Anda di halaman 1dari 19

BAB.

III
ASPEK MIKROBIOLOGIK SEDIAAN DAN BAHAN FARMASI.

Kualitas mikrobiologis sediaan farmasi seperti obat-obat meru-


pakan suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikam .
Sediaan farmasi seprti preparat-preparat injeksi, untuk pemakaian
pembedahan serta obat-obat mata telah mempunyai suatu persya-
ratan secara khusus, tetapi untuk sediaan lainnya seperti obat-obat
non steril baru beberapa tahun terakhir ini mendapat perhatian dan
mulai diadakan persyaratan secara mikrobiologis.
Telah diketahui bahwa pada umumnya sediaan farmasi seperti
obat-obatan dibuat oleh industri farmasi secara besar-besaran. Di-
samping itu sediaan tersebut juga memakan waktu yang cukup
lama, baik dalam penyimpanan ataupun peredaraannya sebelum
sampai kepada konsumen atau pemakainya. Pada saat penyimpan-
an atau peredaraan tersebut, kemungkinan dapat terjadi pertumbuh-
an mikroorganisme tertentu di dalamnya, terutama bila pada waktu
pembuatannya memakai bahan baku yang telah terkontaminasi oleh
mikroorganisme atau syarat-syarat higienis atau sanitasi pada wak-
tu pembuatannya tidak atau kurang diperhatikan.
Adanya mikroorganisme di dalam obat-obat tidak dikehen-
daki, karena dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam
karakter organoleptis, perubahan atau kemunduran dari bahan aktif
di dalam sediaan yang bersangkutan
Selain dari pada itu mikroorganisme yang tumbuh dapat ber-
bahaya, apabila yang patogen atau walaupun sebenarnya tidak pato
gen, tetapi jumlahnya sangat banyak, dapat juga menimbulkan hal-
hal yang merugikan.

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 43


Penyakit yang timbul karena adanya mikroorganisme di dalam
obat misalya obat-obat non steril, dapat mengakibatkan terjadinya
keracunan oleh racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme atau
terjadi infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen
Secara umum penyebab “ toksin infeksi” oleh mikroorganisme
di dalam suatu sediaan farmasi dapat dibagi atas:
1. Adanya racun yang dibentuk oleh mikroorganisme di dalam
substrat atau obat selam pertumbuhan mikroorganisme
yang toksinogen, misalnya botulin yang dikeluarkan oleh
Clostridium botulinum , Enterotoksin oleh Staphyolococcus sp.
2. Disebabkan oleh jenis-jenis atau spesies mikroorganisme
yang tampaknya tidak toksinogen, seperti Salmonella sp,
Arizoma, Schigella sp, Vibrio parahaemolitycum dan lain-lain.
3. Karena terjadinya pertumbuhan yang berlebihan (eksesif)
mikroorganisme yang biasanya merupakan mikroorganisme
saprofit, misalnya Bacillus cereus .
4. Karena terbentuknya mikotoksin, yaitu toksin yang dipro-
duksi dan dikeluarkan oleh kapang dari jenis tertentu atau
spesies tertentu, misalnya yang telah dikenal : Aflatoksin
oleh kapang Aspergillus flavus, Luteoskirin oleh kapang
Penicillium islandicum. Kedua zat tersebut dikenal sebagai
penyebab kanker hati.

Proses Perubahan Sediaan dan Bahan Farmasi.

Peroses-proses perubahan terhadap suatu bahan secara almiah


selalu dapat terjadi dengan sendirinya. Proses-proses tersebut ada
yang dikehendaki dan ada pula yang tidak dikehendaki dan ada pu-

44 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


la dianggap merugikan dan bahkan berbahaya. Sebelum terjadi per-
kembangan ilmu dan teknologi, maka proses-proses perubahan ter-
sebut terjadi tanpa kesengajaan, tanpa kendali dan terjadi serta
merta dan liar .
Banyak perubahan dapat terjadi pada bahan (sediaan farmasi,
dan lain-lain), yaitu terjadi secara kimia atau fisika dan biasanya
tanpa diikut sertakannya mikroorganisme hidup. Tetapi dialam
atmosfir yang penuh dengan orgaisme hidup tersebut, proses-pro-
ses tersebut dapat terjadi secara kimia dan fisik, tetapi sulit untuk
terlepas turutnya proses perubahan secara bilogis ( mikrobiologis).
Proses yang terjadi secara biologis termasuk di dalam sistem
tumbuhan dan hewan tingkat tinggi atau dapat pula terjadi dialam
mikroorganisme, kesemuanya ini dapat berlangsung secara enzi-
matis.
Proses perubahan sediaan farmasi dan bahan-bahan lainnya se-
cara mikrobiologis, meliputi pembongkaran bahan ( biodegradasi),
pembentukan senyawa baru ( biosintesis) dan terbentuknya senya-
wa-senyawa baru berupa racun ( toksikan). Proses mikrobiologis
tehadap bahan sebelum berkembangnya ilmu dan teknologi, nam-
paknya terjadi serta merta dan tanpa terkendali. Sebelum tahun
1861 yaitu penemuan Louis Pasteur , orang percaya, bahwa adanya
kehidupan terjadi secara spontan yang dikenal dengan nama teori
kehidupan atau “theory of spontaneous generation”, generatio spon-
tanea. Pada taun 1861 tersebut, Louis Pasteur berhasil menya-
kinkan para ilmuan bahwa “ segala kehidupan itu harus berasal dari
benih atau telur yang dikenal denga teori “omne vivum ex ovo”.
Disamping itu Louis Pasteur juga memperkenalkan dan membukti-

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 45


kan bahwa proses fermentasi akan menghasilkan senyawa-senyawa
khas seperti asam cuka, alkohol, asam butirat atau asam laktat dan
diperlukan pula jenis-jenis mikroorganisme tertentu agar prosesnya
dapat berlangsung sesuai yang dikehendaki. Apabila terjadi konta-
minasi oleh mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki dan pro-
ses tersebut tidak dikehendaki, maka fermentasinya tidak akan jadi
atau hasil produksi yang diperoleh tidak seperti yang dikehendaki.
Banyak proses-proses fermentasi yang dikenal pada saat seka-
rang ini, mula-mula terjadi tanpa rencana dan terjadinya secara
spontan tanpa dapat dikendalikan sepenuhnya. Pengalaman dan
usaha manusia untuk mengenal dan mengendalikan proses-proses
mikrobiologis tersebut membuahkan hasil dengan diperkenalkannya
teknologi yang cukup canggih seperti dalam proses pembuatan ang-
gur dari buah-buahan, asam cuka, keju, yoghurt, soyghurt, tape,
produksi asam amino, beberapa obat berupa antibiotika, vitamin,
hormon dan sebagainya. Yang jelaskan pemanfaatan mikroorganis-
me dalam teknologi produksi sudah terbuka. Teknologi yang ber-
kembang berdasarkan ilmu proses-proses mikrobiologi sekarang ini
adalah bidang bioteknologi, yang karena cerahnya maka bidang ter
sebut disebut “sunrise technology”

Biodegradasi dan Biosintesa.


Lama sebelum penemuan Louis Pasteur, orang percaya bahwa
mikroorganisme selalu menyebabkan perusakan atau biodegradasi.
Tetapi pendapat tersebut berubah karena pekerjaan Raistrick dan
kawan-kawan antara tahun 1930 – 1960 yang membuktikan bahwa
mikroorganisme disamping melakukan perombakan juga melaku-

46 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


kan penyusunan atau disebut biosintesa dari senyawa-senyawa or-
ganik yang kompleks. Dengan pembuktian tersebut maka, menyusul
revolusi produksi bahan-bahan biomolekul seperti penisilin, asam
amino, vitamin, inteferon dan senyawa-senyawa lain yang berman-
faat sebagai obat-obatan dan bahan pangan.
Perusakan biologis atau biodegration atau biodeteriotion adalah
perubahan-perubahan kimiawi, struktur atau komposisi yang
umumnya tidak dikehendaki,karena aktivitas organisme hidup, baik
mikroorganisme maupun yang bukan. Perusakan biologis ini meli-
puti kisaran proses-proses yang berlangsung sangat luas dan terus
menerus di alam, misalnya perusakan dan pembusukan kayu, daun-
daunan, jaringan tanaman, dan hewan termasuk manusia sehingga
menyebabkan sakit, dan lain-lain sebagainya. Biodegradasi ini ter-
masuk aktivitas perubahan biologis, yang dilakukan oleh mikro-
organisme seperti bakteri, kapang khamir, virus dan lain-lain.
Khusus dalam biodegradasi mikrobiawi, mikroorganisme peru-
saknya dapat satu jenis atau gabungan beberapa jenis yang merusak
bersamaan atau bertahap-bergantian.
Macam dan arah kerusakan ditentukan oleh beberap faktor:
1. Komposisi kimiawi bahan
2. Jenis mikroorganisme yang berperan
3. Keadaan sekitar yang berpengaruh pada bahannya sendiri
maupun pada mikroorganismenya.
4. Bentuk dan arah perubahan yang dapat mempengaruhi
tahap perubahan selanjutnya dan lingkungan terbatas dise-
kitarnya.

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 47


Jalur-jalur degradasi yang dilewati oleh proses degradasi bahan
pada dasarnya adalah sebagai berikut:
degradasi
Karbohidrat asam organik , CO2
Bakteri, kapang, khamir
degradasi
Glukosa. Fruktosa asam laktat
Lactobacillus
degradasi
Lemak (mentega, keju asam lemak bebas, gli-
Kacang-kacangan, salep, ( bakteri, kapang) serol
lotio
degradasi
Protein oligopeptida, peptida,
(bakteri proteolitik anaerob) asam amino bebas, indol
skatol dll.
Clostridium welchii
Cl. aerofoetidum
Cl. bifermentans
NH3, H2S
Jenis mikroorganisme yang merusak sangat berpengaruh pada
jalur proses yang dilewati. Misalnya pada bahan yang mengandung
baik protein, lemak maupun karbohidrat, kerusakan karena bakteri
akan mengarah lewat jalur kerusak protein, sedangkan pada jamur
penyebab kerusakan pada lemak sehinga menjadi timbul bau tengik
dan khamir kearah kerusakan karbohidrat yaitu terbentuknya rasa
atau bau alkohol.
Sedangkan kondisi sekitar yang berpengaruh pada jenis mikro-
organisme perusak dan jalur perusaknya adalah pH, kelembaban
( aktivitas air = aw ), suhu , bahan pengawet dan kondisi lain yang
spesifik seperti radiasi, tekanan oksigen dan lain-lain. Jenis-jenis

48 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


mikroorganisme yang tumbuh sangat dipengaruhi oleh keadaan
sekitar tersebut.
Sedangkan hasil degradasi suatu proses kemungkinan besar juga
mengubah keadaan lingkungan sehingga dapat menjadi penyebab
timbulnya proses tahap-tahap berikutnya. Misalnya produksi asam
akan menurunkan pH lingkungan dan pH rendah tersebut akan
memacu pertumbuhan mikroorganisme lain seperti bakteri asam
laktat atau bakteri asam lainnya dan jalur proses yang lain.

Biodegrasi Protein
Bahan atau sediaan yang mengandung banyak protein apabila
mengalami kerusakan mikrobiawi akan menghasilkan bau busuk
yang spesifik protein. Bau busuk protein tersebut dikenal sebagai
bau putrid dan kerusakannya disebut putrefactive spoilage.
Sebagai contoh daging yang dikemas dalam kaleng dapat menga-
lami pembusukan oleh bakteri anaerobik yang tumbuh karena pro-
ses sterilisasi yang kurang sempurna. Bakteri yang tumbuh dalam
kaleng yang anaerobik misalnya dari genus Clotridium dikenal dapat
menyebabkan pembusukan anaerobik atau putrefactive. Anggota
bakteri kelompok genus Clostridium yang dikenal penyebab pembu-
sukan (putrfactive) adalah Cl. acrofoetidum, Cl. histolyticum, Cl. wechii.
Kelompok ini dikenal sebagai obligat anaerobik yaitu hanya dapat
tumbuh dan berkembang dalam keadaan betul-betul aearobik.
Kelompok bakteri yang dapat tumbuh baik dalam keadaan
anaerobik, juga dalam keadaan aerobik disebut kelompok fakultatif
anaerobik misalnya Pseudomonas putrfaciens, Flavobacerium elasto-
lyticum dan Proteus vulgaris. Mereka umumnya dapat menghasilkan

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 49


metabolit hasil pecahan protein yang berbau busuk misalnya cada-
verine dan skatol
Tahap kerusakan protein dimulai dari adanya kontaminasi mik-
roorganisme pada suatu bahan. Mikroorganisme yang cocok dengan
lingkungannya akan dapat tumbuh dan berkembang biak.
Bakteri kontaminan tersebut tidak dapat tumbuh sekiranya ling-
kungannya tidak sesuai dengan kebutuhannya atau kalau per-sedia-
an makanannya yang berupa senyawa hasil pecahan protein dan
karbohidrat tidak tersedia. Senyawa hasil pecahan yang bermole-
kul kecil itu misalnya berupa asam amino bebas, dipeptida, asam
laktat dan gula. Dengan adanya bahan makanan bermolekul kecil
tersebut yang siap untuk dipergunakan oleh mikroorganisme, maka
populasi mikroorganisme tersebut akan tumbuh dengan pesat bersa-
maan dengan dihasilkannya senyawa pecahan yang lebih kecil lagi,
misalnya cadaverine, putreceine, asam-asam organik, CO2, H2S,
NH3. Populasi mikroorganisme yang berkembang tersebut selanjut-
nya mampu menghasilkan enzim-enzim protease yang mampu me-
mecah senyawa-senyawa polimer bermolekul besar. Demikian pe-
mecahan berlangsung terus sampai kondisinya tidak memenuhi
persyaratan pertumbuhan mikroorganisme sehingga akhirnya popu-
lasinya menurun.
Dalam substrat yang hanya terdiri dari protein murni (yang
masih utuh), mikroorganisme tidak mungkin tumbuh. Untuk pem-
bentukan enzim protease yang dapat memecah protein utuh, mikro-
organisme memerlukan bahan makanan berupa peptida, asam
amino bebas dan vitamin-vitamin

50 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


Biodegradasi Karbohidrat.
Bahan atau sediaan yang mengandung banyak karbohidrat da-
pat mengalami perubahan kimiawi karena aktivitas mikroorganisme
seperti bakteri, kapang dan khamir. Proses perubahan mikrobiawi
yang dialami pada umumnya dapat dikelompokkan dalam beberapa
jenis:
1. Fermentasi alkohol
Perubahan karbohidrat ( terutama glukosa) menjadi etanol
yang terutama disebabkan oleh golongan khamir dalam keadaan
anaerobik.
2. Pembentukan laktat atau propionat.
Bakteri genus Lactobacilli pada umumnya mampu mengubah
karbohidrat menjadi asam laktat dan propionat dalam keadaan
anaerobik .
3. Bakteri asam asetat akan mengubah alkohol menjadi asam asetat
dalam kondisi aerobik.
4. Berbagai jenis mikroorganisme dapat mengubah karbohidrat
menjadi butil alkohol, asam-asam butirat, sitrat, oksalat.
5. Berbagai jenis mikroorganisme mampu mengubah selulosa, hemi-
selulosa, pektin dan gum menjadi senyawa lain yang kadang-
kadang khas karbohidrat, melalui biosintesa.
Oleh karena itu kebanyakan bahan yang mengandung karbo-
hidrat tinggi apabila mengalami kerusakan mikrobiawi akan bersifat
asam atau berasa alkohol disamping perubahan tekstru fisiknya.
Karbohidrat yang bermolekul besar seperti polisakarida, mula-
mula mengalami pemecahan oleh jenis-jenis Bacilli, Streptomyces,

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 51


Penicillia dan Aspergillus, karena kemampuan mereka membentuk
enzim-enzim selulase dan amilase (umumnya glukokanohidrolase).
Senyawa polisakarida tersebut akan dipecah menjadi glukosa (mo-
nosakarida) atau maltosa (disakarida).

{( C6H10)5 }n + n H2O n C6H12O6


Polisakarida Air Glukosa

( C6H10O5)n + n/2 H2O n/2 C12H22O11


Polisakarida Air Maltosa

Selanjutnya, bahan monosakarida (glukosa, fruktosa , galaktosa)


dan dalam proses glikolisis akan diubah menjadi asam piruvat .

C6H12O6 + 2 NAD + 2 ADP +2 Pi 2 CH 3COCOOH + 2 NADH +


Asam piruvat 2 ATP + H+

Asam piruvat ini selanjutnya dapat terus diubah menjadi asam-


asam Trikarboksilat dalam siklus Krebs ( Tri Caroxylic Acid Cycle)
dan akhirnya terpecah menjadi CO2 dan H2O atau selanjutnya da-
lam proses fermentasi menjadi asam laktat atau alkohol (tergantung
dari kondisi dan jenis mikroorganisme yang berperan).
Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus sp mengubah piruvat
menjadi asam laktat dalam keadaan anaerobik.
CH3-CO-COOH + NADH + H+ CH3-CH-COOH + NAD+
|
OH
Asam piruvat asam laktat

52 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


Sedangkan khamir mengubah piruvat menjadi alkohol juga
dalam keadaan anaerobik :

CH3-CO-COOH + NADH + H+ CH3-CH2-OH + CO2 + NAD+


Asam piruvat Etanol

Polisakarida dalam bahan makanan sebenarnya merupakan cadang-


an bahan makanan bagi jaringan bahan tersebut. Cadangan makan-
an tersebut pada umumnya dalam bentuk pati atau amilum.
Ada dua jenis pati terutama yaitu amilosa dan amilopektin.
Amilosa merupakan polimer glukosa yang panjang tanpa perca-
bangan. Ikatan rantai antar glukosa berupa ikatan glikosidik α-1 – 4,
sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa juga tetapi
dengan percabangan. Rata-rata 30 ikatan rantai glikosidik α- 1 – 4
ada satu percabangan rantai glukosa ini melalui ikatan gliokosidik
α- 1–6. Amilopektin ini secara kimiawi mirip dengan glikogen ( per-
sediaan karbohidrat dalam jaringan hewan) yang pada umumnya
jumlah percabangannnya lebih sedikit.
Selulosa merupakan polimer glukosa yang berantai panjang
dengan ikatan β – 1 – 4 tanpa percabangan. Selulosa ini merupakan
bahan kerangka tanaman yang kuat dan tidak mudah mengalami
perubahan Hanya jenis mikroorganisme tertentu saja yang mampu
memproduksi enzim selulase yang dapat memecah selulosa tersebut
menjadi senyawa yang lebih kecil, sehingga dapat dipakai sebagai
sumber makanannya.
Mikroorganisme dapat memproduksi karbohidrat yang khu-
sus yang memiliki tekstur seperti lendir, sebagai contoh adalah
dekstran yaitu polimer glukosa dengan rantai ikatan glikosisdik α –

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 53


1 – 6 dengan ikatan percabangan α – 1 – 2, α – 1- 3 , α – 1 – 4 ,
tergantung dari sepesies mikroorganisme yang memproduksinya.
Bahan-bahan dekstran ini dapat merupakan bahan persediaan karbo
hidrat di dalam sel khamir dan bakteri.
Dipandang dari segi estetika, bahan yang mengandung dekstran
yang berlendir ini tidak lagi layak untuk dikomsumsi. Beberapa
bahan yang dapat mengalami proses ini seperti pada sari buah yang
mengalami kontaminasi bakteri Leuconostoc mesentriodes atau Bacillus
mesentricus, dan produk tersebut berup bahan berlendir seperti kanji.
Sediaan atau bahan-bahan yang mengandung sukrosa dan
maltosa kalau tercemar oleh bakteri Escherichia coli, Neisseria perflava,
Leuconostoc mesentriodes atau Bacillus megaterium akan terasa berlen-
dir, karena produksi karbohidrat khusus termasuk amilosa dan
dekstran. Sedangkan pencemaran oleh bakteri Bacillus megaterium
atau Bacillus subtilis pada bahan yang sama akan membentuk karbo-
hidrat levan yaitu sejenis karbohidrat yang dapat larut dengan
konsistensi kental dengan unit ikatan frukto-furanosa.
Ada bahan terutama bahan yang berasal dari tanaman dan
buah-buahan banyak mengandung pektin, dengan adanya kontami-
nasi oleh mikroorganisme seperti bakteri dan kapang yang mampu
memproduksi enzim pektin esterase ( dan pada umumnya berupa
enzim poligalakturonidase) akan memperlunak atau memperlem-
bek teksturnya dan menyebabkan terjadinya pembusukan. Senyawa
pektin yang memperkuat ikatan antar sel ini akan dipecah oleh
mikroorganisme tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Pektin merupakan polimer dari metil-D-galakturonat. Karena
mengandung metil, maka diperkirakan bahan yang mengandung

54 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


pektin apabila mengalami fermentasi alkohol akan dapat mengha-
silkan metanol, sehingga bahan hasil fermentasinya berbahaya un-
tuk dikonsumsi.

Biodegradasi Lemak dan Minyak


Minyak dan lemak dalam bahan makanan berupa senyawa tri-
gliserida yaitu ester lemak dengan gliserol.

CH2 - O - CO R1
|
CH - O - CO R2
|
CH2 - O - CO R3
Trigliserida
Minyak berupa cairan dan lemak berupa padatan pada suhu
kamar dan berbeda hanya pada susunan asam –asam lemak yang
menyusunnya. Minyak dan lemak dapat mengalami pemecahan
men-adi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam-asam lemak
selanjutnya dapat mengalami pemecahan menjadi senyawa-senyawa
aldehid, keton dan senyawa bermolekul kecil lainnya yang dapat
berbau tengik ( rancid). Asam-asam lemak tidak jenuh (dengan satu
atau lebih ikatan rangkap) lebih mudah mengalami pemecahan dari
pada yang asam lemak jenuh.
Sediaan dan bahan yang berlemak seperti sediaan farmasi se-
tengah padat ( lotio, salep, krim dan lain-lain), apabila mengalami
proses biodegradasi dapat ditandai dengan terjadinya tengik, berasa
asam, berbau sabun dan bau tidak enak lainnya.
Berbagai jenis bakteri kapang dan khamir telah diketahui mam-
pu memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas dan

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 55


selanjutnya memecah asam lemak bebas tersebut menjadi senyawa-
senyawa bermolekul lebih kecil yang mudah menguap ( metil-keton,
asam lemak yang mudah menguap)..
Asam lemak yang mengalami oksidasi akan terpotong-potong
menjadi senyawa 2 atom C ( asetil-coA) dan akhirnya menjadi CO2
dan H2O. Senyawa-senyawa yang menyebabkan bau tengik pada
umumnya berupa senyawa-senyawa yang menyebabkan bau tengik
umumnya berupa senyawa hasil antara (intermediate) seperti per-
oksida ( -OOH), keton , dan aldehid .
Berbagai jenis kapang seperti Cladosporium suaveleus, C. Butyri,
Oospora lactis, Paecilomyces aureocinamoneum, Margarinomyces bubaki,
penicillium glaucum. Sedangkan dari golongan khamir seperti Candi-
da lipolyticum dan dari golongan seperti Pseudomonas fluorescens,
Epicoccum purpurescens. Kesemuanya mikroorganisme tersebut telah
dilaporkan dapat menyebabkan ketengikan dan rasa asam pada
mentega.
Kemampuan mikroorganisme memecah trigliserida disebabkan,
karena memiliki enzim lipase. Jenis lipase yang dihasilkan oleh mik-
roorganisme berdasarkan atas kemampuannya untuk memecah
ikatan asam lemak yang mana dengan gliserol, hal ini dapat berbeda
Sebagai contoh adalah lipase yang dihasilkan oleh Penicillium roque
forti yng biasanya tumbuh pada keju yang telah rusak, termasuk
jenis yang dapat melepaskan ikatan asam dengan gliserol seperti
nomor 1 dan 3.
Jenis lipase 1 – 3 ini serupa dengan jenis lipase yang dihasilkan
oleh organ pankreas pada hewan. Kapang lainnya yang dapat meng-
hasilkan lipase 1 – 3 misalnya Rhizopus oligosporus (jamur tempe),

56 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


Thamnidum elegans, sedangkan golongan khamir lainnya adalah C
Pseudomonas fragi, Ps. fluoescens, Ps. geniculata, Ps. nitens.andida
lypolyticum, Candida fresnii. Golongan bakteri antara lainnya

1. CH2 - O - CO R1 CH2OH
| |
2. CH - O - CO R2 lipase 1 – 3 CH - O - CO R1
| + 2 H 2O |
3. CH2 - O CO R3 CH2 - OH
Monogliserida
+ R2COOH
+ R3 COOH
Asam lemak bebas.

Enzim lipase yang memutuskan ikatan asam lemak dengan gli-


serol pada atom C nomor 2 (lipase 2 atau lipase β) misalnya yang
dihasilkan oleh kapang Asprgillus flavus dan Geotrichum candidum
dan dari golongan bakteri Staphylococcus aureus.

1. CH2 - O - CO R1 CH2 - O - CO R1
| |
2. CH - O - CO R2 lipase 2 CH - OH
| + H 2O |
3. CH2 - O - CO R3 CH2 - O - CO R3
digliserida
+
R2 COOH
asam lemak bebas

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 57


Khusus untuk kapang Geotrichium candidum disamping mng-
hasilkan lipase 2 juga memiliki sifat khusus yaitu dapat mele-paskan
asam oleat yang terikat dengan gliserol dimanapun letaknya.

Sumber-Sumber pencemaran Mikrobiologis pada Sediaan Farmasi


Adanya pencemaran mikrobiologis pada sediaan farmasi, dapat
disebabkan oleh tiga faktor yang penting yaitu:
1. Bahan Baku.
Pencemaran mikrobiologis terhadap bahan baku ini ter-
tergantung dari macam dan asal serta cara pengolahan
bahan baku tersebut, sehingga resiko pencemarannya akan
berbeda-beda pula.
Bahan baku yang berasal dari alam seperti dari hewan
atau tumbuhan sering kali dapat ditemukan selain mikroor-
ganisme dari udara, juga kemungkinan ditemukan yang ber
asal dari air dan mikroorganisme-mikroorganisme yang bia-
sanya menjadi flora normal dalam usus dari manusia atau
hewan selerti: Streptococcus faecalis, E.coli, Bacterium paracola,
serta jenis-jenis Bacillus lainnya
Dalam hal ini tidak jarang pula ditemukan adanya
bakteri Salmonella sp yang patogen. Mengingat bahan-bahan
tersebut sangat besar kemungkinannya mengandung konta-
minan
Air merupakan bahan yang paling banyak digunakan
dalam industri farmasi, seperti untuk mencuci, pelarut atau
penambahan-penambahan dalam sediaan itu sendiri. Pada
air kran untuk sebagai air minum yang telah mengalami

58 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


berbagai proses masih sering dijumpai adanya beberapa
mikroorganisme antara lain: Pseudomonas fluorescens atau
Pseudomonas chromogen, Serratia marcescens dan Sarcina lutea
serta mikroorganisme–mikroorganisme patogen lainnya.
Didalam air demineralisasi sendiri juga masih dapat
ditemukan mikroorganisme dari spesies yang umum terda-
pat dalam air. Perlu diperhatikan bahwa bakteri dapat ber-
kembang biak di dalam resin penukar ion. Sebagai contoh
adalah hasil penelitian yang dikemukakan oleh Dony.J.
(1977), menunjukkan bahwa dari 22 mikroorganisme per ml
air pada permulaan pemakaian penukar ion, setelah dijalan-
kan selama 44 hari, kandungan mikroorganismenya mening-
kat menjadi 103 000 pe ml air yang dihasilkan.

2. Proses dan Higienis pada Waktu pembuatan


persoalan ini sangat penting untuk diperhatikan, ka-
rena kualitas mikrobiologis yang telah menggunakan bahan
baku yang memenuhi syarat mikrobiologis, akan menjadi
tercemar karena kebersihan tempat pembuatan, peralatan
yang digunakan dan higienis para karyawan atau pesonalia
dapat memberi pengaruh yang tidak diinginkan.
Badan manusia merupakan pembawa atau karier dari
pada mikroorganisme. Berbagai jenis mikroorganisme dapat
menempel pada kulit dan dapat tersebar kesekitarnya ber-
sama-sama dengan sel-sel epitel yang lepas. Berbagai jenis
bakteri, jamur atau virus terdapat pada mukosa mulut, hi-
dung dan tenggorokan, dimana terutama kalau batuk atau

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 59


bersin dapat mengotori suatu sediaan yang dihadapinya.
Demikian pula mikroorganisme-mikroorganisme yang ter-
golong mikroorganisme flora usus atau saluran pencernaan.
Pada kondisi higienis yang rendah, dapat masuk dan
mengotori suatu produk pada saat pembuatannya, misalnya
sediaan non steril yang dikerjakan secara manual dengan
jalan diracik, secundum artum, sebagai contoh adalah pem-
buatan pilulae atau preparat-preparat lain sering kali di-
temukan mikroorganisme yang berasal dari kulit, terutama
Staphylococcus albus, Streptococcus epidermidis dan Staphylo-
coccus aureus ( Kalling, Cs., 1966 ).
Proses pembuatan sediaan farmasi seperti sediaan far-
masi non steril merupakan faktor penentu adanya kontami-
nasi mikrobiologis pada sediaan tersebut. Sebagai contoh
adalah pada pembuatan tablet dengan cara granulasi basah.
Granul-granul basah selama proses pengeringan pada suhu
40–50oC dalam keadaan lembab dapat merupakan media
kultur yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Kalling, Cs, (1966), melaporkan bahwa pada permulaan
proses granulasi basah pada pemnuatan tablet dengan
menggunakan amilun solani mengandung bakteri bentuk
koli sebanyak 120 sel per gram, tetapi setelah dikeringkan
pada suhu 35oC selama 24 jam, kandungan mikroorganisme-
nya meningkat menjadi 10 000 sel per gram

60 ============================ ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI.


3. Bentuk Sediaan dan Komposisinya
Masalah ini merupakan logis bahwa sediaan cair , dimana
air merupakan bahan pembawanya merupakan bahan yang
sangat penting atau dibutuhkan mikroorganisme untuk per-
tumbuhannya, sehingga kemungkinan besar dapat tercemar
apabila tidak diambil langkah-langkah atau usaha untuk
menghindarinya.
Menurut Atmawidjaja, S,, (1979) seringkali ditemukan
mikroorganisme tertentu dalam sediaan farmasi, bahkan
dalam sediaan farmasi non steril yang mengandung bahan
antiseptikapun masih ditemukan adanya spesies tertentu
yang dapat tahan dan berkembang biak, diantaranya adalah
Pseudomonas aeruginosa. Bahkan bentuk-bentuk sediaan yang
kering sekalipun seperti granula, tablet, dragee, kapsul dan
lain-lain, tidak luput dari kemungkinan terkontaminasi oleh
mikroorganisme

ANALISIS MIKROBIOLOI FARMASI ============================= 61

Anda mungkin juga menyukai