Anda di halaman 1dari 9

PERAN BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

BAGI SEORANG FARMASI

Disusun Oleh:
Kelompok 12 (A1)
1. Aisya Qurrotu Aini ( 23105011002 )
2. Aliya Nabila Putri ( 23105011033 )
3. Natarina Aulia N (23105011043)
Dosen Pengampu:
Apt. Devi Nisa Hidayati,M. Sc.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
TP: 2023/2024
BAB I

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Menurut Max Schultze (25 Maret 1825 – 16 Januari 1874), sel
merupakan struktur fungsional organisme hidup. Menurut beberapa ahli,
membran sel mempunyai sejarah hingga ditemukannya struktur mosaik
cair pada membran sel. Secara struktural, sel mempunyai membran
plasma yang berfungsi sebagai pembatas antara komponen di luar sel
dengan komponen di dalam sel. Membran sel merupakan penghalang
lipid di dalam sel yang terdiri dari dua lapisan fosfolipid dengan protein
yang melekat padanya. Peran membran plasma juga sebagai pembatas
organ seluler, mampu memberikan lingkungan berbeda di dalam sel
sehingga mempunyai struktur dan komponen yang sesuai dengan fungsi
sel.
Biologi sel dan molekuler merupakan salah satu cabang ilmu
biologi yang berkembang pesat dan mempunyai pengaruh besar terhadap
fenomena kehidupan. Perkembangan biologi sel dan molekuler telah
banyak menimbulkan permasalahn fenomenologi terkait munculnya
organisme jenis baru akibat Teknik seluler dan molekuler. Kita tahu
banyak tentang GMO (Genetically Modified Organisms), cloning, sel induk
dan banyak produk modifikasi lainnya dari biologi sel molekuler
Biologi sel dan molekuler mempelajari stuktur dan fungsi sel, yang
merupakan unit dasar kehidupan. Hal ini mencakup sifat fisiologis,
metabolism, jalur pensinyalan, siklus hidup, komposisi kimia, dan interaksi
sel dengan lingkungannya.
Mencakup sel prokariotik dan eukariotik, biologi sel dilakukan
pada tingkat mikroskopis dan molekuler. Mengetahui komponen sel dan
cara sel bekerja sangat penting untuk semua ilmu biologi. Ini juga penting
untuk penelitian biomedis sepeti kanker dan penyakit lainnya. Denetik,
biokimia, biologi molekuler, imunologi, dan sitokimia semua terlibat
dalam penelitian biologi sel.
Selama bertahun-tahun, sel telah didefinisikan sebagai kompenen
paling penting dalam kehidupan. Studi tetntang sel mempelajari
bagaimana makromolekul dan protein mempengaruhi sel, dan studi
tentang organisme.

1
2
B. FUNGSI BIOLOGI SEL MOLEKULER
a. Sebagai Metabolisme
Biologi sel dan molekuler mempelajari struktur dan fungsi sel,
yang merupakan unit dasar kehidupan. Ini mencakup sifat fisiologis,
metabolisme, jalur pensinyalan, siklus hidup, komposisi kimia, dan
interaksi sel dengan lingkungannya.
Karena mencakup sel prokariotik dan eukariotik, biologi sel
dilakukan pada tingkat mikroskopis dan molekuler. Mengetahui
komponen sel dan cara sel bekerja sangat penting untuk semua ilmu
biologi. Ini juga penting untuk penelitian biomedis seperti kanker dan
penyakit lainnya. Genetik, biokimia, biologi molekuler, imunologi, dan
sitokimia semua terlibat dalam penelitian biologi sel.
Selama bertahun-tahun, sel telah didefinisikan sebagai komponen
paling penting dalam kehidupan. Studi tentang sel mempelajari
bagaimana makromolekul dan protein mempengaruhi sel, dan studi
tentang organisme
b. Sebagai Komunikasi Sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan
mengirim “sinyal” dari dan ke sel lain, menentukan interaksi antara
organisme bersel tunggal dan mengatur fungsi dan perkembangan
tubuhnya. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain sebagai
bagian dari proses penginderaan kuorum untuk menentukan apakah
terdapat cukup jumlah sebelum pembentukan biofilm, sementara sel-
sel pada embrio hewan berkomunikasi bersama untuk
mengoordinasikan proses diferensiasi menjadi jenis sel yang berbeda.
Komunikasi seluler mencakup proses transmisi sinyal antar sel
dalam bentuk molekul (misalnya hormon) atau aktivitas listrik dan
transmisi sinyal dalam sel target ke molekul yang menginduksi respons
seluler. Mekanisme transduksi sinyal dapat terjadi melalui kontak sel-
ke-sel (misalnya melalui sambungan), dengan mentransmisikan
molekul sinyal ke sel tetangga, dengan mentransmisikan molekul
sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh darah)
atau dengan mentransmisikan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya
ke sel yang jauh jaringan otot polos). Molekul pemberi sinyal
kemudian langsung melintasi membran, melewati saluran protein,
atau menempel pada reseptor sebagai protein transmembran pada
permukaan sel target dan memicu transduksi sinyal ke dalam sel.
Pemberian sinyal ini mungkin melibatkan zat tertentu yang disebut
second messenger yang konsentrasinya meningkat setelah molekul
pemberi sinyal berikatan dengan reseptor dan kemudian mengatur

3
aktivitas protein lain di dalam sel. Selain itu, transduksi sinyal juga
dapat dilakukan oleh protein tertentu yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi metabolisme, fungsi atau pertumbuhan sel.
c. Sebagai Siklus Sel
Setiap sel muncul dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahapan
kehidupan sel antara satu pembelahan sel dan pembelahan sel
berikutnya disebut siklus sel. Di sebagian besar sel, siklus ini terdiri
dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi
DNA, pemisahan DNA yang diduplikasi menjadi dua sel anak potensial,
dan pembelahan sel. Pada bakteri, pembelahan DNA menjadi sel anak
potensial dapat terjadi bersamaan dengan replikasi DNA, dan siklus
sel yang berurutan dapat tumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada
eukariota yang siklus selnya terjadi dalam empat fase berbeda,
sehingga laju pembelahan sel bakteri bisa lebih cepat dibandingkan
laju pembelahan sel eukariotik. Pada eukariota, fase pertumbuhan sel
biasanya terjadi dua kali, sebelum replikasi DNA (disebut fase G1,
interval 1) dan sebelum pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri
belum tentu memiliki fase G1 tetapi harus memiliki fase G2 yang
disebut fase D. Fase replikasi DNA pada eukariota disebut fase S
(sintesis) atau pada bakteri setara dengan fase C. Selain itu, eukariota
memiliki fase pembelahan inti yang disebut fase M (mitosis).
Transisi antara fase siklus sel dikendalikan oleh alat pengatur yang
tidak hanya mengoordinasikan berbagai peristiwa siklus sel tetapi juga
menghubungkan siklus sel dengan sinyal ekstraseluler yang
mengontrol penggandaan sel. Misalnya, sel hewan pada fase G1
mungkin terhenti dan tidak berkembang ke fase S tanpa adanya faktor
pertumbuhan tertentu, namun memasuki keadaan yang disebut fase
G0 dan tidak mengalami pertumbuhan atau perkalian. Contohnya
adalah sel fibroblas membelah hanya untuk memperbaiki kerusakan
tubuh akibat trauma. Jika regulasi siklus sel terganggu, misalnya
karena mutasi, risiko tumorigenesis, yaitu penggandaan sel abnormal,
akan meningkat dan dapat menyebabkan pembentukan fibroblast.

C. PERAN BIOLOGI SEL MOLEKULER BAGI FARMASI


Biologi sel molekuler berperan penting dalam dunia farmasi karena
berbagai alasan. Berikut beberapa kontribusi besar biologi sel molekuler
pada industri farmasi:

4
a. Pemahaman tentang Mekanisme Penyakit
Biologi sel molekuler membantu peneliti farmasi memahami dasar
molekuler penyakit. Hal ini mencakup pemahaman tentang cara kerja
sel-sel dalam tubuh dan bagaimana kerusakan atau gangguan proses
seluler dapat menyebabkan penyakit. Dengan pemahaman ini, obat
dapat dirancang untuk menargetkan target molekuler tertentu untuk
mengobati penyakit.
b. Identifikasi Target Terapeutik
Biologi sel molekuler membantu mengidentifikasi target molekuler
potensial untuk obat baru. Ini mungkin protein, enzim atau molekul
lain yang berperan dalam perkembangan penyakit. Dengan
pemahaman mendalam tentang biologi sel, peneliti farmasi dapat
mencapai tujuan pengembangan obat ini.
c. Pengembangan obat
Penelitian biologi sel molekuler memainkan peran penting dalam
pengembangan obat baru. Para peneliti menggunakan teknik seperti
biologi molekuler, biokimia dan genetika untuk merancang senyawa
obat yang dapat berinteraksi dengan target molekuler yang relevan.
Memahami cara kerja obat pada tingkat molekuler membantu
memastikan efektivitas dan keamanan obat tersebut.

d. Pengujian Obat
Sebelum obat dapat digunakan pada manusia, obat tersebut harus
melewati serangkaian uji klinis. Biologi sel molekuler membantu
memahami bagaimana obat berinteraksi dengan sel-sel dalam tubuh
dan pengaruhnya pada tingkat molekuler. Hal ini membantu
merancang uji klinis yang efektif dan memantau respons pasien
terhadap obat tersebut.
e. Personalisasi Obat
Perkembangan biologi sel molekuler telah membuka pintu bagi
pendekatan terapeutik yang lebih personal. Dengan memahami
karakteristik molekuler seseorang, seperti mutasi genetik atau
ekspresi gen, dokter dapat merancang rencana pengobatan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan pasien.
f. Pengembangan vaksin
Biologi sel molekuler juga penting dalam pengembangan vaksin.
Penelitian ini membantu memahami bagaimana patogen berinteraksi
dengan sistem kekebalan tubuh dan bagaimana merancang vaksin
yang dapat merangsang respon imun yang tepat.

5
g. Terapi gen
Biologi sel molekuler juga terlibat dalam pengembangan terapi
gen, yang melibatkan modifikasi atau penggantian gen dalam sel
manusia. Terapi gen dapat digunakan untuk mengobati penyakit
genetik atau kondisi medis lainnya.

Secara keseluruhan, biologi sel molekuler memberikan dasar bagi


pengembangan obat-obatan dan terapi medis tingkat lanjut. Dengan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme molekuler
tubuh manusia, industri farmasi dapat terus meningkatkan
kemampuannya dalam mengembangkan obat yang lebih efektif dan aman
untuk mengobati berbagai penyakit.

6
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam arti biologis, sel adalah unit organisan terkecil yang bertanggung
jawab atas semua proses kehidupan.
Biologi sel dan Molekuler sendiri memiliki banyak fungsi, salah satunya
adalah sebagai mekanisme sel. Mekanisme sel sendiri bekerja dengan cara
menerima dan mengirim “sinyal” dari dan ke sel lain, menentukan interaksi
antara organisme bersel tunggal dan mengatur fungsi dan perkembangan
tubuhnya.
Selain itu Biologi sel molekuler sangat berperan penting dalam dunia
kesehatan, salah satunya yaitu di ilmu kefarmasian. Hal ini dikarenakan sel
merupakan unit yang terkecil dari kehidupan. Biologi sel telah menjadi salah
satu area yang paling mendasar dan penting dalam penelitian obat-obatan
yang berpengaruh untuk pengobatan penyakit.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mast FD, Ratushny AV, Aitchison JD. Systems cell biology. J Cell Biol. 2014 Sep
15;206(6):695-706. doi: 10.1083/jcb.201405027. PMID: 25225336; PMCID:
PMC4164942.
Santoso, Lucia Maria, Didi Jaja Santri, and Muhammad Masykur. "Biologi
molekuler sel." (2016).
Darmawati, Sri. "BAHAN AJAR BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER." (2021).
Nidom, Chairul Anwar. "Peran Biologi Molekular Dalam Antisipasi Bioterorisme
Dan Penyiapan Vaksin Biodefens Menuju Kemandirian Bidang Kesehatan Dan
Ketahanan Bangsa Indonesia." (2015).
Wargasetia, Teresa Liliana. "Terapi Gen pada Penyakit Kanker." Maranatha Journal
of Medicine and Health 4.2 (2005): 148432.
Silkenstedt E, Linton K, Dreyling M. Mantle cell lymphoma - advances in
molecular biology, prognostication and treatment approaches. Br J Haematol.
2021 Oct;195(2):162-173. doi: 10.1111/bjh.17419. Epub 2021 Mar 30. PMID:
33783838.
Witarto, Arief B. "Bioinformatika: Trend dan prospek dalam pengembangan
keilmuan biologi." Prosiding Seminar Biologi. Vol. 7. No. 1. 2010.
Kurniati, Tuti. "Biologi Sel." (2020).
Murray SM, McKay PF. Chlamydia trachomatis: Cell biology, immunology and
vaccination. Vaccine. 2021 May 21;39(22):2965-2975. doi:
10.1016/j.vaccine.2021.03.043. Epub 2021 Mar 24. PMID: 33771390.
NURDIN, GABY MAULIDA, S. SI, and M. SI. "STRUKTUR DAN FUNGSI SEL." KONSEP
DASAR BIOLOGI: 12.

Anda mungkin juga menyukai