Anda di halaman 1dari 7

ilD

II Iwa Sungkawa'

HUBUNGAN ANTARA UJI t DAN UJI F DALAM


PENGUJIAN NILAI TENGAH

I. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan


dengan berbagai persoalanjpermasalahan mulai dari yang
sederhana sampai ke persoalan yang rumit atau komplek.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menyelesaikan persoalan
tersebut dan kadangkala kita dihadapkan untuk membuat
keputusan dalam memilih alternatif penyelesaian yang terbaik,
sehingga untuk hal tersebut perlu dipikirkan cara atau metode
terbaik dan cocok yang dapat dipilih untuk penyelesaian
persoalan yang sedang dihadapi.

Banyak cara atau metode yang dapat digunakan dalam


pengambilan keputusan dan tergantung pada permasalahan
yang dihadapi. Diantara cara tersebut, dalam statistik ada suatu
alat atau metode yang biasa digunakan, yang dikenal dengan
pengujian hipotesis dan dalam hal ini disebut pengujian
hipotesis statistik.

Dalam pengujian hipotesis, berbagai pernyataan tentang


parameter dari suatu populasi dapat diuji. Parameter yang biasa
diuji adalah rata-rata atau nilai tengah, proporsi, ragam atau
variansi dan koefisien korelasi.

Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesis,


diantaranya adalah Analisis ragam, dengan menggunakan
sebaran F atau dikenal dengan uji-F. Analisis ragam diantaranya
dapat digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata atau nilai
tengah dari beberapa kelompok atau populasi. Tetapi untuk
pengujian kesamaan nilai tengah dua kelompok cukup
digunakan sebaran t atau dikenal dengan uji-t. Dalam tulisan ini

.Stat Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Litbang Peltanian


Informatika
Pertanian
Volume9 (Desember
2000)
Hubungan antara Uji t dan Uji F 556

g(t) merupakan fungsi kepekatan peluang bagi sebaran t


dengan derajat bebas n-l.

Formulasi Untuk Sebaran F

Fungsi kepekatan peluang bersama bagi peubah acak u


dan v yang saling bebas dan masing-masing menyebar khi-
kuadrat dengan derajat bebas rl dan r2, adalah
1
:t -I 2.-1-- u+v
9'(u, v) = 2J u2 v2 e 2 ;0 < u < ~danO < v < ~
"/ "/
[(12 )[(12 )2
(
'1+'22 )

Jika ada peubah acak baru F =(U/rl)/(V/rl) maka fungsi


kepekatan peluang bagi peubah tersebut dapat ditentukan
melalui transpormasi peubah acak dengan mengambil suatu
peubah baru yang lain z = v dan dengan menggunakan sifat
determinan Jacobian seperti dalam formulasi sebarab t dapat
diperoleh fungsi kepekatan peluang gabungan bagi F dan Z
yaitu g(f,z). Dengan mencari fungsi kepekatan peluang
marginal bagi F yang ditempuh dengan mengintegralkan g(f,z)
terhadap z dalam batasan O<z<oo dapat diperoleh fungsi
kepekatan peluang bagi peubah acak F yaitu

r(~)(l)ry; ~-I
g(/) = 2 r2 12 ;0 < 1 < 00
~ r 1 r, +r,
r(i)r(-1-) (1 + L)~
2 2 r
2
Dimana g(f) merupakan fungsi kepekatan peluang bagi sebaran
F dengan derajat bebas rl dan r2.

Hubungan Antara Peubah Acak T dan F

Dari uraian di atas apabila kita perhatikan bentuk peubah


baru T dan F maka untuk peubah

T2=~
V /r
557 Informatika Pertanian

dan dengan menggunakan ketentuan dalam formulasi sebaran F


dapat diperoleh fungsi kepekatan peluang untuk T2 yang identik
dengan fungsi kepekatan peluang bagi sebaran F dimana rl=l
dan r2=r, karena W menyebar normal baku dan dengan
sendirinya W2 menyebar khi-kuadrat dengan derajat bebas satu.
Jadi berdasarkan ketentuan di atas didapat relasi atali
hubungan antara sebaran t dan sebaran F dalam bentuk T2 =
F, dan dalam hal ini T2 menyebar secara F dengan derajat
bebas satu dan r, atau T2 Fl;r' tV

III. Tinjauan secara empirik.

Dalam pengujian kesamaan dua nilai tengah dengan


hipotesis Ho: 1.11= 1.12dengan alternatif Hl : 1.11=1.12 dapat
digunakan sebaran t yang dikenal dengan uji t. dalam hal ini
derajat bebas uji t dapat di bedakan untuk dua keadaan : a)
untuk ukuran sampel dari kedua populasi sarna sebanyak n
maka derajat bebasnya (n-l); b) untuk ukuran sempel yang
tidak sarna maka derajat bebasnya (nl+n2-2).
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas untuk
ukuran sampel tidak sarna adalah

(1I\+1I2-Z = z

sg
~
Xz -

-+-
Xz
1 . I)

n. nz
2 2
2 (nl -1)sl + (n2 -1)s2
Dimana Sg = dan derajat bebasnya
nl +n2-2. nl + n2 - 2

Sedangkan untuk ukuran sampel sarna dari kedua


perlakuan atau populasi yaitu sebesar n, maka statistik yang
digunakan adalah

XI. - X2.
,11-1= 2)

- - 2
~n {x II - X 2 .) - (x l
_r..
- X2 )}

1=( (n - 1)
Hubunganantara Vii t dan Vii F 558

Bagian penyebut dari persamaan di atas merupakan


ragam gabungan untuk kedua sampel serta tn-l menyebar t
denganderajat bebas(n-1).

Apabila hipotesis di atas diuji dengan menggunakananalisis


ragam maka dengan sendirinya kita menggunakansebesar F,
dan statistikyang digunakanuntuk keperluanini adalah

F.1;(n-l)-- Jumlah.Kuadrat
Jumlah.Kuadrat.Perlakuan
.Galat /( n -1)

Untuk membandingkandua perlakuan atau r=2 dan


ukuran sampel yang diamati sebanyakn, makajumlah kuadrat
perlakuandan galat adalahsebagaiberikut
JK - Perlakuan = n(XI. - X2,)2

n -
JK -Galat = L{(Xli-X2i)(Xl., -X2.)}2
i=1

dan bentuk statistiknyaadalah


F1;(n-l) = n(~1-X2)2 3)

f {(Xli-X2i)(Xl.,-X2.)}2
1=1 (n -I)

Jika kita bandingkanpersamaan2) dengan persamaan3)


makaterdapat hubunganantara uji-t dan uji-F, yaitu
2
FI;(n-l) = t(n-l)

Hal ini menunjukanbahwauji-t merupakanhal khususdari uji-F


dalam hal pengujiandua nilai tengah.

Untuk memberikangambaranyang lebihjelas, berikut ini


diambil suatu contoh penggunaan uji-t dan uji-F serta
bagaimana hubungan kedua uji tersebut. Data pengamatan
untuk contoh ini diambil dari Steel and Torrie tentang
pertambahanberat padaternak domba,sebagaiberikut
Kelompok I 57,8 56,2 61,9 54,4 53,6 56,4 53,2
Kelompok II 64,2 58,7 63,1 62,5 59,8 59,2
559 Informatika Peltanian

Bentuk hipotesis yang diuji dalam kasus ini adalah Ho : 1.1.1=1.1.2


dan alternatifnya H1: 1.1.1=1.1.2'
Untuk menguji hipotesis di atas, berikut ini dilakukan dengan
menggunakan uji-t dan uji-F.
a) Jika uji-t digunakan untuk hal di atas, maka dengan
perhitungan sederhana didapat nilai rata-rata untuk
kelompok I dan kelompok II masing-masing adalah 56,21
dan 61,25 dan nilai ragamnya masing-masing adalah 9,015
dan 5,30 serta dengan menggunakan persamaan 2)
diperoleh nilai t = 3,34
b) Jika digunakan analisis ragam dengan uji-F, maka dengan
menggunakan persamaan jumlah kuadrat dapat diperoleh
Jkperlakuan= 81,93 dan Jkgalat = 80,59 serta dengan
menggunakan persamaan 3) diperoleh nilai F = 11,18

Dari hasil di atas, ternyata terdapat hubungan t2 =


(3,34)2 = 11,16 = F. Jadi untuk hal di atas, dimana kita hanya
membandingkan nilai tengah untuk dua kelompok atau dua
populasi, maka jenis uji yang dipilih cukup uji-t dan tidak perlu
menggunakan analisis ragam.

IV. Penutup

Pengujian kesamaan nilai tengah untuk beberapa


perubahan atau kelompok/populasi dapat digunakan analisis
ragam dengan sebaran F (uji-F), khusus untuk menguji
kesamaan dua nilai dengan sebaran t (uji-t). Untuk hal ini
terdapat hubungan antara sebaran t dan sebaran F dalam
bentuk t2 = F. Dalam pengujian kesamaan nilai tengah dengan
menggunakan uji-t dan uji-F, perlu diperhatikan tentang asumsi
homogenitas ragam (variansi) agar kesyahihan dari pada
pengujian dapat terjamin. Walaupun demikian dalam analisis
ragam dapat diambil suatu teloransi dengan menggunakan sifat
robust (ajeg) terdapat asumsi.

~ Daftar Pustaka

1. Guenther, William C, Analysis of Variance; Prentice Hall,


Inc. Englewood Cliff. N, J, 1964.
Hubunganantara Uji t dan Uji F 560

2. Hogg Robert V. and Craig Allen T; Introduction to


MathematicalStatistics,MacmillanPublishingCo
Inc. NewYork 1978
3. Steel, R.G.D.and J.H. Torrie. Principlesand Proceduresof
Statistic, New York Mc Graw-HillBook Company,
1980.
4. Sudjana, Disain dan Analisis Eksperimen, Tarsito,
Bandung1980.

Anda mungkin juga menyukai