Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL


MODUL V
FISIOLOGI SEL (PERMEABILITAS SEL)

DISUSUN OLEH:
NAMA : NURVITA
STAMBUK : G 401 17 002
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : NILUH SETIAWATI

LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
MEI, 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran makhluk hidup khususnya plasmalema (periplas/ektoplas),


tenoplas yang menyelumbungi vakuola mempunyai sifat permeabele
diferensial (selektif permeabel). Selektif permeabel adalah suatu membran
yang dapat dilewati air, sedangkan molekul zat terlarut dapat lewat tetapi
kecepatannya lebih rendah dari molekul air. Semi permeabel adalah suatu
membran yang tidak dapat dilewati molekul zat terlarut (solute) sedangkan zat
pelarut (solvent) (Campbell, 2010).

Osmosis merupakan peristiwa berpindahnya air dalam sel dari keadaan


yang hipotenis zat terlaut menuju ke daerah yang hiportenis zat terlarut melalui
membran semi permeabel, sehingga jika terlalu banyak air yang keluar dari sel
maka akan terjadi plasmolisis (Rahmasari, 2014).

Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya


membran plasma dari dinding sel jika sel dimasukkan kedalam larutan
hipertonik. Plasmolisis juga merupakan suatu proses yang secara nyata bisa
menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi
sirkulasi keluar masuk suatu zat artinya suatu zat / materi bisa keluar dari sel
dan bisa masuk melalui membran (Rahmasari, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatar belakangi pada praktikum


ini adalah untuk mengetahui dan memahami konsep permeabilitas membran sel
berdasarkan peristiwa plasmolisis serta jumlah sel hidup dan sel mati.
B. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetaui dan


memahami konsep pemeabilitas membran sel berdasarkan peristiwa
plasmolisis serta jumlah sel hidup dan sel mati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Memahami fisiologi sel penting untuk memahami organisme yang lebih


besar, karena banyak kegiatan penting terjadi pada tingkat sel. Dengan
mempelajari bagaimana sel-sel yang seharusnya bekerja di bawah kondisi normal,
peneliti juga dapat memudahkan untuk mengidentifikasi kesalahan, masalah, dan
kerusakan ketika sel-sel dalam organisme menjadi abnormal. Mengidentifikasi
kelainan dan penyebabnya dapat bermanfaat dalam pengobatan dan pengelolaan
penyakit, dan untuk kemajuan umum biologi sebagai ilmu (Sherwood, 2014).

Sel tumbuhan dilapisi oleh 2 lapisan yaitu dinding sel dan membran sel.
Dinding sel berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan mencegah
pengambilan air secara berlebihan. Dinding sel jauh lebih tebal dari membran
plasma yaitu berkisaran 0,1 samapai beberapa mikrometer. Pada dinding sel juga
terdapat saluran-saluran yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya
yang disebut plasmodesmata (Campbell, 2010).

Dinding sel ada 2 macam yaitu dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel primer tipis, tebalnya antara 1-3 mikron (kira-kira setebal seluruh sel
bakteri). Dinding sel primer tersusun atas 9-25 % selulosa. Dinding sel primer
dapat bertambah luas hingga 20 kali lipat selama pertumbuhan hal ini disebabkan
karena banyaknya bahan-bahan baru yang ditambahkan sehingga dinding sel tidak
semakin menipis. Sedangkan dinding sel sekunder lebih tebal dari dinding sel
primer yaitu mencapai beberapa mikrometer. Dinding sel sekunder terdiri dari 41-
45% selulosa, 30% hemiselulosa dan kadang 22-28% lignin (Salisbury, 1991).

Membran plasma merupakan batas kehidupan yang memisahkan sel hidup


dari sekelilingnya. Lapisan ini tebalnya kira-kira hanya 8 nm, dibutuhkan lebih
dari 8000 membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif
(selective permeability) yaitu memungkinkan beberapa substansi dapat
melintasinya dengan lebih muda dari pada substansi lainnya (Campbell, 2010).
Plasmolisis merupakan contoh kasus transpotasi sel scara osmosis dimana
terjadi perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang pekat
melalui membran semi permeable. Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya
membran plasma dari dinding sel karena peristiwa osmosis. Peristiwa lepasnya
membran sel dari dinding sel (plasmolisis) dapat terjadi jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air
dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan
sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik dimana
protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran (Suwastika dkk, 2018).

Osmosis merupakan peristiwa berpindahnya air dalam sel dari keadaan yang
hipotenis zat terlaut menuju ke daerah yang hiportenis zat terlarut melalui
membran semi permeabel, sehingga jika terlalu banyak air yang keluar dari sel
maka akan terjadi plasmolisis (Rahmasari, 2014).

Sel tumbuhan yang kehilangan air dan tekanan turgor akan menjadi lemas
atau layu (wilting) dan akhirnya mengalami plasmolisis. Plasmolisis merupakan
protoplasma sel yang mengkerut dan terlepas dari dinding sel (Campbell, 2012).

Terlepasnya protoplasma dari dinding sel tersebut disebabkan karena


adanya penyusutan atau pengurangan volume karena cairan yang ada di dalam
protoplasma tersebut sudah menjadi lebih pekat dan berpotensial lebih negative
(Salisbury, 1991).

Secara umum morfologi sel terdiri dari sitoplasma yang dibatasi oleh suatu
membran sel, inti, serta organella didalam sitosol. Antara satu sel dengan sel yang
lain terdapat ruang atau celah yaitu ruang antar sel atau interstisial (interstitiel),
yang berisi suatu cairan. Pertukaran cairan, elektrolit, nutrisi maupun bahan lain
terjadi didaerah kapiler pembuluh darah dengan cairan interstisial ataupun dengan
cairan sitoplasma (sitosol). Suatu sel tersususn oleh sitoplasma yang dilindungi
oleh membran sel. Didalam sitoplasma terisi cairan yang disebut sitosol, didalam
sitoplasma terdapat struktur yang disebut organella, sitoskeleton serta bahan-
bahan yang diperlukan untuk reaksi biokimia didalam sel (Nangsari, 1998).

Jika konsentrasi larutan di dalam sel lebih tinggi dari pada larutan di luar sel
(Hipotenis) maka air akan masuk ke dalam sel pergerakan masuknya endosmosis.
Apabila sebaliknya yaitu kepekatan larutan di luar sel lebih tinggi dari pada luar
sel (Hipertonis) maka air akan keluar sel. Pergerakan keluarnya air dari dalam sel
ini disebut eksoosmosis. Sedangkan jika kepekatan zat terlarut didalam sel sama
dengan diluar sel (Isotonis) maka jumlah air yang masuk dan keluar sama
(Karmana, 2008).

Beberapa teori-teori klasik tentang permeabilitas mempunyai kesulitan dalam


menjelaskan gejala-gejala yang teramati. Seperti peleburan zat terlarut pada
membran oleh pelarut. Semua perrcobaan permeabilitas membran melibatkan
sistem yang tidak seimbang yang berubah sepanjang lintasan tidak baik apabila
beberapa molekul yang tidak dapat menemdus lubang batas itu. Bermuatan pada
membran akan terjadi potensial, untuk potensial ini dinamakan potensial dominan.
Dalam hal ini konsentrasi keseimbangan ion dari dua belah sisi membran berbeda.
Proses tercapainya keseimbangan dari berbagai keadaan tidak seimbang
merupakan contoh termodinamika larutan balik yang terjadi pada sistem biologi.
Membran mempunyai dua fungsi yaitu memberikan kerangka luar dari proses
kehidupan dan pemisahan sitoplasma menjadi bahang. Membran memisahkan
protoplasma menjadi bagian-bagian tetapi pemisahan itu selektif (George, 2006).

Tanaman perahu adam hawa (Rhoe discolor) berwarna ungu dibagian


bawah dan berwarna hijau dibagian atas, sering dijadikan sebagai tanaman hias
dan tumbuh subur di tempat yang lembab. Daun berbentuk seperti pedang,
dibagian ujung daunnya runcing sedangkan pangkal daunnya rata, permukaan
daunnya suram dan pertulangan daunnya sejajar. Daun ini sering dijadikan
sebagai preparat segar untuk melakukan pengamatan sel dan jaringan
(Padmaningrum, 2011).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :


Hari / Tanggal : Sabtu, 28 April 2018
Waktu : Pukul 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi Fakultas
Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


3.2.1 Alat

1. Mikroskop cahaya
2. Cawan petri
3. Kaca objek
4. Kaca penutup
5. Pinset
6. Scalpel/silet
7. Pipet tetes
8. Pipet mikro dan tip
9. Tisu

3.2.2 Bahan

1. Larutan sukrosa 10%, 30% dan 50%


2. Aquadest
3. Daun adam hawa
4. Suspensi khamir

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
A. Plasmolisis
1. Dibuat irisan melintang epidermis bagian bawah daun adam hawa
(disediakan 3 preparat).
2. Diteteskan aquadest pada preparat, lalu diamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran lensa objektif 40 x. dihitung jumlah sel epidermis
yang berwarna ungu.
3. Direndam irisan preparat pada masing masing larutan sukrosa selama 3
menit.
4. Diamati kembali di bawah lensa mikroskop. Dihitung jumlah sel yang
berwarna ungu dan jumlah sel yang warna ungunya telah pudar.
Dicatat hasil pengamatan pada sebuah tabel pengamatan.

B. Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Suspensi Khamir


1. Dengan mengulangi prosedur pada acra praktikum IV, dihitung jumlah
sel yang berwarna bening dan jumlah sel yang berwarna biru pada
suspensi khamir yang telah diberi pewarna Methylene Blue dengan
pengenceran 10-1 dan 10-2.
2. Dalam penggunaan hemasitometer sangat dianjurkan untuk
menggunakan metode menghitung secara konsisten. Dihitung semua
sel yang terdapat dalam masing masing kuadran/chamber, kecuali sel
sel yang letaknya berjauhan dengan garis tepi kadran sebelah kanan
dan pada bagian garis tepi paling bawah.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

No Gambar Keterangan

1. Ditambahkan air
Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 65

2. Ditambahkan larutan sukrosa 10%


Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 17

3. Ditambahkan air
Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 257
No Gambar Keterangan

4. Ditambahkan larutan sukrosa 30%


Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 89

5. Ditambahkan air
Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 79

6. Ditambahkan larutan sukrosa 50%


Jumlah sel yang berwarna
ungu sebanyak 58
B. Pembahasan

Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel


karena peristiwa osmosis. Peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel
(plasmolisis) dapat terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan
terkonsentrasi (hipertonik), sel tubuhan akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah (Campbell, 2008).

Pada pengamatan proses terjadinya plasmolisis, digunakan preparat daun


Rhoe discolor (adam hawa). Preparat ini diamati menggunkan mikroskop
dengan perbesaran 10x10. Pengamatan ini dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan dengan menggunakan konsentrasi larutan sukrosa yang berbeda-
beda. Pada percobaan pertama, irisan daun adam hawa ditetesi dengan air dan
kemudian di amati menggunakan mikroskop. Jumlah sel yang berwarna ungu
sebanyak 65. Setelah itu air diserap menggunakan kapas dan daun adam hawa
ditetesi larutan sukrosa 10%, kemudian di diamkan selama tiga menit.
Pengamatan dilakukan kembali menggunakan mikroskop dan pada saat
diamati kembali, jumlah sel yang berwarna ungu menjadi berkurang yaitu
tersisa 17 sel saja. Empat sel mengalami plasmolisis.

Percobaan kedua, irisan daun adam hawa kembali ditetesi air kemudian
di amati menggunakan mikroskop. Jumlah sel yang berwarna ungu sebanyak
257. Setelah itu air diserap menggunakan kapas dan daun adam hawa ditetesi
larutan sukrosa 30%, kemudian di diamkan selama tiga menit. Pengamatan
dilakukan kembali menggunakan mikroskop dan pada saat diamati kembali,
jumlah sel yang berwarna ungu menjadi berkurang yaitu tersisa 89 sel saja.
Sembilan sel mengalami plasmolisis.

Pada percobaanketiga, ketika irisan daun adam hawa yang di tetesi air
diamati menggunakan mikroskop terlihat jumlah sel yang berwarna ungu ada
79. Namun, setelah ditetesi larutan sukrosa 50% selama tiga menit dan
diamati kembali menggunakan mikroskop, jumlah sel yang berwarna ungu
tersisa 50. Jumlah sel yang mengalami plasmolisis sebanyak 58.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan, dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu larutan,
maka jumlah sel yang terplasmolisis semkain banyak. Hal ini disebabkan
karena potensial air yang berbanding lurus dengan potensial osmotik. Dengan
demikian plasmolisis akan terjadi jika pelarut di dalam sel lebih tinggi
dibandingkan di luar sel.

Jika konsentrasi larutan di dalam sel lebih tinggi dari pada larutan di luar
sel (Hipotenis) maka air akan masuk ke dalam sel pergerakan masuknya
endosmosis. Apabila sebaliknya yaitu kepekatan larutan di luar sel lebih
tinggi dari pada luar sel (Hipertonis) maka air akan keluar sel. Pergerakan
keluarnya air dari dalam sel ini disebut eksoosmosis. Sedangkan jika
kepekatan zat terlarut didalam sel sama dengan diluar sel (Isotonis) maka
jumlah air yang masuk dan keluar sama
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah :

1. Plasmolisis merupakan contoh kasus transpotasi sel scara osmosis dimana


terjadi perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang
pekat melalui membran semi permeable.
2. Osmosis merupakan peristiwa berpindahnya air dalam sel dari keadaan
yang hipotenis zat terlaut menuju ke daerah yang hiportenis zat terlarut
melalui membran semi permeabel, sehingga jika terlalu banyak air yang
keluar dari sel maka akan terjadi plasmolisis.
3. Pada percobaan pertama pada daun Rhoe discolor kita mendapatkan
jumalah sel yang terplasmolisis sebesar 4, pada percobaan kedua kita
mendapatkan jumlah sel yang terplasmolisis sebesar 9 dan pada
percobaan terakhir atau percobaan ketiga kita mendapatkan jumlah sel
yang terplasmolisis sebesar 50 sel.

5.2 Saran
Sebaiknya selama praktikum para praktikan lebih fokus dan berkonsentrasi
dalam menangani prosedur kerja agar lebih memahami dalam percobaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N, A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Campbell, N, A. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: PT Erlangga.

Karmana, Oman. 2008. Biologi. Granfindo Media Pratama. Bandung

Lauralee, Sherwood. 2014. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem (Edisi 8).
Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Nangsari. 1998. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta:


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Padmaningrum, Regina, Tutik. 2011. Karakter Ekstrak Zat Warna Daun Rhoe

discolor Sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. Jurnal Fakultas MIPA

Universitas Negri Yogyakarta.

Salisbury, Frank B. 1991. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung. Bandung.

Suwastika dan Paserang. 2018. Penuntun Praktikum Biologi Sel dan Molekul.

Universitas Tadulako. Palu.

Anda mungkin juga menyukai