Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ainy Ramadhany

Nim : G701 19 103


Kelas : B
Tugas Fartoks 3

Soal
1. Menuliskan tentang mekanisme kerja, farmakokinetik, dosis dan efek samping obat

Jawab
I. Obat antiamuba
1. Metronidazol
a. Mekanisme kerja : Metronidazol dikenal sebagai antibakteri, antiprotozoa dan radiasi-
sensitizer. Antibakteri dalam mencegah penyebaran agen infeksi
atau membunuh agen infeksi tersebut supaya tidak menyebar.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis asam nukleat
dengan merusak DNA. sebagai antiprotozoa metronidazol bekerja
dengan mendestruksi protozoa tersebut. sedangkan sebagai radiasi-
sensitizer, metronidazol efektik mampu merusak sel yang tidak
diinginkan
b. Farmakokinetik : Metronidazol diabsorbsi baik melalui oral sekitar 80% dan
didistribusikan secara luas di dalam tubuh. Obat ini dimetabolisme
di hepar sehingga dosis harus diturunkan apabila diberikan pada
penderita gangguan hepar. Dieksresikan melalui urin dan feses.
c. Dosis : Dosis yang diberikan sesuai dengan jenis penyakit yang diderit, dimana pada
infeksi BV diperlukan dosis tunggal 2 gram per oral dan alternatif 500 mg tiap
12 jam selama tujuh hari per oral. Pada penderita yang diterapi metronidazol
seharusnya menghindari mengkonsumsi alkohol dan harus hati-hati apabila
diberikan pada penderita gangguan hepar, blood dyscrasia, kejang dan
neuropati
d. Efek samping : Efek samping yang pernah dilaporkan adalah kejang, neuropati perifer,
metallic taste, glossitis, stomatitis, neutropenia, pertumbuhan candida,
perubahan EKG, dizziness, vertigo, ataxia, confusion, iritabilitas,
depresi, weakness, insomnia, ruam eritem, kemerahan, nasal
congestion, membran mukosa kering, demam, disuria, sistitis, poliuri,
inkontinensia, dispareunia, penurunan libido, distress, mual, muntah
dan headache.

2. Idoquinol
a. Mekanisme kerja : Mekanisme kerja dari obat ini belum diketahui secara pasti. Obat
iodoquinol efektif terhadap organisme yang berada pada lumen
usus, tetapi tidak efektif terhadap trofozoid yang berada pada
dinding usus atau jaringan extrausus.
b. Farmakokinetik : Secara oral, 90% obat ini sulit diabsorpsi (buruk dan tidak menentu)
secara tropical, obat ini diabsropsi secara sistemik melalui kulit,
waktu paruh iodoquinol yaitu 12-14 jam dalam sirkulasi sistemik.
Sebagian besar dieksresikan melalui urin terutama feses dalam
bentuk metabolitnya.
c. Dosis : Dewasa 210mg - 680mg / hari
(Dewasa) Amebiasis usus, 650 mg per oral setiap 8 jam selama 20 hari; tidak
melibihi 2 g/hari
Anak-anak 210mg - 680mg / hari
Amebiasis usus, 30-40 mg/kg/hari terbagi per oral setiap 8 jam selama 20 hari;
tidak melebihi 1,95 g/hari
d. Efek samping : Diare, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, Anoreksia,
Neurotoksisitas, dapat menimbulkan toksik (pada dosis berlebih).

3. Klorokuin
a. Mekanisme kerja : Klorokuin meningkatkan pH endosome yang diperlukan untuk fusi
virus dengan sel inang, dan menggangu glikosilasi selular virus 3,4
melihat mekanisme kerjanya, klorokuin bekerja pada tahap awal
infeksi dengan menghambat masuknya virus ke dalam sel inang.
b. Farmakokinetik : diabsropsi secara cepat di saluran cerna, kemudian didistribusikan
berikan dengan protein plasma, dan dimetabolisme dalam hepar.
Bioavailabilitas mencapai 78-89%, waktu paruh eliminasi sampai
20-60 hari, sehingga obat ini dieksresikan melalui urin dalam
waktu lama.
c. Dosis : Klorokuin diberikan sekali seminggu selama 8-12 minggu, dengan dosis 10 mg
basa/kg bb/kali. Pengobatan juga dapat diberikan berdasarkan golongan umur
penderita.
d. Efek samping : Gangguan penglihatan, tinnitus, neuromiopati, mual, muntah, diare,
gangguan liver, gangguan kulit, sakit kepala hingga kejang, hipotensi,
serta gangguan jantun dan darah lainnya.
4. Emetin
a. Mekanisme kerja : Membunuh E. histolytica secara langsung lebih efektif terhadap
bentuk motil daripada terhadap bentuk kista. in vitro, dosis terapi
emetin (segera membunuh trofozoit) tetapi belum diketahui pasti
mekanisme kerja dari Emetin
b. Farmakokinetik : Setelah di injeksi emetin terkonsentrasi di hati, dan sampai batas
tertentu di ginjal, paru-paru, dan limpa. Ekskresi dalam jumlah
lambat dan dapat dideteksi dapat bertahan dalam urin 40 hingga 60
hari setelah pengobatan dihentikan.
c. Dosis : Injeksi Intramuskular (60 mg, 1 kali / hari, selama 10 hari), Injeksi subkutan (60
mg, 1 kali / hari, selama 10 hari)
d. Efek samping : Umumnya ringan pada pemakaian 3-5 hari, meningkat seiring waktu
dan berupa : nyeri, nyeri tekan, abses steril di tempat penyuntikan,
diare, muntah, mual, rasa tidak nyaman di otot.
II. Obat Anti malaria
1. Primakuin
a. Mekanisme kerja : dengan merusak fungsi mitokondria gametosit. primakuin
merupakan satu-satunya obat anti malaria yang efektif
membunuh gametosit dewasa dan mampu memutus rantai
transmisi parasit
b. Farmakokinetik : Primakuin mudah diabsrobsi pada penggunaan per oral. Puncak
konsentrasi plasma terjadi dalam 1-2 jam, dengan waktu paruh kira-
kira 5 jam. Primakuin cepat dimetabolisme dalam hati/liver dan
hanya sejumlah kecil di eksresikan melalui urin. Ada 2 metabolit
utama, 5 hidroksiprimakuin dan 5 hidroksi demetilprimakuin.
Keduanya mempunyai aktifitas anti malaria dan menyebabkan
pembentukan methemoglobin.
c. Dosis : Primakuin diberikan dengan dosis tunggal 0,75 mg basa / kgBB (misalnya
untuk orang dewasa BB 60kg, diberikan 3 tablet primakuin). kgBB selama 14
hari (misalnya untuk orang dewasa BB 60kg, diberikan 1 tablet primakuin/
hari).
d. Efek samping : Efek samping yang dilaporkan adalah keluhan gastrointestinal;
anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati dan kejang perut, gangguan
sistim hemopoitik.
2. Meflokuin
a. Mekanisme kerja : Obat ini bekerja dengan cara mengganggu pertumbuhan parasit
dalam sel darah merah tubuh. Malaria sendiri merupakan penyakit
yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dari gigitan nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi.
b. Farmakokinetik : Absorbsinya meningkat dengan adanya makanan, menimbulkan
reaksi lokal berat , Kadar puncak plasma 17 jam, Waktu paruh 20
jam, Ekskresi melalui tinja, 10% via urin
c. Dosis : profilaksis malaria: dimulai 2 ½ minggu sebelum memasuki dan dilanjutkan
sampai 4 minggu sesudah meninggalkan daerah endemis malaria. DEWASA
dan ANAK di atas 45 kg, 250 mg tiap minggu. BB 6-16 kg, 62,5 mg tiap
minggu; BB 16-25 kg, 125 mg tiap minggu; BB 25-45 kg, 187,5 mg tiap
minggu. Pengobatan malaria: DEWASA: 5 tablet (1250mg) meflokuin dalam
dosis tunggal oral. ANAK: >15 kg atau diatas 2 tahun: 20-25 mg/kg dalam
dosis tunggal atau dua dosis dibagi 6-8 jam terpisah.
d. Efek samping : Mual, muntah, diare, ruam kulit, mengantuk, pusing, kerontokan
rambut

3. Artemisinin
a. Mekanisme kerja : Mekanisme kerjanya adalah dapat berinteraksi dengan
ferriprotoporphyrin IX (heme) di dalam vakuola makanan parasit
yang bersifat asam dan menghasilkan spesies radikal yang
bersifat toksik.
b. Farmakokinetik : Farmakokinetik artemisin (oral)dengan puncak konsentrasi plasma
dan waktu paruh plasma rata-rata 1-2 jam dan 2-3 jam.
c. Dosis : 1 tablet untuk berat 11-17 kg (1-4 tahun)
1,5 tablet untuk berat 18-30 kg (5-9 tahun)
2 tablet untuk berat 31-40 kg (10-14 tahun)
3 tablet untuk berat 41-59 kg (≥ 15 tahun)
d. Efek samping : anemia, sakit kepala, demam, rasa lelah.
4. Pirimetamin
a. Mekanisme kerja : Bekerja menginhibisi prekursor asam nukleat yang penting untuk
pertumbuhan parasit. Aktivitas ini bersifat sangat selektif terhadap
plasmodium dan Toxoplasma gondii. Pirimetamin merupakan
antagonis asam folat. Obat ini digunakan dalam tata laksana malaria
dan toxoplasmosis
b. Farmakokinetik : Absorbsinya lambat, didistribusi pada gijal, paru-paru, hati, limfa
dieksresi pada urine dan ASI
c. Dosis : Dewasa : 2 – 3 tab Fansidar dosis tunggal
Anak : 9 – 14 th : 2 tab Fansidar dosis tunggal
4 – 8 th : 1 tab Fansidar dosis tunggal
< 4 th : ½ tab Fansidar dosis tunggal
d. Efek samping : anemia makrostatik

III. Obat Anti lepra


1. Dapson
a. Mekanisme kerja : Sebagai antibakteri, dapson menghambat sintesis asam dihidrofolik
bakteri melalui kompetisi dengan para-aminobenzoat untuk situs
aktif dihidropteroat sintase. Walaupun dari segi struktur berbeda
dengan dapson, kelompok sulfonamida obat antibakteri
juga bekerja dengan cara yang sama.
b. Farmakokinetik : Dapson diabsorbsi dengan baik oleh usus halus dengan kadar puncak
dalam darah tercapi dalam 2-6 jam setelah pemberian dosis tunggal.
Waktu paruhnya cukup panjang (kurang lebih 30 jam) pada kondisi
satbil disebabkan resirkulasi enterohepatik. Dapson dan metabolitnya
dapat dieksresi melalui ASI dan dapat mengakibatkan anemia
hematolitik pada bayi. Dapson dimetabolsme di hati.
c. Dosis : Dewasa: 50–100 mg per hari. Pengobatan dapat dikombinasikan dengan
trimethoprim. Dosis alternatif 100 mg, 2 kali seminggu atau 200 mg, 1 kali
seminggu
d. Efek samping : mual, muntah, hilang napsu makan, pusing, penglihatan kabur
2. Rifampicin
a. Mekanisme kerja : Rifampisin menghalangi pelekatan enzim RNA polimerase dengan
berikatan dengan sisi aktif enzim tersebut. Rifampisin tidak
melekat pada enzim RNA polimerase milik mamalia, oleh karena
itu, antibiotik ini relatif tidak toksik terhadap mamalia.
b. Farmakokinetik : Farmakokinetik rifampicin adalah absorpsi oral yang baik,
metabolisme pada hepar, dan eliminasi utama melalui cairan
empedu. Obat diabsorpsi secara baik per oral, dengan
bioavailabilitas 90‒95%
c. Dosis : Dosis dewasa:8–12 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal bagi pasien dengan
berat badan <50 kg adalah 450 mg per hari, sedangkan bagi pasien dengan
berat ≥50 kg adalah 600 mg per hari. Dosis anak-anak: 10–20 mg/kgBB per
hari
d. Efek samping : mual, muntah, nyeri ulu hari, hepatitis gangguan jantung
3. Klofazimin
a. Mekanisme kerja : Bekerja terutama dengan menghancurkan membran sel bakteri.
klofazimin bersifat lipofilik, dimetabolisme terutama di hati, dan
diekskresikan melalui feses
b. Farmakokinetik : Obat clofazimine terekskresi melalui feses. Jumlah kecil dieliminasi
melalui sputum, sebum, dan keringat. Waktu paruh eliminasi
bervariasi antar individu, dengan rentang 6,5 – 160 hari
c. Dosis : Clofazimine adalah obat yang bisa digunakan pada orang dewasa dan remaja
dengan dosis 50-100 mg sehari sekali.
d. Efek samping : mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kelalahan, kulit kering, ruam,
warna kemerahan pada urin

Anda mungkin juga menyukai