Anda di halaman 1dari 17

TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Kemungkinan

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang

diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori

ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil

tertentu dari persilangan tersebut. Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat

kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari

persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis

secara teoritis. Penggunaan cara ini menyebabkan seorang ahli genetika dapat

menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu. Teori

peluang dalam ilmu genetika ikut berperan penting, dalam pemindahan gen-

gen dari induk/orang tua/parental ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh

spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat

terjadi berbagai macam kombinasi. Pengevaluasian suatu hipotesis genetik

diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang

diharapkan menjadi probabilitas dan ketidaksaman demikian yang terjadi oleh

peluang. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah

(derajat bebas) (Arsal, 2019).

Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang diharapkan, artinya

antara yang diharapkan itu dengan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap

suatu objek. Probabilitas adalah angka antara 0 dan 1 yang menyatakan

kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi. Probabilitas adalah proporsi

dari suatu peristiwa yang diamati terjadi dalam jumlah percobaan yang sangat
besar. Probabilitas bisa digunakan untuk mengevaluasi ketidakpastian

keputusan yang terlibat di dalamnya (Effendi, 2020). Dugaan saat

melemparkan sebuah uang logam saat mendarat dengan gambar di atas pada

separuh dari total lemparan yang dilakukan dan dengan angka di atas pada

separuhnya lagi. Probabilitas yang dihipotesiskan didasarkan pada jumlah

jumlah lemparan uang logam yang tak terbatas. Semua percobaan yang

sesungguhnya melibatkan pengamatan dalam jumlah yang terbatas, dan

karenanya akan diduga bisa terjadi sejumlah penyimpangan dari jumlah yang

diharapkan (Fitri, 2019).

Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Uji chi-kuadrat atau

chisquare digunakan untuk menguji homogenitas varians beberapa populasi

atau merupakan uji yang dapat mengubah deviasi dari nilai-nilai yang

diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi

oleh peluang dan harus memperhatikan besarnya sampel dan besarnya peubah

(derajat bebas). Evaluasi hipotesis genetik memerlukan suatu uji yang dapat

mengubah devisiasi-devisiasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi

probabililitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini

harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat

bebas). Uji ini dikenal dengan uji X2 (Chi Square Test). Penggunaan teori

kemungkinandan uji X2 dengan tingkat kepercayaan tertentu akan diperagakan

secara sederhana dengan melihat hasil pelemparan uang logam dengan

harapan praktikan dapat berlatih menggunakan uji X2 dan dapat


menggunakannya lagi untuk hasil persilangan yang sesungguhnya (Artadana,

2021).

Percobaan-percobaan prsilangan secara teori akan menghasilkan keturunan

dengan nisbah tertentu yang pada hakekatnya merupakan suatu peluang

diperolehnya hasil fenotipe maupun genotipe. Peluang sama dengan nisbah

semua kejadian. Saat hasil nisbah teoritis tidak terpenuhi maka akan terjadi

penyimpangan (deviasi) yang ada kalanya tidak dapat diterangkan secara teori.

Penentuan bahwa hasil persilangan masih memenuhi nisbah teoritis atau

menyimpang dari nisbah, perlu dilakukan pengujian secara statistik.

Pembuktian ini, sering kali dilakukan uji X2 (chi square tets) (Nath, 2021).

Menurut Desiyanti (2019) uji statistik chi square digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.

Uji kecocokan sifat kualitatif menggunakan metode ChiKuadrat. Menurut

Stenseth (2022) uji ini digunakan untuk melihat besarnya nilai perbandingan

data percobaan yang diperoleh dari persilangan yang telah dilakukan dengan

hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Nilai Chi-Kuadrat

(X2 ) diperoleh dengan rumus:


Fo adalah Frekuensi yang diobservasi / diperoleh melalui pengamatan di

lapang (observed) dan Fh adalah Frekuensi yang diharapkan (expected). Fitur

Chi Square menggunakan teori statistika untuk menguji independensi sebuah

term dengan kategorinya. Salah satu tujuan penggunaan seleksi fitur adalah

untuk menghilangkan fitur pengganggu dalam klasifikasi. Penyeleksian fitur

Chi Square dilakukan dengan cara mengurutkan setiap fitur berdasarkan hasil

seleksi fitur Chi Square dari nilai yang terbesar hingga nilai yang terkecil.

Nilai seleksi fitur Chi Square yang lebih besar dari nilai signifikan

menunjukkan penolakan hipotesis independensi. Dua peristiwa jika

menunjukkan dependen, maka fitur tersebut menyerupai atau sama dengan

label kategori yang sesuai pada kategori (Negara et al., 2019).

Kai kuadrat digunakan untuk mengetahui perbedaan frekuensi dari data

yang dengan diteliti, antara satu kelompok sampel dengan kelompok sampel

yang lain. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kelompok dua

kelompok sampel atau lebih. Uji normalitas data dengan menggunakan chi-

kuadrat (X2) diperuntukkan untuk menguji data dalam bentuk data kelompok

pada tabel distribusi frekuensi. Prosedur penerapannya menentukan fe

(frekuensi ekspektasi) dengan cara mengalikan luas peluang normal kelas tiap

interval (Li) dengan number of cases (n atau banyaknya sampel), n frekuensi

observasi (faktual) sebagai fo, menentukan nilai X2 , menentukan 2 tabel pada

taraf signifikansi α dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 dengan k = banyaknya

kelas/kelompok interval, dan hasil X 2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel.


Apabila X2 hitung < X2 tabel maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya

(Ling, 2019).

2. Teori Persilangan Dihibrid

Persilangan dihybrid adalah persilangan yang melibatkan dua individu dari

spesies yang sama dengan dua sifat yang berbeda. Contohnya adalah persilangan

dengan kacang hijau resesif dan kacang polong keriput dengan kacang polong bulat

dan kacang kuning (dominan) (Arsal, 2019). Persilangan ini merupakan persilangan

yang memiliki dua sifat yang berbeda. Persilangan Dihibrid menciptakan Hukum

Mendel II, yang dikenal sebagai Hukum Pilihan Bebas. Hukum kedua Mendel

menyatakan bahwa pembentukan gamet dan alel dari gen yang berbeda adalah atau

independen satu sama lain (Artadana, 2021). Mendel dikenal sebagai bapak genetika

di Austria (1822-1884) dan bereksperimen dengan beberapa kacang polong, dan dari

percobaan ini dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat keturunan yang dihasilkan selalu

kembali secara teratur, dan sifat-sifat generasi berikutnya ditransfer. , menyilang.

hasil. Ada sifat seperti induk antara dua individu yang muncul, dan setiap hibrida

memiliki sifat yang sama dengan hibrida dari spesies yang sama. Persilangan ini

merupakan persilangan yang mencakup dua sifat yang berbeda (Sumantri, 2021).

Mendel menemukan bahwa ketika dua sifat independen diwarisi secara bersamaan

(misalnya warna dan bentuk biji ini), rasio fenotipik keturunan dari hibrida ini rata-

rata adalah 9:3:3:1, yaitu 9 keturunan memiliki kedua sifat dominan. 3 keturunan

menunjukkan satu sifat dominan dan satu sifat resesif, 3 keturunan lainnya

menunjukkan kombinasi dominan dan resesif komplementer, dan 1 dari 16 keturunan

menunjukkan kedua sifat resesif (Stenseth, 2022).


es yang membuktikan keseimbangan genetik sifat dalam suatu populasi dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Pengujian dengan menggunakan uji

chi-square dapat membuktikan adanya penyimpangan yang terjadi pada populasi. Uji

chi-square digunakan untuk mengetahui frekuensi apakah suatu harapan sama dengan

frekuensi kenyataan (Relawati, 2019). Uji chi-square adalah jenis pengujian yang

menggunakan skala dan skala data ordinal yang dilakukan pada dua variabel yang

datanya merupakan variabel. Uji square memungkinkan Anda untuk menunjukkan

hubungan antar variabel dalam metode webqual. Jika Anda memiliki dua variabel dan

satu variabel skala nominal, Anda harus melakukan uji chi-square dengan melihat

urutan terendah. Uji chi-square merupakan uji yang sering digunakan (Upomo, 2019).

Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah frekuensi responden

atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana uji Chi-

square dapat digunakan yaitu:

1. tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual

2. apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja

yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)

kurang dari 5

3. apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah sel dengan

frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20% (Negara

& Prabowo, 2019).


PEMBAHASAN

1. Teori Kemungkinan

Probabilitas didefinisikan sebagai bagian dimana pembilangnya adalah

jumlah kejadian yang diharapkan dan penyebutnya adalah jumlah kejadian

yang diharapkan dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang mungkin

terjadi atau digunakan jika dua kejadian terkait yang mana jika suatu kejadian

telah terjadi maka kejadian yang lain dapat terjadi. Teori probabilitas

berkembang dari permainan peluang yang dilakukan oleh penjual untuk

memperkirakan peluang untuk kemenangannya dan mungkin merupakan dasar

untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip

yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga

kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut

(Wijayanto, 2020). Teori Probabilitas merupakan dasar dan pengantar untuk

penyusunan Statistika lebih jauh, dimana dipakai pada penentuan selang untuk

distribusi peluang yang terbagi atas distribusi peluang diskrit dan distribusi

peluang kontinu. Teori Probabilitas (Teori Peluang) adalah ukuran yang

digunakan untuk mengetahui terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa.

Sebuah peristiwa yang terjadi pasti mempunyai nilai peluang yang besarnya

antara nol dan satu. Peristiwa yang sudah pasti terjadi akan mempunyai

peristiwa sebesar satu (Yeni, 2021).

Peristiwa yang sudah pasti tidak terjadi akan mempunyai nilai peluang

sebesar nol. Hal ini jarang dijumpai sebuah peristiwa yang mempunyai nilai

peluang tepat sama dengan nol dan atau tepat sama dengan satu. Kita sering
menjumpai sebuah peristiwa yang mempunyai nilai peluang antara nol dan

satu (Relawati & Defitriani, 2019). Teori Peluang yang merupakan cabang

Matematika, menitikberatkan perhatian pada analisis gejala-gejala acak atau

random. Ide utama tentang keacakan ini adalah ide tentang “unpredictability”.

Sebuah pola acak sering digambarkan sebagai sesuatu yang tidak bisa

diprediksi.Objek-objek utama Teori Peluang adalah variabel-variabel random,

proses-proses stokastik, dan kejadian-kejadian (abstraksi matematika dari

kejadian non deterministik) (Rohmah, 2019). Dasar-dasar teori peluang

penting untuk dipelajari dalam pewarisan sifat. Uji Chi-Square (X 2) penting

dipelajari dalam praktikum untuk menguji data percobaan. Pewarisan sifat

yang dapat dipelajari dengan teori peluang ini adalah pewarisan sifat yang

dikendalikan oleh alel majemuk, sifat yang dikendalikan gen majemuk

(poligen), maupun sifat yang dikendalikan gen terpaut jenis kelamin (sex

influences genes). Teori ini dapat digunakan sebagai dasar dari kegiatan Uji

Chi-Square (X2), model perbandingan genetik menurut Mendel, pengamatan

siklus hidup Drosophila, tata cara menangani Drosophil, Determinasi

Drosophila, Pengenalan mutan Drosophila, Pengenalan pola pewarisan sifat

melalui persilangan Drosophila (Chan et al., 2020).

Matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan lain,

banyak permasalahan yang melibatkan model matematika yang muncul dalam

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, salah satunya dalam Genetika. Contoh

yang dapat menerapkan model matematika adalah genetika populasi, salah

satu cabang ilmu genetika yang menguraikan secara matematis besarnya


frekuensi gen dalam suatu populasi. Berdasarkan nilai frekuensi gen dapat

ditentukan kemungkinan penyebaran gen dalam suatu populasi dengan

menggunakan teori peluang matematika (Wijayanto et al., 2019). Perakitan

varietas unggul tanaman dapat dilakukan melalui program pemuliaan tanaman.

Persilangan merupakan proses penting dalam pemuliaan, karena persilangan

berfungsi sebagai sumber untuk menimbulkan keragaman genetik pada

keturunannya di samping berpotensi untuk menghasilkan galur homozigot

yang menjadi landasan pembentukan varietas baru. Peluang dapat digunakan

untuk mengetahui sebaran karakter F2 tanaman dikendalikan oleh gen atau

tidak. Analisis data yang dilakukan meliputi uji kesesuaian distribusi normal

dan uji khi-kuadrat untuk menguji kesesuaian antara nilai pengamatan dan

nilai harapan (Wahyuni et al., 2020).

Berdasarkan hasil praktikum, terdapat hasil perhitungan uji chi kuadrat

yang signifikan dan tidak signifikan. Hasil pengujian yang signifikan terdapat

pada lima pengujian yaitu pada saat pelemparan 1 koin 50 kali, pelemparan 1

koin 100 kali, pelemparan 2 koin 50 kali, pelemparan 2 koin 100 kali, dan

pelemparan 3 koin 100 kali. Hasil tidak signifikan terdapat pada pelemparan 3

koin 50 kali. Hasil yang siginifikan ini disimpulkan jika hasil hitung X 2 lebih

kecil dari X2 tabel, dan tidak signifikan saat hasil hitung X2 lebih besar dari X2

tabel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Chan et al (2020) yang menyatakan

ketentuan pada uji chi kuadrat ini adalah apabila X 2 hitung lebih kecil dari X2

tabel maka data signifikan dan berdistribusi normal, hasil X 2 hitung lebih

besar dari X2 tabel menyebabkan hasil pengujian tidak signifikan atau tidak
berdistribusi normal. Hasil yang tidak signifikan pada pelemparan 3 koin 50

kali menunjukkan pengujian tidak sesuai dengan perbandingan dapat

disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan. Menurut Anne (2020) faktor-

faktor yang memengaruhi tidak signifikannya suatu percobaan diantaranya

adalah adanya outliers (data yang aneh) atau kesalahan dalam mengentri data,

adanya model yang tidak sesuai dan adanya ukran sampel yang kecil.

2. Teori Persilangan Dihibrida

Pengetahuan yang berkembang saat ini sama halnya dengan kehidupan

manusia sesuai dengan zaman modern ini. Perkembangan zaman modern ini

diikuti dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin cepat,

hal ini juga berhubungan dengan perkembangn pengetahuan. Ilmu

pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan secara cermat

dan teliti dengan menggunakan metode tertentu (Anne, 2020). Oleh sebab itu,

untuk meningkatkan penetahuan pada zaman modern ini, manusia dituntut

untuk memperluas wawasan dan pemahamannya dengan mempelajari

berbagai bidang pengetahuan salah satunya cabang ilmu biologi. Genetika

adalah biologi yang mempelajari gen, pewarisan dari orang tua, DNA dan

RNA. Lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah spesies lalat yang

digunakan dalam penelitian genetik. Lalat buah (Drosophila melanogaster)

pertama kali ditemukan oleh Morgan dan Castel pada tahun 1900 dan

digunakan sebagai buku teks untuk melakukan proses pembelajaran genetik

pada organisme diploid. Penggunaan lalat buah dalam percobaan


diperkenalkan oleh T.H. Morgan dipelopori oleh Sturtevant dan Dobzhansky

pada tahun 1930-1940 (Chan, 2020).

Drosophila melanogaster (Drosophila) berperan penting dalam

mempelajari dasar-dasar genetika dan kemajuan dalam biologi. Lalat buah

pada umumnya dapat ditemukan di berbagai tempat dan di semua habitat,

terutama di tempat buah-buahan yang busuk atau matang, dan karena

ukurannya yang kecil, siklus hidup yang pendek, dan jumlah keturunan yang

banyak digunakan sebagai model diploid. organisme di laboratorium. , dan

murah. biaya dan pemeliharaan. Lalat buah (Drosophila melanogaster) banyak

digunakan dalam penelitian genetik karena banyak kemudahannya. Salah

satunya membawa berbagai jenis mutasi, sehingga memungkinkan untuk

berbagai persilangan. Pada percobaan persilangan monohibrid pada lalat buah

ini bertujuan untuk membuktikan Hukum Mendel I dengan mengawinkan

organisme dengan sepasang tanda/sifat yang berbeda. Hukum pertama Mendel

dikenal sebagai hukum segregasi gen, atau hukum segregasi, yang menyatakan

bahwa satu gen dipisahkan dari dua alel selama pembentukan gamet.

Drosophilla memiliki ciri morfologi yangbeda antara drosophila jantan dan

betina. Pada Drosophila jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila

dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan

memiliki sisir kelamin, sedangkan pada yang betina ukuranya relatif lebih

besar. Memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin

merupakan hewan yang bersayap, berukuran kecil (Wijayanto, 2020).


Lalat buah ini sangat variatif dan jika dilakukan persilangan pada lalat

buah ini akan sangat mudah untuk menelitinya karena sangat mudah

perkembangan biakannya dan juga banyak memiliki tipe mutan ukuran

kromosomnhya yang cukup besar dan jumlahnhya yang hanya 4 pasang

menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi genetika

yang melibatkan pengamatan kromosom. Warisan heteroseksual terjadi dalam

pernikahan dengan dua sifat yang berbeda. Dalam hal ini, hukum Mendel II

diterapkan, yang memastikan bahwa segregasi gen di satu lokus tidak

bergantung pada segregasi gen di lokus lain, memungkinkan gen bertemu

secara bebas di sel germinal yang terbentuk. Hukum kedua Mendel dikenal

sebagai hukum klasifikasi independen, yang menyatakan bahwa alel dari satu

gen tidak berpengaruh pada yang lain. Berdasarkan hal tersebut, kami

melakukan latihan ini (Yeni, 2021).

Persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat yang

berbeda. Persilangan dihibrid menciptakan hukum Mendel II disebut dengan

hukum pemilihan bebas. Hukum mendel II mengemukakan bahwa

pembentukan gamet dan alel dari gen yang berbeda terpisah secara mandiri

atau tidak bergantung pada satu sama lain (Artadana, 2021). Persilangan

dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat yang berbeda. Persilangan

dihibrid menciptakan hukum Mendel II disebut dengan hukum pemilihan

bebas. Hukum mendel II mengemukakan bahwa pembentukan gamet dan alel

dari gen yang berbeda terpisah secara mandiri atau tidak bergantung pada satu

sama lain Pada persilangan dihibrid, kami melakukan pengamatan dengan


menggunakan media yang telah dibuat sedemikian rupa (Arianti, 2020).

Dilakukan percobaan sebanyak 100 kali sampai semua genotip pada table

catur genetika terisi semua. Dan hasil uji chisquarenya hipotesis diterima

karena jumlah hasil akhir kurang dari nilai dari table chi-square. Maka dengan

itu hipotesis sesuai dengan hukum Mendel I. Uji Chi-kuadrat (Chi-square test)

merupakan jenis uji yang menggunakan skala data ordinal yang dilakukan

pada dua variabel, skala dan data merupakan variabel. Penggunaan uji square

dapat memperlihatkan adanya hubungan antara variabel pada metode webqual.

Apabila terdapat dua variabel, dengan satu variabel skala nominal maka yang

harus dilakukan adalah uji Chi-square dengan melihat pada derajat yang

paling rendah (Wahyuni, 2022).


DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. T., Hardhienata, S., & Maesya, A. (2019). Implementasi Sistem

Hereditas Menggunakan Metode Persilangan Hukum Mendel untuk

Identifikasi Pewarisan Warna Kulit Manusia. Jurnal Hereditas, 1(1), 1-13.

Anne S, Lim JH. 2020. Mutation breeding using gamma irradiation in the

development of ornamental plants: a review. Flower Research Journal

28(3): 102–115.

Arianti, E. (2020). Balok-Balok Berbentuk Dadu Sebagai Alat Peraga Untuk

Membuktikan Hukum Mendel I Pada Percobaan Monohibrid Dalam

Pembelajaran Genetika. Jurnal Pencerahan, 12(2), 124-149.

Arsal. A. F. 2019. Genetika I Arif Memahami Kehidupan. Makassar; Universitas

Negeri Makassar.

Artadana. I. B. M., Savitri. W. D. (2021). Dasar-Dasar Genetika Mendel Dan

Pengembangannya. Yogyakarta; Graha Ilmu

Chan Woo, Shuofeng Yuan, Kin Hang Kok, Kelvin Kai-Wang To, Hin Chu, Jin

Yang, Fanfan Xing, Jieling Liu. 2020. A Familial Cluster of Pneumonia

Associated with the 2019 Novel Coronavirus Indicating Person-to-person

Transmission: A Study of a Family Cluster. The Lancet, 395: 514-523.

Effendi. Y. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Magelang; Pustaka Rumah C1nta
Erwinsyah, R., Riandi, & Nurjhani, M. 2021. Relevansi praktikum dan

perkuliahan teori pada mata kuliah genetika. Proceeding Biology Education

Conference, 13 (1) : 546-553

Fitri, M. E. Y., & Chairoel, L. (2019). Penggunaan Media Sosial Berdasarkan

Gender Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Benefita, 4(1), 162-

181.

Ling, J., Kencana, P. E. N., & Oka, T. B. 2019. Analisis sentimen menggunakan

metode naïve bayes classifier dengan seleksi fitur chi square. E-Jurnal

Matematika, 3 (3) : 92—99.

Nath, B. B., Roy, J. K., & Lakhotia, S. C. (2021). Genetic crosses with Drosophila

melanogaster to understand Mendelian inheritance. Academy of Sci, 67.

Negara, I. C., & Prabowo, A. (2019). Penggunaan Uji Chi–Square untuk

Mengetahui Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Umur terhadap Pengetahuan

Penasun Mengenai HIV–AIDS di Provinsi DKI Jakarta. Prosiding Seminar

Nasional Matematika Dan Terapannya 2018, 1–8.

Stenseth, N. C., Andersson, L., & Hoekstra, H. E. (2022). Gregor Johann Mendel

and the development of modern evolutionary biology. Proceedings of the

National Academy of Sciences, 119(30)

Sumantri, S. (2021). Upaya Meningkatkan Penguasaan Materi Pewarisan Sifat

Pada Siswa Kelas Ix F Di Smp Negeri 7 Probolinggo Melalui Pembelajaran

Metode Mind Mapping. Jurnal Ilmiah Pro Guru, 1(2), 189- 194.
Relawati & Defitriani, E. 2019. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata

kuliah teori probabilitas semester 2 prodi pendidikan matematika fkip unbari

jambi melalui metode permainan kartu. Jurnal Ilmiah Universitas

Batanghari Jambi, 18 (3): 552—559.

Rohmah S. 2019. Pengaruh induksi mutasi radiasi sinar gamma cobalt-60

terhadap keragaman fenotip tanaman lidah mertua (Sansieviera trifasciata

Prain). Skripsi, Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang

Upomo, T. C. & K. Rini. 2019. Pemilihan distribusi probabilitas pada analisa

hujan dengan metode goodness of fit test. Jurnal Teknik Sipil &

Perencanaan, 2 (18) : 139—148.

Wahyuni S, Siregar H-M. 2020. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis

Begonia berdasarkan karakter morfologi. Buletin Kebun Raya 23(2):

Wahyuni S, M. Siregar H, Isnaini Y, Widiarsih S, Dwimahyani I. 2022.

keragaman morfologi hibrid Begonia sageaensis Wiriad. x Begonia

galeolepis Ardi & D.C. Thomas HASIL IRADIASI SINAR GAMMA.

Buletin Kebun Raya 25(1): 22-33. https://doi.org/10.55981/bkr.2022.743

Wijayanto, D. A., Hidayat, R., & Hasan, M. 2020. Penerapan model persamaan

diferensi dalam penentuan probabilitas genotip keturunan dengan dua sifat

beda. Jurnal Ilmu Dasar, 14 (2) : 79—84.


Yeni, h. 2021. Modul Belajar Mandiri Calon Guru PPPK-Pembelajaran 10:

Evolusi.

https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-

PB10.pdf. Diakses 08 Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai