selsaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
dan Molekuler.
asam nuklet. Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu
kami baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu kami tersebut baik yang secaralangsung maupun tidak
langsung.
penyusunan makalah ini terdapat sesuatu kekurangan. Karena kami adalah manusia
kedepannya.
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Gambar....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................11
Daftar Pustaka....................................................................................................12
DAFTAR GAMBA
Gambar 2.1 komunikasi sel antar sel.........................................................................3
Gambar 2.2 Tahapan aktivasi sel...............................................................................4
Gambar 2.3 Struktur pertautan ketat..........................................................................5
Gambar 2.4 Desmosom dan molekul penyusunnya...................................................6
Gambar 2.5 Struktur pertautan celah.........................................................................8
Gambar 2.6 Pertautan sel epitel.................................................................................9
Gambar 2.7 Skema matriks ekstraseluler..................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu
bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi dengan
sel yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus
berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya sehingga
memungkinkan organisme untuk tumbuh dan berkembang. Mulai dari sel
yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan sistem organ
yang menjalankan organisme untuk hidup.Sel sebagai unit terkecil
kehidupan, juga mengalami proses komunikasi antar sesama sel
(komunikasi sel).
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan
kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa
perubahan pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam
bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera dan merespon sinyal
elektromagnetik, seperticahaya dan sinyal mekanis, seperti sentuhan.
Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan
menggunakan sinyal kimiawi
KAJIAN TEORI
Komunikasi sel terjadi di antara dua sel, yaitu sel komunikator dan sel
target, menggunakan sinyal kimia (chemical signaling). Sel komunikator
mensintesis dan melepas signal kimia. Sel target mengenali, menerima dan
merespon sinyal kimia untuk menstimulasi aktivitas selulernya (Gambar 2.1)
titik semua sel penyusun organisme multiseluler mempunyai kemampuan
sebagai sel komunikator maupun sel target. Sinyal Kimia merupakan bahasa
informasi atau Pesan yang disampaikan. Sinyal kimia terutama berupa
protein seperti hormon, growth factor, sitokin, asetilkolin atau histamin. Sinyal
kimia juga dapat berupa spesies oksigen aktif seperti hidrogen peroksida.
Sinyal ini dinamakan sebagai sinyal ekstraseluler atau ligan.
Gambar 2.1 komunikasi sel antara sel komunikator dan sel target. Signal kimia
sebagai sarana komunikasi disintesis oleh sel komunikator. Sel target
yaitu sel yang merespon Sinar kimia yang dilepaskan oleh sel
komunikator.
Sel
target mempunyai reseptor sebagai penerima sinyal kimia dari sel
komunikator. Reseptor ini berupa glikoprotein transmembran dengan
konformasi yang sesuai dengan bentuk molekul dan yang diterima. Ikatan
dan kecocokan antara reseptor dan ligan seperti ikatan dan kecocokan
antara enzim dan substrat yang bersifat spesifik dan khas. Reseptor
mempunyai domain ekstraseluler yang berfungsi sebagai pengikat ligan, dan
domain sitoplasmik yang menghadap ke sitoplasma. Sesudah mengikat ligan,
reseptor mengalami perubahan konformasi dan aktif menstimulasi sinyal
transduksi intraseluler untuk menghasilkan aktivitas atau respon seluler
seperti sekresi, metabolisme, kontraksi otot, pembelahan sel sintesis protein,
diferensiasi dan lain-lain.
Gambar 2.2
2.2 Hubungan antar Sel
Desmosom
Hubungan celah
Ketiga jenis pertautan antar sel yang dijabarkan diatas berperan dalam
menjaga integritas Jaringan yang terdiri atas berbagai jenis sel. Pada
jaringan, epitel pertautan ketat sangat berperan dalam mencegah lolosnya
molekul berbahaya melintasi lapisan epitel. Desmosom sangat berperan
dalam menjaga robeknya jaringan karena desmosom tersusun atas berbagai
molekul adhesi antar sel, protein sitoskeleton dan berbagai jenis protein
adaptor yang menghubungkan berbagai jenis protein tersebut. Pada sel
epitel, pertautan aderen juga mempunyai fungsi yang serupa dengan
desmosom. Sementara itu pertautan celah atau hubungan celah
memungkinkan lewatnya molekul penting dari satu sel ke sel yang lainnya
dan berperan dalam pengaturan fungsi tertentu dari jaringan.
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Lewatnya molekul penting dari satu sel ke sel lain dan berperan dalam
pengaturan fungsi tertentu dari jaringan (Gambar 2.6)
A. Komponen
Glikosaminoglikan (GAG)
Kolagen
Fibronektin
Fibronektin merupakan protein ekstraseluler yang membantu sel
melekat dengan matriks dan merupakan glikoprotein besar yang ditemukan
dalam semua vertebrata. Fibronektin adalah dimer yang tersusun atas dua
subunit yang sangat besar yang terhubung dengan ikatan disulfida pada satu
ujungnya. Tipe utamanya disebut ulangan fibronektin tipe III, berikatan
dengan integrin. Tipe ini memiliki panjang sekitar 90 asam amino.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
komunikasi antar sel diperlukan antara lain untuk mengatur
perkembangan dan organisasi sel dalam suatu jaringan, mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan sel dan melakukan koordinasi fungsi
antara sel dan jaringan.
Hubungan antar sel merupakan struktur yang terdapat dalam
jaringan organisme multi sel, seperti hewan dan manusia. Struktur
ini terdiri atas kompleks multi protein yang memungkinkan sel untuk
berhubungan dengan sel terdekat atau dengan matriks extra sel.
Matriks ekstraselular (ECM) adalah struktur kompleks yang
mengelilingi sel-sel di semua jaringan tubuh yang berbatasan
dengan membrane plasma.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan dan kurang memahami
materi. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sumitro B. Sutiman, Widyarti Sri, Permana Sofy. 2017. Biologi Sel: sebuah
perspektif memahami system kehidupan.