BIOLOGI MOLEKULER
DI SUSUN OLEH
Nama : Maulidiah Fiqriarni Salsabila
Nim : 4820123515
Gambar 1
Sel hewan dan sel tumbuhan komunikasi dengan kontak langsung,
memiliki cell junctions yang secara langsung menghubungkan
sitoplasma dengan sel sebelahnya.
2. Pensinyalan parakrin (paracrine signaling),
Signal yang dikeluarkan dari sel memberikan efek pada sel yang disebelahnya.
Sel pensekresi bertindak sebagai sel target didekatnya dengan melepas molekul
pengatur lokal ke dalam fluida ekstraseluler.
Gambar 2.
Paracrine signaling menggambarkan suatu bentuk sinyal sel yang
terjadi hanya antar sel-sel yang berdekatan satu sama lain, dan tidak
terjadi melalui darah.
3. Pensinyalan endokrin (endocrine signaling)
Jenis komunikasi sel yang ke 3 adalah pensinyalan endokrin. Hormon dikeluarkan
dari sel berefek ke sel lain melalui badan sel. Pada hewan, pensinyalan endokrin,
sel terspesialisasi melepas molekul hormon ke dalam sistem pembuluh pada
sistem peredaran kemudian hormon tersebut mengalir ke sel target pada bagian
tubuh lain.
Gambar 3.
Dihasilkan oleh sel tertentu dan dilepaskan melalui sirkulasi sistemik
(aliran darah), sel target letaknya jauh, didistribusikan dalam bentuk
bebas atau terikat dengan protein.
4. pensinyalan sinpatik (synaptic signaling).
Jenis komunikasi sel yang ke-4 adalah pensinyalan synaptic. Sel saraf
mengluarkan signal (neurotransmitter) dimana sebagai pengikat reseptor pada sel
di dekatnya (nearby cells).
Gambar 4.
Synaptic adalah tempat kontak antar sel yang dapat dirangsang. Synaptic terbagi
menjadi dua yaitu sinapsis kimia dan sinapsis listrik. Synaptic kimia yaitu sel
syaraf melepaskan molekul neurotransmiter ke dalam sinapsis (ruang sempit di
antara sel pengirim dan sel target). Synaptic listrik yaitu persambungan antar
sinaps melalui saluran tipis interaselluler (connexons).
C. Tahap Komunikasi Sel
1. Penerimaan (reseptions), merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel
plesh sel target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein
seluler, biasanya pada permukaan sel yang bersangkutan.
2. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein
reseptor. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat
menimbulkan respin seluler spesifik. Pada sistem Sutherland, pengikatan
epinefrin kebagian luar protein reseptor dalam membran plasma sel hati
berlangsung melalui serangkaian langkah untuk mengaktifkan glikogen
fosforilase.
3. Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditranduksi akhirnya
memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa hampi seluruh aktifitas
seluler seperti katalisis suatu enzim, penyusunan ulang sitoskeleton, atau
pengaktifan gen spesifik di dalam nucleus.
D. Macam-macam reseptor yang membantu proses komunikasi sel
1. Reseptor yang mempunyai koneksi dengan Ion channel
Dengan cara membuka atau menutup secara singkat sebagai jawaban atas
pengikatan suatu neurotransmitter.
2. Reseptor yang mempunyai koneksi dengan G-protein
Mempunyai nama lain G-Protein Linked Receptor (GPLR), makna G-protein
pada reseptor ini adalah sebagai molekul intermedict. Ketika ligan berikatan
dengan reseptor akan membentuk reseptor kompleks. G-protein kemudian
diaktifkan dan selanjutnya berikatan dengan efektor (enzim). Dalam hal ini akan
mengaktifkan enzim dalam sel.
3. Reseptor yang mempunyai koneksi dengan tirosin kinase
Reseptor tirosin kinase merupakan reseptor untuk factor pertumbuhan. Reseptor
kinase juga merupakan reseptor memberan yang melekatkan fosfat ke tirosin
protein.
E. Tautan Sel-Protein Integrin
Reseptor khusus yang disebut integrin memberikan hubungan komunikasi yang
penting antara bagian dalam dan luar sel. Integrin adalah transmembran protein yang
bertindak sebagai mechanotransduser dan sinyal konduktor, menyediakan hubungan
fisik antara matriks ekstraseluler (ECM), dan sitoskeleton sel, meskipun integrin tidak
memiliki aktivitas enzim intrinsik, mereka dapat berinteraksi dengan enzim seperti
kinase yang memiliki fungsi pensinyalan tertentu. Integrin terlibat dalam banyak
proses seluler, seperti diferensiasi, migrasi, proliferasi, dan ekspresi protein ECM,
aktivasi faktor pertumbuhan, apoptosis, dan kelangsungan hidup sel. Integrin bekerja
secara dua arah :
a. Dapat mengikat ligan ekstraseluler, dengan demikian memicu kaskade sinyal
intraseluler
b. Dapat diaktifkan oleh faktor-faktor dari dalam sel untuk mempengaruhi hubungan
sel dengan lingkungannya.