BAB IX
UJI CHI-SQUARE (χ2 TEST)
Tujuan perkuliahan :
1. Mengetahui syarat penggunaan uji chi-square
2. Mengetahui aturan Rule of the Thumb
3. Menghitung uji homogenitas untuk k sampel
4. Menganalisis uji chi kuadrat untuk dependensi dan asosiasi /
korelasi
5. Menganalisis uji ø untuk asosiasi.
9.1 Syarat Uji Chi square
Merupakan metode analisis non-parametrik yang paling terkenal dan
banyak digunakan pada penelitian kesehatan dan kedokteran. Uji ini
tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi ketat tentang jenis populasi
maupun parameter populasi. Yang dibutuhkan hanya derajat bebas
( berarti pula ukuran sampel).
Metode ini sangat bermanfaat ketika data yang tersedia hanya
berupa frekuensi (count), misalnya banyaknya subyek dalam
kategori sakit dan tidak sakit atau banyaknya penderita DM dalam
kategori I, II, III, IV menurut keparahan penyakitnya.
Teknik ini dikembangkan oleh Pearson tahun 1900 dengan
kegunaan sebagai berikut :
(1) Menguji kesesuaian (test of goodness of fit). Dengan uji
kesesuaian, suatu distribusi sampel dievaluasi apakah sesuai
(fit) dengan distribusi populasi tertentu.
120
(2) Menguji ketidaktergantungan (test of independence). Dengan
uji independensi, diperiksa apakah dua buah variabel dari
sebuah sampel saling tergantung atau tidak.
(3) Menguji homogenitas ( test of homogeneity). Dengan uji
homogenitas, beberapa sampel dievaluasi apakah berasal
dari populasi-populasi yang sama (homogen) dalam hal
variabel tertentu.
Dalam penerapan uji kai kuadrat, satu hal yang perlu diingat ialah
bahwa cara kategorisasi, baik frekuensi pengamatan maupun
frekuensi harapan harus sama, agar memungkinkan perbandingan
secara proporsional. Yang dimaksud dengan frekuensi harapan ialah
:
1. Frekuensi teoritis yang diharapkan muncul pada keadaan
yang hipotesis nolnya benar. Frekuensi harapan ini disebut
pula frekuensi teoritis.
2. Frekuensi dari suatu distribusi perumpamaan. Frekuensi
harapan ini disebut pula frekuensi hipotesis.
Syarat penggunaan uji chi square :
1. Hanya dapat dipergunakan pada data kualitatip.
2. Dapat dipergunakan pada sampel dari berbagai macam
ukuran (sample size) selama tidak menyimpang ketentuan
butir 9 dan 10. juga dapat dipergunakan pada berbagai
macam kategori.
3. Hitungan akhir selalu melibatkan angka sebenarnya
(frekuensi) bukan prosen atau proporsi.
121
4. Untuk setiap kategori, perbedaan nilai pengamatan (observed
value) dan nilai harapan (expected value) dihitung,
selanjutnya dikuadratkan dan dibagi dengan nilai harapan
sehingga secara keseluruhan rumus perhitungan χ2 menjadi :
Wanita 45 55 100
Jumlah 75 125 200
3. db = (4 – 1)(3 – 1) = 6 α = 0,05
4. Dari tabel chi kuadrat kita dapatkan χ20,05(6) = 12,59
5. Karena χ2 < 12,59 maka Ho diterima dengan p> 0,05
6. Kesimpulan : tidak terdapat perbedaan distribusi strain
kuman stafilokokus pada ketiga pembenihan (H, E dan L).
9.4 Uji Chi Kuadrat Untuk Dependensi dan Asosiasi / Korelasi
Uji ini dipakai untuk menguji Ho : apakah variabel X dan Y
independen satu sama lain.
Uji ini dipakai bila :
1. kita berhadapan dengan satu sampel
128
2. masing-masing individu / elemen dalam sampel tersebut
mempunyai dua variabel x dan y yang masing-masing
merupakan data kualitatip (atau disebut atribut)
3. masing-masing variabel dibagi menjadi dua atau lebih
kategori.
4. bila kita akan menguji korelasi/asosiasi dari 2 variabel
tersebut kita harus melakukan pengujian chi kuadrat dulu,
bila dalam pengujian itu Ho ditolak, yang berarti menerima
Ha yang berbunyi : variabel X dan Y dependen satu sama
lain, maka dilanjutkan dengan menghitung kuat hubungan
C = contingency coeficient
Sifat – Sifat C :
Bila tidak terdapat hubungan antara kedua variabel maka C
= 0 dan C tidak dapat mencapai nilai 1, karena bila k = r batas atas
harga C merupakan fungsi jumlah kategori (k) dengan demikian :
Contoh :
Seorang ahli bedah saraf menyelidiki hubungan antara jenis
tumor otak dengan letaknya di otak. Untuk itu diselidiki 200
penderita tumor yang diselidiki :
Keganasan tumor :ganas, jinak, borderline. Letak tumor yang
diselidiki : occipital (bagian belakang), temporo-occipital (bagian
kanan-kiri dan pelipis), frontal (depan).
Akan di uji Ho : tidak terdapat hubungan antara jenis tumor
dengan letak tumor tersebut. Hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4
Hubungan Jenis Tumor Otak dan Letaknya
Jenis
Letak Ganas Jinak Borderline Subtotal
Obs Exp Obs Exp Obs Exp
Occipital 100 70,79 8 4,57 9 21,64 117
Frontal 10 29,04 25 10,08 13 8,88 48
Temporal 11 21,18 9 7,35 15 6,48 35
Subtotal 121 42 37 200
(GT)
Cara :
130
1. Lakukan uji chi kuadrat setelah mempersiapkan nilai
harapan masing-masing sel.
2. Hitung signifikansi chi kuadrat yang didapat dengan
membandingkan hasil chi kuadrat dengan tabel chi dengan
ketentuan db = (r – 1) (k – 1) = (3 – 1) (3 – 1) = 4 dan α =
0,05
Hasil hitungan chi kuadrat :
χ2 = 88,09 χ2 0,05(4) = 9,4 ternyata Ho ditolak.
3. Lanjutkan dengan menghitung C dengan rumus 2 hasilnya :
Soal Tugas
1). Untuk mempelajari hubungan vaksinasi campak dan kejadian campak
pada bayi, maka buatlah hipotesis nol dan gunakan uji chi-square serta
dapatkah anda membuat kesimpulan bahwa vaksin campak tersebut
cukup protektif dari data dibawah ini (α = 5 %, X2tabel= 3,841) :
Vaksinasi
Ya Tidak
Menderita Tidak 10(a) 2(b) 12 (n1)
campak Ya 5(c) 20(d) 25(n2)
15(m1) 22(m2)
133
Hobi
Jenis
Kelamin
Berkebun Komputer Olahraga Belanja Total
Pria 37 27 29 35 128
Wanita 17 27 15 29 88
TOTAL 54 54 44 64 216
χ2=∑ki=1(F0−Fe)2Fe
x2 = (37-32)2/37 + (17-22)2/17 + (27-32)2/27 + (27-
22)2/27 + (29-26)2/29 + (15-18)2/15 + (35-38)2/35 + (29-
26)2/29
x2 = 5,47
X2 tabel = 7,815