Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PEMULIAAN TERNAK


ACARA II
HERITABILITAS
Commented [e1]: Cek format ukuran logo

Disusun oleh: Commented [e2]: Cek format, font size, spasi

Kirana Intan Ratri PT/07145


Munadil Fauzi PT/07152
Nusantara Adi Pradana PT/07158
Ririn Eka Setyawati PT/07193
Ayu Wulansari PT/07217
Dita Fajri Astuti PT/07229
Sandhi Yudha Ulsi Putra PT/07375

Asisten Pendamping : Ella Cynthia Artandy

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Domba merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara


oleh masyarakat Indonesia. Menurut data statistik Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), populasi ternak domba di
Indonesia pada tahun 2010 mencapai 10725488 ekor dan pada tahun
2011 menjadi 11371630 ekor. Salah satu jenis domba lokal yang ada di
Indonesia adalah domba ekor gemuk. Domba ini sangat cocok untuk
diternakkan dan dipelihara karena memiliki tingkat produktifitas yang lebih
tinggi dibanding jenis domba lokal lain seperti domba ekor tipis. Performa
domba selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Salah satu jenis faktor lingkungan yang sering menjadi
kendala para peternak adalah pakan. Pakan memegang peranan yang
penting dalam mewujudkan produktiftas yang optimal dari domba
(Khasanah, 2007).
Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe
dengan besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini
menggambarkan seberapa seberapa jauh fenotipe yang tampak
merupakan refleksi dari genotype. Sesuai dengan komponen ragam
genetiknya, heritabilitas dibedakan menjadi heritabilitas dalam arti luas
(broad sense heritability) dan heritabilitas dalam arti sempit. Heritabilitas
dalam arti luas merupakan perbandingan antara ragam genetik total dan
ragam fenotip . Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ragam
genetik terdiri dari ragam genetik aditif, ragam genetik dominan, dan
ragam genetik epistasis. Heritabilitas dalam arti sempit merupakan
perbandingan antara ragam aditif dan ragam fenotipe. Umumnya
heritabilitas dalam arti sempit banyak mendapatkan perhatian karena
pengaruh aditif dari tiap alelnya diwariskan dari tetua kepada Commented [e3]: Dijelaskan tentang pengaruh aditif

keturunannya (Syukur, 2012). Gen aditif merupakan gen yang bersifat


menambah atau mengurangi terlepas dari macam pasangan atau alel
ganda yang sudah ada (Hardjosubroto, 1994). Gen ini dapat mewariskan
seluruh sifatnya kepada keturunannya. Heritabilitas dalam arti luas
dinyatakan dalam persamaan: Commented [e4]: Jangan dipisah sama rumusnya

(Syukur, 2012)
Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit dinyatakan dalam persamaan:

(Syukur, 2012).
Nilai heritabilitas bermanfaat dalam penunjukan tingkat sifat yang
diwariskan, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas
dengan perlakuan ataupun seleksi. Nilai heritabilitas berkisar antara nol Commented [e5]: Tambahkan tujuan dan manfaat estimasi nilai
heritabilitas
sampai dengan satu. Nilai heritabilitas nol mempunyai arti bahwa gen
aditif tidak berperan dalam perbedaan fenotipe antar individu, sedangkan
nilai heritabilitas 1 menunjukkan bahwa perbedaan individu dalam sifat
yang diamati disebabkan 100% oleh gen aditif. Nilai heritabilitas dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu heritabilitas rendah (<0,15);
heritabilitas sedang (0,2-0,5); dan heritabilitas tinggi (>0,5). Nilai
heritabilitas menggambarkan besarnya ragam fenotipe yang ditentukan
oleh faktor genetik aditif serta menggambarkan bagian dari keunggulan
tetua yang diwariskan kepada keturunannya. Heritabilitas juga merupakan
ukuran kemajuan genetik akibat seleksi. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang digunakan sebagai kriteria seleksi
maka semakin tinggi kemajuan genetik yang dicapai akibat seleksi
terhadap sifat tersebut (Nurgiartiningsih, 2017).
Nilai heritabilitas dapat diestimasi dengan beberapa metode yaitu
percobaan seleksi, regresi anak-tetua (parent-offspring regression), dan
korelasi antar saudara tiri sebapak (half sib correlation) maupun antar
saudara kandung (full sib correlation). Percobaan seleksi merupakan cara Commented [e6]: Awalannya kapital atau nggak, konsistensi
ya.. samain kaya penjelasan dalam kurung kalimat sebelumnya
yang paling teliti untuk menentukan nilai heritabilitas. Data yang
diperlukan adalah kemajuan genetik yang dicapai dari hasil seleksi
beberpa generasi dan dibandingkan dengan keunggulan tetua terpilih
pada semua generasi dari percobaan tersebut. Sedangkan metode regresi
anak – tetua digunakan analisis regresi untuk menghitung komponen
ragam yang dibutuhkan untuk menghitung nilai heritabilitas. Data yang
diperlukan adalah data hasil pengamatan pada tetua dan keturunannya.
Jika data yang tersedia pada anak dan hanya pada salah satu tetuanya
maka dapat dihitung regresi anak pada salah satu tetua yaitu regresi anak
pada bapak atau regresi anak pada induk. Metode untuk menghitung nilai
heritabilitas dengan regresi anak terhadap rata – rata tetua memerlukan
data anak dan kedua tetuanya. Metode korelasi sering digunakan untuk
mengestimasi nilai heritabilitas apabila data dari kedua tetua tidak
tersedia, sehingga hanya digunakan data dari keturunan (Nurgiartiningsih,
2017).
BAB II
MATERI DAN METODE

Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam perhitungan nilai heritabilitas yaitu
kalkulator, lembar kerja, dan alat tulis.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam perhitungan nilai heritabilitas
yaitu data berat lahir domba ekor gemuk (DEG).

Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum heritabilitas adalah
estimasi nilai heritabilitas sifat kuantitatif pada ternak berdasarkan metode
regresi anak terhadap tetua, data saudara kandung dengan analisis pola
tersarang, dan data saudara tiri sebapak dengan analisis rancangan acak
lengkap pola searah. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah
analisis pola tersarang estimasi nilai heritabilitas berdasarkan data
saudara kandung pada berat sapih domba ekor gemuk. Commented [e7]: Metode dalam proses estimasi,
menggunakan data berat lahir yang seperti apa??
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai heritabilitas dapat digunakan untuk mengukur angka


pewarisan sifat. Metode yang digunakan dalam praktikum acara
heritabilitas adalah analisis rancangan acak pola tersarang berdasarkan
data saudara kandung. Berdasarkan hasil praktikum dengan analisis pola
tersarang dapat disajikan data pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Perhitungan Heritabilitas Commented [e8]: Spasi 1

Metode analisis pola tersarang Nilai h2


Pejantan 0,64 ± 0,019
Induk 0,47 ± 0,089
Induk per pejantan 0,56 ± 0,019 Commented [e9]: Cek format tabel

Perhitungan estimasi nilai heritabilitas dilakukan dengan Commented [e10]: Spasi 1, before 6

menggunakan metode data saudara kandung dengan analisis pola


tersarang. Metode ini digunakan karena data yang tersedia yaitu data
berat lahir dari individu – individu yang memiliki induk dan bapak yang
sama. Sumadi (2014) menyatakan bahwa metode tersarang (nested
method) merupakan metode pemisahan komponen ragam untuk menduga
nilai heritabilitas dengan menggunakan korelasi saudara kandung.
Berdasar data dan perhitungan yang telah dilakukan, nilai
heritabilitas dari pejantan sebesar 0,64 dimana termasuk dalam kategori
tinggi, dari induk 0,47 termasuk kategori tinggi, dan dari induk per
pejantan 0,56 termasuk kategori tinggi. Standar error heritabilitas pejantan
sebesar 0,019, standar error heritabilitas induk sebesar 0.089, standar
error heritabilitas induk per pejantan sebesar 0,017. Sumadi et al. (2014)
mengemukakan bahwa hasil nilai heritabilitas yang didapat dengan
metode pola tersarang pada domba ekor gemuk (DEG) berturut-turut
adalah 0,89±0,48 (h2S), 0,11±0,33 (h2D), dan 0,39±0,28 (h2S+D) untuk bobot
lahir. Perbandingan hasil berdasarkan literatur, didapatkan hasil nilai
heritabilitas pejantan, induk, dan induk per pejantan lebih besar. Nilai
heritabilitas bobot lahir domba ekor gemuk (DEG) termasuk golongan
tinggi. Soeroso et al. (2012) menjelaskan bahwa nilai heritabilitas
mengarah pada kekuatan pewarisan dari tetua pada keturunannya,
semakin tinggi heritabilitasnya semakin nampak perubahan ke arah tetua
pada keturunannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah kondisi
intra-uterin (lingkungan fetus), genotip induk dan anak, lingkungan induk,
paritas, nutrisi, jenis kelamin dan umur induk. Falconer dan Mackay (1996)
menyatakan bahwa nilai heritabilitas yang tinggi dan positif menunjukkan
bahwa korelasi antar ragam genetik aditif dengan ragam fenotip cukup
tinggi sehingga apabila dilakukan seleksi individu berdasarkan bobot lahir
menghasilkan kemajuan genetik yang cepat.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan nilai


heritabilitas saudara kandung dengan analisis variansi pola tersarang dari
pejantan sebesar 0,64±0,019; dari induk 0,47±0,089; dan dari induk dalam
pejantan sebesar 0,56±0,017. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
heritabilitas. Faktor yang mempengaruhi adalah kondisi intra-uterin
(lingkungan fetus), genotip induk dan anak, lingkungan induk, paritas,
nutrisi, jenis kelamin dan umur induk.
DAFTAR PUSTAKA Commented [e11]: Dapus nanti ak cek setelah dikoreksi ya

Khasanah N. 2007. Hubungan pertambahan bobot badan harian dengan


perubahan ukuran linier tubuh pada bangsa domba dan jenis
kelamin yang berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan
Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nurgiartiningsih, V. M. 2017. Pengantar Parameter Genetik pada Ternak.
UB Press. Surabaya.
Soeroso, Y. Duma dan S. Mozi. 2012. Nilai heritabilitas dan korelasi
genetik sifat pertumbuhan dari silangan ayam lokal dengan ayam
bangkok. Jurnal Agroland 16(1): 67-71.
Sumadi, J. Prajayastanda, dan N. Ngadiyono. 2014.Estimasi heritabilitas
sifat pertumbuhan domba ekor gemuk di unit pelaksana teknis
pembibitan ternak – hijauan makanan ternak garahan. Buletin
Peternakan Vol. 38 (3) : 125 – 131.
Falconer, R. D., and T. F. C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative
Genetics. Longman. Malaysia.
LAMPIRAN

Tabel 2. Berat lahir terkoreksi domba ekor gemuk (DEG)

Pejantan (i) Induk (j) Bobot Lahir (k) ∑Yij Yi Yijk2


1 3,20 3,00 4,00 10,20 35,24
I 2 3,00 3,60 2,90 9,50 31,10 30,37
3 2,90 4,60 3,90 11,40 44,78
4 4,00 3,70 4,10 11,80 46,5
II 5 3,00 3,70 3,20 9,90 32,90 32,93
6 3,20 3,80 4,20 11,20 42,32
7 3,20 2,50 2,70 8,40 23,78
III 8 3,40 4,60 3,30 11,30 29,20 43,61
9 3,60 3,10 2,80 9,50 30,41
10 3,50 2,70 2,30 8,50 24,83
IV 11 2,50 2,90 3,10 8,50 26,40 24,27
12 3,20 3,10 3,10 9,40 29,46
Y.. = 119,60
∑i∑j∑k Yijk2 = 408,50
Keterangan:
S = jumlah pejantan =4
D = total induk = 12
n.. = total keturunan = 36
nij = jumlah anak tiap induk =3
ni = jumlah anak tiap pejantan =9
k1 = k2 = jumlah anak tiap induk =3
k3 = jumlah anak tiap pejantan =9

y.. = 3,20+3,00+4,00+…+3,10 = 119,6


(y…)2 = (119,6)2 = 14.304,16
FK = (3,20+3,00+...+3,10)2/36
= 397,34
SSS = (31,102+32,902+29,202+26,402)/9 - (FK)
= 399,91 – 397,34 = 2,57
SSD = (10,22+9,52+...+9,42)/3 – 31,102+32,902+29,202+26,402)/9
= 402,77 – 399,91= 2,86
SSS+D = 408,5– 402,77
= 5,73

MSs = SSs/dFs =2,51/3 = 0,8367


MSD = SSD/dfd =2,86/8 = 0,3575
MSw = SSw/dfw =9.9324 = 0,2387

Tabel ANOVA
Sumber variansi Df SS MS EMS
Antar pejantan S-1=3 2,51 0,8367 σ²w+K2σ²D+Kзσ²s
Induk/pejantan
D-S=8 2,86 0,3575 σ²w+ K1σ²D
(D/S)
Anak/Induk(W/D) n-D=24 5,73 0,2387 σ²w

MSw = σ²w
= 0,2387
√2(σ2 w)2
SE (σ²w) =
𝑑𝑓𝑤+2

= 0,093
MSD = σ²w + K1σ²D
0,3575 = 0,2387+ 3 σ²D
σ²D = 0,039
2(σ2 w)2 (𝑀𝑆𝐷)2 2
SE (σ²D) = √ 𝑑𝑓𝑤+2 x 𝑑𝑓𝐷+2 𝑥 (𝑘2)2

= 0,0074
MSS = σ²w + K2σ²D+ K3σ²s
σ²s = 0,053
2(σ2 s)2 (𝑀𝑆𝐷)2 2
SE (σ²s) =√ x 𝑥 (𝑘2)2
𝑑𝑓𝑠+2 𝑑𝑓𝐷+2

= 0.0016
4 σ²s 4 0,053
hs2 = σ²w+σ² =0,2387+0,039+0,053 =0.64
D+σ²s

4(SE (σ²s)) 4 0,0016


SE(hs2) = = = 0,019
σ²w+σ²D+σ²s 0,2387+0,039+0,053
(SE (σ²w))- (k1)2(SE(σ²D)2 0,093- (9 ) (0,0074)2
Cov (σ²w σ²D ) = k1 k3
= 3x9
= 0,0034
4 σ²D 4 0,039
hD2 = σ²w+σ² =0,2387+0,039+0,053 =0.47
D+σ²s

4(SE (σ²D)) 4 0,0074


SE(hD2) = = = 0,089
σ²w+σ²D+σ²s 0,2387+0,039+0,053

(2) ( σ²D+σ²s) 2 ( 0,039+0,053)


hs+d2 = = =0.56
σ²w+σ²D+σ²s 0,2387+0,039+0,053
(SE (σ²s))2 +(SE (σ²D))2+ 2Cov (σ²w σ²D ) 0.0016+0.0074+0,0034
SE(hs+d2) = = = 0,017
σ²w+σ²D+σ²s 0,2387+0,039+0,053

Anda mungkin juga menyukai