JURUSAN BIOLOGI
T.A.2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah Genetika dengan judul Berangkai dan Pindah
Silang tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat
memahami peristiwa berangkai dan pindah silang.
Tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu tim penulis dalam menyusun makalah Genetik ini khususnya kepada
Dr.Syahmi Edi,M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Genetika di Universitas
Negeri Medan.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, untuk kesempurnaan makalah ini. Tim penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......ii
Daftar Isi.iii
Bab I.Pendahuluan...1
Bab II.Isi
2.3.Transport Zat....8
2.3.1.Protein Transport...9
2.3.2.Trasport mikromolekul.11
2.3.3.Transport makromolekul19
Bab III.Penutup
Kesimpulan..21
Daftar Pustaka.22
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini kita telah mengetahui bahwa banyaknya gen pada kacang ercis, dan juga
pada setiap spesies organisme lainnya, jauh lebih banyak daripada jumlah
kromosomnya. Artinya, di dalam sebuah kromosom tertentu dapat dijumpai lebih dari
sebuah gen. Gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama dinamakan gen-gen
berangkai (linked genes), sedang fenomenanya sendiri dinamakan berangkai
(linkage).
BAB II
ISI
2.1.BERANGKAI
Teori kromosom dari T. Boveri dan W.S. Sutton (1903) menyatakan bahwa
kromosom adalah bagian dari sel yang membawa gen. gen-gen ini selama meiosis
mempunyai kelakuan berdasarkan prinsip-prinsip Mendel, yaitu memisah secra bebas.
Akan tetapi prinsip Mendel ini hanya berlaku apabila gen-gen letaknya lepas satu sama
lain dalam kromosom.
Pada lalat buah Drosophila sampai sekarang telah diketahui kira-kira 5000 gen,
sedangkan lalat ini hanya memiliki 4 pasang kromosom saja, yang terpasang bahkan
kecil sekali menyerupai dua buah titik. Berhubung dengan itu, maka pada sebuah
kromosom tidak terdapat sebuah gen, melainkan puluhan atau bahkan ratusan gen-gen.
Peristiwa bahwa beberapa gen bukan alel terdapat pada satu kromosom yang sama
dinamakan berangkai. Gen-gen dinamakan gen-gen terangkai.
Orang kedua yang sangat berjasa dalam ilmu Genetika setelah Mendel adalah
Thomas Hunt Morgan (1866-1945). Morgan dan kawan-kawan lama sekali mengadakan
penelitian pada lalat Drosophila dan akhirnya dinyatakan bahwa gen-gen bersama alel-
alelnya yang terletak pada sepasang kromosom homolog berkelompok, yang dinamakan
kelompok berangkai (dalam bahasa inggris: linkage group). Dari hasil penyelidikan
pada berbagai macam mahluk lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya
kelompok berangkai pada suatu individu itu ekuivalen dengan jumlah kromosom
haploid dari individu yang bersangkutan. Misalnya pada jagung (Zea mays, n= 10)
terdapat 10 kelompok berangaki, pada ercis (Pisum sativum, n= 7) terdapat 7 kelompok
berangkai, pada lalat Drosophila (n=4) terdapat 4 kelompok berangkai, pada manusia
(n=23) terdapat 23 kelompok berangkai.
Di dalam sebuah kromosom tertentu dapat dijumpai lebih dari sebuah gen. Gen-
gen yang terdapat pada kromosom yang sama disebut gen-gen berangkai (linked genes),
sedangkan fenomenanya disebut berangkai (linkage) (Susanto, 2011: 76).
Kemungkinan gen-gen terangkai adalah 1) gen-gen dominan terangkai pada satu
kromosom, sedangkan alel resesif terangkai pada kromosom homolognya (terangkai
dalam keadaan coupling phase atau mempunyai susunan sis) 2) gen dominan terangkai
dengan gen resesif yang bukan alelnya pada suatu kromosom, sedangkan alel resesif
dari gen pertama dan alel dominan dari gen kedua terangkai pada kromosom
homolognya (terangkai dalam keadaan rephusion phase atau mempunyai susunan trans)
(Henuhili dan Suratsih, 2003: 63-64).
Walaupun genotip dua individu berlainan (yaitu yang satu gen-gen terangkai
dalam coupling phase sedang yang lain gen-gen terangkai dalam repulsion phase),
namun karena gen dominan mengalahkan gen resesif, maka fenotif kedua individu itu
sama.
2.1.1.Rangkai sempurna
Apabila gen-gen terangkai pada sebuah kromosom dengan jarak yang berjauhan
satu dengan lainnya, maka gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang
disebabkan karena terjadi penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang
kromosom homolog, peristiwa mana disebut pindah silang (dalam bahasa inggris :
crossing over).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu
profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi sehingga
dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya. Dalam menghitung
presentase tipe rekombinan di antara keturunan dapat digunakan unit peta, yaitu jarak
antara gen-gen untuk menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom. Untuk
menentukan unit peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang (NPS)
= (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu seluruhnya) x 100% (Suryo,2010).
Telah disebutkan bahwa dua buah gen yang berangkai akan cenderung untuk
tetap bersama-sama di dalam gamet yang terbentuk. Akan tetapi, di antara keduanya
masih terdapat pula kemungkinan untuk mengalami segregasi (pemisahan) dan
rekombinasi (penggabungan) sehingga akan diperoleh kombinasi gen-gen seperti yang
dijumpai pada gamet tipe rekombinasi. Terjadinya segregasi dan rekombinasi dua buah
gen berangkai ini tidak lain karena mereka mengalami peristiwa yang dinamakan
pindah silang (crossing over), yaitu pertukaran materi genetik (gen) di antara
kromosom-kromosom homolog (kromosom pasangannya). Dari pengertian pindah
silang tersebut kita dapat menyederhanakan batasan tentang gamet tipe parental dan
gamet tipe rekombinasi. Di atas telah dikatakan bahwa gamet tipe parental adalah gamet
dengan susunan gen yang sama dengan susunan gen pada individu, sedang gamet tipe
rekombinasi adalah gamet yang susunan gennya merupakan rekombinasi susunan gen
pada individu.
Sekarang dengan lebih mudah dapat kita katakan bahwa gamet tipe parental
adalah gamet bukan hasil pindah silang, sedang gamet tipe rekombinasi adalah gamet
hasil pindah silang. Peristiwa pindah silang, bersama-sama dengan pemilihan bebas
(hukum Mendel II), merupakan mekanisme penting yang mendasari pembentukan
keanekaragaman genetik karena kedua-duanya akan menghasilkan kombinasi baru di
antara gen-gen yang terdapat pada individu sebelumnya. Selanjutnya, seleksi alam akan
bekerja untuk mempertahankan genotipe-genotipe dengan kombinasi gen yang adaptif
saja. Oleh karena itulah, banyak ilmuwan yang menganggap bahwa pindah silang dan
pemilihan bebas sangat penting bagi berlangsungnya proses evolusi. (Rohmad, 2012)
Seperti diketahui, akibat terjadinya pindah silang maka keturunan dibedakan atas
individu-individu tipe rekombinasi. Berhubung dengan itu dapat dihitung besarnya nilai
pindah silang (NPS), ialah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi
baru yang dihasilkan sebagai akibat terjadinya pindah silang. Angka yang menunjukkan
besarnya prosentase kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang
disebut sebagai nilai pindah silang (%). Nilai pindah silang merupakan jarak antargen.
Nilai tersebut sama dengan nilai rekombinansi gen berpautan. Pindah silang akan terjadi
jika 50% < KP < 100%. Nilai pindah silang (presentasi rekombinasi) adalah angkaa
yang menunjukkan besarnya presentasi kombinasi baru yang dihasilkan oleh pindah
silang. NPS (nilai pindah silang) dapat dicari menggunakan rumus :
NPS = X 100%
(Suryo,
1986: 309).
2.2.2.Pindah silang pada manusia
Mudah dimengerti bahwa mempelajari peristiwa berangkai dan pindah
silang pada manusia jauh lebih sukar dibandingkan dengan menggunakan lalat
Drosophila (hanya mempunyai siklus hidup 14 hari dan kromosomnya sedikit,
yaitu 8 buah saja) atau tumbuhan seperti jagung (hidup hanya 100 hari dan
kromosomnya 20 buah saja). Beberapa alasan yang menyulitkan ialah;
1. Pada manusia tidak dapat dilakukan percobaan dengan cara
mengawinkan manusia seperti kehendak kita.
2. Gen-gen yang menimbulkan penyakit/kelainan pada manusia jarang
dijumpai karena kebanyakan dari gen-gen itu resesif sehingga
ekspresinya baru akan tampak setelah beberapa generasi
3. Jumlah kromosom manusia terlalu banyak (yaitu 46 kromosom),
sehingga kemungkinan adanya gen-gen berangkai lebih kecil.
4. Biasanya orang tidak suka kalau ada sifat keturunan yang kurang
menyenangkan dalam keluarganya sampai diketahui orang lain.
Suryo. 2010. Genetika untuk Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada Uniersity Press.