Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb;

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini kami dapat

selsaikan sesuai yang diharapkan. Dalam

makalah ini kami membahas “Komunikasi antar Sel” pada mata kuliah Biologi Sel

dan Molekuler.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Biologi Sel dan Molekul yang dapat menambah pengetahuan pembaca tentang

asam nuklet. Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu

kami baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan

satu-persatu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu kami tersebut baik yang secaralangsung maupun tidak

langsung.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan  mohon maaf apabila dalam

penyusunan makalah ini terdapat sesuatu kekurangan. Karena kami adalah manusia

yang tak luput dari salah dan lupa. Selanjutnya kami sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa

syukur kami kepada  rahmat Allah SWT dan dalam hal perbaikan makalah ini

kedepannya.

Makassar, maret 2020

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................. iii

Daftar Gambar....................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 komunikasi antar sel...............................................................................3


2.2 hubungan antar sel..............................................................................6

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................11

Daftar Pustaka....................................................................................................12

DAFTAR GAMBA
Gambar 2.1 komunikasi sel antar sel.........................................................................3
Gambar 2.2 Tahapan aktivasi sel...............................................................................4
Gambar 2.3 Struktur pertautan ketat..........................................................................5
Gambar 2.4 Desmosom dan molekul penyusunnya...................................................6
Gambar 2.5 Struktur pertautan celah.........................................................................8
Gambar 2.6 Pertautan sel epitel.................................................................................9
Gambar 2.7 Skema matriks ekstraseluler..................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu
bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi dengan
sel yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus
berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya sehingga
memungkinkan organisme untuk tumbuh dan berkembang. Mulai dari sel
yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan sistem organ
yang menjalankan organisme untuk hidup.Sel sebagai unit terkecil
kehidupan, juga mengalami proses komunikasi antar sesama sel
(komunikasi sel).
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan
kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa
perubahan pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam
bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera dan merespon sinyal
elektromagnetik, seperticahaya dan sinyal mekanis, seperti sentuhan.
Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan
menggunakan sinyal kimiawi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimkasud dengan komunikasi antar sel?
2. Apa yang dimaksdu dengan hubungan antar sel?
3. Apa yang dimkasud dengan matriks ekstraseluler?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui komunikasi antar sel
2. Untuk mengetahui hubungan antar sel
3. Untuk mengetahui matriks ekstraseluler
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Komunikasi antar Sel


Secara umum, komunikasi antar sel diperlukan antara lain untuk
mengatur perkembangan dan organisasi sel dalam suatu jaringan,
mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel dan melakukan koordinasi
fungsi antara sel dan jaringan. Contoh sederhana antara sel yaitu antara sel
saraf dengan sel otot rangka untuk melakukan kontraksi.

A. Komponen komunikasi antar sel

Komunikasi sel terjadi di antara dua sel, yaitu sel komunikator dan sel
target, menggunakan sinyal kimia (chemical signaling). Sel komunikator
mensintesis dan melepas signal kimia. Sel target mengenali, menerima dan
merespon sinyal kimia untuk menstimulasi aktivitas selulernya (Gambar 2.1)
titik semua sel penyusun organisme multiseluler mempunyai kemampuan
sebagai sel komunikator maupun sel target. Sinyal Kimia merupakan bahasa
informasi atau Pesan yang disampaikan. Sinyal kimia terutama berupa
protein seperti hormon, growth factor, sitokin, asetilkolin atau histamin. Sinyal
kimia juga dapat berupa spesies oksigen aktif seperti hidrogen peroksida.
Sinyal ini dinamakan sebagai sinyal ekstraseluler atau ligan.
Gambar 2.1 komunikasi sel antara sel komunikator dan sel target. Signal kimia
sebagai sarana komunikasi disintesis oleh sel komunikator. Sel target
yaitu sel yang merespon Sinar kimia yang dilepaskan oleh sel
komunikator.

Sel
target mempunyai reseptor sebagai penerima sinyal kimia dari sel
komunikator. Reseptor ini berupa glikoprotein transmembran dengan
konformasi yang sesuai dengan bentuk molekul dan yang diterima. Ikatan
dan kecocokan antara reseptor dan ligan seperti ikatan dan kecocokan
antara enzim dan substrat yang bersifat spesifik dan khas. Reseptor
mempunyai domain ekstraseluler yang berfungsi sebagai pengikat ligan, dan
domain sitoplasmik yang menghadap ke sitoplasma. Sesudah mengikat ligan,
reseptor mengalami perubahan konformasi dan aktif menstimulasi sinyal
transduksi intraseluler untuk menghasilkan aktivitas atau respon seluler
seperti sekresi, metabolisme, kontraksi otot, pembelahan sel sintesis protein,
diferensiasi dan lain-lain.

Sinyal transduksi berupa reaksi cascade atau (reaksi berantai) yang


terjadi dalam sitoplasma. Reaksi cascade terdiri dari serangkaian hierarki
protein yang diaktifkan oleh protein sebelumnya (upstream). Mekanisme
pengaktifan ini melalui proses yang dinamakan fosforilasi yaitu penambahan
gugus fosfat pada protein targetnya. Gugus fosfat ini berasal dari ATP atau
gtp. Sinyal transduksi inilah yang menterjemahkan atau mentransfer ekstrasel
menjadi sinyal intrasel yaitu sinyal yang dimengerti oleh sel. Sinyal intrasel ini
dinamakan juga sebagai second messenger, sedangkan sinyal ekstraseluler
dinamakan juga sebagai first Messenger. Second messenger yang sampai
sekarang dikenal ada dua yaitu cAMP (cyclic AMP) dan ion kalsium (Ca 2+).
Kedua second messenger ini selanjutnya akan mengikat protein targetnya
masing-masing.

Gambar 2.2
2.2 Hubungan antar Sel

2.1 Jenis hubungan antar sel

Hubungan antar sel merupakan struktur yang terdapat dalam jaringan


organisme multi sel, seperti hewan dan manusia. Struktur ini terdiri atas
kompleks multi protein yang memungkinkan sel untuk berhubungan dengan
sel terdekat atau dengan matriks extra sel. Struktur ini juga menciptakan
barrier paraseluler dari sel epitel dan berfungsi sebagai pengatur sistem
transportasi molekul di dalam dan antar sel. Hubungan antar sel banyak
dijumpai pada jaringan epitel dan sangat berperan dalam komunikasi antar
sel melalui protein khusus yang disebut protein komunikasi. Hubungan antar
sel juga berperan dalam menurunkan stres yang dialami oleh sel.

2.2 Hubungan ketat atau pertautan ketat

Terdapat tiga jenis hubungan (pertautan) antar sel, yaitu hubungan


(pertautan)ketat, desmosom, dan hubungan (pertautan) celah. Selain ketiga
jenis hubungan antar sel tersebut, terdapat jenis hubungan peralihan yang
disebut dengan hubungan aderen. Hubungan ketat merupakan hubungan
satu sel ke sel lainnya dengan memfusikan membran selnya secara ketat
untuk mencegah lewatnya molekul melalui perbatasan antar sel. Molekul
yang terlibat dalam hubungan ketat meliputi okludin,klaudin,dan JAM
(Junction Adhesion Molecule) hubungan tersebut umumnya ditemukan pada
jaringan epitel hewan vertebrata yang bertindak sebagai sawar pengatur
perpindahan air dan bahan terlarut diantara lapisan sel epitel.
Gambar 2.3

Struktur pertautan ketat antar


sel yang tersususnu atas
berbagai molelkul adesi
(okludin,kaludin, dan JAM)
dan protein plak keluarga
zonula occluden (ZO)

Desmosom

Desmosom yang juga dikenal dengan maculae adherents dapat


divisualisasikan sebagai paku keling(paku berkepala dua) yang
menghubungkan membran sel di antara dua sel terdekat. Hubungan ini
berfungsi untuk mencegah robeknya jaringan pada keadaan trauma.
Penyusun desmosom adalah filamen intermediate yang tersusun atas keratin
atau desmin yang melekat pada protein membran sel untuk membentuk plak
padat pada permukaan dalam dari membran sel. Pada tersebut terdiri atas
protein adaptor, seperti desmoplakin, plakoglobulin ,dan plakophilin. Molekul
cadherin kemudian membentuk jangkar yang melekat pada plak sitoplasma
yang melewati membran dan berikatan secara kuat dengan molekul kaderin
yang terdapat pada sel terdekat.
Gambar 2.4

Desmosom dan molekul


penyusunnya.

Hubungan celah

Hubungan celah atau pertautan celah merupakan sistem komunikasi


antar sel yang memungkinkan lewatnya molekul di antara sel melalui difusi
tanpa kontak dengan cairan ekstra sel. Ini dimungkinkan karena adanya 6
protein koneksin yang berinteraksi membentuk silinder berpori yang disebut
konekson. Kompleks konekson membentang melintasi membran sel dan
ketika Kompleks konekson antar dua sel terdekat berinteraksi, Kompleks
tersebut membentuk kanal penghubung yang melewati celah antar sel
sehingga disebut pertautan celah atau hubungan celah. Pori konekson
mempunyai ukuran dan polaritas yang beragam dan karenanya bersifat khas
untuk setiap sel tergantung dari jenis konekson dari sel. Meskipun terdapat
variasi diantara sel, struktur umum dan fungsi konekson tetap sama, yaitu
untuk memungkinkan komunikasi antar sel secara efisien tanpa adanya
molekul yang dilepas ke cairan ekstrasel. Pada manusia, pertautan
komunikasi tersebut berperan amat penting dalam kontraksi seragam dari
otot jantung, dalam sistem transfer sinyal dalam otak, dan dalam diferensiasi
dan poliferasi sel.

Ketiga jenis pertautan antar sel yang dijabarkan diatas berperan dalam
menjaga integritas Jaringan yang terdiri atas berbagai jenis sel. Pada
jaringan, epitel pertautan ketat sangat berperan dalam mencegah lolosnya
molekul berbahaya melintasi lapisan epitel. Desmosom sangat berperan
dalam menjaga robeknya jaringan karena desmosom tersusun atas berbagai
molekul adhesi antar sel, protein sitoskeleton dan berbagai jenis protein
adaptor yang menghubungkan berbagai jenis protein tersebut. Pada sel
epitel, pertautan aderen juga mempunyai fungsi yang serupa dengan
desmosom. Sementara itu pertautan celah atau hubungan celah
memungkinkan lewatnya molekul penting dari satu sel ke sel yang lainnya
dan berperan dalam pengaturan fungsi tertentu dari jaringan.

Gambar 2.5
Gambar 2.6

Lewatnya molekul penting dari satu sel ke sel lain dan berperan dalam
pengaturan fungsi tertentu dari jaringan (Gambar 2.6)

2.3 Matrix Ekstraseluler

Matriks ekstraselular (ECM) adalah struktur kompleks yang


mengelilingi sel-sel di semua jaringan tubuh yang berbatasan dengan
membrane plasma. Komposisi biokimianya bervariasi dari jaringan ke
jaringan. Pada kulit yang sehat, ECM membantu sel dukungan dan terdiri dari
komponen-komponen kunci dari membran basement yang jangkar dan
membantu mengisi kembali sel-sel epidermis. Fungsi matriks ekstraseluler
yaitu sebagai teknik dukungan untuk sel dan jaringan, sel terintegrasi ke
dalam jaringan, berpengaruhi bentuk dan gerakan sel-sel, berpengaruh
pengembangan dan sel diferensiasi, koordinat fungsi selularnya melalui
signaling dengan seluler reseptor adhesi, dan merupakan reservoir untuk
ekstraseluler sinyal molekul. (Bornstein, P., and E.H. Sage, 2002)

Gambar 2.7 Skema Matriks Ekstraseluler

A. Komponen

 Glikosaminoglikan (GAG)

GAG merupakan rantai-rantai polisakarida tidak bercabang yang


tersusun atas unit-unit disakarida berulang dan merupakan kelompok
heterogen pada rantai-rantai polisakarida yang bermuatan negatif yang
terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk molekul
proteoglikan. Disebut GAG karena satu dari dua gula pada disakarida yang
berulang selalu merupakan gula amino (N-asetilglukosamin/N-
asetilgalaktosamin). Gula kedua biasanya asam uronat (glukuronat atau
iduronat). GAG sangat bermuatan negatif karena terdapat gugus sulfat atau
karboksil pada sebagian besar gulanya.

Empat kelompok utama GAG dibedakan berdasarkan gulanya, tipe


hubungan di antara gula, dan jumlah serta lokasi gugus sulfat: (1) hialuronan,
(2) kondroitin sulfat dan dermatan sulfat, (3) heparan sulfat, dan (4) keratan
sulfat.

Hialuronan merupakan GAG yang paling sederhana. Hialuronan tidak


mengandung gula yang bersulfat, semua unit disakaridanya sama, panjang
rantainya sangat besar (ribuan monomer gula), dan umumnya tidak
terhubung secara kovalen dengan beberapa protein inti. Proteoglikan
tersusun atas rantai-rantai GAG yang terhubung secara kovalen dengan
protein inti. Proteoglikan dianggap memiliki sebuah peranan utama dalam
pemberian isyarat kimiawi di antara sel.

 Kolagen

Kolagen merupakan protein utama pada matriks ekstraseluler dan


merupakan sebuah keluarga protein berserat yang ditemukan dalam semua
hewan multiseluler. Tipe utama kolagen yang ditemukan pada jaringan
penghubung adalah tipe I, II, III, V, dan XI. Rantai polipeptida kolagen
disintesis pada ribosom yang terikat membran dan dimasukkan ke dalam
lumen retikulum endoplasma sebagai prekursor besar, yang disebut rantai
pro-α. Setiap rantai pro-α lalu bergabung dengan dua yang lainnya untuk
membentuk molekul heliks yang terikat hidrogen dan untai-tiga yang dikenal
sebagai prokolagen. Setelah sekresi, molekul prokolagen fibrilar dipotong
menjadi molekul kolagen, yang berkumpul menjadi fibril. Dalam
pemanfaatannya, kolagen digunakan untuk bahan kosmetik agar kulit
menjadi kencang karena sifatnya yang lentur.

 Fibronektin
Fibronektin merupakan protein ekstraseluler yang membantu sel
melekat dengan matriks dan merupakan glikoprotein besar yang ditemukan
dalam semua vertebrata. Fibronektin adalah dimer yang tersusun atas dua
subunit yang sangat besar yang terhubung dengan ikatan disulfida pada satu
ujungnya. Tipe utamanya disebut ulangan fibronektin tipe III, berikatan
dengan integrin. Tipe ini memiliki panjang sekitar 90 asam amino.

Fibronektin muncul dalam bentuk yang dapat larut dan fibrilar.


Terdapat banyak isomer bentuk dari fibronektin, yaitu fibronektin plasma dan
fibronektin fibril. Pentingnya fibronektin pada perkembangan hewan
ditunjukkan dengan eksperimen inaktivasi gen.

Fibronektin tidak hanya penting untuk pelekatan sel ke matriks, tetapi


juga untuk menuntun migrasi sel dalam embrio vertebrata. Fibronektin
memiliki banyak fungsi, yang membolehkannya berinteraksi dengan banyak
zat ekstraseluler, seperti kolagen, fibrin, dan heparin, serta dengan reseptor
membran yang spesifik pada sel-sel yang responsif.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 komunikasi antar sel diperlukan antara lain untuk mengatur
perkembangan dan organisasi sel dalam suatu jaringan, mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan sel dan melakukan koordinasi fungsi
antara sel dan jaringan.
 Hubungan antar sel merupakan struktur yang terdapat dalam
jaringan organisme multi sel, seperti hewan dan manusia. Struktur
ini terdiri atas kompleks multi protein yang memungkinkan sel untuk
berhubungan dengan sel terdekat atau dengan matriks extra sel.
 Matriks ekstraselular (ECM) adalah struktur kompleks yang
mengelilingi sel-sel di semua jaringan tubuh yang berbatasan
dengan membrane plasma.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan dan kurang memahami
materi. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Sumitro B. Sutiman, Widyarti Sri, Permana Sofy. 2017. Biologi Sel: sebuah
perspektif memahami system kehidupan.

Astawa Mantik Nyoman I. 2018. Dasar-Dasar Patobilogi Molekuler. Airlangga


University Press.

Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular


Biology of the Cell. Ed ke-4

Badylak SF (2002). "The extracellular matrix as a scaffold for tissue


reconstruction". Semin Cell Dev Biol. 13 (5): 377–83.

Anda mungkin juga menyukai