DISUSUN OLEH:
NAMA : AINY RAMADHANY
NIM : G701 19 103
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah subhanahu wa ta'ala karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Gangguan Pada
Sel Darah Putih (Leukemia)" tepat waktu, Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas yang telah diberikan dari ibu Nurul Ambiati selaku dosen dari mata kuliah
"Patofisiologi" di Universitas Tadulako. Saya berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca, saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya
akan diterima demi kesempurnaan makalah. Saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada ibu Nurul Ambiati dosen mata kuliah Patofisiologi
2. Gejala Penyakit
Leukemia akut merupakan penyakit kanker yang berkembang dengan cepat.
Biasanya, leukemia akut berkembang pesat dan menjadi lebih buruk dalam
jangka waktu beberapa minggu saja. Pasien menjadi kurang sehat, lemah
dengan gejala anemia, mudah mengalami pendarahan, dan infeksi. Leukemia
kronis biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun pada stadium awal.
Penyakit ini biasanya ditemukan pada saat melakukan tes darah rutin.
Beberapa pasien CLL terdiagnosis ketika kelenjar getah bening yang
bengkak ditemukan oleh dokter pada saat melakukan pemeriksaan rutin.
Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala-gejala
berikut ini:
- Mudah merasa lelah
- Penurunan berat badan
- Kehilangan selera makan
- Berkeringat di malam hari
- Demam yang tidak jelas
- Sering mengalami infeksi
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Pendarahan yang tidak biasa (misalnya pendarahan pada hidung/gusi
secara berulang-ulang)
3. Penyebab
Penyebab leukemia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun
dari beberapa penelitian ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
leukemia diantaranya adalah penggunaan pestisida, medan listrik, riwayat
keguguran pada ibu, radiasi, bahan kimia (benzene), virus, kelainan genetik,
ibu yang umurnya relatif tua saat melahirkan, ibu yang merokok saat hamil,
konsumsi alkohol saat hamil, penggunaan marijuana saat hamil, medan
magnet, pekerjaan orang tua, berat lahir, urutan lahir, radiasi prenatal dan
postnatal, vitamin K, serta diet (Saripudin dkk, 2010).
4. Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasan klon-
klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak
bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel
induk hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk
limfoid dan induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk limfoid akan
membentuk sel T dan sel B, sel induk mieloid akan berdiferensiasi menjadi
sel eritrosit, granulosit-monosit dan megakariosit. Pada setiap stadium
diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum
diketahui penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga
jumlah sel muda akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal
dalam sumsum tulang. Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi
darah yang kemudian menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan
gangguan metabolisme sel dan fungsi organ.
AML merupakan neoplasma uniklonal yang menyerang rangkaian mieloid
dan berasal dari transformasi sel progenitor hematopoetik. Sifat alami
neoplastik sel yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah
digambarkan melalui studi molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan
dapat diturunkan melalui progeni sel. Defek kualitatif dan kuantitatif pada
semua garis sel mieloid, yang berproliferasi pada gaya tak terkontrol dan
menggantikan sel normal.
Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan
menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker
ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ
lainnya, dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri.
Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah
kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan
kerusakan organ lainnya.
Kematian pada penderita leukemia akut pada umumnya diakibatkan
penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat, akan tetapi dapat pula
disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut ke organ tubuh penderita.
5. Diagnosis
Diagnosis dari leukemia akut pada umumnya tidak sukar untuk ditegakkan,
kesulitan justru terletak pada penggolongan/klasifikasi dari leukimianya
setelah diagnosis leukemia akut ditegakkan. Diagnosis Leukemia akut
ditegakkan atas dasar anamnesa adanya keluhan febris, anemia, dan
kecenderungan mudah terjadi pendarahan. Pada pemeriksaan fisik terdapat
gejala-gejala klinik demam, pucat (anemis), petekian, ekimosis,
hepatomegali, splenomegali, limfademopati, dan tanda-tanda infiltrasi dari
sel-sel leukemia yang lain.
6. Pencegahan
Penyebab leukemia memang belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa
faktor disebut dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit kanker
darah ini
Beberapa faktor memang tidak bisa dihindari, seperti usia dan jenis kelamin.
Meski demikian, Anda masih bisa menurunkan risiko leukemia dengan
menerapkan berbagai cara pencegahan sejak dini. Berikut cara mencegah
leukemia yang bisa Anda terapkan :
1. Menghindari paparan bahan kimia
Paparan bahan kimia, seperti benzena dan formaldehyde, disebut dapat
meningkat risiko seseorang terkena leukemia. Oleh karena itu, salah satu cara
pencegahan leukemia, yaitu dengan menghindari paparan kedua bahan kimia
tersebut. Untuk dapat mencegah leukemia, Anda perlu menghindari kontak
kulit dengan bensin dan hindari berdekatan dengan mobil yang sedang tidak
bergerak agar tidak terpapar asap knalpot mobil. Anda pun perlu mengurangi
paparan dari cat, bahan pewarna lain, atau produk mengandung benzena
lainnya, terutama di ruang tanpa ventilasi.
2. Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu
Paparan radiasi tingkat tinggi, seperti ledakan bom atom atau bekerja di
pabrik senjata atom dan pembangkit listrik, disebut dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena leukemia. Oleh karena itu, mengurangi paparan radiasi bisa
menjadi salah satu cara untuk mencegah leukemia Untuk meminimalkan
paparan, Anda bisa mengurangi jam bekerja, menambah jarak antara Anda
dan sumber radiasi, atau menggunakan pelindung diri. Bicarakan dengan
atasan Anda mengenai hal ini.
Selain itu, paparan radiasi dari pemeriksaan atau pengobatan medis juga perlu
dihindari sebagai bentuk pencegahan leukemia, seperti radioterapi, rontgen
sinar-X, atau lainnya. Anda bisa memilih jenis pemeriksaan lainnya, seperti
ultrasound, yang lebih aman (bila memungkinkan). Konsultasikan dengan
dokter Anda mengenai manfaat dan risiko dari penggunaan peralatan tersebut
3. Menghindari rokok
Rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker,
termasuk leukemia. Oleh karena itu, Anda perlu berhenti merokok dan
menghindari asap rokok sebagai salah satu cara untuk pencegahan leukemia.
Bila perlu, konsultasikan dengan dokter bagaimana cara berhenti merokok
yang tepat jika hal ini dirasa sulit.
4. Menjaga berat badan tetap ideal
Beberapa studi menunjukkan, kegemukan atau obesitas mungkin
meningkatkan risiko leukemia. Oleh karena itu, Anda bisa menurunkan risiko
penyakit ini dengan menjaga berat badan tetap ideal.
Anda bisa melakukannya dengan berolahraga secara rutin dan teratur serta
menghindari makanan berkalori tinggi. Lakukan olahraga 30 menit sehari
untuk menjaga tubuh tetap sehat. Anda pun bisa mengecek berat badan ideal
Anda melalui kalkulator BMI (body mass index)