PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau
hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari
yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Teori kemungkinan dalam ilmu
gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh
trtentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat hasil pelemparan uang
logam, dengan harapan praktikan dapat berlatih menggunakan uji X 2 dan dapat
antara 0 sampai 1. Kejadian yang mustahil terjadi yaitu mempunyai nilai 0 atau
0%, tetapi yang pasti terjadi mempunyai nilai 1 atau 100%. Jika mata uang logam
dilempar maka:
p : gambar
q : angka
p+q=1
yang diperoleh dari persilangan tumbuhan dan hewan percobaan. Hal ini sangat
penting bagi para ahli genetika untuk mampu menentukan apakah deviasi-deviasi
(penyimpangan) dari rasio yang diharapkan disebabkan oleh peluang saja, atau
oleh beberapa faktor tidak terduga selain peluang, misalnya, pada pelemparan
dan huruf setengah kali, jadi kita katakan bahwa peluang bagi gambar atau huruf
adalah setengah, tetapi jika uang itu dilempar beberapa kali, katakanlah empat
kali, tidaklah mengherankan jika kita mendapatkan kepala tiga kali dan huruf
hanya sekali, untuk meyakinkan apakah deviasi dari rasio 2 : 2 yang diharapkan
hal ini desebabkan hanya oleh peluang atau mungkin oleh suatu kerusakan uang,
kita dapat melempar uang itu beberapa kali lagi dan dapat diharapkan suatu
B. Tujuan
Mengetahui dan berlatih menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya
diharapkan dari teori teori persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori
merupakan unit studi yang lebih sesuai untuk mempelajari proses perhitungan
variasi morfologfi dan frekuensi gen. Keterikatan genetika pada proses evolusi
(Crowder, 1986).
Metode khi kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk
menggunakan mata dadu yang nantinya akan dilempar dan dihitung peluang
munculnya beberapa angka disisi mata dadu tersebut. Pengujian khi kuadrat
merupakan pengujian yang berbeda dengan beberapa pengujian lain, karena pada
pengujian khi kuadrat pengujian mutu penjajagan, yaitu menguji apakah variable
acak x mempunyai distribusi F(x) yang tertentu atau tidak. Distribusi sampel yang
dilukiskan adalah suatu bayangan statistic dari 4 distribusi Xi, jadi dapat
dibandingkan dengan fungsi padat distribusi F(x). Cara ini dapat memperoleh
secara kualitas persesuaian ata pertaksesuaian antara kedua distribusi itu. Tetapi
untuk dapat mengetahui derajat persesuaian itu kita memerlukan ukuran kuantitas
mahasiswa yang menanti pengumuman hasil ujian kemungkinan lulus atau tidak,
juga sebelum kita berpergian, kita menengok dahulu ke langit apakah akan turun
hujan atau tidak, sehingga kita perlu membawa paying atau tidak. Dalam ilmu
genetika memisahnya gen-gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet yang
membawa gen , menghadapi berbagai kemungkinan. Oleh karena itu perlu dikenal
genetika, yaitu:
ada.
b. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri
sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk
itu.
Mencari peluang biasanya dapat ditempuh dengan jalan yang lebih mudah,
dalam melakukan percobaan kita tidak akan memperoleh hasil yang semua benar
dengan yang kita harapkan, agar kita menatap bahwa hasil yang nampaknya
menyimpang ini masih dapat kita anggap sesuai atau masih dapat kita pakai
(Suryo, 1992).
gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau
didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data. Probabilitas atau
digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat juga
peristiwa tertentu dalam barisan percobaan yang sangat panjang. Sebagai contoh,
dalam pelantunan uang logam, umumnya kita mengharap muka atau belakang
mempunya kemungkinan muncul yang sama. Hal ini berdasarkan pada kenyataan
bahwa uang logam mempunyai dua sisi, dan jika uang logam seimbang
dilantunkan berulang kali akan muncul muka dengan frekuensi hamper sama
Bahan yang digunakan adalah mata uang logam atau koin dan lembar
pengamatan, sedangkan alat yang digunakan antara lain: uang logam atau koin,
B. Prosedur Kerja
1. Satu keping uang logam dilempar ke atas, lalu dicatat hasilnya (angka atau
(signifikan).
B. Pembahasan
Pendekatan klasik
Pendekatan empiris
Pendekatan subyektif
bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang yang sama , yaitu 0,5 karena
koin hanya terdiri atas dua sisi masing-masing, dan masing-masing sisi
sama. Hal tersebut disebabkan karena setiap orang berpikir dam mempunyai
indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu
kejadian yang bersifat random (acak) Oleh karena probabilitas merupakan suatu
indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai
artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi Jika P = 1, disebut
probabilitas kepastian , artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi Jika
tersebut dapat atau tidak dapat terjadi. Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E
disebut P (E) maka besarnya probabilitas bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah :
P (E) = 1 P (E).
peristiwa yang belum dapat dipastikan. Probabilitas dapat juga digunakan untuk
berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori
genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai
oleh peluang. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah
(Yatim, 1983).
perkawinan atau persilangan dapat diduga berdasarkan peluang yang ada, tiadak
membuat suatu model pewarisan yang kebenaran nya diakui sampai saat ini
data yang diperoleh.untuk lebih mudah dan cepat memahami nisbah genetik
penggabungan secara random antara gamet jantan dan gamet betina. karena itu
teori peluang perlu dipelajari dengan seksama, baik itu tentang bagaimana
menentukan peluang untuk beberapa peristiwa yang terjadi secara bebas maupun
dua peristiwa atau lebih yang satu sama lain saling mempengaruhi.
keputusan yang sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang bisa
tidaklah sempurna.
2. Membantu menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis yang terkait
karakteristik populasi pada situasi ini kita hanya mengambil atau menarik
kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kita sudah mengetahui kejadian yang
akan datang.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari
adalah memiliki perbandingan 5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010
2000 hingga 2010 jumlah wanita berkembang lebih pesat daripada jumlah
penduduk pria.
Uji chi-square adalah salah satu uji dari statistika non parametik yang sering
di pakai untuk sebuah penelitian. Uji chi-square diterapkan pada kasus dimana
akan diuji apakah frekuensi yang akan diamati (data observasi) berbeda secara
nyata ataukah tidak dengan frekuensi yang diharapkan (expected value). Sehingga
akan menentukan apakah penelitian kita sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Chi square test adalah teknik analisis yang digunakan untuk menentukan
harapan (E) suatu kategori tertentu. Uji chi square ini bias diterapkan untuk
pengujian kenormalan dalam pengujian data yang berlevel nominal atau untuk
menguji perbedaan dua atau lebih proporsi sampel. Data yang dapat diujikan
dengan Chi square ini adalah data yang berupa diskrit atau frekunsi (Pribadi,
2008).
didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data. Chi kuadrat adalah
matematis tentang distribusi chi kuadrat hanya tergantung pada suatu parameter,
dan nilai variable tidak bernilai negatif. Kegunaan dari chi square untuk menguji
harapan yang didasarkan pada sebaran yang akan dihipotesiskan atau juga
menguji perbedaan antara dua kelompok pada data dua kategorik untuk dapat
menguji signifikansi asosiasi dua kelompok pada data dua kategorik tersebut. Jadi
uji chi square ini merupakan uji untuk mengetahui apakah hasil penelitian kita
akan sama dengan harapan atau tidak. Uji ini juga akan menentukan apakah uji
Jika teori yang melandasi hipotesis yang ajukan cukup kuat, namun hasil uji
statistik tidak menunjukkan ada hubungan atau perbedaan signifikan pada data
yang diuji, bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.
1. Adanya Outliers
Outliers adalah data yang aneh, bisa jadi keanehan ini karena salah dalam
mengentri data, bisa jadi karena individu yang memang unik, berbeda dengan
kebanyakan. Akibat dari outlier ini eror standar akan meningkat. Signifikansi
berbanding terbalik dengan eror standar, jadi semakin besar eror standar
dua variabel tidak signifikan. Misalnya data mengenai hubungan stres dengan
linier (e.q korelasi pearson atau regresi linier). Jelas, hasilnya tidak akan
signifikan. Untuk mengatasi ini ada dua cara. 1) kita menggunakan model
kita hanya 10 orang, maka hasil uji statistik tidak menemukan hubungan yang
ukuran sampel yang dipakai semakin kecil nilai kritis yang dipakai acuan.
4. Pengaruh Variabel Intervening
Hubungan antara stres dan depresi memiliki dasar teori yang sangat kuat.
bersangkutan memiliki resiliensi yang tinggi. Dalam hal ini resiliensi menjadi
meningkatkan depresi.
5. Prasyarat Analisis yang tidak dipatuhi
Regresi mensyratkan agar prediktor yang tidak dipakai dalam analisis tidak
memiliki kolinieritas, alias tidak memiliki korelasi yang sangat tinggi. Kalau
ini terjadi, maka sebuah prediktor yang harusnya memiliki kontribusi besar
prestise atau status. Bisa jadi kalau kita ingin menguji peranan harga terhadap
kepuasan pelanggan dalam konteks berlian unik dan mobil supermewah, bisa
signifikan tidaknya hasil uji statistik kita. Karakteristik sampel, variabel yang
diteliiti, level atau kategori skor, atau desain penelitian sangat mempengaruhi
badan. Kalau timbangan yang dipakai tidak valid dan reliabel, maka berat
badan harusnya 150 cm, diskor 120 kg. Jadi yang harusnya ada hubungan
yang signifikan antara tinggi badan dengan berat badan, akan tetapi tidak
penelitian juga masih menyisahkan banyak hal jika dieksplorasi lebih lanjut.
dengan menguji teori kemungkinan yang menggunakan uang logam atau koin
yang dilempar 50x dan 100x. Pengujian dilakukan dengan 3 ulangan, ulangan
pelemparan sebanyak 50x mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
tetapi untuk pelemparan sebanyak 100x tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
atau sesuai dengan harapan, begitu pula dengan pelemparan 100x yang
dengan apa yang diharapkan atau signifikan, begitu juga dengan pelemparan
sebanyak 100x yang mendapatkan hasil signifikan atau sesuai dengan yang
diharapkan. Hasil praktikum ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sudjana (1996)
bahwa apabila nilai X hitung lebih kecil dari nilai X tabel maka hasil sesuai
B. Saran
Praktikum ini diharapkan para praktikan lebih teliti dan serius dalam
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN