Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud

fenotip, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan

gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau

persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga

berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan itu, peranan teori

kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Mengevaluasi suatu

hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari

nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian

yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan

jumlah peubah (derajat bebas).

Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Teori kemungkinan dalam ilmu

genetika ikut mengambil peranan penting, misalnya mengenai pemindahan gen-

gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh

spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat

terjadi berbagai macam kombinasi.

Penggunaan teori kemungkinan dan uji X 2 dengan tingkat kepercayaan

trtentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat hasil pelemparan uang

logam, dengan harapan praktikan dapat berlatih menggunakan uji X 2 dan dapat

menggunakannya lagi untuk hasil persilangan yang sesungguhnya. Analisis

peluang sangat berguna terutama dalam mempelajari sifat-sifat kualitatif. Peluang


adalah suatu kemungkinan yang akan terjadi/timbul, dinyatakan dengan nilai

antara 0 sampai 1. Kejadian yang mustahil terjadi yaitu mempunyai nilai 0 atau

0%, tetapi yang pasti terjadi mempunyai nilai 1 atau 100%. Jika mata uang logam

dilempar maka:

p : gambar

q : angka

p+q=1

Percobaan-percobaan genetis pada umumnya didasarkan pada analisis data

yang diperoleh dari persilangan tumbuhan dan hewan percobaan. Hal ini sangat

penting bagi para ahli genetika untuk mampu menentukan apakah deviasi-deviasi

(penyimpangan) dari rasio yang diharapkan disebabkan oleh peluang saja, atau

oleh beberapa faktor tidak terduga selain peluang, misalnya, pada pelemparan

sekeping uang logam, seseorang mengharapkan memperoleh gambar setengah kali

dan huruf setengah kali, jadi kita katakan bahwa peluang bagi gambar atau huruf

adalah setengah, tetapi jika uang itu dilempar beberapa kali, katakanlah empat

kali, tidaklah mengherankan jika kita mendapatkan kepala tiga kali dan huruf

hanya sekali, untuk meyakinkan apakah deviasi dari rasio 2 : 2 yang diharapkan

hal ini desebabkan hanya oleh peluang atau mungkin oleh suatu kerusakan uang,

kita dapat melempar uang itu beberapa kali lagi dan dapat diharapkan suatu

korelasi yang makin dekat dengan rasio 1 : 1 yang diharapkan.

B. Tujuan
Mengetahui dan berlatih menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya

kembali untuk persilangan yang sesungguhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang

diharapkan dari teori teori persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori

ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil

tertentu dari persilangan tersebut. Dibandingkan dengan individu, populasi

merupakan unit studi yang lebih sesuai untuk mempelajari proses perhitungan

variasi morfologfi dan frekuensi gen. Keterikatan genetika pada proses evolusi

sangat diperlukan untuk mempertimbangkan frekuensi alel pada populasi. Hal

tersebut menjadi latar belakang munculnya disiplin ilmu genetika populasi

(Crowder, 1986).

Metode khi kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk

membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan

dengan hasil yang diharapkan berdasrkan hipotesis secara teoritis. Peragaan

pembuktian teori kemungkinan dengan uji chi square dilakukan dengan

menggunakan mata dadu yang nantinya akan dilempar dan dihitung peluang

munculnya beberapa angka disisi mata dadu tersebut. Pengujian khi kuadrat

merupakan pengujian yang berbeda dengan beberapa pengujian lain, karena pada

pengujian khi kuadrat pengujian mutu penjajagan, yaitu menguji apakah variable

acak x mempunyai distribusi F(x) yang tertentu atau tidak. Distribusi sampel yang

dilukiskan adalah suatu bayangan statistic dari 4 distribusi Xi, jadi dapat
dibandingkan dengan fungsi padat distribusi F(x). Cara ini dapat memperoleh

secara kualitas persesuaian ata pertaksesuaian antara kedua distribusi itu. Tetapi

untuk dapat mengetahui derajat persesuaian itu kita memerlukan ukuran kuantitas

mengenai besarnya devisiasi atau penyimpangan dari distribusi hipotesis terhadap

distribusi sampel (Surjadi, 1989).

Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai banyak peristiwa

kemungkinan atau peluang mengambil peranan penting, contohnya seorang

mahasiswa yang menanti pengumuman hasil ujian kemungkinan lulus atau tidak,

juga sebelum kita berpergian, kita menengok dahulu ke langit apakah akan turun

hujan atau tidak, sehingga kita perlu membawa paying atau tidak. Dalam ilmu

genetika memisahnya gen-gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet yang

membawa gen , menghadapi berbagai kemungkinan. Oleh karena itu perlu dikenal

beberapa hukum kemungkinan atau probabilitas yang diperlukan dalam ilmu

genetika, yaitu:

a. Peluang atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan

perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang

ada.
b. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri

sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk

masing-masing peristiwa itu.


c. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah

sama dengan jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa

itu.
Mencari peluang biasanya dapat ditempuh dengan jalan yang lebih mudah,

yaitu dengan menggunakan rumus binomium. Rumus binomium hanya dapat

digunakan untuk menghitung peluang yang masih dalam rencana. Seringkali

dalam melakukan percobaan kita tidak akan memperoleh hasil yang semua benar

dengan yang kita harapkan, agar kita menatap bahwa hasil yang nampaknya

menyimpang ini masih dapat kita anggap sesuai atau masih dapat kita pakai

(Suryo, 1992).

Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud

fenotif, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan

gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau

persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga

berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan itu, peranan teori

kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika (Surjadi, 1989).

Uji chi square merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara

frekuensi sampel yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan yang

didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data. Probabilitas atau

istilah lainnya kemungkinan, peluang, kebolehjadian atau sebagainya umumnya

digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat juga

digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui

kebenarannya. Sehubungan dengan itu, teori kemungkinan sangat penting dalam

mempelajari genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah

sama dengan perbandingan antara suatu yang diinginkan itu terhadap

keseluruhannya (Pay, 1987).


Konsep peluang secara umum merupakan teori yang didasarkan pada

himpunan peristiwa yang berkemungkinan sama atau sebagai frekuensi relatif.

Dalam arti intuitif peluang dihubungkan kepada himpunan peristiwa yang

mempunyai kemungkinan sama. Peluang juga merupakan suatu frekuensi relatif

peristiwa tertentu dalam barisan percobaan yang sangat panjang. Sebagai contoh,

dalam pelantunan uang logam, umumnya kita mengharap muka atau belakang

mempunya kemungkinan muncul yang sama. Hal ini berdasarkan pada kenyataan

bahwa uang logam mempunyai dua sisi, dan jika uang logam seimbang

dilantunkan berulang kali akan muncul muka dengan frekuensi hamper sama

dengan frekuensi muncul belakang (Dixon, 1991).


III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah mata uang logam atau koin dan lembar

pengamatan, sedangkan alat yang digunakan antara lain: uang logam atau koin,

kalkulator dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja
1. Satu keping uang logam dilempar ke atas, lalu dicatat hasilnya (angka atau

gambar). Pelemparan dilakukan sebanyak 50x dan 100x. kemudian dianalisis

hasilnya dengan uji X2.


2. Hal yang sama dilakukan untuk 2 keping uang logam yang dilempar sekaligus

dan 3 keping uang logam yang dilempar sekaligus.


3. Semua data dicatat pada lembar pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Tabel 1. Uji X2 menggunakan 1 keping uang logam pelemparan 50x


Karakteristik yang diamati Jumlah
A G Total
Observasi (O) 23 27 50
Harapan (E) 25 25 50
(O-E-) 2,25 2,25 4,5
( OE)
E 0,9 0,9 0,18

X 0,18 0,18 0,18


Kesimpulan:
X2 hitung < X2 tabel, maka hasil sesuai dengan yang diharapkan

Tabel 2. Uji X2 menggunakan 1 keping uang logam pelemparan 100x


Karakteristik yang diamati Jumlah
A G Total
Observasi (O) 38 62 100
Harapan (E) 50 50 100
(O-E-) 132,5 132,5 265
( OE)
E 2,65 2,65 5,3

X 5,3 5,3 5,3


Kesimpulan:
X2 hitung > X2 tabel, maka H0 ditolak artinya tidak sesuai dengan harapan
Tabel 3. Uji X2 menggunakan 2 keping uang logam pelemparan 50x
Karakteristik yang diamati Jumlah
AA AG GG Total
Observasi (O) 8 31 11 50
Harapan (E) 12,5 25 12,5 50
(O-E) 20,25 36 2,5 58,5
( OE)
E 1,62 1,44 0,18 3,24

X 3,24 3,24 3,24 3,24


Kesimpulan:
X2 hitung < X2 tabel, artinya sesuai dengan harapan atau signifikan.

Tabel 4. Uji X2 menggunakan 2 keping uang logam pelemparan 100x


Karakteristik yang diamati Jumlah
AA AG GG Total
Observasi (O) 23 44 33 100
Harapan (E) 25 50 25 100
(O-E) 4 36 64 104
( OE)
E 0,16 0,72 1,56 3,44

X 3,44 3,44 3,44 3,44


Kesimpulan:
X2 hitung < X2 tabel, artinya hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 5. Uji X2 menggunakan 3 keping uang logam pelemparan 50x


Karakteristik yang diamati Jumlah
AAA AAG AGG GGG Total
Observasi (O) 4 25 17 4 50
Harapan (E) 6,25 18,75 18,75 6,25 50
(O-E) 5,0625 39,0625 3,0625 5,0625 52,25
( OE)
E 0,81 2,0833 0,1633 0,81 3,86

X 3,86 3,86 3,86 3,86 3,86


Kesimpulan:
X hitung < X tabel, artinya pengujian signifikan atau sesuai dengan
perbandingan.

Tabel 6. Uji X2 menggunakan 3 keping uang logam pelemparan 100x


Karakteristik yang diamati Jumlah
AAA AAG AGG GGG Total
Observasi (O) 13 40 36 11 100
Harapan (E) 12,5 37,5 37,5 12,5 100
(O-E) 0,25 6,25 2,25 2,25 11
( OE)
E 0,02 0,167 0,06 0,18 0,427

X 0,427 0,427 0,427 0,427 0,427


Kesimpulan:
X hitung < X tabel, maka H0 diterima, berarti sesuai dengan harapan

(signifikan).

B. Pembahasan

Teori probabilitas atau peluang merupakan teori dasar dalam pengambilan

keputusan yang memiliki sifat ketidakpastian. Ada 3 pendekatan :

Pendekatan klasik

Pendekatan empiris

Pendekatan subyektif

a. Pendekatan Klasik. Apabila suatu peristiwa (Event) E dapat terjadi sebanyak

h dari sejumlah n kejadian yang mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi

maka probabilitas peristiwa E ata P(E) dapat dirumuskan : P(E) = h n

misalnya:Bila sekeping koin dilempar sekali, maka secara logika dikatakan

bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang yang sama , yaitu 0,5 karena
koin hanya terdiri atas dua sisi masing-masing, dan masing-masing sisi

mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat.


P(A) = P(B) = 0,5
b. Pendekatan Empiris. Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan empiris

adalah atas dasar pengertian frekuensi relatif. Pendekatan ini dilakukan

karena pendekatan perhitungan klasik dipandang memiliki beberapa

kelemahan. Dalam kenyataan , syarat yang ditetapkan jarang dapat dipenuhi.

Suatu peristiwa E mempunyai h kejadian dari serangkaian n kejadian dalam

suatu percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif h/n ,

dinyatakan sebagai : P (E) = lim h n untuk n mendekati nilai tak terhingga.


c. Pendekatan Subyektif. Pada pendekatan subyektif, beberapa orang dapat saja

memiliki keyakinan yang berbeda terhadap terjadinya suatu peristiwa,

meskipun informasi yang diterima berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah

sama. Hal tersebut disebabkan karena setiap orang berpikir dam mempunyai

keyakinan yang berbeda terhadap suatu masalah yang sama.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian

umum mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut : Probabilitas adalah suatu

indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu

kejadian yang bersifat random (acak) Oleh karena probabilitas merupakan suatu

indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai

dengan 1 0 P (E) 1 Artinya : Jika P= 0 disebut probabilitas kemustahilan

artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi Jika P = 1, disebut

probabilitas kepastian , artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi Jika

0< P< 1, disebut probabilitas kemungkinan , artinya kejadian atas peristiwa

tersebut dapat atau tidak dapat terjadi. Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E
disebut P (E) maka besarnya probabilitas bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah :

P (E) = 1 P (E).

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang

diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori

memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil

tertentu dari persilangan tersebut. Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan,

kebolehjadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan

peristiwa yang belum dapat dipastikan. Probabilitas dapat juga digunakan untuk

menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya, diduga

berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori

kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas

terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara

sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya.

Teori kemungkinan dalam ilmu genetika ikut berperan penting. Misalnya

mengenai pemindahan gen-gen dari induk/parental ke gamet-gamet, pembuahan

sel telur oleh spermatozon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot

sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi. Mengevaluasi suatu hipotesis

genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai

yang diharapkan menjadi probabilitas dan ketidaksamaan demikian yang terjadi

oleh peluang. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah

(Yatim, 1983).

Individu yang terbentuk dari hasil perkawinan yang dapat dilihat

dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-


kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil

perkawinan atau persilangan dapat diduga berdasarkan peluang yang ada, tiadak

dipastikan begitu saja. Peranan teori kemungkinan sangatlah penting dalam

mempelajari ilmu genetika. Salah satu penunjang mengapa mendel berhasil

membuat suatu model pewarisan yang kebenaran nya diakui sampai saat ini

adalah memanfaatkan metode-metode matematis untuk membantu menganalisis

data yang diperoleh.untuk lebih mudah dan cepat memahami nisbah genetik

(fenotip, genotip) generasi F2 percobaan mendel dapat dihitung dengan

menggunakan kaedah-kaedah peluang Prinsip-prinsip peluang mendasari hukum-

hukum Mendel dalam persilangan. Teori kemungkinan dalam ilmu genetika

berperan penting,misalnya mengenai perbandingan gen-gen dari

induk/orangtua/parental kedalam gamet-gamet atau pada saat terjadinya

penggabungan secara random antara gamet jantan dan gamet betina. karena itu

teori peluang perlu dipelajari dengan seksama, baik itu tentang bagaimana

menentukan peluang untuk beberapa peristiwa yang terjadi secara bebas maupun

dua peristiwa atau lebih yang satu sama lain saling mempengaruhi.

Beberapa manfaat atau kegunaan kita mempelajari Peluang:

1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimaksudkan bahwa tidak ada

keputusan yang sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang bisa

memprediksi kepastiannya dari sekarang, karena informasi yang didapat

tidaklah sempurna.
2. Membantu menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis yang terkait

tentang karakteristik populasi. Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis


(perkiraan sementara yang belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang

karakteristik populasi pada situasi ini kita hanya mengambil atau menarik

kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kita sudah mengetahui kejadian yang

akan datang.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari

suatu populasi. Contoh: Ketika diadakannya sensus penduduk 2000,

pemerintah mendapatkan data perbandingan antara jumlah penduduk berjenis

kelamin laki-laki berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan

adalah memiliki perbandingan 5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010

menunjukan hasil perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin pria

berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin wanita adalah 5:7. Maka

pemerintah dapat mengambil keputusan bahwa setiap tahunnya dari tahun

2000 hingga 2010 jumlah wanita berkembang lebih pesat daripada jumlah

penduduk pria.

Uji chi-square adalah salah satu uji dari statistika non parametik yang sering

di pakai untuk sebuah penelitian. Uji chi-square diterapkan pada kasus dimana

akan diuji apakah frekuensi yang akan diamati (data observasi) berbeda secara

nyata ataukah tidak dengan frekuensi yang diharapkan (expected value). Sehingga

akan menentukan apakah penelitian kita sesuai dengan yang diharapkan atau

tidak. Chi square test adalah teknik analisis yang digunakan untuk menentukan

perbedaan frekuensi observasi (O) dengan frekuensi ekspektasi atau frekuensi

harapan (E) suatu kategori tertentu. Uji chi square ini bias diterapkan untuk

pengujian kenormalan dalam pengujian data yang berlevel nominal atau untuk

menguji perbedaan dua atau lebih proporsi sampel. Data yang dapat diujikan
dengan Chi square ini adalah data yang berupa diskrit atau frekunsi (Pribadi,

2008).

Pengertian chi square lainnya adalah sebuah uji hipotesis mengenai

perbandingan antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang

didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data. Chi kuadrat adalah

pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-

benar terjadi. Chi square biasanya didalam frekuensi observasi berlambangkan

dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis dilambangkan. Ekspresi

matematis tentang distribusi chi kuadrat hanya tergantung pada suatu parameter,

yaitu derajat kebebasan (df) (Sudjana, 1996).

Chi square mempunyai masing-masing nilai derajat kebebasan, yaitu

distribusi (kuadrat standard normal) merupakan distribusi chi square dengan df -1

dan nilai variable tidak bernilai negatif. Kegunaan dari chi square untuk menguji

seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi yang teramati dengan frekuensi

harapan yang didasarkan pada sebaran yang akan dihipotesiskan atau juga

menguji perbedaan antara dua kelompok pada data dua kategorik untuk dapat

menguji signifikansi asosiasi dua kelompok pada data dua kategorik tersebut. Jadi

uji chi square ini merupakan uji untuk mengetahui apakah hasil penelitian kita

akan sama dengan harapan atau tidak. Uji ini juga akan menentukan apakah uji

yang akan kita lakukan berhasil atau tidak (Pribadi, 2008).

Jika teori yang melandasi hipotesis yang ajukan cukup kuat, namun hasil uji

statistik tidak menunjukkan ada hubungan atau perbedaan signifikan pada data

yang diuji, bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.
1. Adanya Outliers
Outliers adalah data yang aneh, bisa jadi keanehan ini karena salah dalam

mengentri data, bisa jadi karena individu yang memang unik, berbeda dengan

kebanyakan. Akibat dari outlier ini eror standar akan meningkat. Signifikansi

berbanding terbalik dengan eror standar, jadi semakin besar eror standar

semakin kecil peluang untuk mendapatkan hasil yang signifikan.


2. Model yang tidak Sesuai
Model yang tidak sesuai dengan data akan mengakibatkan hubungan antar

dua variabel tidak signifikan. Misalnya data mengenai hubungan stres dengan

performansi yang bersifat kuadratik, akan tetapi kita menggunakan model

linier (e.q korelasi pearson atau regresi linier). Jelas, hasilnya tidak akan

signifikan. Untuk mengatasi ini ada dua cara. 1) kita menggunakan model

non-linier atau 2) kita memotong data kita berdasarkan skor tertentu.


3. Ukuran Sampel Kecil
Misalnya korelasi variabel yang kita teliti adalah 0.50. Kalau ukuran sampel

kita hanya 10 orang, maka hasil uji statistik tidak menemukan hubungan yang

signifikan. Kalau ukuran sampel kita 15 orang maka hasil analisis

menemukan hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan semakin besar

ukuran sampel yang dipakai semakin kecil nilai kritis yang dipakai acuan.
4. Pengaruh Variabel Intervening
Hubungan antara stres dan depresi memiliki dasar teori yang sangat kuat.

Namun setelah di korelasikan tidak signifikan. Mengapa? Karena stres

menimbulkan depresi hanya terjadi pada orang yang memiliki resiliensi

rendah. Sebaliknya stres tidak menimbulkan depresi kalau individu yang

bersangkutan memiliki resiliensi yang tinggi. Dalam hal ini resiliensi menjadi

variabel moderator hubungan antara stres dan depresi. Selain variabel

moderator, ada variabel mediator. Variabel mediator adalah variabel yang


mengantarai dua hubungan antar variabel. Misalnya stres mempengaruhi

depresi dimediatori oleh pengatasan masalah. Sebelum sampai pada depresi,

stres menurunkan kemampuan pengatasan masalah terlebih dahulu sebelum

meningkatkan depresi.
5. Prasyarat Analisis yang tidak dipatuhi
Regresi mensyratkan agar prediktor yang tidak dipakai dalam analisis tidak

memiliki kolinieritas, alias tidak memiliki korelasi yang sangat tinggi. Kalau

ini terjadi, maka sebuah prediktor yang harusnya memiliki kontribusi besar

terhadap variabel dependen, justru tidak signifikan. Contoh lainnya adalah

heterokedastisitas, kalau dalam regresi terjadi heterokedastisitas bisa jadi

kontribusi dari prediktor tidak signifikan karena antar eror memiliki

hubungan yang erat dalam menjelaskan varians di dalam data. Akibatnya

varians untuk variabel dependen tidak kebagian apa-apa sehingga hasil

analisis tidak signifikan.


6. Perbedaan Konteks
Masalah harga mungkin dalam konteks pembelian barang-barang untuk

kebutuhan primer menentukan kepuasan pelanggan akan tetapi dalam konteks

barang-barang untuk kebutuhan tersier harga tidak banyak berpengaruh. Hal

ini dikarenakan kebutuhan tersier terkait dengan konteks lain, misalnya

prestise atau status. Bisa jadi kalau kita ingin menguji peranan harga terhadap

kepuasan pelanggan dalam konteks berlian unik dan mobil supermewah, bisa

jadi hubungannya tidak signifikan. Banyak konteks yang bisa mempengaruhi

signifikan tidaknya hasil uji statistik kita. Karakteristik sampel, variabel yang

diteliiti, level atau kategori skor, atau desain penelitian sangat mempengaruhi

hasil uji statistik yang dilakukan.


7. Alat Ukur yang kurang valid dan reliable
Bayangkan anda hendak meneliti hubungan antara berat badan dan tinggi

badan. Kalau timbangan yang dipakai tidak valid dan reliabel, maka berat

seseorang yang harusnya 50 kg diskor 60 kg. Demikian juga untuk tinggi

badan harusnya 150 cm, diskor 120 kg. Jadi yang harusnya ada hubungan

yang signifikan antara tinggi badan dengan berat badan, akan tetapi tidak

terbukti dalam analisis statistik.


8. Penyebab Lain
Ada banyak faktor yang menyebabkan uji statistik tidak signifikan. Selain

kurang tepatnya penggunaaan uji statistik, masalah data, sampel, desain

penelitian juga masih menyisahkan banyak hal jika dieksplorasi lebih lanjut.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai uji X2

dengan menguji teori kemungkinan yang menggunakan uang logam atau koin

yang dilempar 50x dan 100x. Pengujian dilakukan dengan 3 ulangan, ulangan

pertama menggunakan 1 koin, ulangan kedua menggunakan 2 koin dan ulangan

ketiga menggunakan 3 koin. Percobaan dengan menggunakan 1 koin dengan

pelemparan sebanyak 50x mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan

tetapi untuk pelemparan sebanyak 100x tidak sesuai dengan apa yang diharapkan

atau tidak signifikan karena beberapa faktor, mialnya kurang tepatnya

penggunaaan uji statistik, masalah data dan sampel. Percobaan dengan

menggunakan 2 koin dengan pelemparan 50x mendapatkan hasil yang signifikan

atau sesuai dengan harapan, begitu pula dengan pelemparan 100x yang

mendapatkan hasil signifikan atau sesuai dengan harapan. Percobaan dengan

menggunakan 3 koin dengan pelemparan 50x mendapatkan hasil yang sesuai

dengan apa yang diharapkan atau signifikan, begitu juga dengan pelemparan
sebanyak 100x yang mendapatkan hasil signifikan atau sesuai dengan yang

diharapkan. Hasil praktikum ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sudjana (1996)

bahwa apabila nilai X hitung lebih kecil dari nilai X tabel maka hasil sesuai

dengan apa yang diharapkan atau signifikan, begitu juga sebaliknya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang

diharapkan dari teori teori persilangan genotip yang berbeda.


2. Dalam ilmu genetika teori kemungkinan ikut berperan penting. Misalnya

mengenai pemindahan gen-gen dari induk/parental ke gamet-gamet,


pembuahan sel telur oleh spermatozon, berkumpulnya kembali gen-gen di

dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi.


3. Uji chi square merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara

frekuensi sampel yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan yang

didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data.

B. Saran

Praktikum ini diharapkan para praktikan lebih teliti dan serius dalam

melakukan praktikum sehingga dapat memahami dan mengamati proses uji X2

dalam persilangan teori kemungkinan.

DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan Edisi Indonesia. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Dixon. 1991. Pengantar Analisis Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.

Pay, C. Anna. 1987. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta: Erlangga.

Pribadi. 2008. Chi Square Test. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Sudjana. 1996. Metode Statistika, edisi ke-6. Bandung: Tarsito.


Surjadi. 1989. Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika. Bandung: ITB.

Suryo. 1992. Genetika Strata I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Yatim, W. 1983. Genetika. Yogyakarta: Tarsito.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai