Anda di halaman 1dari 8

PROBABILITAS GENETIKA

III. PRINSIP PENURUNAN (HEREDITAS)


Teori segregasi, probabilitas penggabungan satu dan dua gen
Genetika Mendel
 Genetika adalah ilmu yang memiliki akar pada jaman nenek moyang
 Mendel adalah penemu prinsip-prinsip genetika dengan eksperimen kacang polongnya
 Penelitian atau eksperimen bidang genetika dimulai oleh pendeta bernama Gregor
Mendel di sebuah taman di daerah Chekoslovakia sekarang
 Mendel meneliti tanaman kacang polong dari 7 sifat kacang polong yang dapat dilihat
atau mencolok, yaitu:
 (1) warna bunga;
 (2) posisi bunga;
 (3) warna biji; (4) bentuk biji;
 (5) bentuk polong;
 (6) warna polong;
 (7) panjang batang
 Dalam penelitiannya, Mendel kadang membiarkan sendiri kacang polong membuahi
secara alami atau mengawinkan secara buatan (sengaja)
 Mendel menggunakan tanaman yang dia yakini varietas yang benar, yaitu varietas
yang dengan fertilisasi alami menghasilkan keturuan yang semuanya identik, sama dengan
orang tuanya.
Pola-pola pewarisan konsep Mendel Perkawinan antar monohibrid (satu sifat atau trait)
Gambar Interaksi antar pasangan gen menyebabkan efek yang secara fenotip tidak bisa
dilihat. Contohnya, interaksi antar gen dominan dan resesif, yang muncul adalah sifat
dominan Teori segregasi Mendel: pasangan gen berpisah (bersegregasi) selama gametogenesis
dan kemudian pada waktu fertilisasi pasangan gen berpasangan kembali
 Kromosom homolog membawa dua alel bagi tiap-tiap sifat yang diturunkan (trait)
 homolog dominan ungu (PP)
 heterozigot biji kisut dan bundar (Rr)
 homozigot resesif hijau (yy)
Prinsip ketidaktergantungan “assortment” dapat dilacak dari penyilangan dihibrid Penyilangan
dua hibrid: melacak dua sifat sekaligus yang diturunkan Bentuk biji bundar/kisut (R/r) Warna
biji kuning/hijau Gambar Para ahli genetika menggunakan perkawinan silang untuk menguji
genotip yang tidak diketahui Prinsip Mendel merefleksikan aturan probabilitas atau teori
kemungkinan Prinsip-prinsip Mendel diterapkan untuk sifat penurunan pada manusia, contoh
sifat yang diatur oleh gen dominan-resesif tunggal yaitu pada jari-jari, garis rambut (lurus dan
lancip di depan), bercak pigmen di muka dan bentuk telinga (bebas atau melekat) Istilah
dominan pada genetika tidak menunjukkan sifat normat atau tidak normal, tetapi sifat di
mana sifat alel muncul baik pada kondisi homozigot dan atu heterozigote Hubungan genotip
dan fenotip tidak semudah yang diduga. Sifat dominasi yang tidak lengkap, menghasilkan
fenotip intermediate. Dengan demikian variasi lebih lanjut terjadi Beberapa gen memiliki alel
lebih dari dua Sebuah gen bisa menghasilkan fenotif yang beragam, disebut pleinotropi.
Contoh, penyakit sickle sel, dari gen yang mengkode sifat hemoglobin yang abnormal. Sebuah
sifat dapat dihasilkan atau dipengaruhi beberapa gen, disebut penurunan poligenik. Contoh,
sifat warna kulit (pigmentasi) manusia. Ada lagi faktor selain genetis yang mempengaruhi
fenotip, yaitu efek lingkungan terhadap fenotip Dengan dasar pembelahan sel mitosis dan
meiosis serta prinsip-prinsip pewarisan Mendel, menghasilkan konsep pokok biologi yang
disebut teori pewarisan kromosom Teori kromosom: kromosom adalah tempat di mana gen
berada dan tingkah laku kromosom selama meiosis dan fertilisasi menentukan pola pewarisan
Gen-gen pada kromosom yang sama cenderung diturunkan bersama-sama Crossing over
menghasilkan kombinasi alel baru Ahli genetika menggunakan dua hasil crossover untuk
membuat peta gen Kromosom menentukan kelamin pada beberapa spesies Gen terpaut
kelamin menghasilkan pada pewarisan yang unik. Contoh, warna mata pada lalat buah

1.1 Dasar Teori


Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang diharapkan, artinya antara yang
diharapkan itu dengan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek. Sebagai contoh
kita dapat melemparkan mata uang, maka kemungkinan yang akan terjadi : uang dengan
permukaan huruf (H) atau dengan permukaaan gambar uang (G). bila mata uang dilempar
beberapa kali diharapkan hasil lemparan tersebut ½ nya H dan ½ G. Aplikasi dari probailitas ini
dapat dihubungkan dengan pembastaran atau sifat tanda beda. Bila XY menghasilkan sel
kelamin, ½ nya akan membentuk gamet yang mengandung X dan Y saja. (Ruyani, A. 2011).
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang menggambarkan
besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada kondisi tertentu. Bila nilai
peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi, bila nilai peluang 1 maka kejadian
tersebut dapat dikatakan selalu atau pasti terjadi. (Suryati, 2011).
Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai banyak peristiwa dimana kemungkinan/
kebolehjadian/ peluang/ probabilitas mengambil peranan penting. Beberapa contoh:
1. Sebelum kita hendak berpergian, kita menengok dahulu ke udara, apakah kiranya akan turun
hujan atau tidak, sehingga kita perlu membawa payung atau tidak.
2. Seorang mahasiswa yang menanti pengumuman hasil ujian kemungkinan lulus ataukah tidak.
3. Seorang ibu yang hendak melahirkan juga menghadapi kemungkinan apakah akan mendapat
seorang anak laki-laki atau perempuan.
Masih banyak contoh lainnya semacam itu. Dalam ilmu genetika memisahnya gen-gen
dari induk/ orang tua ke gamet-gamet pun tidak luput dari kemungkinan. Demikian pula
bersatunya gamet-gamet yang membawa gen, menghadapi berbagai kemungkinan. (Suryo,
1990).
Berhubung dengan itu perlu dikenal beberapa hokum probabilitas yang diperlukan dalam
ilmu genetika. Yaitu:
a. Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan antara
sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada.
Singkatnya: K(x) =
Dengan K = peluang
K(x) = beasrnya peluang untuk mendapat (x)
x = peristiwa yang diharapkan
y = peristiwa yang tidak diharapkan
b. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama
dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x+y) = K(x) x K(y)
c. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah sama dengan
jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x atau y) = K(x) + K(y)
Untuk mencari peluang biasanya dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu dengan
menggunakan rumus binomium.
(a + b)n dengan, a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah
n = banyaknya percobaan
rumus binomium hanya dapat digunakan untuk menghitung peluang yang masih dalam
rencana. Seringkali dalam melakukan percobaan kita tidak akan memperoleh hasil yang sesuai
benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap bahwa hasil yang nampaknya
“menyimpang” itu masih dapat kita anggap sesuai atau masih dapat kita pakai. (Suryo, 1990).
probabilitas ini dilakukan dengan melemparkan mata uang logam (koin). Praktikum ini
dilakukan dengan tujuan untuk memahami prinsip-prinsip probabilitas (teori kemungkinan)
sekaligus membuktikan teori yang melandasi ilmu genetika ini. Probabilitas atau peluang adalah
suatu nilai diantara 0 dan 1 yang menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal
atau kejadian pada kondisi tertentu. Nilai probabilitas berkisar antara 0 sampai 1. 0 artinya
tidak pernah terjadi dan 1 artinya selalu terjadi.
Percobaan pertama dilakukan dengan melemparkan sebuah koin sebanyak 30 kali.
Sebuah koin memiliki 2 kemungkinan yaitu kemungkinan muncul angka dan kemungkinan
muncul gambar. Jadi peluang untuk masing-masing kemungkinan itu adalah setengah ( ½ ).
Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh hasil untuk gambar muncul sebanyak 16 kali dan
angka muncul sebanyak 14 kali dari total 30 kali pelemparan. Berdasarkan teori kemungkinan (
probabilitas ) dalam genetika maka dapat dihitung harapan peluang yang akan muncul dari
masing-masing kejadian, yaitu untuk kemungkinan muncul angka dari 30 kali pelemparan
berdasarkan teori seharusnya adalah ½ dikali 30 kali pelemparan. Jadi hasil kemungkinan /
harapan muncul angka berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali dalam setiap 30 kali
pelemparan satu koin. Dari hasil pengamatan (O) dan harapan (E) dapat dihitung besarnya
penyimpangan (deviasi) yaitu dengan cara hasil pengamatan (Observasi) dikurangi harapan
(Expected) sehingga besarnya penyimpangan peluang muncul gambar adalah 3.
Hasil pelemparan koin mata uang logam dengan kejadian muncul angka pada percobaan
pertama ini adalah sebanyak 13 kali dengan total pelemparan sebanyak 30 kali. Harapan muncul
angka berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali, yaitu diperoleh dari ½ ( kemungkinan muncul
angka pada satu koin ) dikali dengan 30 kali pelemparan. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dihitung besarnya penyimpangan (deviasi) dari hasil pengamatan yaitu dengan cara menghitung
selisih antara hasil pengamatan dan harapan. Dalam melakukan percobaan, seringkali kita
memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Disinilah fungsi nilai deviasi tadi. Supaya
kita yakin bahwa hasil yang nampaknya menyimpang atau tidak sesuai dengan harapan itu masih
dapat dianggap sesuai ( artinya masih dapat kita pakai) maka perlu dilakukan pengujian tes
X2 (Chi-Square Test).
Percobaan kedua dilakukan dengan melemparkan tiga buah koin secara berbarengan
sebanyak 40 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan muncul adalah sebanyak empat
kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul ketiganya gambar, kemungkinan muncul dua gambar
satu angka, kemungkinan muncul satu gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul
ketiganya angka. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa kejadian muncul
ketiganya gambar adalah sebanyak 6 kali, kejadian muncul dua gambar dan satu angka adalah
sebanyak 17 kali, kejadian muncul satu gambar dan dua angka adalah sebanyak 12 kali, dan
kejadian muncul ketiganya angka adalah sebanyak 5 kali dari total pelemparan koin sebanyak
40 kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam genetika, maka harapan kejadian muncul
ketiganya gambar adalah sebanyak lima kali, yang diperoleh dengan perhitungan peluang
muncul ketiganya gambar yaitu ⅛ dikali banyaknya pelemparan. Harapan kejadian muncul dua
gambar dan satu angka adalah sebanyak tujuh belas kali, diperoleh dari perhitungan peluang
dengan menggunakan rumus yaitu ⅜ dikalikan banyaknya pelemparan. Hal yang sama juga
dilakukan untuk menghitung harapan muncul satu gambar dan dua angka, serta harapan muncul
ketiganya angka, sehingga diperoleh harapan muncul satu gambar dan dua angka adalah
sebanyak dua belas kali dan harapan muncul ketiganya angka adalah sebanyak lima kali. Dari
hasil pengamatan dan harapan tersebut kemudian dihitung besarnya deviasi atau
penyimpangan, yaitu dengan menghitung selisih antara hasil pengamatan (Observasi) dengan
Harapan (Expected).
Praktikum ketiga dilakukan dengan melemparkan empat buah koin secara berbarengan
sebanyak 48 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan muncul adalah sebanyak lima
kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul keempatnya gambar, kemungkinan muncul tiga
gambar satu angka, kemungkinan muncul dua gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul
satu gambar dan tiga angka, serta kemungkinan muncul keempatnya angka. Berdasarkan data
hasil pengamatan diperoleh bahwa kejadian muncul keempatnya gambar adalah sebanyak 2
kali, kejadian muncul tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak 10 kali, kejadian muncul
dua gambar dan dua angka adalah sebanyak 20 kali, dan kejadian muncul satu gambar dan tiga
angka adalah sebanyak 13 kali, dan kejadian muncul keempatnya angka adalah sebanyak 3 kali
dari total pelemparan koin sebanyak 48 kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam genetika,
maka harapan kejadian muncul dapat dihitung dengan menggunakan rumus segitiga pascal
sehingga diperoleh hasil harapan muncul keempatnya gambar adalah sebanyak 2 kali, harapan
kejadian muncul tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak 9 kali, harapan muncul 2 gambar
dan 2 angka adalah 17 kali, harapan muncul 1 gambar dan 3 angka adalah 14 kali, dan harapan
muncul keempatnya angka adalah sebanyak 6 kali. Setelah diperoleh data hasil pengamatan
(Observasi) dan Harapan (Expected) maka dapat dihitung besarnya deviasi (penyimpangan)
kejadian dari teori (harapan) yaitu dengan menghitung selisih antara keduanya. Nilai deviasi ini
kemudian dapat digunakan dalam tes X2 (Chi-Square Test) yang bertujuan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh masih sesuai dengan teori probabilitas atau tidak, apakah terjadi
penyimpangan yang jauh dari teori atau tidak, dan apakah data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dengan teori (harapan) berbeda nyata atau tidak. Para ahli statistic menetapkan
bahwa penyimpangan (deviasi) dianggap besar apabila peluang < 0,05 berdasarkan tabel X2 (Chi-
Square).

telah dijelaskan dalam pembahasan tentang perkembangbiakan, semua keturunan hasil


perkembangbiakan generatif mempunyai sifat yang bervariasi yang merupakan hasil dari
campuran sifat kedua induknya. Misalnya, seorang ayah berambut lurus menikah dengan
seorang ibu berambut keriting. Anak-anak mereka mungkin ada yang berambut lurus, berambut
keriting, atau berambut ikal (antara lurus dan keriting). Rambut lurus dan rambut keriting
disebut sifat beda.
Contoh sifat beda pada tumbuhan adalah batang tinggi, batang pendek, warna bunga merah,
warna bunga putih, rasa buah manis, rasa buah asam, biji bulat, dan biji kisut (keriput).
Sekarang sudah diketahui bahwa sifat beda ditentukan dan diwariskan oleh gen penentu sifat
yang terletak di dalam kromosom. Istilah kromosom pertama kali diperkenalkan oleh W.
Waldeyer. Kromosom berasal dari dua kata, yaitu chroma (warna) dan soma (badan). Istilah ini
muncul karena bagian ini akan jelas terlihat di bawah mikroskop apabila diberi zat warna.
Kromosom terletak di dalam nukleus (inti sel). Inti sel tubuh dan inti sel kelamin suatu
organisme mempunyai jumlah yang berbeda. Kromosom yang terletak di dalam inti sel tubuh
bersifat haploid (2n), sedangkan yang terletak di dalam inti sel kelamin (gamet) bersifat haploid
(n). Jumlah kromosom pada sel tubuh manusia sebanyak 46 (23 pasang), sedangkan pada sel
kelaminnya (sperma atau ovum) sebanyak 23. dalam setiap kromosom manusia terdapat ribuan
gen.
macam-macam kromosom
Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi kromosom tubuh dan kromosom
kelamin.
Kromosom tubuh atau autosom adalah kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin,
berjumlah 2n-2. pada manusia jumlah autosom pada setiap sel tubuh sebanyak 44 (22
pasang). Kromosom kelamin (seks) atau gonosom adalah kromosom yang menentukan jenis
kelamin, berjumlah sepasang. Kromosom kelamin pada wanita XX, sedangkan laki-laki XY.

Istilah – Istilah dalam Penurunan Kromosom.


 Parental (P), yaitu induk (jantan dan betina) yang mengadakan
perkawinan/persilangan. Parental disebut juga orang tua/tetua.
 Filial (F), yaitu individu hasil persilangan, disebut juga keturunan/zuriat. Keturuanan
pertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
 Gen dominan, yaitu gen yang mampu menutupi sifat gen lain yang sealel.
 Gen resesif, yaitu gen yang ditutupi oleh sifat gen lain yang sealel.
 Gen intermediat/kodominan, yaitu gen yang tidak saling mengalahkan atau
mempunyai pengaruh yang sama kuat.
 Alel, yaitu gen-gen yang terletak pada kromosom homolog.
 Fenotipe, yaitu sifat-sitat yang tampak dari luar, dapat dicium, dapat dirasakan,
misalnya rambut lurus, batang tinggi, bunga merah. bau harum, dan rasa manis. Fenotipe
merupakan perpaduan antara faktor genotipe dan faktor lingkungan.
 Genotipe, yaitu sitat yang tidak tampak dari luar dan disimbolkan dengan huruf awal
sifat-sifat yang diwakilinya. Sifat dominan disimbolkan dengan huruf besar. sedang sifat
resesif disimbolkan dengan huruf kecil. Misalnya, batang tinggi dominan terhadap batang
pendek. Gen batang tinggidisimbolkan dengan huruf T, sedangkan batang pendek djsimbolkan
dengan huruf t. Sifat pada genotip disimbolkan dengan huruf yang ditulis rangkap. misalnya
TT, Tt, atau tt.
 Homozigot, yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang sama. misalnya AA atau
mm.
 Heterozigot, yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang berbeda. misalnya Aa atau
Mm.
 Hibrid, yaitu hasil persilangan atau hasil perkawinan antara dua individu yang
mempunyai sifat beda. Persilangan dengan satu sitat beda disebut persilangan monohibrid,
persilangan dengan dua sifat beda disebut persilangan dihibrid. persilangan dengan tiga silat
beda disebut persilangan trihibrid, dan seterusnya.
Persilangan Monohibrid Dominan
Persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu dengan satu sifat beda. Persilangan
rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan monohibrid dominan dan
monohibrid intermediat.
 Persilangan Monohibrid Dominan
Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan
satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah,
yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel.
Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan tanaman
kacang kapri.
Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek
menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat
dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan
keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan
genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.
 Persilangan Monohibrid Intermediat
Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis yang
memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan berbunga merah
disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan F, tumbuhan berbunga
merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat intermediat. Dengan cara persilangan
seperti pada persilangan monohibrid dominan di atas. dapat diketahui bahwa rasio genotipe
dan fenotipe F, pada persilangan monohobrid intermediat sama, yaitu 1 :2 : l.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat
beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan
tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit
dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid
pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning
dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya
berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat
dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2
dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan
berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji
kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum
asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen
dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam
gamet-gantet secara bebas.
Pewarisan Sifat dan Bibit Unggul
Hukum Mendel dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman atau ternak bibit unggul. Sifat-
sifat unggul tanaman, antara lain adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap berbagai kondisi
lingkungan, misalnya cuaca buruk dan kekeringan; tahan terhadap hama dan penyakit; lebih
cepat menghasilkan: produktivitasnya tinggi dan rasanya enak; atau untuk tanaman menahun
mempunyai masa produksi yang lebih lama. Sifat-sitat unggul hervan, antara lain tahan terhadap
penyakit: hewan pedaging menghasilkan daging yang lebih banyak dan enak, unggas petelur
menghasilkan telur yang lebih banyak; atau sapi menghasilkan susu yang lebih banyak. Untuk
memperoleh bibit unggul, dapat dilakukan dengan seleksi dan hibridisasi. Kedua proses ini
berkaitan erat. Sebelum dilakukan hibridisasi, dilakukan dulu proses seleksi. Seleksi adalah
pemilihan sifat-sifat tanaman dan hewan yang sesuai dengan kehendak manusia. Misalnya, untuk
menghasilkan bahan pangan, diseleksi tanaman dengan sifat-sifat produktivitas tinggi, rasanya
enak, serta tahan hama dan penyakit. Untuk hewan diseleksi hewan-hewan penghasil daging,
telur, dan susu yang tinggi. Seleksi yang dilakukan secara terus-menerus dan dalam waktu yang
sangat lama akan mengakibatkan organisme dengan sifat unggul akan makin bertambah.
Sebaliknya. organisme dengan sifat-sifat yang tidak dikehendaki akan makin berkurang atau
bahkan punah. Hibridisasi/pembastaran/persilangan adalah mengawinkan dua individu sejenis
yang berbeda sifatnya sehingga diperoleh keturunan dengan sifat-sifat unggul yang dimiliki
kedua induknya. Misalnya, persilangan induk varietas padi yang produktivitasnya tinggi. Tetapi
tidak tahan terhadap hama dan penyakit dengan induk varietas padi yang produktivitasnya
rendah, tetapi tahan terhadap hama dan perryakit, diharapkan menghasilkan keturunan dengan
sifat produktivitasnya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Bibit unggul juga dapat
diperoleh dengan menyilangkan tanaman liar dengan tanaman yang sudah dibudidayakan.
Misalnya. Antara tomat liar dengan tomat komersial yang sudah dibudidayakan. Tomat liar
berbuah kecil-kecil, tetapi memiliki keunggulan, yaitu kebal terhadap penyakit layu karena jamur
Fusarium. Setelah kedua tomat tersebut disilangkan. dihasilkan tomat dengan ukuran buah
seperti tomat komersial yang tahan terhadap penyakit layu karena jamur Fusarium.

Anda mungkin juga menyukai