Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI

KOMUNIKASI SEL

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Aisha Ranianda 20220302055


Almaira Alya Sutandi 20220302072
Elsa Aditya Ika Cahya 20220302075
Iska Rini Biolasari 20220302007

Dosen Pengampu : Harna, S.Gz, M.Si


Mata Kuliah : Biologi

JURUSAN ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabat, dan juga kita semua para
umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini kami buat sebagai tugas mata kuliah biologi dengan judul “komunikasi
sel” yang kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan makalah ini. Selain itu, kami juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Tangerang, 15 Mei 2023

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Komunikasi Sel .............................................................................................. 2
2.2 Jenis-Jenis Komunikasi Sel .......................................................................................... 3
2.3 Tahapan Komunikasi sel .............................................................................................. 4
2.4 Jenis-jenis reseptor....................................................................................................... 5
2.5 Definisi Apoptosis ....................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................. 6
PENUTUP ............................................................................................................................ 6
KESIMPULAN ................................................................................................................. 6
SARAN ............................................................................................................................. 6
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sel merupakan satuan terkecil dari atauganisme. Sel tidak akan mampu
bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan
yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk
saya mengoordinasikan aktivitasnya demikiannpa sehingga memungkinkan orgitu
untuk berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian
organ dan sistem yang berjalan organis untuk hidup. Dalam kehidupan makhluk hidup
baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi dengan lingkungannya untuk
mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih bentuk sederhana
daripada bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh manusia.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atas dari beberapa
perubahan pada lingkungan fisik benda, bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel
dapat mengindera dan merespon sinyal elektromagnetik, seperti cahaya dan sinyal
mekanis, seperti senmh. Akan tapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain
dengan menggunakan sinyal kimiawi. Kajian sepuluh persinyalan sel membantu
untuk menjawab sejumlah pertanyaan penting dalam biologis dan obat, mulai dan
perkembangan embriologis sehingga kerja hormon untuk perkembangan kanker dan
jenis penyakit lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan komukasi sel?


2. Mengapa sel sangat berperan bagi kehidupan manusia?
3. Jenis komunikasi sel, jenis reseptor di kehidupan manusia?

1.3 Tujuan
Dan beberapa rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari makalah
ini, seperti berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu sel
2. Untuk mengetahui apa saja metode komunikasi set
3. Untuk menyelesaikan tahapan komunikasi sel
4. Untuk menyelesaikan tahapan reseptor
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud apoptosi

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi Sel
Sel-sel di dalam organisme multiseluler perlu melakukan komunikasi satu dengan
yang lain demi keseimbangan dan keserasian kerjanya. Umumnya komunikasi dilakukan
untuk memediasi perkawinan atau ‘mating’, dengan perkembangan organisme
multiseluler, kelompok sel yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda dan menjadi
penting bagi sel untuk mengkomunikasikan banyak aspek hidupnya. Beberapa kelompok
sel juga berperan dalam mengontrol tingkah laku kelompok sel lain. Informasi dapat
datang dalam berbagai bentuk dan seringkali melalui proses merubah sinyal informasi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ketika kita menelepon teman, sederhananya,
gelombang suara kita dirubah ke dalam bentuk sinyal listrik sehingga dapat melalui kabel
telepon. Poin penting dari proses tersebut adalah ketika pesan dirubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, proses pengubahan ini disebut transduksi sinyal.

Sinya-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya
dirubah oleh manusia. Pada komunikasi khas antar sel, sel pemberi sinyal menghasilkan
tipe khusus dari molekul sinyal yang dapat dideteksi oleh sel target. Sel target memiliki
protein reseptor yang mampu mengenali dan berespon secara spesifik terhadap molekul
sinyal. Transduksi sinyal dimulai ketika protein reseptor pada sel target menerima sinyal
ekstraselular yang baru masuk dan merubahnya menjadi sinyal intraselular yang
memerintah perilaku sel. Transduksi sinyal merupakan proses ketika sinyal dirubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya, pesawat telepon merubah sinyal listrik ke sinyal suara. Sel
target merubah sinyal ekstraseluler ke sinyal intraseluer. Komunikasi antar sel berperan
penting untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan sel, jaringan, organ tubuh, dan untuk
mempertahankan homeostasis. Dalam tubuh manusia terdapat dua jenis komunikasi antar
sel, yaitu: wired system (komunikasi melalui saraf atau listrik) dan non-wired system
(komunikasi kimiawi). Sedangkan komunikasi intra sel adalah komunikasi yang terjadi di
dalam sel. Komunikasi intra sel merupakan proses pengubahan sinyal di dalam sel itu
sendiri. Komunikasi listrik merupakan komunikasi yang cepat dengan hitungan milidetik,
informasi yang dihantarkan sepanjang sel saraf berbentuk potensial aksi. Penghantaran

2
informasi dari sel saraf ke sel target berlangsung melalui sinaps, yang dikenal sebagai
transmisi sinaps. Sedangkan komunikasi kimiawi berlangsung lebih lambat namun

efeknya lebih lama. Komunikasi saraf dan komunikasi kimiawi dapat terjadi secara
tumpang tindih. Beberapa zat kimia seperti neurotransmitter, hormon, dan neurohormon
tidak dapat menembus sel. Informasi yang akan dihantarkan harus dirubah dulu oleh
protein membran sel ke sinyal kimia di dalam sel. Komunikasi sel berperan penting dalam
menyelenggarakan homeostasis karena tubuh harus senantiasa memantau adanya
perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang
sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itu sel-sel tubuh harus
mampu berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel merupakan media yang
menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh. Pengendalian yang paling sederhana
terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu dengan komunikasi antar sel yang berdekatan.
Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan melalui refleks
yang dapat melibatkan sisitem saraf (lengkung refleks) maupun sistem endokrin
(pengaturan umpan balik)

2.2 Jenis-Jenis Komunikasi Sel


Sel Komunikasi antara sel dapat melalui ligand yaitu berupa molekul signal dan reseptor
protein sebagai molekul pereseptor. Reseptor terletak di plasma membran atau di sel

Empat mekanisme komunikasi seluler antara lain : kontak langsung (Direct contact),
pensinyalan parakrin (paracrine signaling), pensinyalan endokrin (endocrine signaling)
dan pensinyalan sinaptik (synaptic signaling)

Jenis komunikasi sel yang ke-1 dengan kontak langsung adalah molekul pada permukaan
satu sel yang dikondisikan oleh reseptor pada sel sebelahnya (adjacent cell). Hewan dan
tumbuhan memiliki junction yang memberikan kontinuitas sitoplasmik di antara sel sel
yang berdekatan. Bahan pensinyalan larut dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel
yang berdekatan. Kemungkinan sel hewan berkomunikasi melalui kontak langsung di
antara molekul-molekul pada permukaan. Penting pada perkembangan embrio dan dalam
pengoperasian sistem imun.

3
Jenis komunikasi sel yang ke-2 adalah pensinyalan parakrin. Signal yang dikeluarkan dari
sel memberikan efek kepada sel yang ada di sebelahnya. Sel pensekresi bertindak sebagai
sel target di dekatnya dengan melepas molekul pengatur lokal ke dalam fluida
ekstraseluler

Jenis komunikasi sel yang ke-3 adalah pensinyalan endokrin. Hormon dikeluarkan dari
sel berefek ke sel lain melalui badan sel. Pada hewan, pensinyalan endokrin. Sel
terspesialisasi melepas molekul hormon ke dalam sistem pembuluh pada sistem peredaran
kemudian hormon tersebut mengalir ke sel target pada bagian tubuh lain

Jenis komunikasi sel yang ke-4 adalah pensinyalan synaptic. Sel saraf mengeluarkan
signal (neurotransmitter) dimana sebagai pengikat reseptor pada sel di dekatnya (nearby
cells)

2.3 Tahapan Komunikasi sel


Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3
tahapan yaitu:

a. Tahap penerimaan (reception) Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal
yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan
protein reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel

b. Tahap pengikatan molekul (transduction) Pada tahap ini molekul sinyal memiliki
bentuk yang komplamenter dengan situs reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci
dalam gembok atau substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku
seperti ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik dengan molekul lain, seringkali
yang berukurakan besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein reseptor mengalami
perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua atau lebih
mengaktivasi reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.

c. Tahap responsif (response) Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan
aktivitas selular seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi
gen-gen spesifik dalam nukleus.

4
2.4 Jenis-jenis reseptor
Reseptor saluran ion ligand-gated Reseptor saluran ion ligand-gated:
Reseptor ini adalah reseptor yang memiliki saluran di mana ion dapat bergerak di dalam dan
di luar sel. Mereka berada di membran sel. Respons melalui reseptor ini adalah yang tercepat
dan dalam beberapa detik hingga mikrodetik / milidetik. Jenis-jenis reseptor ini jumlahnya
sedikit dibandingkan jenis-jenis lainnya Sodium, klorida, kalsium, dan kalium bergerak ke
dalam sel atau keluar melalui mereka. Reseptor ini mengoordinasikan respons tubuh seperti
tindakan refleks, rasa sakit, sentuhan; gerakan. Contoh: reseptor nikotinik asetilkolin, reseptor
GABAA.
Reseptor digabungkan G-protein Ion Reseptor berpasangan G-protein:
Ini adalah kelas reseptor terbesar. Reseptor ini terdiri dari 3 tipe sebagai keluarga-A,
Keluarga-B, Keluarga-C. Reseptor-reseptor ini bekerja melalui saluran yang diikat ligan dan
juga jalur yang terhubung dengan enzim. Respons melalui reseptor ini membutuhkan
beberapa detik. Contoh: Reseptor muskarinik asetilkolin
Kinase atau reseptor enzimatik:
Reseptor ini adalah reseptor sitoplasma. Tindakan mereka melibatkan aktivasi enzimatik
dengan fosforilasi. Lalu ada transkripsi gen dan sintesis protein untuk menghasilkan efek.
Waktu responsnya beberapa jam. Contoh: reseptor sitokin,
Reseptor inti:
Seperti namanya, reseptor ini terletak di inti sel. Mereka diaktifkan ketika molekul ligan
memasuki membran inti dan mengikat mereka. Waktu respons mereka dalam hitungan jam.
Contoh: Estrogen dan reseptor steroid lainnya.

2.5 Definisi Apoptosis


Apoptosis merupakan kematian sel terprogram (programed cell death) yang bertujuan untuk
mempertahankan kestabilan populai sel. Kegagalan pengaturan apoptosis dapat menyebabkan
sel membelah tanpa terkendali, yang disebut sebagai kanker. Peningkatan apoptosis
merupakan suatu upaya yang dikembangkan sebagai terapi kanker. Pemeriksaan apoptosis
dengan metode TUNEL (Terminal deoxyribonucleotidyl transferase dUTP nick end labeling)
dapat memberikan gambaran proses apoptosis pada tingkat sel tunggal sehingga lebih
spesifik dan memiliki akurasi tinggi.

5
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Sema fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniscolar sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi. Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atan
dari beberapa perubahan pada lingkungan fisik benda, bermacam-macam bentuknya. Jenis
komunikasi sel terbagi menjadi 4 bagian kontak langsung (Direct contact), pensinyalan
parakrin (paracrine signaling), pensinyalan endokrin (endocrine signaling) dan pensinyalan
sinaptik (synaptic signaling) . Tahap penerimaan (reception) Pada tahapan ini sel target
mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika
molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel
Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu, Tahap penerimaan (reception), tahap pengikatan molekul (transduction), tahap
responsif (response). Jenis reseptor saluran ion ligand-gated Reseptor saluran ion ligand-
gated, reseptor digabungkan G-protein Ion Reseptor berpasangan G-protein, kinase atau
reseptor enzimatik dan reseptor inti. Apoptosis merupakan kematian sel terprogram
(programed cell death) yang bertujuan untuk mempertahankan kestabilan populai sel.

SARAN
Struktur dan jenis komunikasi sel dalam sel akan mudah dipelajari jika ditunjang oleh banyak
Berane, baik dari buku-buku penunjang atau internet Sehingga kita dapat mengetahui
hubungan antara struktur dan ini dari macam jenis organel sel dengan jelas. Selain itu kita
juga dapat memahami hubungan antara apoptosis tersebut di dalam sel. Bagi kita dan
generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan fungsi organel sel pada
mahluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan. Kepada para pembaca kalau
ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang
memat tentang struktur dan fungsi orginel sel pada mahluk hidup.

6
Daftar Pustaka

Bawa, W. (1988), Dasar-Dasar Biologi Sel, P2LPTK, Depdikbud, Jakarta.


Becker W. M. at. Al. (1996). The world at the cell, 3 rd ed. Menlo Park, CA Benyamin
Euningham.
Berkaloff, Andre. (1977). Biologie et Physiologie Cellulaires. Francis. San Franscisco:
Pearson Education, Inc.
Claude, V. A., et all. (1999). Zoologi Umum, Edisi Keenam,
Campbell, N.A. and Reece, J.B. (2002). Biology. Edition 6 th
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Biologi Sel
Darnell, et. all., (1986). Molecular Cell Biology. Rockefeller Unievesity, New York, USA:
Scientific American Books, Inc.
Huetner. F. A., (1957). Fundamental of Comparative Embryology of the Vertebrates,New
York: The Macmillan Company.
Huff, S.L.A. (1978), Junction Between Living Cells. Scientific American, Inc. dalam buku
Histologi Dasar.
Issoegianti (1993). Biologi Sel, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Issoegianti (1994). Biologi Sel. Yogyakarta: Depdikbud, Dikti. Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.
Karp, Gerald. (2010). Cell and Molecular Biology. United State: John Wiley & Sons, Inc.
Keeton, W.T. (1985). Elements Of Biological Science. Cornell University.
Kenneth, M and Yamada (1983). Cell Interaction and Development, New York: A-Wiley-
Interscience Publication Jhon Wiley abd Sons.
Komball, J.W., Biologi, Edisi Kelima, Jilid I, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai