

DISUSUN OLEH:
NAMA : AINY RAMADHANY
NIM : G701 19 103
KELAS :B

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah subhanahu wa ta'ala karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Gangguan Pada
Sel Darah Putih (Leukemia)" tepat waktu, Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas yang telah diberikan dari ibu Nurul Ambiati selaku dosen dari mata kuliah
"Patofisiologi" di Universitas Tadulako. Saya berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca, saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya
akan diterima demi kesempurnaan makalah. Saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada ibu Nurul Ambiati dosen mata kuliah Patofisiologi

Palu, 14 November 2020

Ainy Ramadhany (19103)


BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Dalam hidup, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-
zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisi) yang harus dikeluarkan
dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan, oksigen,
hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui
sistem peredaran darah. Hasil Pencernaan makanan dan oksigen di angkut
oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme
diangkut oleh dari dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan. Komponen sistem peredaran darah, Darah adalah jaringan
terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau plasma darah yang
didalamnya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55%, sedangkan sel-sel darah dan
trombosit sekitar 45% 1. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan
plasma sehingga dapat dipisahkan melalui prosedur yang disebut sentrifugasi.

Fungsi darah yaitu mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh,


mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa
metabolisme, seperti karbon dioksida, urea, dan asam laktat ke alat ekskresi
seperti mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang
membutuhkan, mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit
penyakit serta melakukan mekanisme pembekuan darah.
I.II Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit Leukemia?
2. Apa saja gejala penyakit leukemia?
3. Apa saja penyebab penyakit leukemia?
4. Apa patofisiologi penyakit leukemia?
5. Apa diagnosis penyakit leukemia?
6. Bagaimana pencegahan penyakit leukemia?
7. Apa komplikasi yang terjadi jika penyakit tidak tertangani?

I.III Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa itu penyakit leukemia.
2. Mengetahui gejala penyakit leukemia.
3. Mengetahui penyebab penyakit leukemia.
4. Mengetahui patofisiologi penyakit leukemia
5. Mengetahui diagnosis penyakit leukemia.
6. Mengetahui pencegahan penyakit leukemia.
7. Mengetahui apa kompikasi yang terjadi jika penyakit tidak tertangani
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Penyakit Leukemia


Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang
dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit
sirkulasi. Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit
yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata kata leukemia diturunkan
dari bahasa Yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah” yang
mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak
trkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan
pada beberapa kasus menyebabkan kematian (Davey, 2005).

Ada berbagai jenis leukemia dan pengobatan yang dilakukan berbeda-beda


tergantung pada jenis leukemia yang dihadapi. Menurut presentasi klinis,
leukemia bisa diklasifikasikan secara luas menjadi leukemia akut dan
kronis. Keduanya bisa diklasifikasikan lagi menurut jenis sel yang
terpengaruh:
• Leukemia myeloid akut (AML): kanker sel darah myeloid yang belum
dewasa. Merupakan jenis leukemia yang paling umum terjadi pada orang
dewasa. Tingkat pertumbuhan sel kanker ini biasanya cepat dan
memengaruhi produksi sel darah normal pada awalnya. Pasien biasanya
akan mengalami gejala rendahnya jumlah sel darah (misalnya anemia,
infeksi karena jumlah sel darah putih yang rendah, pendarahan abnormal
karena jumlah trombosit yang rendah).

•Leukemia Limfoblastik Akut (ALL): kanker sel limfoid yang belum


dewasa. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia
yang paling umum diderita oleh anak-anak. Presentasinya mirip dengan
AML.
•Leukemia myeloid kronis (CML): kanker sel myeloid dewasa yang terkait
dengan kehadiran kromosom Philadelphia. Jenis leukemia ini kebanyakan
terdeteksi pada orang dewasa. Sel kanker berkembang pada tingkatan yang
relatif lambat, penyakit di stadium awal mungkin tidak menunjukkan
gejala apa pun. Pada stadium selanjutnya, pembesaran limpa bisa
menyebabkan sakit perut. Produksi sel darah normal juga bisa terpengaruh,
dan memunculkan gejala-gejala yang tercantum di atas.

•Leukemia Limfositik Kronis (CLL): kanker sel limfoid dewasa. Sebagian


besar diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini
jarang terjadi pada anak-anak. Sel kanker ini juga ditandai dengan laju
pertumbuhan yang lambat. Penyakit di stadium awal biasanya bersifat
asimtomatik.

2. Gejala Penyakit
Leukemia akut merupakan penyakit kanker yang berkembang dengan cepat.
Biasanya, leukemia akut berkembang pesat dan menjadi lebih buruk dalam
jangka waktu beberapa minggu saja. Pasien menjadi kurang sehat, lemah
dengan gejala anemia, mudah mengalami pendarahan, dan infeksi. Leukemia
kronis biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun pada stadium awal.
Penyakit ini biasanya ditemukan pada saat melakukan tes darah rutin.
Beberapa pasien CLL terdiagnosis ketika kelenjar getah bening yang
bengkak ditemukan oleh dokter pada saat melakukan pemeriksaan rutin.
Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala-gejala
berikut ini:
- Mudah merasa lelah
- Penurunan berat badan
- Kehilangan selera makan
- Berkeringat di malam hari
- Demam yang tidak jelas
- Sering mengalami infeksi
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Pendarahan yang tidak biasa (misalnya pendarahan pada hidung/gusi
secara berulang-ulang)

3. Penyebab
Penyebab leukemia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun
dari beberapa penelitian ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
leukemia diantaranya adalah penggunaan pestisida, medan listrik, riwayat
keguguran pada ibu, radiasi, bahan kimia (benzene), virus, kelainan genetik,
ibu yang umurnya relatif tua saat melahirkan, ibu yang merokok saat hamil,
konsumsi alkohol saat hamil, penggunaan marijuana saat hamil, medan
magnet, pekerjaan orang tua, berat lahir, urutan lahir, radiasi prenatal dan
postnatal, vitamin K, serta diet (Saripudin dkk, 2010).

4. Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasan klon-
klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak
bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel
induk hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk
limfoid dan induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk limfoid akan
membentuk sel T dan sel B, sel induk mieloid akan berdiferensiasi menjadi
sel eritrosit, granulosit-monosit dan megakariosit. Pada setiap stadium
diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum
diketahui penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga
jumlah sel muda akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal
dalam sumsum tulang. Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi
darah yang kemudian menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan
gangguan metabolisme sel dan fungsi organ.
AML merupakan neoplasma uniklonal yang menyerang rangkaian mieloid
dan berasal dari transformasi sel progenitor hematopoetik. Sifat alami
neoplastik sel yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah
digambarkan melalui studi molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan
dapat diturunkan melalui progeni sel. Defek kualitatif dan kuantitatif pada
semua garis sel mieloid, yang berproliferasi pada gaya tak terkontrol dan
menggantikan sel normal.
Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan
menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker
ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ
lainnya, dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri.
Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah
kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan
kerusakan organ lainnya.
Kematian pada penderita leukemia akut pada umumnya diakibatkan
penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat, akan tetapi dapat pula
disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut ke organ tubuh penderita.

5. Diagnosis
Diagnosis dari leukemia akut pada umumnya tidak sukar untuk ditegakkan,
kesulitan justru terletak pada penggolongan/klasifikasi dari leukimianya
setelah diagnosis leukemia akut ditegakkan. Diagnosis Leukemia akut
ditegakkan atas dasar anamnesa adanya keluhan febris, anemia, dan
kecenderungan mudah terjadi pendarahan. Pada pemeriksaan fisik terdapat
gejala-gejala klinik demam, pucat (anemis), petekian, ekimosis,
hepatomegali, splenomegali, limfademopati, dan tanda-tanda infiltrasi dari
sel-sel leukemia yang lain.
6. Pencegahan
Penyebab leukemia memang belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa
faktor disebut dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit kanker
darah ini
Beberapa faktor memang tidak bisa dihindari, seperti usia dan jenis kelamin.
Meski demikian, Anda masih bisa menurunkan risiko leukemia dengan
menerapkan berbagai cara pencegahan sejak dini. Berikut cara mencegah
leukemia yang bisa Anda terapkan :
1. Menghindari paparan bahan kimia
Paparan bahan kimia, seperti benzena dan formaldehyde, disebut dapat
meningkat risiko seseorang terkena leukemia. Oleh karena itu, salah satu cara
pencegahan leukemia, yaitu dengan menghindari paparan kedua bahan kimia
tersebut. Untuk dapat mencegah leukemia, Anda perlu menghindari kontak
kulit dengan bensin dan hindari berdekatan dengan mobil yang sedang tidak
bergerak agar tidak terpapar asap knalpot mobil. Anda pun perlu mengurangi
paparan dari cat, bahan pewarna lain, atau produk mengandung benzena
lainnya, terutama di ruang tanpa ventilasi.
2. Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu
Paparan radiasi tingkat tinggi, seperti ledakan bom atom atau bekerja di
pabrik senjata atom dan pembangkit listrik, disebut dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena leukemia. Oleh karena itu, mengurangi paparan radiasi bisa
menjadi salah satu cara untuk mencegah leukemia Untuk meminimalkan
paparan, Anda bisa mengurangi jam bekerja, menambah jarak antara Anda
dan sumber radiasi, atau menggunakan pelindung diri. Bicarakan dengan
atasan Anda mengenai hal ini.
Selain itu, paparan radiasi dari pemeriksaan atau pengobatan medis juga perlu
dihindari sebagai bentuk pencegahan leukemia, seperti radioterapi, rontgen
sinar-X, atau lainnya. Anda bisa memilih jenis pemeriksaan lainnya, seperti
ultrasound, yang lebih aman (bila memungkinkan). Konsultasikan dengan
dokter Anda mengenai manfaat dan risiko dari penggunaan peralatan tersebut
3. Menghindari rokok
Rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker,
termasuk leukemia. Oleh karena itu, Anda perlu berhenti merokok dan
menghindari asap rokok sebagai salah satu cara untuk pencegahan leukemia.
Bila perlu, konsultasikan dengan dokter bagaimana cara berhenti merokok
yang tepat jika hal ini dirasa sulit.
4. Menjaga berat badan tetap ideal
Beberapa studi menunjukkan, kegemukan atau obesitas mungkin
meningkatkan risiko leukemia. Oleh karena itu, Anda bisa menurunkan risiko
penyakit ini dengan menjaga berat badan tetap ideal.
Anda bisa melakukannya dengan berolahraga secara rutin dan teratur serta
menghindari makanan berkalori tinggi. Lakukan olahraga 30 menit sehari
untuk menjaga tubuh tetap sehat. Anda pun bisa mengecek berat badan ideal
Anda melalui kalkulator BMI (body mass index)

7. Komplikasi Jika penyakit tidak ditangani


Komplikasi yang sering terjadi pada penderita leukemia yang tidak tertangani
adalah pendarahan akibat trombositopenia dan terjadi infeksi/sepsis akibat
leukopenia atau gangguan fungsi fagositosis dari sel - sel darah putih.
Komplikasi leukimia serebral juga sering dijumpai sebagai akibat lekositosis
serebral dari sel - sel leukemia. Pendarahan dapat terjadi pada semua organ
tubuh seperti pendarahan intra serebral pendarahan gastrointrointestinal,
bahkan pendarahan pada bronchus, pericardium dan pendarah retina, yang
tidak kalah pentingnya adalah komplikasi akibat pemberian obat - obat sistatika
yang seringkali menimbulkan aplasia sumsum tulang dengan segala akibatnya
dan menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ/jaringan tubuh
(Tjokroprawiro, 2015)
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan
oleh sel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya
ada. Leukemiaakut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi
pembentukan sel darah putih oleh sumsum tulang anak maupun
gangguan pematangan sel-sel tersebut selanjutnya. Leukemia terdiri
dari dua tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute
myeloid leukemia. Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia
umumnya lebih banyak dibandingkan jenis acute myeloid leukemia.
Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik
berperan cukup penting pada beberapa penelitian yang dilakukan.
Dengan kata lain, ada hubungannya dengan faktor keturunan. Terapi
yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk
menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang
normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat
melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus
tertentu,dapat juga dilakukan transplantasi sumsum tulang
belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung
waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium
awal atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi
yang dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi
maupun kemungkinan penyebab yang bisa diperkirakan.
III.II Saran
Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik
untuk pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga

Saripudin dan Yuliani,R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (Ed


2).Jakarta : CV. Sagung Seto

Tjokroprawiro, A. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya :


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai