Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMULIAAN TERNAK ANALISIS HERITABILITAS POLA REGRESI

Disusun Oleh : Kelompok 6 Dolly Nur Rahimi Wilsandi Saefuloh Yuyu Yulia J1003021 J1003022 J1003023

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJDJARAN JATINANGOR 2005

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin dengan memanjatkan doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis bisa menyelesaikan laporan ini yang berjudul analisis heritabilitas pola regresi. Pada laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis menerima saran maupun kritik yang membangun terhadap laporan ini. Dalam penulisan laporan ini mudah-mudahan dapat menambah ilmu serta cara berfikir penulis selaku mahasiswa fakultas peternakan dan semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Jatinangor, April 2005

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Heretabilitas merupakan suatu tolak ukur yang digunakan dalam suatu seleksi, yaitu untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Pendugaan nilai heretabilitas dapat menunjukan besar ketepatan fenotip individu untuk menduga nilai genetiknya sehingga di dalam suatu peternakan memudahkan peternak dalam melaksanakan proses seleksi.

1.2

Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui analisis heritabilitas dengan pola regresi, yang dimulai dari analisis komponen ragam (ragan aditif, dominant, epistasis) serta peragam fenotipiknya.

1.3

Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada : Hari / Tanggal Tempat Waktu : : Jumat, 15 April 2005 07.30-10.00 WIB : Aula Gd.V. Fakultas Peternakan Universitas Padjajjaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Warwick, dkk (1983) Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Secara statistik merupakan reaksi observesed fenotipik varience, yang disebabkan pebedaan hereditas diantara gen dan kombinasi gen genotipe individu-individu sebagai suatu unit. Heritabilitas dapat diperhitungkan dalam dua konteks. Secara luas, pengaruh keturunan termasuk semua pengaruh gen, yaitu aditif, dominan dan epistatik.heritabilitas dalam arti luas biasanya dituliskan dengan h, akan tetapi H (heretabilitas dalam arti luas) tidak bermanfaat bagi pemuliaan karena tidak menjawab masalah mengenai beberapa bagian dari keragaman fenotipik yang ada pada tetua yang diwariskan sebagai keseluruhan kepada turunannya. Keunggulan seekor hewan yang disebabkan oleh gengen yang beraksi secara dominan dan epistatik akan terpecah oleh pindah silang dan segregasi dalam meiosis. Pengaruh simpangan dominan dan epistatik pada umumnya tidak tanggap terhadap seleksi. Tetapi simpangan-simpangan ini menunjukan pengaruh khusus yang merupakan heterosis dalam persilangan antar strain, jenis, galur inbred atau spesies. Secara statistik, heritabilitas dalam kedua arti dapat ditegaskan sebagai berikut : Heritabilitas dalam arti luas :
2 2 2 T + T +T

H =

______g______d____i__________

2 T + gd

2 2 + T + T i e

Heritabilitas dalam arti sempit :

h =

______________________________

T g

2 2 2 T + T + T d i

dimana :

2 T g 2 T : d T i T e 2 : 2 :

Ragam genetika aditif Ragam simpangan dominan Ragam simpangan epistasis ragam simpangan lingkungan (non aditif)

Dalam membuat taksiran heritabilitas tujuannya adalah menyatukan ragam genetik aditif dan menyingkirkan semua pengaruh lingkungan. Metode yang berbeda mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mencapai tujuan ini dengan sempurna. Dari sudut praktisnya, heritabilitas dalam arti sempit dapat diefinisikan sebagai pecahan atau presentase dari keunggulan tetua yang diwariskan kepada anaknya. Cara yang paling teliti untuk menentukan heretabilitas suatu sifat dari suatu species adalah melakukan percobaan seleksi untuk beberapa generasi dan menentukan kemajuan yang diperolehnya Regresi Anak tetua Suatu penelitian lama yang dilakukan oleh Lush dan pembantu-pembantunya beberapa tahun yang lalu menggunakan data dari sapi perah lowa menjelaskan konsep heritabilitas dan juga metode anak tetua untuk penaksiran heritabilitas tidak dengan cara statistik. Biasanya data yang tersedia untuk penaksiran heritabilitas dengan regresi anak tetua tidak dapat digolongkan dengan mudah, biasanya untuk taksiran heritabilitas anak tetua, digunakan regresi data dari anak terhadap data orang tuanya dan secara statistik dapat di tunjukan sebagai berikut. covop bop =
___________

02 / 2 =
_____ g________

02
p

02
p

2 ( covop ) h2 =
_______________

02
p

Dimana, covop 02
p

Peragam antara anak dan tetua. Karena tetua memberikan pengaruh genetik kepada anaknya.

= Ragam tetua

Semua taksiran heritabilitas juga dapat dipengaruhi oleh kesalahan pengambilan xontoh. Menentukan besarnya salah baku (standard eror) dari taksiran heritabilitas sering sukar terutama bila jumlah individu dalam setiap kelompok keluarga adalah berbeda atau adanya faktor-faktor lain yang menyulitkan. Dalam semua keadaan salah baku dari taksiran heritabilitas dihitung dari ragam atau salah baku dari regresi atau korelasi dalam kelas yang merupakan dasar perhitungan heritabilitas.

Heritabilitas Ditaksir dengan Metode Analisa Regresi Anak-Tetua. Umpama X = Z = N= suatu sifat yang diukur pada satu tetuaatau rata-rata sifat itu pada kedua tetuanya. sifat yang sama diukur pada anaknya., baik satu individu tunggal atau rata-rata dari n anak dari satu tetua atau satu perkawinan. jumlah pasangan anak tetua.

Apabila hanya satu tetua dan satu anak dari masing-masing tetua yang diukur, salah baku S.E (h2) = 2

bzx ,

yang kira- kira =

2/ N

Apabila kedua tetua dan hanya satu anak per keluarga yang diukur, salah baku dari dugaan heritabilitas adalah ` S.E (h2) =

bzx ,

yang kira- kira = 2/

Apabila kedua tetua dan dua anak per keluarga diukur, S.E (h2) =

bzx ,

yang kira- kira =

(1 +t

/N

BAB III

ALAT dan PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan 1. 2. 3. Data yang akan dianalisis Alat-alat tulis Kalkulator

3.2 1. 2. 3.

Prosedur Kerja cari komponen keragaman demikian juga nilai tengah standar deviasi dan

cari nilai pendugaan heretabilitas dari data yang saudara peroleh. koefisien variasi untuk pembahasan dalam laporan. buat laporan sementara.

BAB 1V

HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Dibawah ini adalah data berat lahir sapi Red Sindhi kelahiran pertama (lbs) anak dan induknya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Anak (X) Induk (Y) 20 26,5 16 37 9 9 10 14,5 20 21 18 9 9 5 11,5 13 11,5 19 8,5 12 21 22 7 32 9 18 14,5 25 10,5 22 9 11 16 13 10 8 10 16 16 9 10,5 12 15 24 23 8 9 20,5 10 10,5 324 417 x2 400 256 81 100 400 324 81 132,25 132,25 72,25 441 49 81 210,25 110,25 81 256 100 100 256 110,25 225 529 81 100 4708,5 y2 702,25 1369 81 210,25 441 81 25 169 361 144 484 1024 324 625 484 121 169 64 256 81 144 576 64 420,25 110,25 8530 Xy 530 592 81 145 420 162 45 45 149,5 218,5 102 462 224 162 362,5 231 99 208 80 160 144 126 360 184 105 5537

4.2 Pembahasan b = { XY - XY }

N X2 - ( X )2 N = (5537 5404,32) = 132,68 = 0,2604 (4708,5 4199,04) 509,46 = S2b = Y2 ( XY )2 X2 ----------------------N-2 = 8530 ( 30658369 ) 4708,5 -------------------------23 = 8530 6511,28 23 = 87,77 Sd = 87,77 4708,5 = 0,019 = 0,138 = 0,138 x 100 % 12,96 = 1, 0,65 % SE ( h2 ) = 2 . SE (b) = 2 ( 0,138 ) = 0,276

KV

Jadi dugaan nilai heretabilitas

0,2604 + 0,276

Keterangan dari nilai perhitungan di peroleh nilai heretabilitas 0,2604 + 0,276 Menurut Preston dan Willis (1974) h dibagi tiga kriteria yaitu h rendah h sedang h tinggi : < 0,25 : 0,25 0,5 : > 0,5

sedangkan menurut Dalton (1980) h rendah : 0,00 - 0,10

h sedang h tinggi

: 0,10 0,30 : 0,30

h menunjukan berapa besar ketepatan fenotipe seekor individu untuk menduga nilai genetiknya, bila nilai h = 0 artinya semua keragaman nilai ditentukan oleh pengaruh lingkungan dan bila nilai h = 1 artinya semua keragaman sifat ditentukan oleh faktor genetik. Dalam menilai h kadang-kadang ada -1 atau lebih dari 1 hal itu tidak mungkin, nilai ekstreem tersebut diperoleh mungkin disebabkan keragaman lingkungan yang berbeda dari data yang dianalisis, kesalahan pengambilan contoh, jumlah sampel yang kecil, ketidakseimbangan data jika menggunakan analisis jumlah anak perjantan atau induk, keragaman data yang terlalu ekstreem dan metode statistik yang tidak tepat.

BAB 1V KESIMPULAN

Dari analisis yang kami peroleh kami mendapatkan nilai heritabilitas (h2) = 0,2604 0,276 Nilai heritabilitas diatas menurut Preston dan Willis termasuk kedalam kategori sedang karena nilainya berada diantara 0,25-0,5 Heritabilitas dengan nilai tersebut keragaman sifatnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan Perhitungan heritabilitas dengan cara regresi merupakan cara yang paling akurat, karena dianalisis berdasarkan kekerabatannya secara genetik

DAFTAR PUSTAKA

E. J. Warwick, dkk. 1990 . Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. R. Ronny. 1995. Genetika Ternak. PT. Penebar Swadaya: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai