Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Genetika

“Berangkai dan Pindah Silang”

Disusun Oleh:

Izdihar Raihanah A 153042410


Latifah Kesi Nur Pratiwi 15304241039
Dwi Arifiani Nur Pertiwi 1530424
Sandi Payudan 1530424
Arwindina Cahya Tejasari 15304244

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
A. TOPIK : Berangkai dan Pindah silang.

B. TUJUAN : Mengetahui terjadinya pindah silang secara imitasi.

C. DASAR TEORI
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-
kromatid bukan saudara dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang sangat
umum terjadi pada saat pembentukan gamet pada kebanyakan makhluk. Pindah silang
terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang terjadi pada saat kromosom telah
mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid
tengah yaitu kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell. 2004).
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid pada waktu
profase dalam pembelahan meiosis. Pindah silang mengakibatkan rekombinasi sehingga
dihasilkan kombinasi parental dan rekombinasi pada fenotipenya. Dalam menghitung
presentase tipe rekombinan diantara keturunan dapat digunakan unit peta, yaitu jarak antara
gen-gen untuk menyatakan posisi relatifnya pada suatu kromosom. Untuk menentukan unit
peta antara gen-gen, terlebih dahulu dihitung nilai pindah silang sebagai berikut:
(NPS) = (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu seluruhnya) x 100%

(Hardjosubroto. 1998).

Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma. Kromatid-romatid yang


bersilang itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik (Suryo, 2005: 306).
Dua buah gen yang berangkai akan cenderung untuk tetap bersama-sama di dalam gamet
yang terbentuk. Akan tetapi diantara keduanya masih terdapat pula kemungkinan untuk
mengalami segregasi dan rekombinasi sehingga akan diperoleh kombinasi gen-gen seperti
yang dijumpai pada gamet tipe rekombinasi. Terjadinya segregasi dan rekombinasi dua
buah gen berangkai ini tidak lain karena mengalami peristiwa yang dinamakan pindah
silang yaitu pertukaran materi genetik diantara kromosom-kromosom homolog (Agus Hery
Susanto, 2011: 80).
Gamet tipe parental adalah gamet dengan susunan gen yang sama dengan susunan
gen pada individu. Sedangkan gamet tipe rekombinasi adalah gamet yang susunan gennya
merupakan rekombinasi susunan gen pada individu. Gamet tipe parental adalah gamet
bukan hasil pindah silang sedangkan gamet tipe rekombinasi adalah gamet hasil pindah
silang (Agus Hery Susanto, 2011: 80).

Rekombinasi genetik adalah proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi
antara untaian DNA yang berlainan (interstrand) atau antara bagian-bagian gen yang
terletak dalam satu untaian DNA (intrastrand). Dalam pengertian yang lebih sederhana,
rekombinasi genetik didefinisikan menjadi penggabungan gen dari satu atau lebih sel ke
sel target. Sel yang disisipi atau dimasuki gen dari luar atau dari sel lain disebut biakan
rekombinan. Penyusunan kembali informasi genetik dalam dan antara molekul DNA yang
meliputi berbagai macam proses yang terletak secara kolektif di bawah rekombinasi
genetik (Chaidar Warianto, 2011: 1).

Pindah Silang Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau
lebih gen dalam buah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan
berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah silang
antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna terjadi bila ada
pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom (Suryo, 2008). Gen-
gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan
lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yangdisebabkan karena
adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolog.
Peristiwa ini sering disebut dengan pindah silang (crossing over ) (Suryo, 2008).

Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada kebanyakan
makhluk, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada waktu kromosom-
kromosom hendak memisah (yaitu pada anaphase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu
melekat dan putus di bagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid
sebelahnya secara timbale balik. Berhubung dengan itu gen-gen yang terletak di bagian
yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah (Suryo, 2008).

Pindah Silang Tunggal


Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Dengan
terjadinya pindah silang itu akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet memiliki
gen-gen yang sama dengan gen induk (parental), maka dinamakan gamet-gamet tipe
parental. Dua macam gamet lainnya dinamakan gamet tipe rekombinasi karena merupakan
gamet-gamet tipe baru sebagai hasil adanya pindah silang. Gamet-gamet tipe parental
dibentuk jauh lebih banyak dari tipe rekombinasi (Suryo, 2005: 306-307).

Pindah Silang Ganda

Pindah silang ganda ialah pindah silang yang terjadi pada dua tempat. Agar supaya
adanya pindah silang ganda (double crossing over) selama meiosis dapat diketahui dari
adanya tipe-tipe parental dan tipe rekombinasi di alam keturunan, maka sebaiknya
diperhatikan 3 buah gen yang berangkai pada satu kromosom (Suryo, 2005: 307).

D. HASIL PENGAMATAN
Macam Pindah Silang Gambar Kromosom dalam Gamet Persentase Gamet Tiap
Pindah Silang
1. PS Tunggal 2-3
Gamet tipe parental:
50%
Gamet tipe rekombinan:
50%

2. PS Ganda (2-3, 2-3)


Gamet tipe parental:
50%
Gamet tipe rekombinan:
50%

3. PS Ganda (1-3, 2-4)


Gamet tipe parental:
0%
Gamet tipe rekombinan:
100%
4. PS Ganda (2-3, 2-4)
Gamet tipe parental:
25%
Gamet tipe rekombinan:
75%

5. PS Ganda (2-3, 1-4)


Gamet tipe parental:
0%
Gamet tipe rekombinan:
100%

6. PS Ganda (1-3, 2-4, 2-3)


Gamet tipe parental:
0%
Gamet tipe rekombinan:
100%
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum dengan topik Berangkai dan Pindah Silang bertujuan untuk
mengetahui terjadinya pindah silang secara imitasi. Praktikum dilakukan di laboratorium
genetika dengan membuat konfigurasi terjadinya pindah silang secara imitasi
menggunakan lilin lunak yang beraneka warna. Menurut Suryo (2005: 306) pindah silang
ialah proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik dari sepasang
kromosom homolog. Pindah silang terjadi ketika meiosis I yaitu pada saat kromosom sudah
mengganda menjadi 2 kromatid. Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma.
Kromatid-romatid yang bersilang itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal
balik.
Konfigurasi yang dilakukan menggunakan lilin lunak yaitu konfigurasi pindah
silang tunggal (2-3), pindah silang ganda (2-3, 2-3), pindah silang ganda (1-3, 2-4), pindah
silang ganda (2-3,2-4), pindah silang ganda (2-3,1-4), pindah silang ganda(1-3, 2-4, 2-3).
1. Pindah silang tunggal (2-3)
Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan secara tunggal kromatid nomor 2
dan 3. Nomor kromatid diurutkan dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti
gambar berikut:
Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 2 dan 3, sehingga kromosom-
kromosom tersebut akan menjadi seperti gambar berikut:
Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:

Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: ABCD
Kromatid 2: Abcd
Kromatid 3: aBCD
Kromatid 4: abcd
Pada percobaan ini diketahui bahwa kromatid 1 dan 2, serta kromatid 3 dan 4
merupakan sister kromatid. Pindah silang tunggal ini terjadi pada kromatid nomor 2
dan 3 yang mana keduanya bukanlah sepasang kromatid (sister kromatid). Berdasarkan
gamet yang terbentuk karena adanya pindah silang ini terdapat 2 macam gamet yang
memiliki gen-gen yang sama dengan gen-gen yang dimiliki oleh induk atau parentalnya
(ABCD dan abcd), sehingga gamet-gamet tersebut dinamakan gamet tipe parental.
Sedangkan 2 macam gamet yang lain merupakan gamet-gamet baru yang terbentuk
akibat adanya pindah silang (Abcd dan aBCD), sehingga gamet-gamet tersebut
dinamakan gamet tipe rekombinan. Selanjutnya diketahui persentase dari hasil gamet
yang didapat sama dengan gamet tipe parental, yaitu gamet tipe parental 50% dan
gamet tipe rekombinan juga 50%.

2. Pindah silang ganda (2-3) (2-3)


Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan kromatid nomor 2 dan 3 yang
kemudian disilangkan lagi dengan kromatid nomor 2 dan 3. Nomor kromatid diurutkan
dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti gambar berikut:
Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 2 dan 3, sehingga kromosom-
kromosom tersebut akan menjadi seperti gambar berikut:

Lalu dilakukan pindah silang lagi antara kromatid 2 dan 3, sehingga kromosom-
kromosom tersebut menjadi seperti gambar berikut:

Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:

Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: ABCD
Kromatid 2: AbCD
Kromatid 3: aBcd
Kromatid 4: abcd
Pindah silang ganda merupakan pindah silang yang terjadi pada lebih dari satu
tempat. Jika pindah silang ganda (double crossing over) berlangsung diantara dua buah
gen yang terangkai, maka terjadinya pindah silang ganda ini tidak akan tampak pada
fenotipe, sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe
rekombinasi atau tipe parental dan tipe rekombinasi akan pindah silang tunggal.
Berdasarkan gamet yang terbentuk karena adanya pindah silang ini terdapat 2
macam gamet yang memiliki gen-gen yang sama dengan gen-gen yang dimiliki oleh
induk atau parentalnya (ABCD dan abcd), sehingga gamet-gamet tersebut dinamakan
gamet tipe parental. Sedangkan 2 macam gamet yang lain merupakan gamet-gamet
baru yang terbentuk akibat adanya pindah silang (AbCD dan aBcd), sehingga gamet-
gamet tersebut dinamakan gamet tipe rekombinan. Selanjutnya diketahui persentase
dari hasil gamet yang didapat sama dengan gamet tipe parental, yaitu gamet tipe
parental 50% dan gamet tipe rekombinan juga 50%.

3. Pindah silang ganda (1-3) (2-4)


Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan kromatid nomor 1 dan 3 yang
kemudian disilangkan lagi dengan kromatid nomor 2 dan 4. Nomor kromatid diurutkan
dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti gambar berikut:

Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 1 dan 3, lalu dilakukan pindah
silang lagi antara kromatid 2 dan 4, sehingga kromosom-kromosom tersebut akan
menjadi seperti gambar berikut:

Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:
Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: Abcd
Kromatid 2: ABCd
Kromatid 3: aBCD
Kromatid 4: abcD
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid
nomor 2 dan 3 dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah
silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell, 2008: 318). Dari hasil yang
diperoleh, semua gamet yang terbentuk (4 macam gamet) merupakan tipe rekombinan.
Adapun gamet-gamet yang terbentuk yaitu Abcd, ABCd, aBCD, dan abcD. Selanjutnya
diketahui persentase dari gamet tipe parental yaitu 0%, sedangkan persentase dari
gamet tipe rekombinan yaitu 100%.

4. Pindah silang ganda (2-3) (2-4)


Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan kromatid nomor 2 dan 3 yang
kemudian disilangkan lagi dengan kromatid nomor 2 dan 4. Nomor kromatid diurutkan
dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti gambar berikut:

Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 2 dan 3, lalu dilakukan pindah
silang lagi antara kromatid 2 dan 4, sehingga kromosom-kromosom tersebut akan
menjadi seperti gambar berikut:
Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:

Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: ABCD
Kromatid 2: ABcd
Kromatid 3: abCd
Kromatid 4: abcD
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid
nomor 2 dan 3 dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah
silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell, 2008: 318). Berdasarkan gamet
yang terbentuk karena adanya pindah silang ini terdapat 1 macam gamet yang memiliki
gen-gen yang sama dengan gen-gen yang dimiliki oleh induk atau parentalnya
(ABCD), sehingga gamet-gamet tersebut dinamakan gamet tipe parental. Sedangkan 3
macam gamet yang lain merupakan gamet-gamet baru yang terbentuk akibat adanya
pindah silang (Abcd, abCd, dan abcD), sehingga gamet-gamet tersebut dinamakan
gamet tipe rekombinan. Selanjutnya diketahui persentase dari hasil gamet tipe parental
yaitu 25%, sedangkan persentase dari hasil gamet tipe rekombinan yaitu 75%.

5. Pindah silang ganda (2-3) (1-4)


Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan kromatid nomor 2 dan 3 yang
kemudian disilangkan lagi dengan kromatid nomor 1 dan 4. Nomor kromatid diurutkan
dari atas ke bawah (nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti gambar berikut:
Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 2 dan 3, lalu dilakukan pindah
silang lagi antara kromatid 1 dan 4, sehingga kromosom-kromosom tersebut akan
menjadi seperti gambar berikut:

Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:

Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: ABcd
Kromatid 2: Abcd
Kromatid 3: aBCD
Kromatid 4: abCD
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid
nomor 2 dan 3 dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah
silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell, 2008: 318). Dari hasil yang
diperoleh, semua gamet yang terbentuk (4 macam gamet) merupakan tipe rekombinan.
Adapun gamet-gamet yang terbentuk yaitu ABcd, Abcd, aBCD, dan abCD. Selanjutnya
diketahui persentase dari gamet tipe parental yaitu 0%, sedangkan persentase dari
gamet tipe rekombinan yaitu 100%.

6. Pindah silang ganda (1-3) (2-4) (2-3)


Pindah silang ini dilakukan dengan menyilangkan kromatid nomor 1 dan 3 yang
kemudian disilangkan lagi dengan kromatid nomor 2 dan 4, kemudian disilangkan
kembali dengan kromatid nomor 2 dan 3. Nomor kromatid diurutkan dari atas ke bawah
(nomor 1, 2, 3, dan 4) seperti gambar berikut:
Kemudian dilakukan pindah silang antara kromatid 1 dan 3, lalu dilakukan pindah
silang lagi antara kromatid 2 dan 4, kemudian disilangkan kembali dengan kromatid
nomor 2 dan 3, sehingga kromosom-kromosom tersebut akan menjadi seperti gambar
berikut:

Selanjutnya setelah adanya pemisahan, maka akan terbentuk sentromer baru di setiap
kromatidnya seperti pada gambar berikut:

Pada akhirnya pindah silang tersebut menghasilkan 4 macam gamet sebagai berikut:
Kromatid 1: AbcD
Kromatid 2: ABcd
Kromatid 3: aBCD
Kromatid 4: abCd
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid
nomor 2 dan 3 dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah
silang pada kromatid-kromatid yang lain (Campbell, 2008: 318). Dari hasil yang
diperoleh, semua gamet yang terbentuk (4 macam gamet) merupakan tipe rekombinan.
Adapun gamet-gamet yang terbentuk yaitu ABcd, Abcd, aBCD, dan abCD. Selanjutnya
diketahui persentase dari gamet tipe parental yaitu 0%, sedangkan persentase dari
gamet tipe rekombinan yaitu 100%.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Berangkai merupakan peristiwa dimana beberapa gen yang berbeda alelnya terdapat
bersama pada sebuah kromosom. Ada 2 macam berangkai, yaitu berangkai sempurna
dan tidak sempurna. Pada berangkai tidak sempurnalah terjadi adanya pindah silang,
yaitu gen-gen yang letaknya berjauhan dalam satu kromosom mengalami perubahan
letak, karena terjadi penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang
kromatid homolognya.
2. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya gamet tipe parental dan gamet tipe
rekombinan. Tedapat dua mcam pindah silang, yaitu pindah silang tunggal dan pindah
silang ganda. Pindah silang tunggal terjadi pada satu tempat, misalnya pindah silang
tunggal (2-3). Sedangkan pindah silang ganda terjadi pada lebih dari satu tempat,
misalnya pindah silang ganda (2-3, 2-3), pindah silang ganda (1-3, 2-4), pindah silang
ganda (2-3,2-4), pindah silang ganda (2-3,1-4), pindah silang ganda(1-3, 2-4, 2-3).

G. DISKUSI
1. Apa yang disebut dengan pindah silang?
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa penukaran segmen dari kromatid-kromatid
bukan saudara dari sepasang kromosom homolog (Campbell. 2004). Pindah silang yaitu
peristiwa terjadinya segregasi dan rekombinasi dua buah gen yang mengalami pertikaran
materi genetik diantara kromosom-kromosom homolog (Agus Hery Susanto, 2011: 80).

2. Kapan peristiwa pindah silang itu terjadi? Mengapa bisa terjadi pindah silang?
Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada setiap peristiwa gametogenesis pada
kebanyakan makhluk hidup, separti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.Pindah silang
terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metafase I), yaitu pada saat
kromosom telah mengganda menjadi 2 kromatid. Pada waktu kromosom-kromosom
hendak memisah (yaitu pada anafase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan
putus di bagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya
secara timbal balik. Gen-gen yang terletak pad abagian yang mengalami perpindahan itu
akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah.

3. Apakah pindah silang selalu menghasilkan tipe rekombinasi?


Pindah silang tidak selalumenghasilkan tipe rekombinasi karena apabila pindah silang
ganda (double crossing over) berlangsung di antara 2 buah gen yang terangkai, maka
terjadinya pindah silang ganda ini tidak akan nampak dalam fenotipe, sebab gamet-gamet
yang dibentuk hanya dari tipe parental saja.

4. Kapan pindah silang itu akan menghasilkan gamet yang semuanya tipe parental dan kapan
semuanya tipe rekombinasi?
Pada peristiwa pindah silang akan menghasilkan gamet yang semuanya tipe parental jika
pindah silang ganda (double crossing over) berlangsung di antara 2 buah gen yang
terangkai, maka terjadinya pindah silang ganda ini tidak akan nampak dalam fenotip, sebab
gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja. Sedangkan, peristiwa pindah
silang yang akan menghasilkan gamet yang semuanya tipe rekombinasi akan terjadi jika
terjadi proses pertukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik (nonsister
chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Dengan syarat semua kromatid ikut
terlibat.

H. DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, dkk, 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hardjosubroto, Wartomo. 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta: Fakultas
Peternakan UGM.
Suryo. 2005. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suryo. 2008. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Warianto, Chaidar. 2011. Rekombinasi Genetik. Surabaya: UNAIR.

Anda mungkin juga menyukai