KOMUNIKASI SEL
OLEH: KELOMPOK I
DOSEN PENGAMPUH :
SAPARUDDIN S. SI., M. SI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah biologi sel.
Adapun makalah ilmiah biologi tentang komunikasi sel ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang
komunikasi sel ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.
Jenis sel yang berbeda dapat merespon secara serbeda pula terhadap molekuler
sinyal ekstraseluler yang sama.
Secara spesifik, sel akan bereaksi secara beragam terhadap lingkungannya.
Keragaman reaksi tersebut sesuai dengan reseptor set protein yang dimiliki oleh sel.
Set protein tersebutlah yang menentukan subset tertentu dari sinyal yang dapat
ditanggapinya dan bervariasi sesuai dengan mesin intraseluler. Dimana sel tersebut
akan diintegrasikan dan menterjemahkan sinyal yang diterimanya (lihat Gambar 9 ).
Dengan demikian, molekul tunggal akan memiliki dampak yang berbeda pada sel
target yang berbeda pula. Neurotransmitter asetilkolin, misalnya, akan mengaktifkan
kontraksi sel otot rangka, tetapi juga menurunkan kecepatan dan kekuatan kontraksi
sel otot jantung. Hal tersebut dikarenakan protein reseptor asetilkolin pada sel otot
rangka berbeda dengan yang ada pada sel otot jantung. Tetapi perbedaan reseptor
tersebut tidak selalu menjelaskan efek (dampak) yang berbeda. Dalam banyak kasus,
sinyal yang sama akan berikatan dengan protein reseptor yang sama (identik), namun
juga menghasilkan respons yang berbeda dalam berbagai jenis sel target. Hal tersebut
Mencerminkan perbedaan dalam mesin internal tempat reseptor digabungkan
(Gambar 10).