BAB I
LATAR BELAKANG
Sumber air panas merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri
termofilik. Sumber air panas atau mata air panas merupakan dampak dari
keluarnya air tanah dari kerak bumi akibat dari pemanasan geotermal. Indonesia
2
adalah salah satu kawasan tektonik yang paling aktif di dunia yang memiliki lebih
dari 70 gunung merapi aktif, dan memiliki banyak daerah geotermal (Ahmaloka,
2006).
Bakteri termofilik penghasil enzim lipase telah banyak berhasil diisolasi oleh
peneliti sebelumnya seperti, Tika (2007) berhasil mengisolasi empat bakteri
termofilik penghasil enzim lipase dari sumber air panas Banyuwedang. Pramiadi
dkk (2014) mengisolasi dua isolat bakteri penghasil enzim lipase termostabil dari
erupsi gunung merapi. Zusfahair (2010) juga berhasil mengisolasi Acinetobacter,
sp. yang merupakan bakteri termofilik pengasil enzim lipase dari TPA Gunung
Tugel Banyumas. Mata air Pulu merupakan salah satu sumber mata air panas
yang terdapat di Sulawesi Tengah. Sumber mata air panas ini masih bersifat alami
dan belum digunakan sebagai tempat wisata masyarakat, oleh sebab itu perlulah
untuk mengeksplor keaneka ragaman hayati yang terdapat di sumber mata air
panas ini, salah satunya ialah mikroorganisme, yaitu dengan melakukan skrining
dan identifikasi bakteri termofilik penghasil enzim lipase termostabil.
sebagai katalis untuk sistesis ester dan transesterifikasi minyak untuk produksi
biodiesel (Damaso dkk.,2008). kimia seperti dalam bidang obat-obatan (digestive
enzymes),bahantambahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri termofilik dapat bertahan hidup pada suhu yang ekstrim disebabkan
karena mikroorganisme tersebut memiliki komponen sel yang stabil pada suhu
yang sangat tinggi (termostabil), komponen-komponen tersebut ialah membran
sel, protein dan asam nukleat (Stetter, 1999).
Enzim lipase merupakan enzim yang bekerja untuk memecah ikatan ester yang
terdapat pada lipid sehingga terbentuk asam lemak dan gliserol (Poedjaji, 1994).
Enzim lipase atau yang dapat disebut juga asilgliserol hidrolase (E.C 3.1.1.3)
adalah suatu enzim yang menghidrolisis rantai panjang suatu trigliserida dengan
memutus pada ikatan ester. Enzim ini berperan dalam menghidrolisis lemak,
mono-, di-, dan trigliserida sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak bebas.
Enzim ini larut dalam air dan merupakan katalis pada proses hidrolisis ikatan
ester dalam substrat lipid yang tidak dapat larut dalam air (Asih, 2011). Selain
berperan dalam reaksi hidrolisis, enzim lipase juga berperan dalam reaksi
esterifikasi, alkoholis, asidolis, dan interesterifikasi (Mappiratu, 2007).
Enzim lipase digunakan secara luas dalam proses modifikas minyak dan lemak
seperti reaksi hidrolisis, interesterifikasi (transfer asil), sintetis ester (esterifikasi),
reesterifikasi, gliserolisis, dan pembuatan senyawa kiral Mappiratu (2007). Dari
kemampuan untuk menghidrolisis lipip menjadi gliserol dan asam lemak, lipase
banyak dimanfaatkan dalam industri detergen sebagai zat aditif. Rentang pH
lipase yang digunakan sebagai zat aditif dalam industri detergen antara 8 – 10,5.
Lipase ini akan tetap aktif walaupun berada pada suhu 30oC – 60oC (Zusfahair
dkk., 2008). Pada saat ini, enzim lipase telah menarik perhatian dikarenakan
pengaplikasian enzim lipase dalam bidang industri semakin berkembang, baik
dari segi pangan maupun non pangan. Enzim lipase telah banyak digunakan
dalam pengolahan maupun pembuatan produk-produk pangan seperti keju,
mentega, susu dan produk pangan lainnya. selain itu enzim lipase juga
dimanfaatkan dalam proses modifikasi komposisi dan sifat-sifat dari trigliserida
(Saktiwansyah, 2001).
9
Air panas pulu berada di Desa Pulu, Donggala provinsi Sulawesi Tengah.
Sumber panas diperkirakan dari tubuh terobosan dan juga kemungkinan adanya
tubuh vulkanik yang merupakan batuan gang yang tidak muncul dipermukaan.
Gejala panas bumi daerah Pulu dicirikan oleh pemunculan beberapa mata air
panas seperti Pulu, Mapane, Kabuliburo, Sibalaya, Limba, Walatana dan Simoro
yang bertemperatur antara 40.0-94.8°C dengan pH netral (6.50-8,60). Kelompok
mata air panas daerah Pulu berdasarkan diagram segitiga Cl, SO4 dan HCO3
\
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai selesai di
Laboratorium Penelitan Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Palu.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri yang diisolasi
yaitu bakteri termofilik dari air panas pulu, media NA, media NB, minyak zaitun,
minyak zaitun, Rhodamin-B, akuades, aseton: etanol (1:1), NaOH 0,05 M, buffer
fosfat, phenolphtalein 1%, aluminium foil, kasa dan kapas steril
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah botol sampel steril,
termometer, pH meter, forteks, bunsen, pipet ukur, jarum ose, pertidish, tabung
reaksi, cawan petri, autoklaf, inkubator, gelas objek, erlenmeyer, neraca analitik,
hot plate, magnetik stirer, oven, test tube, mikroskop, kamera foto,
spektofotometer dan sentrifus.
Isolasi bakteri dilakukan dengan metode cawan tuang (pout plate method)
pada media agar (NA) yang mengandung 10% minyak zaitun dan 0,1%
rhodamin-B. Kultur dituangkan pada cawan petri steril dengan
penambahan media agar yang mengandung rhodamin-B, kemudian
diinkubasi pada suhu 55oC sampai tumbuh koloni bakteri. Aktivitas
12
DAFTAR PUSTAKA
Maslova, I. P., Mouradyan, E. A., Lapian, S. S., Klyachko-Gurvich, G. L., and Los D.
A. (2004). Lipid fatty acid composotion and thermophilicity of cyanobacteria.
Russian Journal of Plant Phisiology, 51(3), 353-360.
Mrozik, A., Piotrowska-Seget, Z., and Labuzek, S. (2004). Cytoplasmatic bacterial
membrane responens to environmental perturbations. Polish Journal of
environmental Studies, 13(5), 487-494.
Mulyani, N. S dan Agustina, L. N. A. (2004). Isolasi dan Karakterisasi Enzim
Proteolitik dari Isolat Bakteri Termofilik Sumber Air Panas Gonoharjo dan
Plantungan. Kendal Jawa Tengah. [Laporan Kegiatan]. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Poedjadi, A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Palu.
Pramiadi, D., Evy Y.. dan Anna R. (2014). Isolasi dan uji aktivitas enzim lipase
termostabil dari bakteri termofilik pasca erupsi Merapi. J. Sains Dasar 3(1) 9-
19.
Prescott. (2005). Microbiology (6rd ed.). Amerika: Mc Graw Hill Companier.
Putranto, R. A., Santoso, D., Panji, T., Suharyanto., dan Budiana, A. (2006).
Karakterisasi Gen Penyandi Lipase dari Kapang Rhizopus oryzae dan Absidia
corymbifera. Jurnal Bioteknologi. 74(1): 23-31.
Saktiwansyah, E. (2001). Karakterisasi Enzim Lipase Intraseluler dengan Aktivitas
Esterifikasi dari Kapang Rhizopus oryzae TR 32. Tesis, Program Pascasarjana.
IPB. Bogor.
Sianturi, D. C. (2008). Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase Termofil Kasar dari
Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Sumatera Utara. Tesis. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Stetter, K. O. (1996). Hyperthermophilic procaryotes. In FEMS Microbiology
Reviews, 18, 149-158.
Stetter, K. O. (1999). Extemophiles and their adaptation to hot environments. FEBS
Letters. 452(1-2), 22-25.
Sulastriani. (2010). Penggunaan Lipase Getah Pepaya dalam Sintesis Monolaurin dan
Dilaurin. Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Tadulako. Palu.
Supriyatna, A., Dea, A., Ayu, A. J., dan Dyna, H. (2015). Aktivitas Enzim Amilase,
Lipase, Dan Protease Dari Larva. Volume IX No. 2
16
Tika, I. N., Redhana, I. W., dan Ristiatri, P. I. (2007). Isolasi Enzim Lipase Termostabil dari
Bakteri Termofiik Isolat Air Panas Banyuwedang Kecamatan Gerogak, Buleleng Bali.
Akta Kimindo 2(2): 109-112.
Timumun, I. T. (2012). Isolasi Lipase Daun Pepaya (Carica papaya L.) Variates Lokal dan
Aplikasinya Dalam Biosintesi Monolaurin. Skripsi. Jurusan Kimia, Universitas
Tadulako. Palu.
Trismilah, D. dan Sumaryanto. (2005). Produksi Xilanase Pengaruh Komposisi Media Pada
Produksi Xilanase dari Bacillus stearothermophilus DSM 22 Menggunakan Substrat
Kulit Pisang. Jurnal Sains dan Teknologi BPPT, vol.II.
Wahyuna, D., Anthoni A., dan Periadnadi. (2012). Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Termo-
Proteolitik Sumber Air Panas Sungai Medang, Sungai Penuh, Jambi. Jurnal Biologi
Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(2).
Wharton, D. A. (2002), Life at the limits: Organism in extreme environments. Antartic
Science, 14(4), 472-431
Yu, G., He, P., Shao, L., And Lee, D. (2007). Enzyme Activities In Activated Sludge Flocs.
Applied Microbiology And Biotechnology, 77, 605-612.
Zusfahair, Setyaningtyas, T., dan Fatoni, A. (2009). Isolasi Pemurnian dan Karakterisasi
Lipase Bakteri Hasil Skrining dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung
Tugel Banyumas. Jurnal Natur Indonesia 12 (2): 124-129.