OLEH
SARIFAH
F1 D5 16 062
Mikroba mampu hidup dan ditemukan pada kondisi yang ekstrim seperti
suhu, salinitas, pH yang relatif tinggi atau rendah dan lingkungan yang berkadar
garam tinggi dimana organisme lain tidak dapat hidup. Mikroba yang dapat hidup
dan tumbuh pada lingkungan panas dikenal sebagai mikroba termofilik (Madigan,
Martinko, and Parker, 2000). Pada lingkungan yang ekstrim tersebut, bakteri
termofilik dapat menghasilkan enzim dengan sifat tahan terhadap suhu tinggi yang
dikenal sebagai enzim termostabil. Enzim termostabil ini sedang mendapat
perhatian besar, karena enzim-enzim ini sangat cocok untuk proses industri yang
memerlukan suhu tinggi. Ketahanannya terhadap suhu menyebabkan enzim
termostabil memiliki nilai komersial yang sangat tinggi (Gerday et al., 2000 cit.
Agustien, 2010).
Bakteri termofilik merupakan mikroba yang potensial memproduksi
enzim protease yang stabil terhadap panas dan dari sifat ini sangat diperlukan
dalam industri pangan dan non pangan serta aplikasi bioteknologi karena
mengurangi kemungkinan kontaminan dan ekonomis. Adanya mikroorganisme
yang unggul merupakan salah satu faktor penting dalam usaha produksi enzim.
Oleh karena itu, penggalian mikroorganisme indigenous penghasil protease perlu
dilakukan di Indonesia (Akhdiya, 2003).
Bakteri termofilik dapat ditemukan pada lingkungan yang memiliki suhu
yang tinggi seperti sumber air panas, tanah yang selalu terkena sinar matahari,
tanah yang mengalami fermentasi kompos, erupsi gunung merapi, kawah air
panas dan sedimen laut geotermal (Purwani dkk., 2002). Sumber air panas
menjadi salah satu sumber bakteri termofilik penghasil enzim ekstraseluler
termostabil yang banyak dieksplorasi. Oleh karena itu, sumber daya alam di
Sulawesi Tenggara yang sangat potensial untuk eksplorasi sumber-sumber enzim
termostabil adalah di sumber air panas Kea-kea.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis bakteri apa saja yang ditemukan di sumber air panas kea-kea?
2. Bagaimana cara penapisan dan karakterisasi bakteri selulolitik termofilik dari
sumber air panas kea-kea?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis bakteri yang ditemukan dari sumber air panas kea-kea.
2. Untuk mengetahui cara penapisan dan karakterisasi bakteri selulolitik
termofilik dari sumber air panas kea-kea.
D. Maanfaat Praktikum
B. Bakteri Ekstermofil
Bakteri termofilik adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu tinggi
(sekitar 45-70 OC). Oleh karena memiliki ciri khas demikian, maka bakteri ini
sebagian besar tumbuh dan hidup pada daerah bersuhu tinggi, seperti sumber air
panas, kawah gunung berapi, dan tempat pengomposan. Keuntungan dari bakteri
ini adalah memiliki protein yang dapat bekerja pada kondisi lingkungan dengan
suhu tinggi dimana protein/enzim lain dapat mengalami denaturasi (Sugiyono
dkk., 2004). Keanekaragaman bakteri termofilik dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan. Bakteri termofilik berpotensi sebagai sumber-sumber enzim khas
yang dapat digunakan pada proses pengolahan limbah maupun pelapukan mineral.
Enzim-enzim tersebut mampu bertahan dan aktif pada temperatur yang tinggi.
Sifat seperti ini sangat dibutuhkan oleh industri-industri berbasis enzim.
Penggunaan enzim yang mampu bertahan pada suhu tinggi dalam bidang
bioteknologi dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan kecepatan reaksi.
Pada bioteknologi modern, mikroorganisme termofilik mampu mensintesis
senyawa yang stabil pada kondisi panas yang terdapat pada enzim, sedangkan
mikroorganisme mesofilik dapat mengalami denaturasi. Oleh sebab itu enzim
termofilik dapat dijadikan biokatalis pada protein-protein yang bersifat
termostabil (Muharni, 2010).
D. Karakterisasi Bakteri
C. Prosedur kerja
a. Pengambilan sampel
Tiga puluh enam isolat bakteri termofilik yang telah diisolasi dari
sumber air panas Kea-kea, Sulawesi Tenggara selanjutnya dilakukan
pemurnian, karakterisasi dan diuji potensinya dalam menghasilkan enzim
ekstraseluler.
c. Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler
Bangun, A., 1987, Isolasi dan Identifikasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lay, W. B., 1994, Analisa Mikroba di Laboratorium Edisi I, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Muharni, 2010, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Kitinase dari Sumber
Air Panas Danau Ranau Sumatera Selatan, Jurnal Penelitian Sains, 9(1),
34-37.
Poernomo, A. T., dan Purwanto, D.A., 2003, Uji aktifitas crude enzim proteolitik
Bacillus subtilis FNCC 0059 hasil fermentasi curah, Majalah Farmasi
Airlangga, 3: 103–107.