Anda di halaman 1dari 5

UJIAN BIOLOGI MOLEKULER

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Prof. apt. Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D

OLEH
ADE ABIYYATUN MAHDIYYAH
NIM 051924153005

PROGRAM MAGISTER ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
UJIAN BIOLOGI MOLEKULER
PROGRAM STUDI S2 ILMU FARMASI
TAHUN 2020

Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas


1. Membran sel mempunyai peran boundary system dan transport function dalam
mempertahan homeostasis sel. Jelaskan peran tersebut jika dikaitkan dengan
keberadaan active ingredient baik yang bersifat endogenous maupun exogenous.
Jawaban :
Membran sel berfungsi sebagai pembatas yang memisahkan lingkungan
internal seluler dengan lingkungan eksternal. Ini secara selektif permeabel yang
berarti memungkinkan beberapa bahan melewatinya tetapi mengatur perjalanan
bahan lain. Membran sel adalah tepi kehidupan yang merupakan batas yang
memisahkan sel hidup dari sekitarnya. Fungsi membran sel sebagai boundary
system yaitu membatasi area dari sel dan juga melindungi sel dari kerusakan
akibat interaksinya dengan lingkungan. Membran sel akan berupaya untuk
mempertahankan komposisi sel tetap dalam keadaan homeostasis dan tidak
dengan mudah berubah akibat interaksinya dengan senyawa lain yang dapat
mengganggu homeostasis sel. Adapun terkait peran dalam transport system ialah
menggambarkan perubahan komposisi sel ataupun kebutuhan sel akan senyawa
diatur oleh membran sel. Membran sel memberikan kanal agar molekul ataupun
senyawa yang dibutuhkan untuk bisa masuk. Setelah senyawa dapat masuk maka
membran sel akan tetap menjaga homeostasisnya dengan cara mengeluarkan
senyawa yang tidak dibutuhkan agar sel tidak mengalami akumulasi senyawa
tertentu. Hal ini dilakukan agar senyawa tersebut tidak menyebabkan kerusakan
pada sel. Transport function dilakukan oleh retikulum endoplasma (RE) dan
apparatus golgi. Pada RE akan terjadi pelipatan yang digunakan untuk sistem
penghantaran sel. Sedangkan apparatus golgi merupakan kantung tempat lipid dan
protein baru yang dibuat RE yang kemudian dikemas ulang dan dikirim ke
membran plasma. Sehingga ketika ada active ingredients yang bersifat endogen
maka akan terjadi proses fagositosis dan pinositosis yang jika dihancurkan di
lisosom akan menghasilkan produk yang diperlukan atau tidak di perlukan. Saat
eksogen, maka akan terjadi proses sekresi dan ekskresi.

2. Jelaskan peran masing-masing organel pada paper ”ER-mitochondria contact sites


in neurodegeneration: genetic screening approaches to investigate novel disease
mechanisms”. Apa yang terjadi ketika terdapat cross-contact diantara kedua
organel tersebut? Jelaskan perubahan fisiologi selular yang akan terjadi.
Jawaban :
Peran dari mitokondria ialah sebagai tempat yang digunakan dalam
memproduksi energi yang dapat menghasilkan energi dalam bentyk ATP dan juga
dapat sebagai media penghantaran ion dalam regulasi sistem. Adapun peran dari
endoplasma retikulum (ER) ialah menjadi delivery system pada sel, sintesis lipid
terutama pada ER halus dan sintesis protein pada ER kasar. ER juga sebagai
tempat berbagai jenis enzim yang berfungsi pada metabolisme primer dan
biotransformasi obat, ER pada fungsi transport sebagai tempat transportasi
makromolekul, antibodi dan metabolit serta ion, adapun fungsi khusus ER ialah
relaksasi sel otot melalui aliran ion kalsium pada retina. Ketika terjadi interaksi
antara kedua organel tersebut dalam hal ini mitokondria dan endoplasma
retikulum (ER), maka mereka akan bersinergi dalam menghasilkan energi sel
dengan menjaga kualitas mitokondria agar tidak terjadi gangguan. Kedua organel
ini juga berperan dalam fungsi homoeostatik seperti metabolisme lipid,
homoeostatis kalsium dan juga dapat memberikan respon apabila terjadi
permasalahan dalam pembentukan protein atau kelainan pada endoplasma
retikulum. Fungsi tersebut berkaitan dengan timbulnya penyakit neurodegeneratif.
Dimana terjadinya perubahan fisiologi seluler ketika adanya penambatan fisik
antara vesikel terkait membran protein B dan protein tirosin phosphatase-
interacting protein 51 (PTPIP51) yang dapat mempengaruhi homoeostasis
kalsium dengan cara menurunkan penyerapan dari kalsium oleh mitokondria yang
akan mengakibatkan agregasi mitokondria itu sendiri. Adapun reseptor sel B yang
terkait protein 31 (BAP-31) berfungsi mengatur terjadinya apoptosis dengan cara
mentransmisikan sinyal antara mitokondria dengan ER.

3. Jelaskan respon seluler terhadap stimulasi senyawa eksogen maupun endogen.


Jawaban :
Ketika adanya stimulus maka akan dapat memberikan respon kepada
jaringan gen maupun pada jalur metabolisme. Respon imun berkaitan dengan
limfosit T, kumpulan dari sel T ini dikenal juga dengan sel T-helper yang akan
mampu mengenali mikroorganisme atau antigen melalui major histocompatibility
complex (MHC) kelas II yang terdapat di permukaan makrofag. Sinyal ini dapat
memancing limfosit untuk dapat memproduksi berbagai jenis limfokin seperti
interferon yang membantu makrofag menghancurkan mikroorganisme. Serta
terdapat juga sel T-sitotoksik yang berfungsi menghancurkan mikroorganisme
intraseluler melalui MHC class I secara cell to cell. Adapun contoh senyawa
eksogen ialah xenobiotik, radiasi, patogen, sitokin inflamasi dan bahan klorin.
Sedangkan endogen biasanya berasal dari metabolisme p450, aktivitas sel
inflamasi, metabolisme peroxisome dan mitochondrial oxidative phosphorylation.

4. Pada paper yang berjudul ”Themis regulates metabolic signaling and effector
functions in CD4+ T cells by controlling NFAT nuclear translocation”, jelaskan
pengendalian signal transduksi pada aktivasi jalur tersebut dan dampak pada
metabolisme?
Jawaban:
Themis merupakan molekul spesifik turunan dari sel T yang melibatkan
transduksi sinyal TCR. Pada beberapa penelitian menemukan bahwa sel T CD4+
yang kekurangan themis memiliki tanggapan proliferatif yang buruk, produksi
sitokin berkurang secara in vitro dan potensi inflamasi yang lemah, yang diukur
kemampuannya untuk menyebabkan kolitis in vivo. Pada sel T yang diaktifkan
memiliki kebutuhan metabolik yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan metabolik ini
bergantung pada ketersediaan nutrisi dan peningkatan regulasi saluran asupan
nutrisi setelah transduksi sinyal TCR yang efisien, yang mengarah pada
pemrograman ulang metabolik dalam sel T. pada stimulasi TCR, sel T CD4+
yang kekurangan themis tidak dapat mengatur ekspresi reseptor insulin (IR),
transporter glukosa (GLUT1), transporter asam amino netral CD98 dan jalur
mTOR, yang diukur dengan c-Myc dan ekspresi pS6. Analisis mitokondria dari
sel CD4+ T yang kekurangan Themis yang diaktifkan menunjukkan lebih banyak
fosforilasi oksidatif (OXPHOS) daripada glikolisis aerobik, hal ini menunjukkan
pemrograman ulang metabolik yang rusak. Kemudian penurunan translokasi
NFAT pada sel CD4+ T yang kekurangan themis pada stimulasi TCR.

Anda mungkin juga menyukai