GENETIKA
Disusun Oleh :
Biologi B
Kelompok 3
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-
sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-gen yang tertaut
tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa
pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya (Suryo.
2010).
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari
kromatid-kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah
silang sangat umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada kebanyakan makhluk.
Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang terjadi pada saat
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya terjadi
pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid.
Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang
lain (Campbell. 2004).
Selama meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk tetrad.
Pada keadaan ini, terjadi pertukaran materi genetik antara kromosom dan pasangan
homolognya. Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu kromosom ke
kromosom homolognya.Perpindahan ini dapat terjadi sepanjang pasangan kromosom.
Proses ini disebut juga pindah silang (crossing over). Pada proses meiosis, pindah silang
terjadi pada kiasma. Oleh karena materi serta susunan gen berubah akibat pindah silang,
proses ini disebut juga rekombinasi gen (Yatim. 1986).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu
profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi
sehingga dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya. Dalam
menghitung presentase tipe rekombinan di antara keturunan dapat digunakan unit peta,
yaitu jarak antara gen-gen untuk menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom.
Untuk menentukan unit peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang
(NPS) = (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu seluruhnya) x 100%
(Hardjosubroto. 1998).
Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat
tentu menghambat terjadinya pindah silang lain yang berdekatan. Inilah yang
dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya interferensi harus dicari besarnya
koefisien koinsidens (KK) dahulu, yaitu perbandingan antara banyaknya pindah silang
ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan
(Elrod & Stansfield. 2002).
B. TUJUAN
a. Mengetahui terjadinya pindah silang secara imitasi
C. DASAR TEORI
Gen Berangkai
Di dalam sebuah kromosom tertentu dapat dijumpai lebih dari sebuah gen. Gen-
gen yang terdapat pada kromosom yang sama disebut gen-gen berangkai (linked
genes), sedangkan fenomenanya disebut dengan berangkai (linkage)
(Sustanto,2011:76). Kemungkinan gen-gen terangkai adalah 1) gen-gen dominan
terangkai pada satu kromosom, sedangkan alel resesif terangkai pada kromosom
homolognya (terangkai dalam keadaan coupling phase atau mempunyai susuanan sis).
2) gen dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan alelnya dalam suatu
kromosom, sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari gen kedua
terangkai pada kromosom homolognya (terangkai dalam keadaan rephusion phase atau
mempunyai susunan trans) (Henuhili dan Suratsih, 2002:63-64).
Gen-gen yang mengalami tautan pada suatu kromosom tidak selalu bersama-sama pada
saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-gen yang terpaut atau
terangkai dibedakan atas berangkai sempurna dan berangkai tidak sempurna. Gen yang
berangkai secara sempurna letaknya sangat berdekatan satu sama lain, sehingga selama
meiosis pada saat pembentukan gamet gen-gen tidak mengalami perubahan.
Sedangkan gen-gen yang terangkai tidak sempurna, gen-gen letaknya berjauhan dalam
satu kromosom sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak. Gen-gen yang
tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah
peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya
(Suryo,1994:157-160).
Pindah Silang
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-
kromatid bukan saudara dari sepsang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang
sangat umum terjadi pada saat pembentukan gametpada kebanyakan makhluk. Pindah
silang terjadi pada akhir profase 1 atau awal metafase 1 yang terjadi pada saat
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya terjadi
pada saat kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad
kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-
kromatid yang lain (Campbell, 2004).
Pada waktu kromosom hendak memisah yaitu pada anafase 1, kromatid-kromatid yang
bersilang itu melakat dan ptus pada bagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat
pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Berhubung dengan itu gen-gen yang
terletak di bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah
(Suryo,1986:306) Selama meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk
tetrad. Pada keadaan ini, terjadi pertukaran materi genetik antara kromosom dan
pasangan homolognya. Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu kromosom ke
kromosom homolognya. Perpindahan ini dapat terjadi sepanjang pasangan kromosom.
Proses ini disebut juga dengan pindah silang (crossing over). Pada proses meiosis,
pindah silang terjadi pada kiasma. Oleh karena materi serta susunan gen berubah akibat
pindah silang, proses ini disebut juga rekombinasi gen (Yatim, 1986).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu profase
dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi sehingga
dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipnya. Dalam menghiting
presentase tipe rekombinan di antara keturunan dapat digunakan unut peta, yaitu jarak
antara gen gen untuk menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom. Untuk
menentukan unit peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang
(NPS) = (jumlah tipe rekombinan/jumlah individu seluruhnya) x 100% (Hardjosubroto,
1998).
Muller menegaskan bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat tertentu
menghambat terjadinya pindah silang lain yang berdekatan. Inilah yang dinamakan
interferensi. Untuk mencari besarnya interferensi harus dicari besarnya koefisien
koinsidens (KK) dahulu, yaitu perbandingan antara banyaknya pindah silang ganda
yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan (Elrod dan
Stansfield, 2002).
Menurut Suryo (1986:306-308), pindah silang dibedakan menjadi pindah silang tunggal
dan pindah silang ganda, yaitu:
a. Pindah silang tunggal, merupakan pindah silang yang terjadi pada satu tempat.
Dengan terjadinya pindah silang ini akan terbentuk empat macam gamet. Dua macam
gamet memiliki gen-gen yang samadengan gen-gen yang dimiliki induk atau parental,
sehingga dinamakan gamet tipe parental. Dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet
baru yang terjadi akibat adanya pindah silang. Gamet tipe parental dibentuk lebih
banyak daripada gamet tipe rekombinasi (Suryo,1986:307).
b. Pindah silang ganda, merupakan pindah silang yang terjadi pada dua tempat. Jika
pindah silang ganda (dauble crossing over) berlangsung diantara dua buah gen yang
terangkai, maka terjadi pindah silang gandaini tidak akan nampak pada fenutip, sebab
gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe rekombinasi atau
tipe parental dan tipe rekombinasi akibat pindah silang tunggal. Akan tetapi, jika
diantara gen A dan gen B masih ada gen ketiga, mialnya gen C, maka terjadinya pindah
silang ganda antara hen A dan gen B akan nampak (Suryo,1986:307).
Menurut Henuhili dan Suratsih (2003:72) terjadinya pindah silang dipengaruhi oleh
faktor-faktor, antara lain :
a. Temperatur
Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya pindah silang.
b. Umur
c. Zat Kimia
Makin jauh letak suatu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya
pindah silang.
f. Jenis Kelamin
Pada umumnya, pindah silang dijumpai pada makhluk hidup betina dan jantan. Namun,
ada pengecualian yaitu pada ulat sutra betina tidak pernah terjadi pindah silang.
Demikian pula pada lalat Drosophila jantan.
Akibat terjadinya pindah silang, maka keturunan dibedakan atas individu-individu tipe
parental (berasal dari gamet yang diharapkan) dan tipe rekombinan (berasal dari gamet
yang mengandung kombinasi baru) (Pai,1992:49).
Yang dimaksud peta kromosom ialah gambar skema sebuah kromosom yang
dinyatakan sebagai sebuah garis lurus di mana diperlihatka lokus setiap gen yang
terletak pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai
pangkal, maka diberi tanda 0. Pada lokus gen dibubuhkan angka yang merupakan jarak
antar gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan yang lain. Jarak itu
diberi ukuran unit dan 1dan dan 1 dan 1 unit = 1% pindah silang (Suryo, 2008).
Misalnya pada lokus gen P tertuilis angka 6,2. Ini berarti bahwa jarak antara sentromer
ke gen ialah 6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis angka 10, berarti bahwa jarak antara
sentromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan sendirnya dapat diketahui jarak antara
gen P dan gen q ialah 10 – 6,2 = 3,8 unit. Jarak antara gen P dan gen q disebut jarak
peta. Peta kromosom tanpa menunjukkan letak sentromer dinamakan peta relatif (
Suryo, 2008 ). Angka yang menunjukkan besarnya presentase kombinasi baru yang
dihasilkan akibat terjadinya pindah silang disebut sebagai nilai pindah silang (%). Nilai
pindah silang merupakan jarak antargen. Nilai tersebut sama dengan nilai rekombinasi
gen berpautan. Pindah silang akan terjadi jika 50% < KP < 100%. NPS (nilai pindah
silang) dapat dicari menggunakan rumus :
(Suryo,1986:309)
BAB II
METODOLOGI
Membuat 2 pasang bentuk benang (Strand) dari lilin lunak, masing-masing pasangan
terdiri dari 2 benang lilin dengan warna sama dan berbeda dengan warna pasangan
yang lainnya
Presentase
Macam
Gamet Tipe
No Pindah Gambar Kromosom dalam Gamet
Pindah
Silang
Silang
50% Gamet
Pindah Tipe
Silang Parental
1.
Tunggal 50% Gamet
2-3 Tipe
Rekombinan
50% Gamet
Pindah
Tipe
Silang
Parental
2. Ganda
50% Gamet
(2-3)(2-
Tipe
3)
Rekombinan
Pindah
Silang 100% Gamet
3. Ganda Tipe
(1-3)(2- Rekombinan
4)
25% Gamet
Pindah
Tipe
Silang
Parental
4. Ganda
75% Gamet
(2-3)(2-
Tipe
4)
Rekombinan
Pindah
Silang 100% Gamet
5. Ganda Tipe
(2-3)(1- Rekombinan
4)
Pindah
Silang 100% Gamet
6. Ganda Tipe
(1-3)(2- Rekombinan
4)(2-3)
B. Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31 oktober 2019 yang
berjudul berangkai dan pindah silang yang bertujuan untuk mengetahui terjadinya
pindah silang secara imitasi. Pada prinsipnya sebuah kromosom terdapat banyak sekali
gen yang akan menentukan fenotip dari suatu individu. Beberapa gen yang berbeda
alelnya, seringkali terdapat bersama pada seebuah kromosom. Keadaan seperti ini
disebut linkage atau berantai. Gen – gen yang terangkai yang letaknya jauh pada suatu
kromosom, dapat mengalami perubahan letak, karena ada peukaransegmen dari
kromatid pada sepasang kroosom homolog. Peristiwa ini disebut pindah silang.
Pada praktikum kali ini kami membuat beberapa konfigurasi terjadinya pindah
silang yaitu :
1. Pindah Silang Tunggal (2 – 3)
Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan secara tunggal kromosom
nomor 2 dan 3. Nomor kromosom diurutkan dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, 4),
seperti pada gambar :
Pindah silang ganda merupakan pindah silang yang terjadi pada lebih dari satu
tempat. Jika pindah silang ganda (Double crossing over) berlangsung diantara dua buah
gen yang terangkai, maka terjadinya pindah silang ganda ini tidak akan tampak pada
fenotip, sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe
rekombinansi atau tipe parental dan tipe rekombinansi akibat pindah silang tunggal.
Akan tetapi, jika diantara gen A dan gen B masih ada gen ketiga, misalnya gen C, dan
gen keempat gen D, maka terjadinya pindah silang ganda antara gen A dan gen B akan
tampak.
Pindah silang ganda yang terjadi pada kromosom (2-3,2-3) membentuk hasil
kromosom dengan 4 macam gamet yaitu:
Dari hasil yang diperoleh, semua gamet yang terbentuk yaitu 4 gamet memiliki
tipe rekombinan yaitu:
Kromatid 1: ABcd, Kromatid 2: ABcd, Kromatid 3: abCD, dan kromatid 4: abCD. Hal
ini berarti hasil pindah silang ganda (1-3, 2-4) memiliki gamet dengan tipe parental 0%
dan tipe rekombinan 100%.
4. Pindah Silang Ganda (2-3)(2-4)
Pada uji keempat dipindah silang ganda pada kromosom (2-3)(2-4). Pindah
silang pertama dilakukan pada kromosom 2 dan 3, dan yang kedua pada kromosom 2
dan 4. Menghasilkan kromosom seperti gambar berikut:
Dari hasil yang diperoleh, 4 kromatid yang berbeda yaitu satu tipe gamet
parental 25% dan tiga tipe gamet rekombinan 75%. Gamet yang diperoleh pada pindah
silang kromosom (2-3)(2-4) menghasilkan : kromatid 1 (ABCD - ABCD), kromatid 2
(ABcd - abcd), kromatid 3 (abCD - ABCD), kromatid 4 (abcd - abcd).
5. Pindah Silang Ganda (2-3)(1-4)
Pada uji kelima dipindah silang ganda pada kromosom (2-3)(1-4). Pindah silang
pertama dilakukan pada kromosom 2 dan 3, dan yang kedua pada kromosom 1 dan 4.
Dari hasil yang diperoleh, 4 kromatid yang berbeda yaitu semuanya tipe gamet
rekombinan sehingga hasil dari persilangan ganda ini 100% merupakan tipe gamet
rekombinan. Gamet yang diperoleh pada pindah silang kromosom (2-3)(1-4)
menghasilkan : kromatid 1 (ABCD - ABcd), kromatid 2 (ABcd - abcd), kromatid 3
(abCD - ABCD), kromatid 4 (abcd – abCD).
6. Pindah Silang Ganda (1-3)(2-4)(2-3)
Pada uji terakhir dipindah silang ganda pada kromosom (1-3)(2-4)(2-3). Pindah
silang pertama dilakukan pada kromosom 1 dan 3, kedua pada kromosom 2 dan 4, dan
yang ketiga pada kromosom 2 dan 3. Menghasilkan kromosom seperti gambar berikut:
Dari hasil yang diperoleh, 4 kromatid yang berbeda yaitu semuanya tipe gamet
rekombinan sehingga hasil dari persilangan ganda ini 100% merupakan tipe gamet
rekombinan. Gamet yang diperoleh pada pindah silang kromosom (2-3)(1-4)
menghasilkan : kromatid 1 (ABcd - abcd), kromatid 2 (ABCD - abCD), kromatid 3
(abCD – ABcd), kromatid 4 (abcd - ABCD).
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan tentang berangkai dan pindah silang dapat
disimpulkan bahwa pindah silang dapat terjadi selama pembentukan gamet yang
bertujuan untuk variasi genetic antar individu.
Pindah silang mengakibatkan terbentuknya gamet tipe parental dan
tiperekombinan. Pindah silang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pindah
silangtunggal dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal terjadi pada satu
tempat, misalnya pindah silang tunggal 2-3, menghasilkan 50% gamet tipe parental
dan 50% gamet tipe rekombinan. Pindah silang ganda terjadi pada lebih dari 1
tempat. Pindah silang ganda 2-3,2-3 menghasilkan 50% Gamet Tipe Parental 50%
Gamet Tipe Rekombinan. pindah silang ganda 1-3,2-2 menghasilkan gamet 100%
Gamet Tipe Rekombinan. pindah silang ganda 2-3,2-4 menghasilkan gamet 25%
Gamet Tipe Parental 75% Gamet Tipe Rekombinan. Pindah silang ganda 2-3,1-3
menghasilkan gamet 100% Gamet Tipe Rekombinan. Pindah silang ganda 1-3,2-
4,2-3 menghasilkan gamet 100% Gamet Tipe Rekombinan
B. DISKUSI
1. Apa yang dimaksud dengan pindah silang?
Jawab: yang dimaksud dengan pindah silang adalah peristiwa pertukaran gen-gen
suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya (Suryo. 2010).
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-
kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. (Campbell. 2004).
Yang dimaksud pindah silang menurut kelompok kami adalah perubahan letak
yang terjadi karena adanya penukaran segmen dari kromatid pada sepasang
kromosom homolog yang terjadi pada gen-gen yang terangkai yang letaknya jauh
dari sentromer pada suatu kromosom.
2. Kapan peristiwa pindah silang terjadi? Mengapa bisa terjadi pindah silang?
Jawab: peristiwa pindah silang terjadi pada saat meiosis I (akhir profase I atau
permulaan metafase I), yaitu pada saat kromosom telah mengganda menjadi 2
kromatid. Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase
I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus di bagian kiasma,
kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik.
Gen-gen yang terletak pada bagian yang mengalami perpindahan itu akan
berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah. Pindah silang bisa terjadi karena
sebagian kromatid saling melilit, sehingga terjadi penukaran bagian kromatid dari
pasangan kromosom homolognya atau dengan kata lain gen-gen yang terangkai
pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya,
sehinggagen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkankarena
adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid padasepasang kromosom
homolog.
3. Apakah pindah silang selalu menghasilkan tipe rekombinan?
Jawab: Tidak selalu, karena apabila pindah silang ganda (double crossingover)
berlangsung di antara dua buah gen yang terangkai, maka terjadinya pindah silang
ganda ini tidak akan nampak dalam fenotip, sebab gamet-gamet
yang dibentuk hanya dari tipe parental saja.
4. Kapan pindah silang itu akan menghasilkan gamet yang semuanya tipe parental
dan kapan semuanya tipe rekombinasi?
Jawab: Pindah silang akan menghasilkan semuanya tipe parental adalahketika
semua kromatid dalam satu sistem kromatid mengalami pindah silang, sedangkan
pindah silang akan menghasilkan gametyang semuanya tipe rekombinasi adalah
ketika tidak ada kromatidyang dalam sstu sistem kromatid mengalami pindah
silang.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell N. A., dkk, 2004. Biologi Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Elrod & Stansfield. 2002. Schaum’s Outline Teori dan Soal -Soal Genetika. Jakarta:
Erlangga.
Henuhili, Victoria dan Suratsih. 2003. Genetika Common Book Edisi Revisi.
Yogyakarta : FMIPA UNY.
Suryo. 2010. Genetika untuk Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
B. FOTO KEGIATAN