Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu

di bentuk oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi

tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri

untuk maknan terutama minuman, sangat perlu di ketahui demi

menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat memepunyai

jenis-jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil penyulingan

diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994).

Pertumbuhan sering kali dinyatakan secara singkat sebagai

kemampuan untuk menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan

hidup bila dapat menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai

kemampuan ini lagi, Maka sel dinyatakan tidak hidup lagi atau mati.

Analisis pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu, membandingkan jumlah sel, berat kering, konsentrasi protein

atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).

Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan

perhitungan langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara

langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada

suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuann

terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang diketahui

48
dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan

perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan

secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain

adalah memebuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana di

warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang hitung (counting

chamber), sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk

mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih

hidup saja. (Dwidjoseputro, 1994).

Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini ialah

agar pratikan dapat mengetahui tentang teknik-teknik perhitungan

mikroba dan salah satunya yaitu metode MPN dan mengerti tentang

perhitungan mikroba pada prinsip percobaan metode MPN serta hal

yang berkaitan dengan bakteri koliform pada percobaan yang

dilakukan

49
B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah:

a) Untuk mengetahui teknik perhitungan mikroba dengan

metode MPN

b) Untuk mengetahui prinsip percobaan metode MPN

c) Untuk mengetahui prosedur kerja pemeriksaan MPN

2. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :

a) Mahasiswa dapat melakukan perhitungan mikroba dengan

metode MPN

b) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan pada sampel air

menggunakan metode MPN

50
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum tentang MPN

Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan

(presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan

(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform

masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini

mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode

perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk

menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti

Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang

peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2

dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro,

1994).

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu

hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah

bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,

sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya

pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi

indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti

berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,

51
mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana

daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli.

Karena E.coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran

manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal.

Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan

uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan

tahap pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).

Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas

mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok Coliform

sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang

bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan

tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan

pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C

(Hastowo, 1992).

Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda

dengan metode cawan yang menggunakan medium padat (Agar).

Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu

yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya

kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).

Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah

dengan metode MPN. Metode MPN didasarkan pada metode

52
statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya digunakan

untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk

mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan

utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram

negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi

laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam

inkubasi pada 37 C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung

sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap kelompok.

Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5

tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose

Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung

durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda.

Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS

(Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef

extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue

(0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada

media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama

tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).

Prinsip untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan

sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi

mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung

menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif kadang-kadang

tetapi tidak selalu. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan

53
(semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering

tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang

dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka

semakin jarang tabung reaksi positif yang muncul. Jumlah

sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung

positif kadang-kadang tetapi tidak selalu. Semua tabung positif

yang dihasilkan sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil

oleh pipet saat memasukkannya kedalam media. Oleh karena itu

homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif

(ya) atau negative (tidak) ini menggambarkan konsentrasi

mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan (Dwidjoseputro,

2005).

Dalam metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi

daripada pengenceran pada hitungan cawan, sehingga beberapa

tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan

hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad renik, beberapa

tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung

yang lain mengandung sel sama sekali. Dengan demikian setelah

inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung,

yang dinyatakan sebagai tabung positifm sedangkan tabung lainnya

negatif (Waluyo, 2004).

Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah

mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga

54
digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan terlebih

dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok

jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi

tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan

(Dwidjoseputro, 2005).

Lebih lanjut mengenai metode MPN, dari setiap

pengenceran masing-masing dimasukkan 1 ml masing-masing ke

dalam tabung yang berisi medium, dimana untuk setiap pengenceran

digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan

waktu tertentu, dihitung jumlah tabung yang positif. Kriteria tabung

positif atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas

pada tabung durham. Misalnya pada pengnceran pertama, 3 tabung

menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran ke 2 tabung

positif, pada pengenceran ke 3 satu tabung positif, dan pada

pengenceran teakhir tidak ada tabung yang positif. Kombinasinya

menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil 3 pengenceran pertama

kombinasinya menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian

dicocokkan dengan table MPN.

55
BAB III

METODE KERJA

A. Alat-Alat Yang Digunakan

a. Ose

b. Lampu spritus

c. Tabung reaksi

d. Rak tabung reaksi

e. Botol Sampel

f. Tabung Durham

g. Pipet Ukur

h. Inkubator

i. Autoclave

j. Aluminium foil

k. Karet Penghisap

l. Karet Gelang

m. Kertas kopi

n. Benang Godam

B. Bahan Yang Digunakan :

a. Laktosa Broth (LB)

b. Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)

c. Eschrechia coli Broth (E.C Broth)

d. Aquadest

56
e. Sampel Depot Air Minum

C. Prosedur Kerja

1. Uji Penduga (Presumptive test)

- Sampel air galon disiapkan sebanyak 100 ml untuk kemudian

dibuat seri 511 larutan perlakuan.

- Untuk larutan seri pertama, sampel air dipipet sebanyak 10 ml

dan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi medium LB

1,5% 5 mL yang telah berisi tabung durham.

- Larutan seri kedua berupa 1 mL sampel air yang dimasukkan

ke dalam tabung reaksi berisi medium LB 1% 10 mL yang

didalamnya juga mengandung tabung durham.

- Larutan yang terakhir adalah larutan seri ketiga yang dibuat

dengan mencampur 0,1 mL sampel air dalam 10 mL LB 1% di

dalam tabung reaksi berisi tabung durham.

- Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35-

370C selama 24 jam.

- Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung yang

membentuk kekeruhan dan terdapat gelembung gas. Adanya

gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif sehingga dapat

diperlakukan untuk uji selanjutnya.

- Tabung yang belum menunjukkan reaksi positif diinkubasi lagi

selama 24 jam pada suhu 350C selama 24 jam. Jika setelah

masa inkubasi kedua ini ditemukan adanya gas dan kekeruhan,

57
maka dilakukan uji yang selanjutnya. Namun apabila tetap tidak

terbentuk kekeruhan dan gas, maka hasilnya dianggap negatif

dan tidak perlu dilakukan uji lanjutan.

2. Uji Penegasan (Confirmed Test)

- Uji penegasan dilakukan dengan menginokulasikan 1-2 mata

ose biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif pada

uji penduga ke

1) media BGBL (Brilliant Green Bile Lactose) diinkubasi pada

suhu 350C

2) media E.C Broth diinkubasi pada suhu 440C selama 24 jam,

kemudian diamati kekeruhan yang terjadi dan gas yang

terbentuk.

- Pernyataan hasil dari uji MPN coliform dan E. coli ini yaitu

jumlah tabung yang positif gas dicatat dan dirujuk ke tabel

MPN. Angka yang diperoleh pada table MPN menyatakan

jumlah bakteri coliform dan E.coli dalam tiap 100 ml sampel

yang diuji.

58
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

TES

PENDUGAA TES PENEGASAN

MPN
MPN
LB 1,5 % BGLB 35 oC E.C Broth 44
Coliform/100
E.coli/100
37oC 24 jam 24 jam oC 24 jam
ml
ml

10 1 0, 10 1 0, 10 1 0,

ml ml 1 ml m 1 ml ml 1

ml l ml
3,8 ml 0

5/ 0/ 0/
5 0 0 0 0 0
5 1 1

B. PEMBAHASAN

Sampel air minum pada depot x yang diperiksa nilai MPN

nya dengan menggunakan porsi 511 dimulai dengan test

pendahuluan diperoleh 5 tabung yang (+) dengan konsentrasi 1,5 %

kemudian dilanjutkan dengan tes penegasan yang diambil 1-2 mata

ose pada tabung yang (+) pada test pendahuluan dan ditanam /

diinokulasi pada media BGLB dan EC diperoleh dari hasil 5 tabung

negatif sehingga hasil yang diperoleh 38/100 ml coliform.

59
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu

pemeriksaan MPN yang dilakukan pada sampel depot air minum

didapatkan coliform sebanyak 38/100 ml.

B. SARAN

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan

praktikum ini adalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan

disiplin lagi dalam melakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan

praktikum di laboratorium mikrobiologi harus dikerjakan secara

aseptis yang bertujuan untuk mencegah adanya kontaminasi silang

atau tercemarnya biakan murni dari mikroorganisme luar.

60
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2006. Metode Analisis Mikrobiologi Suplemen 2000. Pusat

Pengujian Obat Dan Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan

Republik Indonesia : Jakarta.

file:///C:/Users/speedy/Downloads/mikrobiologi%20modul%204%20_%20d

izzideepinsohard-blog.html

61

Anda mungkin juga menyukai