Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA 2
“Berangkai dan Pindah Silang”

Disusun oleh :

Nama : Zulkifli
NIM : 2111201017
Hari & Tanggal : Kamis , 7 April 2022
Asisten praktikum : Afifah Nurul Falih , S.,Biotek

PROGRAM STUDI S1-BIOTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
ACARA 2
“Berangkai dan Pindah Silang”

I. TUJUAN
Tujuan pada praktikum Berangkai dan Pindah Silang ini yaitu untuk meniru
terjadinya pindah silang dan mengetahui akibat-akibatnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Gen-gen yang terletak pada kelompok pautan yang sama, cenderung akan
diwariskan secara bersama-sam pula, namun ada kalanya gen-gen tersebut akan
berpindah dari satu kromosom homolog ke kromosom homolog lainnya
melalui suatu mekanisme yang disebut dengan pndah silang (Crossing over).
Gen dianggap sebagai satu unit keturunan dan tidak dapat membelah, yang
diwariskan dari ke generasi-generasi berikutnya. Gen dikenal sebagai suatu
daerah kecil pada kromosom. Di mana tidak terlihat adanya pindah silang atau
pematahan kromosom. Suatu gen tertentu dari suatu individu dapat diwariskan
melalui gametnya kepada 50 persen dari keturunanya (Nusantari , 2014).
Berangkai merupakan suatu fenomena genetik yaitu adanya dua alel
yangterletak pada dua lokus yang berbeda. Alel tersebut ditransmisikan oleh
orang tua kepada keturunannya lebih banyak daripada proses transmisi yang
dilakukan secara kebetulan . Berangkai adalah peristiwa yang terjadi karena
adanya dua atau lebih gen dalam sebuah kromosom. Berangkai terdapat 2
macam yatu berangkai secara sempurna dan tidak sempurna. Berangakai secara
sempurna yaitu terjadi karena tidak adanya pindah silang antar gen pada satu
kromosom. Sedangkan berangkai tidak sempurna disebabkan karena adanya
peristiwa pindah silang antar gen pada satu kromosom (Ott et al., 2015).
Crossing over atau pindah silang adalah proses pemilihan posisi string
secara acak dan menukar karakter-karakter stringnya. Fungsi crossing over
adalah menghasilkan kromosom anak dari kombinasi materi-materi dua gen
kromosom induk. Probabilitas crossing over (Pc) ditentukan untuk
mengendalikan frekuensi crossing over (Hardi et al. 2014). Menurut
(Alfadianto et al. 2017) Pindah silang atau crossover adalah sebuah proses
yang membentuk kromosom baru dari dua kromosom induk dengan
menggabungkan bagian informasi dari masing-masing kromosom. Kromosom
baru dihasilkan dari crossover yang disebut anak kromosom. Pindah silang
adalah peristiwa pertukaran materi genetik antara kromosom homolog saat
gametogenesis.
Pindah silang terjadi pasca duplikasi kromosom, pada profase 1 meiosis
kedua kromosom homolog mengalami duplikasi menjadi empat buah kromatid.
Empat buah kromatid membentuk sinapsis yang dinamakan tetrad. Saat tetrad
terbentuk, pindah silang terjadi. Bukti pindah silang terjadi sesudah kromosom
homolog mengalami duplikasi diperoleh dari hasil analisis genetik pada
percobaan kapang. Kapang Neurospora crassa. sering digunakan dalam
keperluan analisis genetik karena dalam fase reproduksi aseksual terjadi
askosopra haploid yang akan mengalami mitosis sehingga berkecambah dan
tumbuh menjadi miselium multisel yang juga haploid (Zukiaturrahman , 2011).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pindah silang antara lain adanya
temperatur. Temperatur tinggi akan mempercepat proses homologi dan tahap
diploten saat meiosis sehingga memperbesar frekuensi pindah silang.
Sedangkan temperatur rendah justru memperpanjang tahap pakiten. Semakin
lama tahap pakiten berlangsung maka terbentuknya rekombinasi akan semakin
besar ( Mustami , 2013). Nilai pindah silang (NPS) dapat diketahui dari
perbandingan antara jumlah rekombinan dengan jumlah seluruh keturunan
yang dihasilkan. , Frekuensi parental > 50% ,Nilai Pindah Silang (NPS) sesuai
menunjukkan bahwa gen C dan S berada pada kromosom yang sama , sehingga
tidak terjadi pindah silang pada kedua kromoson tersebut. Sedangkan
Frekuensi ≤ 50% , Nilai Pindah Silang (NPS) dinyatakan terjadi pindah silang
(Pierce, 2016 ).
III. RINGKASAN CARA KERJA

1. Alat dan Bahan Praktikum


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum berangkai dan
pindah silang kali ini yaitu , 2 buah plastisin dengan warna yang berbeda.

2. Cara Kerja Praktikum


Dalam praktikum Berangkai dan Pindah Silang kali ini langkah
pertama yang dilakukan ialah dengan membuat bentuk strand dari
plastisin yang disiapkan, dengan masing-masing warna yang terdiri dari
2 strand. Kemudian buat tanda sentromer sesuai dengan warna dan
modelnya , lalu buatlah konfigurasi terjadinya pindah silang (sesuaikan
dengan tabel yang pada laporan sementara). Selanjutnya , hitung Nilai
Pindah Silang (NPS) dari masing-masing Pindah silang yang telah
dilakukan.
IV. HASIL PENGAMATAN
Berikut merupakan macam pindah silang tunggal dan juga ganda pindah
silang yang telah dilakukan ( Gambar 1 ).

A B C D

Gambar 1. Macam Pindah Silang. A) PS Tunggal (2-3) ; B) PS Ganda (2-3,


2-3) ; C) PS Ganda (2-3 , 2-4) ; D) PS Ganda (2-3 ,1-4) ; dan E) PS Ganda
(1-3,2-4,2-3) .
V. PEMBAHASAN
Gen-gen yang terletak pada kelompok pautan yang sama, cenderung akan
diwariskan secara bersama-sam pula, namun ada kalanya gen-gen tersebut akan
berpindah dari satu kromosom homolog ke kromosom homolog lainnya
melalui suatu mekanisme yang disebut dengan pndah silang (Crossing over).
Gen dianggap sebagai satu unit keturunan dan tidak dapat membelah, yang
diwariskan dari ke generasi-generasi berikutnya. Gen dikenal sebagai suatu
daerah kecil pada kromosom. Di mana tidak terlihat adanya pindah silang atau
pematahan kromosom. Suatu gen tertentu dari suatu individu dapat diwariskan
melalui gametnya kepada 50 persen dari keturunanya (Nusantari , 2014).
Crossing over atau pindah silang adalah proses pemilihan posisi string
secara acak dan menukar karakter-karakter stringnya. Fungsi crossing over
adalah menghasilkan kromosom anak dari kombinasi materi-materi dua gen
kromosom induk. Probabilitas crossing over (Pc) ditentukan untuk
mengendalikan frekuensi crossing over (Hardi et al. 2014). Menurut
(Alfadianto et al. 2017) Pindah silang atau crossover adalah sebuah proses
yang membentuk kromosom baru dari dua kromosom induk dengan
menggabungkan bagian informasi dari masing-masing kromosom. Kromosom
baru dihasilkan dari crossover yang disebut anak kromosom. Pindah silang
adalah peristiwa pertukaran materi genetik antara kromosom homolog saat
gametogenesis.
Pindah silang sendiri dibagi menjadi dua tipe yakni , pindah silang tunggal
dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal sendiri merupakan pindah
silang yang akan membentuk 4 macam gamet. Dua macam memiliki gamet dan
gen yang sama dengan gen yang dimiliki oleh induknya, maka dinamakan
gamet tipe parental. Dua gamet yang lain merupakan gamet yang baru yang
terjadi akibat proses pindah silang, maka gamet ini dinamakan gamet tipe
rekombinasi. Gamet tipe parental lebih banyak dibentuk dari pada gamet tipe
rekombinasi. Pada hasil pengamatan ( Gambar 1 ) bagian A) merupakan
persilangan tunggal dua kromosom dengan sentromer yang berbeda dengan
pindah silang PS( 2-3).Berdasarkan rujukan (Pierce, 2016 ) ditunjukkan gamet-
gamet yang akan muncul jika terjadi proses pindah silang (b) dan jika tidak
terjadi persitiwa pindah silang (a). Tanpa adanya peristiwa pindah silang antara
2 kromosom non homolog, maka gamet yang terbentuk akan seperti gamet
yang dibentuk oleh induknya (AA BB dan aa bb) atau tidak ada tipe gamet
yang bergenotip rekombinan. Namun dengan adanya satu pindah silang tunggal
antara alel A dan B, akan dihasilkan kombinasi gamet bergenotip baru atau
rekombinan yakni a B dan A b, selain gamet seperti induknya atau tipe parental
(AA BB dan aa bb).
Pada hasil pengamatan ( Gambar 1 ) bagian B) , C) , D) , dan E) merupakan
hasil pindah silang secara ganda . Dimana pindah silang berlangsung diantara
dua buah gen yang terangkai, maka terjadilah proses pindah silang yang tidak
akan tampak pada fenotip, karena gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental
dan tipe rekombinasi akibat dari pindah silang tunggal.Berdasakan literatur
(Klug et al, 2019) , pindah silang rangkap (Double crossing over) melibatkan
paling tidak 3 lokus secara bersama-sama. Probabilitas peristiwa pindah silang
sangat ditentukan oleh jarak antara kedua lokus (gen), semakin jauh posisi
antara kedua lokus, maka potensi untuk terjadi peristiwa pindah silang semakin
besar pula. Begitu juga sebaliknya semakin dekat posisi antara 2 lokus, maka
potensi terjadinya pindah silang antara kedua lokus semakin kecil. Prinsip ini
yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung dan mendesain jarak
pautan antara 2 lokus atau lebih . Nilai pindah silang (NPS) dapat diketahui
dari perbandingan antara jumlah rekombinan dengan jumlah seluruh keturunan
yang dihasilkan. , Frekuensi parental > 50% ,Nilai Pindah Silang (NPS) sesuai
menunjukkan bahwa gen C dan S berada pada kromosom yang sama , sehingga
tidak terjadi pindah silang pada kedua kromoson tersebut. Sedangkan
Frekuensi ≤ 50% , Nilai Pindah Silang (NPS) dinyatakan terjadi pindah silang
(Pierce, 2016 ).
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan Nilai Pindah Silang ( NPS ) yang telah dilakukan terhadap
hasil persilangan pada ( Gambar 1 ) , dapat disimpulkan bahwa , hanya
Pindah silang tunggal ( 2- 3) dan Pindah Silang ganda ( 2-3 , 2-3) yang
terjadi Pindah Silang , karena NPS yang didapat < 50%. Sedangkan PS
ganda (2-3, 2-4) , PS Ganda (2-3, 1-4) , dan PS Ganda (1-3, 2-4, 2-3) tidak
terjadi pindah silang karena NPS yang didapat > 50%.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Alfandianto, A., Nugroho, Y. A., Setiafindari, W. 2017. Penjadwalan Produksi
Menggunakan Pendekatan Algoritma Genetika di PT Pertani
(PERSERO) Cabang I Yogyakarta. Jurnal Disprotek 8(2): 1-7

Hardi, S.M., Zarlis, M., Budiarti, E. 2014. Analisis Mapping pada Partially
Mapped Crossover dalam Algoritma Genetika pada Travelling Salesman
Problem. Jurnal Penelitian Teknik Informatika 4(1): 127-146

Klug, W. S. et al. 2019. Essentials of Genetiks. 10th edn. New York: Pearson.

Mustami, M.K. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.

Nusantari, Elya. 2014. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah dan


Komprehensif. Yogyakarta : Depublish Publisher.

Ordu, K., Aigbogun, E. dan Nwankwo, J. 2016. Evaluation of Nose Shape as a


Mendelian- Inherited Trait in the Determination of parentage among
Nigerians in Port Harcourt. Journal of Experimental and Clinical
Anatomy. Vol.15(1):9-13

Pierce B A. 2016. Genetiks Fourth Edition A Conceptual Approach. New York :


W. H. Freeman and Company.

Zukiaturrahman A. 2011. Mekanisme Berangkai dan Pindah Silang pada Alel.


Program Studi Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan. Malang:
Universitas Brawijaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai