OLEH :
NAMA : FEBRIANI
NIM : Q1A118014
KELOMPOK : II
KELAS : ITP 2018A
NAMA ASISTEN : PANDI AL PANDI
bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga
melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah
satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu pewarnaan
Gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota- anggota
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah
peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran
Selain pewarnaan gram, cara lain mengamati morfologi bakteri yaitu dengan uji
larutan KOH. Dimana hal yang diamati adalah adanya lender atau tidak. Bakteri yang
setelah dicampur oleh KOH berlendir, menandai bahwa bakteri tersebut Gram-
negatif. Bila tak berlendir berarti bakteri tersebut Gram-positif. Bakteri yang
berlendir dicirikan bahwa dindingh selnya lebih tepatnya peptidoglikan yang menipis.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk melihat bentuk bakteri dan
dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram
dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup
sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat
fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji
Pewarnaan Gram dan spora dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu
bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna
dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat
berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan
sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah
membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol. Pewarnaan spora
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya spora pada bakteri. Spora dapat
terbentuk saat kondisi tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri. Spora juga mampu
mengikat warna lebih cepat dan sukar melepaskannya (Yuhana et al., 2011).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk
membedakan bakteri apakah gram positif atau gram negatif, bakteri dicampur dengan
tetesan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas obyek
sehingga membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan kristal violet olesan bakteri
digenangi selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir, dan dikering anginkan.
Diberi yodium selama dua menit, dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan.
Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%, tetes demi tetes sampai zat
warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan dikeringanginkan.
Kemudian dogenangi lagi dengna safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan
kering diudara. Warna merah pada olesan bakteri menujukkan bakteri gram negatif
dan jika warna ungu menunjukkan bakteri gram positif (Santoso dan Estiasih, 2014).
antara kedua adalah kenyataan bahwa bakteri aerobik membutuhkan oksigen untuk
tetap hidup, sementara bakteri anaerob tidak bergantung pada oksigen untuk proses
yang memiliki oksigen berlimpah, anaerob dapat mati dalam dengan adanya oksigen.
Jenis bakteri memang memiliki keunggulan pertumbuhan area tubuh tidak terpapar
oksigen, dan mereka bisa menjadi patogen virulen. Perbedaan kapasitas untuk
memanfaatkan oksigen antara aerob dan anaerob penting dalam pengobatan infeksi
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari
hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni,
morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu,
seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang
nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan
persyaratan ekologinya berbeda. Untuk pengamatan morfologi bakteri dengan jelas
,tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan ekteri
(Sudjito, 2015).
(bentukknya mirip buah anggur). Khusus pada spiral hanya di bagi dua yaitu
Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Kamis, 31 Oktober
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kaca benda, jarum ose, pipet
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah biakan murni dan larutan
KOH 3%.
A. Pewarnaan Sederhana
2. Difiksasi.
3. Member zat warna utama yaitu amonium oksalat Kristal violet (berupa
4. Memberi mordan yaitu larutan iodium selama 1 – 2 menit, dicuci dengan air
mengalir.
selama 2 – 3 menit.
2. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, menarik jarum ose ke atas gelas
bakteri Gram-positif.
lainnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil praktikum kali ini dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini :
Hasil Pengamatan
No Kode Isolat Uji KOH Keterangan
Reaksi Gram Bentuk Sel
1. Dauh 1 Negatif Irregular Lendir
2. Dauh 2 Negatif Circular lendir
4.2 Pembahasan
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan
beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat
warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari
dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang
dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan
yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-
3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk
membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
d idalam.
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya Kristal
violet.
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
3.4 Kesimpulan
dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram berlemak tebal dan
berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. Penentuan sifat gram dengan
KOH 3% (disebut KOH string test) memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan
gram. Semua bakteri memiliki enzim proteinase tapi tidak semuanya memiliki enzim
proteinase ekstraseluler, aktivitas enzim ini juga dapat dibuktikan dengan adanya
zona bening di sekeliling koloni. Jenis bakteri yang dapat menghidrolisis protein
3.5 Saran
Saran dari penulis yaitu penulis menyadari laporan ini belum sepenuhnya
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kakak dari asisten praktikum mikrobiologi
pertanian untuk memeriksa. Semoga isi laporan ini dapat menjadi acuan dalam